NIM : 190721637603
Offering : PGEO A 2019
Matkul : Geomorfologi Umum
Jawab:
Ciri-cirinya yaitu:
Jawab:
Faktor Pengontrol:
a) Batuan mudah larut, kompak, tebal, dan mempunyai banyak rekahan
b) Curah hujan yang cukup (>250 mm/tahun)
c) Batuan terekspos di ketinggian yang memungkinkan perkembangan
sirkulasi air/drainase secara vertikal.
Faktor pendorong:
a) Temperatur
b) Penutupan hutan
Sebelah kiri adalah batu gamping. Gamping (CaCO3) adalah batuan sedimen
yang tersusun dari mineral kalsit dan aragonit, yang merupakan dua varian
yang berbeda dari kalsium karbonat (CaCO3). Sumber utama dari kalsit adalah
organisme laut. Organisme ini mengeluarkan shell yang keluar ke air dan
terdeposit di lantai samudra sebagai ooze pelagic.
Kalsit sekunder juga dapat terdepositkan oleh air meteorik tersupersaturasi (air
tanah yang mengendapkan material di gua). Ini menciptakan speleothem
seperti stalagmit dan stalaktit. Bentuk yang lebih jauh terbentuk dari Oolite
(Gamping Oolitik) dan dapat dikenali dengan penampilannya yang granular.
Gamping membentuk 10% dari seluruh volume batuan sedimen.
Jawab:
a) Solum tanah
Bentuklahan karst memiliki solum tanah yang tipis. Tipisnya solum tanah
pada bentuklahan karst merupakan pembatas permanen bagi kehidupan di
atasnya, baik sebagai media tanam maupun sebagai habitat biota yang
tinggal di daerah tersebut. Keterbatasan inilah menjadikan bentuklahan
karst memiliki daya dukung yang rendah.
b) Diaklas batuan
Pada bentuklahan karst terdapat banyak rekahan. Rekahan batuan
merupakan jalan masuknya air membentuk drainase vertikal dan
berkembangnya sungai bawah tanah serta pelarutan yang terkonsentrasi.
c) Warna batuan
Warna batu gamping (limestone) pada bentuklhan karst. Mineral yang
merupakan pengotor dapat mempengaruhi warna batuan. Misalnya pada
batu gamping berwarna kemerah-merahan disebabkan karena adanya
unsur Mangan (Mn) dan berwarna kehitam-hitaman disebabkan adanya
unsur organik.
Jawab:
Bentuk mayor pada bentuklahan karst Malang Selatan:
A. Eksokarst
Eksokarst terbentuk di atas permukaan tanah yang terdiri dari lahan negatif
dan positif
1. Lahan negatif: di bawah permukaan rata yang disebabkan oleh
pelarutan dan runtuhan
a) Doline (lembah karst): kedalaman 100-200m dengan bentuk
yang relative tertutup
b) Uvala (doline majemuk): gabungan dari doline yang terbentuk
pada tingkat perkembangan lanjut. Beberapa doline akan
membentuk lekuk yang besar dengan lebar 500-1000 m dengan
kedalaman 200m. Uvala dan polje dapat ditemukan pada satu
asosiasi yang umumnya bersebelahan dengan doline
2. Lahan positif:
a) Conical hills merupakan bentuklahan karst tropic yang dicirikan
oleh sejumlah bukit-bukit berbentuk kerucut. Conical hills berada
antara cockpit yang saling berkesinambungan pada suatu garis
mengikuti pola kekar.
b) Dataran karst dicirikan dengan kondisi relatif datar dan sempit.
Pada permukaan terdapat sedimen aluvium yang dibawa oleh
aliran sungai dan dimanfaatkan untuk sawah tadah hujan.
B. Endokarst
Endokarst ciri utamanya yaitu tingginya proses geokimia sehingga
menyebabkan keadaan lingkungan membentuk sistem hidrosfera dan
biosfera. Sistem hidrosfera atau tata air sebagian besar membentuk aliran
bawah permukaan tanah yang kemudian membentuk jaringan saluran dan
sungai bawah tanah. Sedangkan sistem biosfera yaitu diwakili oleh jenis
tumbuhan dan hewan yang mampu menyesuaikan lingkungan lorong gua
yang termasuk zona gelap abadi. Bentukan endokarst di kaswasan Malang
Selatan yaitu:
1) Sungai sistem karst: aliran sungai bawah tanah yang diawali oleh
pergerakan sungai permukaan yang nampak yang kemudian tiba-
tiba menghilang masuk ke dalam sistem sungai bawah tanah masuk
kembali di permukaan, dan demikian seterusnya sehingga
bermuara di pantai.
2) Stalaktit: yaitu salah satu ornamen dalam gua yang terletak di
bagian atas dinding yang dipengaruhi oleh pelarutan batuan
karbonat yang dibawa oleh tetesan air hasil pergerakan aliran air
yang vertikal.
3) Tirai (gordyn) merupakan bentukan ornamen gua yang terbentuk
akibat air yang menetes melalui bidang rekahan memanjang pada
langit-langit dan beberapa di dinding gua yang membentuk
lembaran tipis secara vertikal.
4) Teras (travertin) merupakan kolam air di dasar gua yang mengalir
dari satu lantai gua dibagian atas ke lantai gua yang lebih rendah.
5) Flowstone: endapan kalsium carbonat yang terakumulasi pada
dinding atau atap gua di mana air menetes dan mengalir.
9. Formasi geologi pada Malang Selatan umumnya masih memiliki
kemiripan dengan zona fisiografi Jawa yaitu termasuk pada Zona
Pegunungan Selatan. Jelaskan pembentukan kawasan karst Malang
Selatan yang dipengaruhi oleh tektonik lempeng hingga klasifikasi
batuannya berdasarkan Peta Geologi berikut
Jawab:
Dua juta tahun yang lalu, kawasan ini berada di dalam air sedalam 40 meter.
Lalu kemudian terangkat kepermukaan akibat adanya tenaga tektonik.
Selanjutnya terbentuklah morfologi seperti bukit, lembah dan lekukan-
lekukan topografi yang sangat unik. Batu gamping di kawasan ini berumur 15
juta tahun yang lalu mengalami pengangkatan dari dasar laut ke permukaan.
Pengangkatan ke atas permukaan laut ini membuat batu gamping mengalami
proses pelarutan oleh air membentuk bentang alam karst. Pembentukan
kawasan karst ini digerakkan oleh struktur geologi retakan dan patahan.
Jawab:
Stalagmit merupakan bagian dari ornamen sebuah gua di wilayah karst yang
berkembang. Tebentuk karena endapan kalsit dan material lain yang terbawa
dari tetesan air saat air hujan tersebut masuk melalui diaklas-diaklas pada
permukaan karst (karstifikasi batugamping secara vertikal). Stalagmit mampu
menunjukan rekaman dan intensitas hujan (pada iklim) yang baik (Haryono,
2013) karena besarnya intensitas hujan akan berpengaruh pada intensifikasi
pengendapan di lantai gua yang menjadi cikal bakal stalagmit. Stalagmit pada
kawasan karst Malang Selatan tidak begitu berkembang karena intensitas
hujan (ditunjukan dengan besarnya curah hujan) tidak sebesar pada kawasan
karst Zona Pegunungan Selatan Jawa lain (terutama kawasan karst
Gunungsewu). Semakin ke kiri maka tingkat curah hujan akan semakin
berkurang karena sedikitnya uap air yang didapat dari evaporasi (karena
dangkalnya wilayah perairan) dan angin Muson Barat lebih banyak melewati
wilayah yang lebih condong mendekati bagian barat. Malang dan Jawa Timur
terletak semakin ke kiri di Pulau Jawa. Iklim Koppen pada wilayah ini adalah
Aw atau hutan musim di wilayah tropis. Sedangkan pada wilayah
Gunungsewu dan sekitarnya (semakin ke barat) merupakan wilayah yang
memiliki iklim Af atau hutan hujan tropis.
Perbedaan klasifikasi iklim ini mempengaruhi intensitas besaran curah hujan.
Kawasan karst Gunungsewu memiliki curah hujan sebesar 2.051 mm/tahun
dengan penyerapan karbondioksida (CO2) karena pelarutan batugamping
sebesar 2,26 ton/tahun/km2. Sedangkan kawasan karst Malang Selatan hanya
memiliki sekiar 1.800 mm/tahun dengan hari hujan 54—177 hari/tahun.
Curah hujan yang cukup (>250 mm/tahun) merupakan salah satu syarat
perkembangan karst yang lebih maksimal. Iklim dalam perkembangan
morfologi karst berperan sebagai pengontrol cepat atau lambatnya proses
karsifikasi. Semakin lama dan tinggi intensitas hujan (artinya semakin tinggi
pula tingkat curah hujan) maka karstifikasi akan semakin lama, batugamping
akan semakin cepat larut dan terbawa ke dasar gua lalu mengendap karena
seringnya air hujan masuk ke diaklas-diaklas permukaan karst. Perkembangan
stalagmit juga dapat ditinjau dengan melihat warna karena warna berasal dari
sejumlah bahan organik yang ikut terbawa saat hujan (saat proses pelarutan
batugamping) dan mengendap di lantai gua. Kondisi iklim yang lebih basah
juga dapat mencirikan banyaknya vegetasi yang tumbuh diatas permukaan
karst.