Anda di halaman 1dari 7

TURBO Vol. 8 No. 1.

2019 p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2477-250X


Jurnal Program Studi Teknik Mesin UM Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo

Kajian Eksperimen Kapasitas dan Efisiensi Perontokan pada Power


Thresher dengan Variasi Kecepatan Putar dan Jumlah Gigi Silinder
Perontok
Suhendra1*, Muliadi2, Iman Syahrizal3, Ari Rianto4

Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Sambas1,2,3,4


Jl. Raya Sejangkung, Sambas, Kalimantan Barat, Indonesia
Email: aka.suhendra@yahoo.com1, muliadi123@yahoo.com2,
imansyahrizal123@yahoo.com3, aririanto123@yahoo.com4

Abstrak
Penerapan teknik perontokan yang kurang tepat dapat meningkatkan kehilangan hasil.
Proses perontokan secara umum dapat dilakukan menggunakan cara manual dan mekanis.
Perontokan secara mekanis dilakukan menggunakan thresher dengan mekanisme perontok
berupa gigi yang terpasang pada silinder perontok. Gigi perontok terbuat dari baut atau besi
bulat padat biasanya dapat diatur tinggi rendahnya. Pergerakan silinder perontok dapat
dihasilkan secara manual menggunakan engkol pemutar atau menggunakan engine.
Kecepatan putar dan jumlah gigi pada silinder perontok merupakan parameter yang memiliki
pengaruh terhadap hasil perontokan, karena parameter tersebut sering divariasikan oleh
petani saat melakukan proses perontokan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji
kinerja pada power thresher dan membuktikan pengaruh kecepatan putar dan jumlah gigi
silinder perontok terhadap kapasitas dan efisiensi perontokan pada padi varietas Sirendah.
Kecepatan putar silinder perontok divariasikan menjadi 4 perlakuan yaitu 364, 446, 476 dan
512 rpm. Jumlah gigi pada silinder perontok divariasikan menjadi 4 perlakuan yaitu 40, 52,
60 dan 68 buah. Variabel tak bebas penelitian meliputi kapasitas dan efisiensi perontokan
gabah pada power thresher. Berdasarkan hasil pengujian kecepatan putar silinder perontok
pada power thresher sangat berbeda nyata pengaruhnya terhadap kapasitas perontokan gabah,
sedangkan jumlah gigi silinder perontok sangat berbeda nyata pengaruhnya terhadap efisiensi
perontokan gabah. Interaksi perlakuan kecepatan putar 512 rpm dan gigi silinder perontok
berjumlah 68 buah menghasilkan kapasitas perontokan terbaik yaitu 569 kg/jam. Interaksi
perlakuan jumlah gigi perontok 52 buah pada kecepatan putar silinder perontok 446 rpm
menghasilkan efisiensi perontokan terbaik yaitu sebesar 95,3%.
Kata kunci: Gigi perontok, kecepatan putar, perontok gabah.

Pendahuluan saat panen dan pascapanen dapat mencapai


Padi (Oryza sativa) merupakan 20,5% dengan kehilangan pada saat
tanaman penghasil beras sebagai makanan pemanenan 9,52%, perontokan 4,78%,
pokok penduduk Indonesia. Meningkatnya pengeringan 2,13%, penggilingan 2,19%,
pertumbuhan pendudukan berbanding penyimpanan 1,16%, dan pengangkutan
lurus terhadap permintaan beras. 0,19% [2]. Kehilangan hasil dapat
Peningkatan produksi dapat dilakukan disebabkan oleh tercecernya gabah atau
dengan memperluas areal tanam padi atau beras ketika proses panen dan pascapanen
dengan meminimalisasi kehilangan hasil dilakukan.
ketika proses panen atau pascapanen. Kegiatan panen merupakan semua
Kehilangan hasil selama penanganan proses kegiatan yang dilakukan di lahan
panen dan pascapanen dapat mencapai 20- (on farm), sedangkan kegiatan pascapanen
21%, terjadi pada pemanenan padi sekitar adalah semua proses kegiatan yang
9% dan pada perontokan sekitar 5% [1]. dilakukan di luar lahan (off farm).
Data lain menyebutkan kehilangan hasil Kegiatan panen padi dimulai dengan

15
kegiatan perontokan bulir padi dari batang Berdasarkan kondisi tersebut, perlu
dan kegiatan perontokan padi. Proses dilakukan penelitian khusus jenis varietas
pascapanen meliputi kegiatan pengeringan, padi yang masih belum diteliti. Jenis padi
pembersihan dan penggilingan gabah [3]. yang digunakan dalam penelitian ini
Di beberapa daerah, proses perontokan adalah varietas Sirendah. Varietas
dilakukan beberapa hari setelah panen Sirendah termasuk varietas padi lokal yang
dilakukan dan tidak dilakukan di lahan paling luas sebarannya di Kalimantan
sawah, sehingga proses perontokan Barat [6]. Varietas ini merupakan salah
terkadang dapat dikategorikan sebagai satu varietas yang banyak dibudidayakan
proses pascapanen. oleh petani di Kabupaten Sambas.
Salah satu kegiatan yang memiliki Penelitian yang dilakukan adalah
peran penting dalam mengurangi melakukan uji kinerja power thresher pada
kehilangan hasil padi adalah teknik padi varietas Sirendah. Tujuan penelitian
perontokan yang tepat. Perontokan ini adalah membuktikan pengaruh
merupakan proses pemisahan butir gabah kecepatan putar dan jumlah gigi silinder
dari tangkai malainya. Perontokan dapat perontok terhadap kapasitas dan efisiensi
dilakukan dengan cara manual atau perontokan pada padi varietas Sirendah.
menggunakan mekanisme tertentu. Prinsip
dasar perontokan adalah membenturkan Tinjauan Pustaka
butir gabah pada tangkai malai dengan Proses perontokan yang dilakukan
mekanisme perontok sehingga butir gabah oleh petani di Kabupaten Sambas
terlepas dari tangkainya. umumnya dilakukan beberapa hari setelah
Proses perontokan secara umum panen dilakukan. Petani akan menumpuk
dilakukan menggunakan gebot dan cara dan mengumpulkan padi terlebih dahulu
mekanis. Gebot adalah proses perontokan baru kemudian melakukan proses
dengan membantingkan malai padi pada perontokan.
kayu atau rangka bambu untuk melepaskan Teknik yang umum dipakai dalam
gabah dari malainya. Cara mekanis yaitu proses perontokan padi adalah
menggunakan thresher dengan 4 menggunakan cara tradisional dan dengan
mekanisme perontokan meliputi stripping mesin perontok. Cara tradisional yaitu
(serut), hammering (pukul), impact menggunakan gebot menghasilkan
(tabrakan) dan kombinasi dari mekanisme kapasitas perontokan dibawah 100 kg/jam
tersebut [3]. Proses perontokan dengan persentase gabah yang tidak
menggunakan cara mekanis dapat terontok berkisar antara 6 % - 9 %. Jenis
menghasilkan kapasitas, efisiensi dan mesin perontok (thresher) yang biasa
kualitas perontokan yang jauh lebih tinggi digunakan adalah jenis pedal thresher dan
dibanding cara manual. thresher lipat, thresher tipe drum (silinder)
Berbagai penelitian tentang proses tertutup, thresher tipe drum (silinder)
perontokan telah dilakukan untuk terbuka, thresher tipe drum (silinder)
mendapatkan hasil perontokan terbaik terbuka yang telah dimodifikasi, thresher
menggunakan mesin perontok. Penelitian mobil tipe aksial dan thresher modifikasi
tentang uji kinerja mesin perontok untuk varietas padi ulet [3].
multiguna telah dilakukan pada padi Power thresher yang banyak
varietas Ciherang dan Bestari untuk digunakan oleh petani di Kabupaten
mengetahui kapasitas perontokan, efisiensi Sambas adalah adalah jenis thresher tipe
perontokan, dan kualitas perontokan [4]. drum (silinder) terbuka yang telah
Penelitian lain membahas tingkat susut dan dimodifikasi. Modifikasi pada power
kualitas gabah pada padi varietas thresher adalah penambahan pada roda
Ciherang, Cibogo, dan Hibrida dengan untuk memudahkan transportasi di lahan.
berbagai mekanisme perontokan [5].

16 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 8 No. 1. 2019


Kapasitas kerja power thresher jenis ini mengurangi waktu penelitian dan menekan
berkisar antara 500 – 600 kg/jam. biaya yang dikeluarkan dalam penelitian
Jenis padi yang digunakan dalam [9].
penelitian adalah varietas Sirendah.
Varietas Sirendah tersebar di 6 Kabupaten Metode Penelitian
meliputi Kabupaten Sambas, Pontianak, Alat yang digunakan dalam
Kubu Raya, Bengkayang, Landak dan pengujian adalah power thresher tipe drum
Kapuas Hulu [6]. Umur panen padi (silinder) terbuka yang telah dimodifikasi,
varietas Sirendah sekitar 136 hari dan tachometer, stopwatch, timbangan, terpal
termasuk jenis varietas yang tahan plastik dan wadah. Bahan yang digunakan
terhadap kerontokan [7]. dalam pengujian adalah padi varietas
Varietas padi sangat menentukan Sirendah. Teknik panen untuk mengambil
efisiensi perontokan gabah. Beberapa sampel adalah menggunakan ani-ani.
varietas padi memiliki daya tahan terhadap Pemotongan dilakukan pada bagian atas
kerontokan. Padi varietas ini cenderung tangkai malai padi dengan panjang sekitar
tidak mudah hilang atau tercecer di lokasi 30 cm.
saat proses panen. Namun pada proses
perontokan, varietas ini memerlukan
tenaga perontokan yang lebih besar
dibanding padi varietas yang mudah
dirontokan. Berdasarkan daya kerontokan
padi, dapat diklasifikasikan kedalam
tingkat tahan rontok, sedang serta mudah
rontok [8].
Kapasitas perontokan adalah
banyaknya massa butir gabah yang lepas
dari malainya per satuan waktu. Satuan
kapasitas perontokan yang umumnya
digunakan adalah kg/jam. Efisiensi
perontokan adalah perbandingan antara
Gambar 1. Padi varietas Sirendah
butir atau massa gabah yang terlepas dari
sebagai bahan uji
malai dengan butir atau massa gabah yang
dimasukkan dalam power thresher dan Prosedur pengujian dilakukan
hasilnya dinyatakan dalam satuan persen. dengan menentukan variabel bebas
Perhitungan efisiensi perontokan dilakukan (independent variable) dan variabel tak
dengan terlebih dahulu memisahkan gabah bebas (dependent variable) penelitian.
yang terlepas dan gabah yang tidak Variabel bebas penelitian adalah kecepatan
terlepas dari malai padi. putar dan jumlah gigi pada silinder
Metode yang umum dipakai untuk perontok. Kecepatan putar silinder
melakukan penelitian eksperimen adalah perontok divariasikan menjadi 4 perlakuan
menggunakan rancangan percobaan. yaitu 364, 446, 476 dan 512 rpm. Jumlah
Rancangan percobaan merupakan teknik gigi pada silinder perontok divariasikan
pengujian dimana perubahan yang berarti menjadi 4 perlakuan yaitu 40, 52, 60 dan
dilakukan pada variabel dari suatu proses 68 buah. Variabel tak bebas meliputi
atau sistem sehingga kita dapat mengamati kapasitas dan efisiensi perontokan gabah
dan mengidentifikasi alasan-alasan pada power thresher. Massa sampel padi
perubahan pada respon output. Tujuan untuk 1 kali pengujian ditetapkan sebanyak
menerapkan rancangan percobaan dalam 10 kg. Pengambilan data untuk setiap
suatu penelitian adalah untuk memperbaiki kombinasi perlakuan dilakukan dengan
proses hasil, mengurangi keragaman, pengulangan sebanyak 3 kali.

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 8 No. 1. 2019 17


Pengujian dalam penelitian ini
menggunakan metode rancangan acak
kelompok lengkap (RAKL) 2 faktor.
Langkah pengujian adalah membuat plot
pengacakan, mengacak setiap perlakuan,
memasukkan hasil pengacakan ke dalam
plot pengacakan dan melakukan pengujian
untuk mendapatkan data penelitian sesuai
dengan pengacakan yang telah dibuat.
Prosedur pengujian dilakukan
dengan terlebih dahulu menimbang padi
sebagai sampel uji. Atur jumlah gigi pada
silinder perontok sesuai dengan yang
diinginkan kemudian hidupkan mesin
thresher. Atur kecepatan putar silinder
perontok sesuai kebutuhan dengan
mengatur pembukaan saluran bahan bakar. Gambar 2. Power thresher yang dipakai
Nilai kecepatan putar silinder perontok untuk pengujian
diukur menggunakan tachometer. Data hasil pengujian selanjutnya
Masukan sampel uji ke dalam power dianalisis menggunakan analisis sidik
thresher lalu hitung waktu proses ragam (ANOVA). Analisis data digunakan
perontokkan sampai selesai menggunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel
stopwatch. Kumpulkan seluruh data hasil bebas dan variabel tak bebas. Hasil analisis
pengujian, selanjutnya hitung kapasitas tersebut dapat digunakan untuk membuat
dan efisiensi perontokan. kesimpulan hubungan antara variabel.
Kapasitas perontokan gabah pada
power thresher dapat dihitung Hasil dan Pembahasan
menggunakan persamaan berikut [10] : Hasil perhitungan rata-rata jumlah
Bg butir gabah per malai pada padi varietas
K x 3.600 ....................... (1) sirendah diperoleh sebanyak 236 butir
t
Keterangan: gabah per malai dengan jumlah sampel
K = Kapasitas perontokan (g/jam) sebanyak 100 malai. Data jumlah butir
Bg = Berat gabah yang dihasilkan (g) gabah per malai digunakan untuk
t = Waktu yang dibutuhkan (detik) menghitung efisiensi perontokan gabah
berdasarkan persamaan 2.
Efisiensi perontokan gabah pada Power thresher yang digunakan
power thresher dapat dihitung dalam pengujian adalah perontok yang
menggunakan persamaan berikut [10] : biasa digunakan oleh petani di Desa
BGR Samustida Kecamatan Teluk Keramat
P  x 100% ........ (2) Kabupaten Sambas untuk merontok padi.
BGR  BGRT
Power thresher ini merupakan tipe drum
Keterangan: (silinder) terbuka yang telah dimodifikasi
ηP = Efisiensi perontokan (%) dengan penggerak mesin diesel 5,5 PK.
BGR = Butir gabah terontok (butir) Pengujian power thresher dilakukan
BGRT = Butir gabah tak terontok (butir) untuk mengetahui pengaruh kecepatan
putar dan jumlah gigi perontok pada
silinder terhadap kapasitas dan efisiensi
perontokan gabah. Hasil pengujian dicatat
dan dianalisis untuk mengetahui hubungan
antar variabel yang diuji.

18 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 8 No. 1. 2019


1. Uji kinerja kapasitas power tresher dengan rata-rata kapasitas perontokan 569
Hasil uji statistik menunjukkan kg/jam.
bahwa kecepatan putar silinder perontok Hasil pengujian menunjukkan bahwa
pada power thresher sangat berbeda nyata peningkatan kecepatan putar silinder
pengaruhnya terhadap kapasitas perontok pada power thresher dapat
perontokan gabah, sedangkan jumlah gigi meningkatkan kapasitas perontokan gabah
silinder perontok tidak berbeda nyata sedangkan penambahan jumlah gigi
pengaruhnya terhadap kapasitas perontok relatif tidak mempengaruhi
perontokan gabah. Data lengkap hasil kapasitas perontokan gabah. Semakin
pengujian hubungan kecepatan putar dan tinggi putaran pada silinder perontok
jumlah gigi silinder perontok terhadap menyebabkan proses perontokan pada
rata-rata kapasitas perontokan gabah dapat gabah semakin cepat berlangsung sehingga
dilihat pada Tabel 1. waktu keluar gabah pada power thresher
semakin singkat.
Tabel 1. Hasil pengujian kecepatan putar
Kecepatan putar silinder perontok
dan jumlah gigi silinder perontok
yang terlalu tinggi dapat meningkatkan
terhadap rata-rata kapasitas
resiko rusaknya butir gabah hasil
perontokan (kg/jam)
Kapasitas
perontokan, sehingga diperlukan kecepatan
Jumlah gigi Kecepatan putar yang sesuai agar diperoleh hasil
perontokan
perontok putar (rpm) perontokan yang optimal.
(kg/jam)
364 440 Kecepatan putar silinder perontok
446 450 terbaik hasil pengujian mendekati hasil
40 buah yang direkomendasikan oleh Ditjen PPHP
476 474
512 517 Deptan. Kecepatan putar silinder perontok
364 360 pada power thresher yang
direkomendasikan berada pada kecepatan
446 414
52 buah putar 400-450 rpm [11].
476 484
512 546 2. Uji Kinerja Efisiensi Power Tresher
364 414 Hasil uji statistik menunjukkan
446 434 bahwa jumlah gigi silinder perontok sangat
60 buah berbeda nyata pengaruhnya, sedangkan
476 462
512 543 kecepatan putar silinder perontok tidak
berbeda nyata pengaruhnya terhadap
364 409
efisiensi perontokan pada power thresher.
446 431
68 buah Data lengkap hasil pengujian hubungan
476 460
kecepatan putar dan jumlah gigi silinder
512 569
perontok terhadap rata-rata efisiensi
Berdasarkan hasil pengujian, perontokan dapat dilihat pada Tabel 2.
kecepatan putar 512 rpm menghasilkan Berdasarkan hasil pengujian, jumlah
rata-rata kapasitas perontokan yang lebih gigi 52 buah pada silinder perontok
baik dibanding kecepatan putar 364, 446 menghasilkan rata-rata efisiensi
dan 476 rpm. Jumlah gigi perontok 40 dan perontokan yang lebih baik dibanding
68 buah menghasilkan rata-rata kapasitas jumlah gigi 40, 60 dan 68 buah. Rata-rata
perontokan yang hampir sama dan lebih efisiensi perontokan pada jumlah gigi
baik dibanding jumlah gigi perontok 52 perontok 52 buah diperoleh sebesar 93,9%,
dan 60 buah. sedangkan variasi kecepatan putar pada
Hasil uji kinerja terbaik untuk silinder perontok menghasilkan rata-rata
perontokan gabah diperoleh pada interaksi efisiensi perontokan yang hampir sama.
perlakuan kecepatan putar 512 rpm dan
gigi silinder perontok berjumlah 68 buah

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 8 No. 1. 2019 19


Tabel 2. Hasil pengujian kecepatan putar kapasitas perontokan yang paling tinggi,
dan jumlah gigi silinder perontok sedangkan jumlah gigi 52 buah pada
terhadap rata-rata efisiensi silinder perontok menghasilkan rata-rata
perontokan (%) efisiensi perontokan yang paling tinggi.
Efisiensi Penambahan kecepatan putar silinder
Jumlah gigi Kecepatan
perontokan perontok cenderung meningkatkan
perontok putar (rpm)
(%) kapasitas perontokan gabah; Hasil uji
364 92,8 kinerja terbaik terhadap kapasitas
446 92,7 perontokan gabah diperoleh pada interaksi
40 buah
476 92,7 perlakuan kecepatan putar 512 rpm dan
512 92,8 gigi silinder perontok berjumlah 68 buah
364 93,0 dengan rata-rata kapasitas perontokan 569
446 95,3 kg/jam; Hasil uji kinerja terbaik terhadap
52 buah efisiensi perontokan pada power thresher
476 93,9
512 93,4 diperoleh pada interaksi perlakuan jumlah
364 92,9 gigi perontok 52 buah pada kecepatan
446 92,7 putar silinder perontok 446 rpm dengan
60 buah efisiensi perontokan 95,3%.
476 92,8
512 92,8
364 92,7 Referensi
446 92,7 [1]. Ananto E, Setyono A, Sutrisno.
68 buah Panduan Teknis Penanganan
476 92,8
512 92,9 Panen dan Pascapanen Padi
dalam Sistem Usahatani
Hasil uji kinerja terbaik pada power Tanaman-Ternak. Bogor:
thresher diperoleh pada interaksi Puslitbangtan; 2003.
perlakuan jumlah gigi perontok 52 buah [2]. Iswari K. Kesiapan Teknologi Panen
pada kecepatar putar silinder perontok 446 Dan Pascapanen Padi Dalam
rpm dengan rata-rata efisiensi perontokan Menekan Kehilangan Hasil
gabah 95,3%. Dan Meningkatkan Mutu
Proses perontokan gabah Beras. Jurnal Litbang
menggunakan power thresher selain Pertanian. 2012;31(2):58–67.
dipengaruhi oleh jumlah gigi pada silinder
perontok juga dipengaruhi oleh berbagai [3]. Sulistiaji K. Alat dan Mesin (Alsin)
faktor. Salah satu faktor yang Panen dan Perontokan Padi di
mempengaruhi persentase perontokan Indonesia. Serpong: Balai
gabah adalah varietas padi [5]. Besar Pengembangan
Mekanisasi Pertanian, Badan
Kesimpulan Penelitian dan Pengembangan
Berdasarkan hasil pengujian yang Pertanian; 2007.
telah dilakukan dapat dibuat kesimpulan [4]. Iqbal, Suhardi, Nirisnawati SA. Uji
bahwa; Kecepatan putar silinder perontok Unjuk Kerja Alat dan Mesin
pada power thresher sangat berbeda nyata Perontok Multiguna. Jurnal
pengaruhnya terhadap kapasitas Ilmu Rekayasa Pertanian dan
perontokan gabah, sedangkan jumlah gigi Biosistem. 2018;6(1):12–6.
silinder perontok sangat berbeda nyata
pengaruhnya terhadap efisiensi perontokan [5]. Hasbullah R, Indaryani R.
gabah; Kecepatan putar 512 rpm pada Penggunaan Teknologi
power thresher menghasilkan rata-rata Perontokan untuk Menekan
Susut dan Mempertahankan

20 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 8 No. 1. 2019


Kualitas Gabah. JTEP Jurnal
Keteknikan Pertanian. 2009;
23(2):111–8.
[6]. Subekti A, Permana D, W TYA,
Muflih MA. Keragaan Plasma
Nutfah Padi Lokal di
Kalimantan Barat. 2013;729–
37.
[7]. P3TP. Varietas Unggul, Padi
[Internet]. Pusat Penelitian
dan Pengambangan Tanaman
Pangan. 2013. Available
from:
http://pangan.litbang.pertanian
.go.id/varietas-489.html
[8]. Herawati H. Mekanisme Dan Kinerja
pada Sistem Perontokan Padi.
Jurnal Litbang Provinsi Jawa
Tengah. 2008;6(2):195–203.
[9]. Montgomery DC. Design and
Analysis of Experiments. 9th
ed. John Wiley & Sons, Inc;
2013. 1-681 p.
[10]. SNI. Mesin Perontok Padi, Cara Uji
Unjuk Kerja. Badan
Standarisasi Nasional; 1989.
1-5 p.
[11]. Deptan. Pedoman Teknis Penanganan
Pascapanen dan Pemasaran
Gabah. Direktorat Jenderal
Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Pertanian. Departemen
Pertanian; 2007.

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 8 No. 1. 2019 21

Anda mungkin juga menyukai