Anda di halaman 1dari 4

KALIMAH-KALIMAH SUCI

Jumaat, 26 Ogos 2016

BUTA MATA HATI


Kita dapat melihat benda disekitar kerana ada cahaya, kalau
siang ada cahaya matahari dan kalau malam ada cahaya bulan
atau lampu. Tanpa cahaya maka penglihatan kita tidak berfungsi
sama sekali. Namun demikian, pada orang-orang tertentu yang
cacat matanya (buta) walaupun diberi cahaya terang benderang
tetap tidak dapat melihat apa-apa, tetap berada dalam kondisi
gelap gulita.

Sama halnya dengan 'mata hati' (Qalbu). Fungsinya untuk dapat


menyaksikan (Musyahadah) Allah SWT. Penyaksian itu boleh
terjadi dengan adanya cahaya-Nya yang menyinari hati, dengan
sinar yang Maha tersebut maka manusia akan sampai ke Maqam
Musyahadah sehingga tanpa ragu dan bimbang sedikitpun dia
berucap (setelah menyaksikan), “Aku Bersaksi (Bermusyahadah)
tiada Tuhan selain Allah”.

Musyahadah ini harus terjadi di dunia bukan di akhirat kerana


dunia tempat kita belajar. Allah SWT menurunkan Para Nabi dan
Rasul, serta kemudian diteruskan oleh Ulama dan Auliya Allah
untuk membimbing manusia agar dapat mengenal Allah sampai
kepada maqam menyaksikan. Di akhirat tidak ada kesempatan
lagi untuk belajar, kalau di dunia mata hati belum disembuhkan
dan masih buta maka di akhirat juga tetap buta.

“Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, nescaya di


akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari
jalan (yang benar).” (QS Al Isra 72).

Sama halnya kalau di kolam renang ukuran kecil tidak dapat


berenang maka di lautan pun tidak dapat berenang kerana
medianya sama iaitu air. Begitu juga kalau di dunia tidak dapat
menyaksikan Allah kerana buta mata hati maka di akhirat sudah
PASTI tidak akan dapat menyaksikan, sesuai dengan Surat Al
Isra’ 72 di atas.

Alat atau sarana untuk berhubungan dengan Allah SWT bukanlah


akal, kerana akal bersifat baharu, bersifat terbatas tidak mungkin
dapat mencapai Allah Yang Maha Qadim. Akal dengan segala
keterbatasannya hanya mampu mengkaji sesuatu yang dapat
diserap oleh pancaindera sedangkan Allah diluar kemampuan
pancaindera dan berada di dimensi yang berbeza. Allah SWT
dengan tegas memperingatkan manusia tidak mencari bahkan
agar tidak memikirkan Zat Allah, “…Jangan kau fikirkan Zat-Ku.”

Larangan “…Jangan kau fikirkan Zat-Ku” bukan berarti Allah tidak


dapat dikenali dan dijangkau sama sekali seperti pemikiran
Kaum Muktazilah, akan tetapi Allah telah memberikan metode
atau cara untuk mengenal Allah tersebut sesuai dengan petunjuk
dari-Nya yang telah tercantum dalam firman-Nya (Al-Qur’an).

Selama qalbu manusia yang ada dalam dadanya masih sakit,


masih buta, maka selama itu pula dia tidak akan pernah dapat
menyaksikan Allah SWT sebagaimana firman Allah SWT: “Kerana
sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta,
ialah hati yang di dalam dada." (Al-Hajj, 46)

Untuk menyembukan penyakit mata yang buta harus dengan


penyembuhan bersifat fisik, dengan ubat-ubatan atau operasi
mata, namun untuk menyembuhkan penyakit hati, buta mata hati
tidak mampu dengan penyembuhan secara fisik. Harus ada
doktor metafisika, Ulama Pewaris Nabi, seorang kekasih Allah
yang dapat pindahkan Cahaya Ilahi ke qalbunya sehingga qalbu
tersebut menjadi terang benderang, dengan itulah dapat
menyaksikan kebesaran Allah SWT.

Proses penyembuhan juga tidak hanya dengan sim salabin, serta


merta, tapi dengan proses yang panjang, dengan suluk demi
suluk sampai Allah berkenan menyembuhkan dan membukakan
hijab antara hamba dengan Tuhannya.

Maka Al-Qur’an memperingatkan kita semua jika ada hal


berhubungan dengan metafisika, berhubungan dengan ghaib dan
ilmu rahasia berhubungan dengan Allah jangan tanyakan kepada
Ulama Zahir, jangan tanyakan kepada orang yang hanya mengkaji
ilmu agama secara akal, tapi tanyakan kepada kekasih Allah
mereka menghampiri Allah SWT dengan kerendahan hati dengan
zikir, merekalah yang disebut sebagai Ahli Zikir dalam Al-Qur’an:
“Maka bertanyalah kepada Ahli Zikir (orang yang mempunyai
pengetahuan) jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl : 43).

Menyembuhkan mata hati dari kebutaan ini adalah hal


sangat pokok dalam hidup kerana segala ibadah akan
tertolak jika kita tidak mengenal dengan sebenarnya kenal
Allah SWT. Semua manusia merasa mengenal Allah, tapi
kalau di tanya lebih lanjut maka kebanyakan mereka
hanya mengenal Nama Allah tanpa mengenal sosok di
balik nama tersebut.

Pinangso Loro di 7:30 PG

Kongsi

Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh
mencatat ulasan.

‹ Laman utama ›
Papar versi web

Dikuasakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai