Anda di halaman 1dari 9

UJIAN TENGAH SEMESTER

ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN


PEMERINTAH DAERAH TINGKAT KABUPATEN TERHADAP PENINGKATAN
INFRASTRUKTUR

Dosen Pengampu:

Dra. Susi Hardjati, M.AP

Dr. Diana Hertati, M.S.i

Administrasi Pembangunan Kelas B


Nama Mahasiswa :
Muhammad Nawawi Syahfuddin 17041010011

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

ADMINISTRASI PUBLIK

2020
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah pusat ataupun pemerintah


derah yang dilakukan di kabupaten atau kota memiliki peran yang sangat strategis karena
terkait sekali dengan urusan pelayanan publik. Dengan tersedianya infrastruktur yang
baik dan memadai, modal transportasi pun menjadi lancar dan pada akhirnya dapat
meningkatkan perekonomian, kesejahteraan rakyat, mengangkat harkat, dan daya saing
daerah di tingkat global. Infrastruktur merujuk pada sistem fisik yang menjediakan
transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung, dan fasilitas publik yang
lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan
ekonomi. Sistem infrastruktur merupakan pendukung utama dari fungsi-fungsi sosial dan
sistem ekonomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Pada dasarnya penyediaan
infrastruktur dilaksanakan oleh masing-masing individu, sama halnya dengan pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya seperti sadang dan pangan. Keberhasilan
pembangunan infrastruktur tidak hanya dari pemerintah daerah saja melainkan juga
melibatkans masyarakat dalam segala program mulai dari perencanaan, pelaksanaan serta
evaluasi pembangunan, karena masyarakatlah yang mengetahui permasalahan dan
kebutuhan dalam rangka membangun wilayahnya dan merekalah nantinya yang akan
memanfaatkan dan menilai tentang berhasil atau tidaknya pembangunan di wilayah
mereka. Sesuai dengan apa yang di ungkapkan oleh Angelius (2014) menjelaskan bahwa
untuk mencapai keberhasilan pembangunan maka banyak aspek atau hal-hal yang harus
diperhatikan, yang diantaranya adalah keterlibatan masyarakat di dalam pembangunan.
Hal senada juga di jabarkan oleh Maryati (2018) menjelaskan agar tujuan pembangunan
dapat terwujud maka peran serta dan kerjasama dari seluruh masyarakat yang ada sangat
diperlukan sekali, karena salah satu faktor yang menentukan dalam terlaksananya suatu
pembangunan adalah faktor manusia itu sendiri. Hal tersebut juga di dukung oleh sebuah
peraturan-peraturan yang ada untuk meningkatkan suatu pembangunan yang lebih efisien
dan efektif. Salah satu peraturan yang menyangkut pembangunan terletak pada Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan momen
awal pelaksanaan otonomi daerah, yakni kewenangan daerah untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut
1
2

prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia, khususnya pemerintah daerah yang dikelolah oleh kabupaten atau kota yang
diharapkan untuk lebih meningkaatkan infrastruktur daerahnya agar terwujudnya
kesejahteraan masyarakatnya. Dalam negara-negara demokratis umumnya dianggaap
bahwa lebih banyak partisipasi masyarakat akan lebih baik bagi negara tersebut dalam
membangun negara (Miriam 1982). Dengan demikian keberhasilan suatu proses
pembangunan tidak dapat dilepaskan dari adanya partisipasi anggota masyarakatnya, baik
sebagai kesatuan sistem maupun sebagai individu yang merupakan bagian yang sangat
integral dan penting dalam proses dinamika pembangunan, karena secara prinsip
pembangunan ditunjukkan guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Oleh sebab itu
tanggung jawab berhasil tidaknya pembangunan tidak saja ditangan pemerintah
daerah,kabupaten atau kota tetapi juga ditangan masyarakat. Kesadaran dan partisipasi
aktif dari masyarakat merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan, dalam hal
ini mencapai target pembangunan perlu ditunjukkan oleh kebijaksanaan pemerintah
daerah tersebut. Masalah faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam
perencanaan pembangunan, yang mana disini masyarakat sebagai subjek dan objek
pembangunan harus diikut sertakan secara aktif dalam pembangunan dan menikmati hasil
pembangunan serta melestarikan proses pembangunan itu sendiri secara
berkesinambungan, oleh karena itu proses pembangunan secara alamiah harus muncul
dari masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat dan dinikmati oleh masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud partisipasi Masyarakat?
2. Apa yang dimaksud pembangunan partisipasi ?
3. Jelaskan bagaimana partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan
pemerintah daerah tingkat kabupaten terhadap pembangunan infrastruktur !
4. Berikan contoh empirisnya !
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian partisipasi masyarakat.
2. Untuk mengetahui pengertian pembangunan partisipasi.
3. Untuk mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam perencanaan
pembangunan pemerintah daerah terhadap pembangunan infrastruktur.
4. Untuk mengetahui contoh nyata partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
BAB II

PEMBAHASAN

Konsep Partisipasi Masyarakat

Wujud dari partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan itu bisa bermacam -
macam seperti: kehadiran dalam rapat, diskusi, sumbangan pemikiran, tanggapan atau
penolakan terhadap program yang ditawarkan. Melihat dari tahapan pelaksanaan
pembangunan, dimana partisipasi terbagi atas partisipasi langsung dan tidak langsung.
partisipasi secara langsung berarti anggota masyarakat tersebut ikut memberikan bantuan
tenaga dalam kegiatan yang dilaksanakan, misalnya dalam proyek pembangunan jalan,
anggota masyarakat ikut serta dalam pekerjaan membangun jalan tersebut. Sedang
partisipasi secara tidak langsung berupa bantuan dana dan material yang diperlukan
(Cohen dan Uphoff 1979). Sedangkan menurut Kogoya, Olfie, and Laoh (2015) Partisipasi
masyarakat dalam proses pembangunan nasional,merupakan prasyarat utama yang akan
melandasi keberhasilan dalam proses pembangunan Indonesia. Partisipasi masyarakat
dalam pembangunan tidak hanya dipandang sebagai bagian dari proses tetapi juga
merupakan bagian tujuan, dimana partisipasi merupakan salah satu indikator tingkat
keberhasilan khususnya program pembangunan desa. Oleh karena itu partisipasi dapat
berfungsi ganda, yaitu sebagai alat untuk menyelenggarakan pembangunan dan sebagai
tujuan pembangunan itu sendiri. Konsep pembangunan dengan pendekatan partisipasi
masyarakat dapat memberikan beberapa keuntungan antara lain:

1. Pembangunan akan lebih mengakar dalam masyarakat sehingga kelestarian hasil


pembangunan tersebut lebih terjamin,
2. Pembangunan menjadi lebih murah karena masyarakat juga menanggung sebagian
atau seluruh biaya proyek pembangunan tersebut, dan
3. Peranan pemerintah atau organisasi non pemerintah hanya sebatas sebagai
fasilitator sedangkan inisiatif berasal dari masyarakat.

Pusic (2001) menyatakan bahwa perencanaan pembangunan tanpa memperhatikan


partisipasi masyarakat akan menjadi perencanaan di atas kertas. Berdasarkan
pandangannya, partisipasi atau keterlibatan warga masyarakat dalam pembangunan dilihat
dari 2 (dua) hal yaitu:

3
4

a. Partisipasi dalam perencanaan


Segi positif dari partisipasi dalam perencanaan adalah program-program
pembangunan yang telah direncanakan bersama sedangkan segi negatifnya adalah
adanya kemungkinan tidak dapat dihindari pertentangan antar kelompok dalam
masyarakat yang dapat menunda atau bahkan menghambat tercapainya keputusan
bersama. Disini dapat ditambahkan bahwa partisipasi secara langsung dalam
perencanaan hanya dapat dilaksanakan dalam masyarakat kecil, sedangkan untuk
masyarakat yang besar sukar dilakukan namun dapat dilakukan dengan sistem
perwakilan. Masalah yang perlu dikaji adalah apakah yang duduk dalam perwakilan
benarbenar mewakili warga masyarakat.
b. Partisipasi dalam pelaksanaan
Segi positif dari partisipasi dalam pelaksanaan adalah bahwa bagian terbesar dari
program (penilaian kebutuhan dan perencanaan program) telah selesai dikerjakan.
Tetapi segi negatifnya adalah kecenderungan menjadikan warga sebagai obyek
pembangunan, dimana warga hanya dijadikan pelaksana pembangunan tanpa
didorong untuk mengerti dan menyadari permasalahan yang mereka hadapi dan tanpa
ditimbulkan keinginan untuk mengatasi masalah.

Maka dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasannya partisipasi merupakan


keterlibatan antara suatu individu atau masyarakat baik secara fisik, material ataupun
non fisik untuk ikut serta di sebuah kegiatan baik secara langsung ataupun secara
tidak langsung dengan usaha-usaha untuk ke arah pencapaian tujuan yang sudah
ditentukan. Selanjutnya, partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah kerjasama
antara masyarakat dengan pemerintah dalam merencanakan, melaksanakan,
melestarikan, dan mengembangkan hasil pembangunan yang telah ditentukan.

Konsep Pembangunan Partisipasi

Dikutip dari Abidin (2008: 21-22) menurut Katz bahwa pembangunan sebagai
“dynamic change of a whole society form one state of national being to another, with the
connotation that the state is preferable”. Dalam konsep ini, ada empat aspek yang perlu
dicatat. Pertama, pembangunan adalah perubahan yang bersifat dinamis (a dynamic
change). Kedua, perubahan tidak hanya terjadi pada sekelompok orang atau sesuatu
wilayah saja, tetapi berlangsung dalam seluruh masyarakat (a whole society). Ketiga,
4

perubahan berlangsung secara bertahap, dari suatu keadaan ke keadaan yang baru. Dan
keempat, keadaan yang baru lebih disukai daripada keadaan sebelumnya.

Pembangunan partisipatif adalah pembangunan yang memposisikan masyarakat


sebagai subjek atas program pembangunan yang diperuntukkan bagi kepentingan mereka
sendiri. Pelibatan masyarakat mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,
dan evaluasi. Selain itu pengerahan massa diperlukan jika program berupa padat karya
(Cahyono, 2006: 1). Menurut Assauri (2003), kualitas adalah faktor-faktor yang terdapat
dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan
tujuan untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan atau dibutuhkan. Sehingga
pembangunan sebagai sebuah perubahan akan lebih disukai karena dapat meningkatkan
kualitas hidup masyarakat.

Maka dapat disimpulkan dari beberapa pendapat diatas bahwasannya Pembangunan


merupakan sebuah proses pengembangan kapasitas masyarakat dalam jangka panjang
sehingga memerlukan perencanaan yang tepat dan akurat. Untuk mencapai keberhasilan
pembangunan tersebut, maka banyak aspek atau hal-hal yang harus diperhatikan, di
antaranya adalah partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Pemerintah Daerah


Tingkat Kabupaten atau Kota Terhadap Pembangunan Infrastruktur

Infrastruktur adalah berbagai fasilitas fisik yang dibutuhkan dan dikembagkan oleh
agen-agen publik yang bertujuan untuk memenuhi tujuan sosial dan ekonomi serta fungsi-
fungsi pemerintahan daerah setempat yang berada di kabupaten atau kota harus cepat
tanggap atas permasalahan yang ada di masyarakat untuk segera memfasilitasi
infrastrukur,dalam hal memperbaiki jalan-jalan yang berada di desa ataupun kota,
pembuangan limbah pabrik, penyediaan air, pembangunan limbah, dan pelayanan-
pelayanan publik dan hal lainnya yang serupa. Pembangunan infrastruktur adalah suatu
rangkaian yang terdiri atas beberapa bangunan fisik yang masing-masing saling mengkait
dan saling ketergantungan satu sama lainnya. Menurut Grigg (dalam Kodoatie, 2005)
infrastruktur merujuk pada sistem fisik yang menyedikan transportasi, pengairan, drainase,
bangunan-bangunan gedung, dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi. Misalnya
pemerintah daerah kabupaten atau kota dalam pembangunan jalan, dimana jalan adalah
merupakan sarana yang salah satu fungsinya dapat dipengaruhi dan mempengaruhi
6

beberapa sektor lainnya seperti, pemukiman, perdagangan, kawasan industri, wilayah


pusat pemerintahan dan lain sebagainya, sehingga setiap kali terjadi pembangunan
infrastruktur harus diperlukan koordinasi secara mendalam dan antisipatif antar institusi
terkait agar pemanfaatannya dapat berfungsi secara maksimal dan berdayaguna tinggi
serta nyaman bagi masyarakat pengguna.

Dari serangkaian konsep yang disebutkan dengan berbagai teori diatas bahwa
Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur yang berada di daerah
kabupaten atau kota merupakan suatu proses keikutsertaan sekelompok orang secara aktif
dalam setiap usaha atau kegiatan untuk melakukan perubahan secara terus menerus dan
terencana guna untuk membawa perubahan yang lebih baik yang ditunjang dengan sarana
fisik demi tercapainya tujuan yang sudah ditetapkan. Dengan demikian pemerintah daerah
baik kabupaten atau kota harus secara terbuka atau transparan menerima saran dan kritik
dari masyarakat karena dari pemikiran masyarakat bisa membawa inovasi-inovasi baru
dan bisa mengembangkan atau memajukan infrastruktur di suatu daerah supaya daerah itu
tidak ketinggalan dengan daerah lainnya.

Contoh Empiris

Dalam pelaksanaan proyek pembangunan stadion BMW yang dilaksanakan oleh


pemerintah DKI Jakarta berlangsung secara alot yang awalnya terhambat mulai dari tahun
2015 karena kasus sengketa yang dialami oleh pemerintah dengan kepemilikan lahan
akhirnya pada akhir tahun 2018 terselesaikan dengan adanya dukungan dari warga jakarta
dan komitmen pemerintah untuk mengkabulkan adanya stadion baru di jakarta bertaraf
internaasional segera tewujud dan rampung pada tahun 2021. Dalam Hal ini juga
pemerintah DKI Jakarta memberikan pekerjaan bagi mereka yang tinggal di area proyek
pembangunan stadion tersebut bisa bekerja dan berkontribusi untuk segera mewujudkan
stadion baru itu dan menyediakan warung sementara yang dikelola oleh karang taruna
sekitar proyek tersebut.

Maka dari itu bisa dilihat dari contoh ini komitmen pemerintah yang sangat kuat dan
masyarakat juga mendukung rencana dari pemerintah pelaksanaan pengerjaan stadion
sudah mencapai 20% lebih cepat dari rencana awal. Partisipasi masyarakat sangat penting
dalam sebuah pembangunan di suatu daerah.
BAB III

PENUTUP

Dalam pembangunan infrastruktur dikabupaten atau kota tidak akan berjalan dengan
baik atau tidak akan berhasil jika hanya dilakukan oleh pemerintahan setempat saja. Artinya,
pembangunan infrastruktur bukan hanya menjadi tanggung jawab atau kewajiban pemerintah
daerah semata, tetapi juga menuntut keterlibatan dari partisipasi masyarakat di daerah
tersebut. Partisipasi masyarakat juga dalam pembangunan sangat penting, secara umum
partisipasi masyarakat merupakan perwujudan dari kesadaran dan kepedulian atas tanggung
jawab masyarakat terhadap pentingnya pembangunan yang bertujuan untuk kepentingan
bersama dan untuk memajukan daerahnya itu sendiri. Partisipasi masyarakat dalam
pembangunan juga dibutuhkan untuk mengembangkan sinergi dalam hubungan antara
pemerintah dan masyarakat maupun sinergi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat
lainnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Angelius, Sigalingging Henry. 2014. “Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan


Pembangunan.” Administrasi Publik 2(2): 116–45.

Kogoya, Teraik, Benu Olfie, and Esry Laoh. 2015. “Partisipasi Masyarakat Terhadap
Pembangunan Infrastruktur Jalan Desa Di Kabupaten Lanny Jaya-Papua.” Berkala
Ilmiah Efisiensi 15(2): 1–14.

Maryati. 2018. “Studi Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Kecamatan


Lhoknga.” Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 1(1): 81–89.

Miriam, Budiardjo. 1982. Partisipasi Dan Partai Politik. Pertama. Jakarta: PT Graamedia,
Anggota IKAPI.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan


momen awal dalam pelaksanaan otonomi daerah.

Anda mungkin juga menyukai