Anda di halaman 1dari 7

PELAKU PERNYATAAN KETERANGAN

PERTEMUAN KE-1

Konseli “selamat siang Pak....Asssalamu’alaikum” Oppening :

Konselor “Wa’alaikum salam...oiya...selamat siang, wah Dani Good Rapport


ya?

Mari-mari masuk. Sudah saya tunggu dari tadi.


Kemarin malam sms saya katanya ingin datang ke
SMA dan curhat ya?”

Konseli “iya bu. Habisnya saya bingung mau cerita ke


siapa bu.”

Konselor “oiya, saya senang sekali Dani masih mau Good Rapport


menyempatkan diri datang kemari. Padahal
sekarang saat-saat pendaftaran di perguruan tinggi”

Konseli “hehehehe iya bu...kemarin juga abis daftaran kok bu


ikut SNMPTN.”

Konselor “oiyaa...saya juga diberitahu oleh beberapa teman- Good Rapport


teman dari SMA yang juga mengikuti tes
SNMPTN. Banyak ya yang daftar SNMPTN?”

Konseli “wah banyak bu, kemaren juga rame-rame sama teman-


teman SMA sini bu. Pada daftar macem-macem”

Konselor “jadi beda-beda begitu ya?” Good Rapport

Konseli “bukan bu, ada yang di UNS, UGM, UNDIP, UNNES.


Trus jurusan yang diambil temen-temen juga
macem-macem bu.”

Konselor “oiya tidak masalah itu, bukankah cita-cita kalian beda- Good Rapport
beda, jadi ya wajar jika pengambilan jurusan
maupun universitasnya berbeda-beda

“Oiya Dani, membahas masalah sms Dani kepada saya Lead


semalam, katanya ada yang ingin diceritakan”
Eksplorasi
“ Apakah ada yang bisa saya bantu?”

Konseli “iya bu benar sekali...ada yang ingin saya sampaikan


kepada ibu.”

Konselor “oh ya...silakan,kemukakan saja tidak apa-apa...” Lead

Konseli “aduuh gimana ya bu, saya takut ini...hemmmm


menyangkut orang tua saya, pacar saya, sekolah
lanjut saya.”

Konselor “tidak perlu takut Dani, disini posisi saya sebagai salah Structuring : Role limit
satu guru pembimbing di sekolah ini. Dan saya akan
mendengarkan semua keluhan yang ingin Dani
sampaikan,

Dani tidak perlu khawatir, apapun yang diungkapkan


saya jamin kerahasiaannya. Hanya Dani dan saya saja
yang tahu. Bagaimana, setuju?”

Konseli “emmm baiklah bu, saya yakin ibu bisa menjaga


rahasia saya kok”

Konselor “baik, kalau begitu. Coba Dani ceritakan. Apakah yang Eksplorasi
saat ini menjadi ganjalan di hati Dani?”

Konseli “Begini bu, saya itu disuruh melanjutkan di UNS saja (Assesment)
sama orang tua saya. Padahal saya itu penge  banget
sama-sama terus sama pacar saya, kebetulan saya dan
pacar saya si Rani, daftar jurusan Ekonomi dengan
program studi Akuntansi di UGM bu. Mungkin karena
saya nggak begitu dapet restu dari orang tua, saya gagal
masuk UGM bu. Pacar saya sekarang ditrima di UGM,
sedangkan saya di UNS, ya nyenengin orang tua saya
lah bu masuk Bimbingan dan Konseling. Kenapa sih
orang tua saya gak ngasih restu saya buat masuk UGM
bu? Katanya doa orang tua itu manjur, pasti mereka
doain saya gak masuk UGM bu. Saya marah , saya juga
malu sama pacar saya”

Konselor “em...bisakah Dani menjelaskan lebih detail lagi Lead


kepada saya?”

“Soalnya tadi Dani mengatakan kalau diterima di UNS


tapi gagal di UGM. Coba, mana yang benar?” Confrontations

Konseli “Orang tua saya pengen saya masuk Bimbingan dan (Activity)
Konseling di UNS bu, mereka gak ngijinin saya masuk
di Ekonomi UGM, katanya ntar nyari kerja susah.
Mbok di UNS saja, kalau sungguh-sungguh pasti
berhasil, trus katanya karena biaya hidup juga udah
banyak. Waktu tes kan saya ambil IPC bu. Pilihan
pertama di UGM sama seperti pacar saya yang satu
UNS seperti harapan orang tua saya, ya setengah hati
gitu bu. Tapi kenapa orang tua saya nggak mikir
gimana nanti hubungan saya sama pacar saya bu.”

Konselor “em dengan kata lain, dani merasa marah karena orang Clarification
tua Dani tidak memberi restu Dani untuk masuk di
UGM, begitu.”
“Apakah memang Dani sama sekali tidak menyukai Eksplorasi
jurusan yang disarankan oleh orang tua Dani itu?”

Konseli “saya itu sebernya juga dulu suka bu masalah (Belief)


Bimbingan dan Konseling. Tetapi kan saya cowok bu,
saya juga harus menjaga pacar saya yang di UGM sana.
Masa saya biarin aja bu? Saya juga malu, saya dulu
janji nemenin dia satu jurusan. Eh malah kita berjauhan
gini . Marah saya ...”

Konselor “ Wah jadi semacam amplop dan perangko begitu ya, Asumsi
yang bisa bersama-sama kemana-mana”

Konseli “hehehehe ibu bisa saja. Saya jadi Malu , karena saya
sayang sama Rani bu.”

Konselor “Cuma bercanda, biar Dani tidak marah-marah


lagi.....hehehe”

oke, selanjutnya coba ceritakan apa yang menjadi


ganjalan dalam perasaan Dani dengan orang tua Dani?”
Eksplorasi

Konseli “Jadi begini bu, saya sekarang jarang di rumah. Saya


tidur di tempat teman saya . Saya gak krasan di rumah.
Udah seminggu ini saya diem aja ketemu orang tua
saya. Lama-lama saya gak nyaman sendiri.”

Konselor “Dani sekarang malah diam dan tidak pernah pulang Restatement
begitu?”

Konseli “Iya Bu….males di rumah, pengen marah rasanya.


Saya kecewa ”

Konselor “Dani sudah tahu belum bahwa orang tua pasti memilih Lead
yang terbaik untuk anaknya?”        

Konseli “Iya , saya tahu……”

Konselor “Nah….berarti Dani sudah tahu alasan orang tua Dani Lead
menyarankan Dani untuk di UNS dan memilih
Bimbingan dan Konseling?

“Bukankah dulu Dani juga sudah menyukai dunia Factual reasurance


bimbingan dan konseling?”

Konseli “Iya sich bu, tapi saya mesti gimana sama orang tua (Consequence)
saya? Kok kayaknya mereka nggak ngerti gimana mau
saya gitu. Maksain gitu..”

Konselor “Nah mari kita pikirkan bersama-sama, dulu Dani suka


dengan dunia pendidikan khususnya Bimbingan dan
Konseling, waktu kelas X Dani antusias sekali saat ada
jam Bimbingan. Dan dani mengatakan ingin menjadi Confrontation
Guru Pembimbing yang disukai banyak muridnya. Tapi
semenjak punya pacar Dani melupakan cita-cita Dani”

“Bagaimana Dani coba dipikirkan mana yang benar?”

Konseli “Heem bu, saya memang ingin seperti itu bu. saya
senang masuk di dunia pendidikan. Karena saya ingin
sekali berbagi pengalaman dan mengembangkan
pengalaman”

Konselor “Betul sekali.... Reinforcement

“saya senang Dani memiliki sikap kepedulian yang


tinggi seperti ini.”
Empati
“saya mengerti apa yang Dani katakan itu.”

Konseli “tetapi saya harus gimana ya bu, saya sudah seminggu


ini mendiamkan orang tua saya, saya jarang sekali di
rumah. Kaku sekali rasanya jika di rumah”

Konselor “Tentunya banyak cara...coba Dani, bagaimana cara Lead


mengatasinya, Coba utarakan kepada saya.”

Konseli “Emmm…apa ya bu…buntu rasanya…”

Konselor “masih bingung? Restatement

Mari kita pikirkan bersama-sama, Dani pasti bisa...” Reasurance

Konseli “Iya bu… Setelah saya pikirkan, saya jadi sadar. Orang
tua saya itu ingin saya di UNS yang dekat dengan
mereka agar biaya yang dikeluarkan tidak banyak.
Soalnya adik saya masih 3 yang harus bersekolah.
Seharusnya saya malu, walau ekonomi keluarga kami
pas-pasan, tapi orang tua saya selalu mendukung saya
untuk melanjutkan sekolah. Toh dulu itu juga cita-cita
saya, saya yang salah .”

Konselor “hemmm yaa bagus sekali itu.” Reassurance

“wah kelihatannya Dani tampak lebih bersemangat.” Prediction


reassurances

Konseli “iya Pak, agak mendingan sih bu...”

Konselor “senang sekali saya mendengarnya, Dani mempunyai


pemikiran begitu…itu benar, sebagai sebagai seorang
anak, kita sebaiknya juga mendengarkan apa yang
menjadi kemauan, kemampuan dan harapan orang tua
kita. Barang kali dengan menuruti kemauan orang tua
Dani, Dani akan sukses.”

Konseli “iya bu...saya sadar itu. Sekarang saya tidak keluyuran


lagi bu. Saya tidak mau membuat orang tua saya
bersedih. Kasian jika harus memikirkan kenakalan saya
beberapa minggu ini. Saya jadi merasa sangat bersalah
dan saya berjanji tidak akan mengulanginya.”

“Tap, bagaimana saya dan pacar saya? Yang jagain dia


siapa dong bu?”

Konselor “Oke, saat ini Dani masih ingin sekali bersama-sama


dengan pacar Dani. Sekarang coba andai Dani dan
pacarnya masuk ke jurusan yang sama, apakah yakin
Dani dan Rani akan sukses bersama?

Atau Dani yakin sekali jika Rani adalah calon istri Dani
nantinya?

Dan apabila nanti saat kuliah ada suatu permasalahan


Dani dan Rani mampu mengatasinya sehingga kuliah
kalian tidak terganggu? Bahkan bisa jadi cita-cita
kalian malah akan tersendat hanya karena persoalan
cinta”

Konseli “emmmmm....kenapa selama ini saya tidak berfikir


ke arah sana ya bu....saya terlalu fokus dengan ingin
selalu bersama pacar, kalau nanti satu jurusan saya
belum tentu bisa mengatasi permasalahan saya. Dan
kalau kuliah saya gagal, sama saja saya menyia-
nyiakan jerih payah orang tua saya.

Lebih baik kita beda jurusan dan universitas tidak apa-


apa, asal kita bisa menggapai cita-cita kami dan sukses.
Toh jika memang jodoh tidak akan lari ke mana. Betul
kan bu?”

Konselor “Wah saya senang sekali Dani memiliki pikiran dewasa Reinforcement
seperti itu.”

“Nah Dani...setelah kita berbincang-bincang dari


pertemuan pertama sampai sekarang. Apakah yang eksplorasi
Dani rasakan?”
Konseli “Saya mendapatkan banyak pelajaran bu, harusnya
semarah apapun dengan orang tua kita, ya jangan
sampai nggak komunikasi sama sekali. Lagian saya
lebih beruntung dari pada anak-anak di luar sana yang
nggak punya ayah-ibu terus nggak bisa kuliah.”

Konselor “betul sekali…tanpa komunikasi, tanpa kesadaran dan Restatement


berfikir jernih. Semua akan buntu dan tidak
mensyukuri nikmat yang sudah Tuhan berikan”

“Jadi apa Dani akan nekad daftar UGM lagi agar Confrontation
bersama pacarnya atau masuk UNS seperti cita-cita
Dani waktu kelas X serta seperti harapan orang tua
Dani?.”

Konseli “Tidak bu, seharusnya kesalahan kemarin menjadikan Disputing


saya lebih baik lagi. toh itu untuk kebaikan juga…”

Konselor “Benar sekali Dani…saya turut senang Dani menjadi Reinforcement


pribadi yang lebih baik seperti itu”

“Senang rasanya bisa membantu Dani…


Lead terbuka
Bagaimana sekarang apa yang Dani rasakan
dibandingkan tadi sebelum Dani kemari…??”

Konseli “lega benar bu , bahwa saya merasa orang tua saya itu
nggak paham keinginan saya itu salah. Orang tua saya
itu sangat memahami saya, makanya saya diarahkan.
Mereka tidak ingin saya salah arah saja, saya yang
salah ”

Konselor “Yaa,memang begitu Dani.. Clarification

Dengan kata lain, sekarang Dani sudah dapat


merasakan nya sendiri. Masalah itu perlu diselesaikan
dengan jalan terbaik bukan hanya dengan berprasangka
buruk dan kabur dari rumah”

Konseli “Iya bu,saya mengucapkan banyak terimakasih atas


bantuan bapak hingga masalah saya selesai”.

Konselor “Iya Dani,sama – sama dan itu sudah menjadi Structuring


kewajiban seorang konselor untuk membantu
menyelesaikan masalah”

“ jadi apa yang bisa Dani simpulkan daripertemuan hari


ini ?”

Konseli “em....itu Bu, saya jadi tahu bagaimana seharusnya Summary


mengambil keputusan, tidak hanya karena saya suka
tetapi saya harus liat kenyataan orang tua saya dan
kemampuan saya sendiri. Lagian kita masih muda,
banyak yang harus dikerjakan. Saya tidak mau menyia-
nyiakan kerja keras orang tua saya. Pokoknya saya
akan berusaha berbakti kepada orang tua saya bu.”

Dan terakhir, masalah cinta saya percaya sama takdir


Tuhan .Kalau kita sungguh-sunggu dan berjodoh suatu
saat pasti ada jalannya. Tidak perlu dikejar-kejar”

Konselor “Bagus....ternyata Dani sudah lebih dewasa  lagi ya..” reinforcement

Konseli “Iyabu , kalau begitu saya langsung pamit saja, hari ini
saya diajak bapak saya mencari kos-kosan di sekitar
UNS bu”

Konselor “o ya? Wah bagus sekali Dani” Reinforcement

“sukses selalu ya kuliahnya. saya berdoa semoga Dani Reinforcement


lulus tepat waktu dan segera mendapat pekerjaan”

“baiklah, kalau begitu jika ada apa-apa atau sekedar


bercerita jangan sungkan-sungkan datang menemui Termination
saya”

Konseli “Baik bu, itu jelas. Kalau begitu saya permisi dulu ya .
Selamat siang....”

Konselor “iya Dani....selamat siang.” Penutup

Anda mungkin juga menyukai