PERTEMUAN KE-1
Konselor “oiya tidak masalah itu, bukankah cita-cita kalian beda- Good Rapport
beda, jadi ya wajar jika pengambilan jurusan
maupun universitasnya berbeda-beda
Konselor “tidak perlu takut Dani, disini posisi saya sebagai salah Structuring : Role limit
satu guru pembimbing di sekolah ini. Dan saya akan
mendengarkan semua keluhan yang ingin Dani
sampaikan,
Konselor “baik, kalau begitu. Coba Dani ceritakan. Apakah yang Eksplorasi
saat ini menjadi ganjalan di hati Dani?”
Konseli “Begini bu, saya itu disuruh melanjutkan di UNS saja (Assesment)
sama orang tua saya. Padahal saya itu penge banget
sama-sama terus sama pacar saya, kebetulan saya dan
pacar saya si Rani, daftar jurusan Ekonomi dengan
program studi Akuntansi di UGM bu. Mungkin karena
saya nggak begitu dapet restu dari orang tua, saya gagal
masuk UGM bu. Pacar saya sekarang ditrima di UGM,
sedangkan saya di UNS, ya nyenengin orang tua saya
lah bu masuk Bimbingan dan Konseling. Kenapa sih
orang tua saya gak ngasih restu saya buat masuk UGM
bu? Katanya doa orang tua itu manjur, pasti mereka
doain saya gak masuk UGM bu. Saya marah , saya juga
malu sama pacar saya”
Konseli “Orang tua saya pengen saya masuk Bimbingan dan (Activity)
Konseling di UNS bu, mereka gak ngijinin saya masuk
di Ekonomi UGM, katanya ntar nyari kerja susah.
Mbok di UNS saja, kalau sungguh-sungguh pasti
berhasil, trus katanya karena biaya hidup juga udah
banyak. Waktu tes kan saya ambil IPC bu. Pilihan
pertama di UGM sama seperti pacar saya yang satu
UNS seperti harapan orang tua saya, ya setengah hati
gitu bu. Tapi kenapa orang tua saya nggak mikir
gimana nanti hubungan saya sama pacar saya bu.”
Konselor “em dengan kata lain, dani merasa marah karena orang Clarification
tua Dani tidak memberi restu Dani untuk masuk di
UGM, begitu.”
“Apakah memang Dani sama sekali tidak menyukai Eksplorasi
jurusan yang disarankan oleh orang tua Dani itu?”
Konselor “ Wah jadi semacam amplop dan perangko begitu ya, Asumsi
yang bisa bersama-sama kemana-mana”
Konseli “hehehehe ibu bisa saja. Saya jadi Malu , karena saya
sayang sama Rani bu.”
Konselor “Dani sekarang malah diam dan tidak pernah pulang Restatement
begitu?”
Konselor “Dani sudah tahu belum bahwa orang tua pasti memilih Lead
yang terbaik untuk anaknya?”
Konselor “Nah….berarti Dani sudah tahu alasan orang tua Dani Lead
menyarankan Dani untuk di UNS dan memilih
Bimbingan dan Konseling?
Konseli “Iya sich bu, tapi saya mesti gimana sama orang tua (Consequence)
saya? Kok kayaknya mereka nggak ngerti gimana mau
saya gitu. Maksain gitu..”
Konseli “Heem bu, saya memang ingin seperti itu bu. saya
senang masuk di dunia pendidikan. Karena saya ingin
sekali berbagi pengalaman dan mengembangkan
pengalaman”
Konseli “Iya bu… Setelah saya pikirkan, saya jadi sadar. Orang
tua saya itu ingin saya di UNS yang dekat dengan
mereka agar biaya yang dikeluarkan tidak banyak.
Soalnya adik saya masih 3 yang harus bersekolah.
Seharusnya saya malu, walau ekonomi keluarga kami
pas-pasan, tapi orang tua saya selalu mendukung saya
untuk melanjutkan sekolah. Toh dulu itu juga cita-cita
saya, saya yang salah .”
Atau Dani yakin sekali jika Rani adalah calon istri Dani
nantinya?
Konselor “Wah saya senang sekali Dani memiliki pikiran dewasa Reinforcement
seperti itu.”
“Jadi apa Dani akan nekad daftar UGM lagi agar Confrontation
bersama pacarnya atau masuk UNS seperti cita-cita
Dani waktu kelas X serta seperti harapan orang tua
Dani?.”
Konseli “lega benar bu , bahwa saya merasa orang tua saya itu
nggak paham keinginan saya itu salah. Orang tua saya
itu sangat memahami saya, makanya saya diarahkan.
Mereka tidak ingin saya salah arah saja, saya yang
salah ”
Konseli “Iyabu , kalau begitu saya langsung pamit saja, hari ini
saya diajak bapak saya mencari kos-kosan di sekitar
UNS bu”
Konseli “Baik bu, itu jelas. Kalau begitu saya permisi dulu ya .
Selamat siang....”