Anda di halaman 1dari 4

1.

Jelaskan konsep realitas menurut pandangan Plato dan Aristoteles sehingga jelas
perbedaannya.
“Jawaban “
Plato : Hakikat manusia itu terdiri dari tubuh dan jiwa : Jiwa > tubuh, Menurutnya
realitas seluruhnya terbagi atas dua dunia: dunia yang terbuka bagi rasio dan dunia yang
hanya terbuka bagi panca indra.
Aristoteles, bapak Logika : Hakikat manusia tidak terpisah antara tubuh dan jiwa;
tubuh = jiwa (secara struktur).
Plato mengembangkan pendekatan yang sifatnya rasional-deduktif sebagaimana
mudah dijumpai dalam matematika. Problem filsafati yang digarap oleh Plato adalah
keterlemparan jiwa manusia kedalam penjara dunia inderawi, yaitu tubuh. Ini adalah
persoalan ada ("being") dan mengada (menjadi, "becoming").
Sedangkan Aristoteles menganggap idea ada dalam benda-benda. Menurut Plato,
realitas tertinggi adalah yang kita pikirkan dengan akal kita, sedang menurut Aristoteles
realitas tertinggi adalah yang kita lihat dengan indera-mata kita. Karena itu, menurut
Aristoteles, pada manusia tidak ada idea bawaan.

2. Kemukakan ciri-ciri berpikir dari rasionalisme, empirisme, pragmatisme dan intuitif.


Kemukakan pula kelemahan dari masing-masing cara berpikir tsb.
Jawaban
a. Aliran Kefilsafatan Rasionalisme
Ciri-ciri= Aliran ini menekankan pentingnya peran akal, idea, substansi, form,
kausalitas dan kategori dalam proses keilmuan.
Kelemahan= Prinsip-prinsip pertama ini tidak menjabarkan peran pengalaman empiris
b. Aliran Kefilsafatan Empirisme
Ciri-ciri= Aliran ini menekankan pentingnya peran akal, idea, substansi, form,
kausalitas dan kategori dalam proses keilmuan.
Kelemahan= Tidak memanfaatkan kemampuan intuisi
c. Aliran Kefilsafatan Kritisisme
Ciri-ciri= Langkah dimulai dengan kritik atas rasio murni, lalu kritik atas rasio praktis,
dan terakhir adalah kritik atas daya pertimbangan.
Kelemahan= Secara ontologis, menilai objek atau realitas secara kritis (critical
realism) yang tidak dapat dilihat secara benar oleh pengamatan manusia.
d. Aliran Kefilsafatan Intuisionisme
Ciri-ciri= Menurut aliran ini sumber pengetahuan adalah pengalaman pribadi
Kelemahan= Tidak melibatkan kemampuan intelektual dalam proses berpikir

3. Kemukakan 6 (enam) hal yang menarik dalam tulisan Richard Tarnas (1993) dalam
”The Crisis of Modern Science” yang telah menyebabkan kebuntuan sains modern di
pengujung abad ke 20.
Jawaban:
Ada 6 Hal yang menarik:
1) Postulat dasar ilmu Barat, ialah “space”, “matter”, “causality”, dan “observasion”,
ternyata semuanya dibuktikan tidak benar (controverted).
2) Dianutnya pendapat Kant bahwa yang orang katakan jagat raya, bukan jagat raya
yang sebenarnya, tapi jagat raya sebagaimana diciptakan oleh pikiran manusia.
3) Deterministik Newton kehilangan dasar, maka orang mulai dengan “stochastic”.
4) Partikel-partikel subatomik terbuka untuk interpretasi spiritual.
5) Prinsip “uncertainity” sebagaimana ditemukan oleh Heisenberg, dan
6) Kerusakan ekologi (dan atmosfir) yang menyeluruh, yang disebutnya “planetary
ecological crisis”.

4. Kemukakan secara ringkas empat teori kebenaran sehingga jelas perbedaan diantaranya.
Jawaban:
Ketiga teori pertama mempunyai perbedaan paradigma. Teori koherensi mendasarkan
diri pada kebenaran rasio, teori korespondensi pada kebenaran faktual, dan teori
fragmatisme fungsional pada fungsi dan kegunaan kebenaran itu sendiri.
• Agama sebagai teori kebenaran, Ketiga teori kebenaran sebelumnya menggunakan
akal, budi, fakta, realitas dan kegunaan sebagai landasannya. Dalam teori kebenaran
agama digunakan wahyu yang bersumber dari Tuhan
Tetapi ketiganya memiliki persamaan. Yaitu : (1) seluruh teori melibatkan logika,
baik logika formal maupun material (deduktif dan induktif), (2) melibatkan bahasa untuk
menguji kebenaran itu, dan (3) menggunakan pengalaman untuk mengetahui kebenaran
itu.

5. Jelaskan Persamaan, Perbedaan dan Titik Singgung antara Ilmu, Filsafat dan Agama
Jawaban:
Dalam Pemikiran Dunia Barat :
• Filsafat = Sumber Pengetahuan
• Agama = Pedoman Hidup
Hubungan filsafat dan agama : mengalami pasang surut. Pada abad pertengahan barat
didominasi dogmatisme gereja (agama menggantikan penalaran), sedangkan pada abad
modern peran agama diganti oleh ilmu-ilmu positif (Sains), sehingga pemikiran barat
kekeringan spiritualisme. Kemudian pada periode berikutnya barat mulai melirik lagi
agama agar kehidupan bermakna.
6. Kemukakan beberapa manfaat mempelajari Filsafat Ilmu dalam pengembangan ilmu
pengetahuan (sains).
a. Seseorang akan mengenal bidang keilmuan dengan berbagai aspeknya.
b. Mempercepat berkembangnya paradigma keilmuan dalam kehidupan kita
c. Mengenal alur-alur berpikir dalam kegiatan keilmuan
d. Meningkatkan kemampuan mendiagnosis persoalan dan mencari alternatif
pemecahannya

7. Beragam pandangan (persepsi) tentang realitas telah melahirkan berbagai paradigma


keilmuan yang berbeda-beda. Kemukakan paradigma-paradigma dalam proses keilmuan
tersebut sehingga menjadi jelas perbedaannya.

Paradigma Mekanika-Newtonian yang di dalamnya ada pandangan Deterministik.


Pandangan Deterministik menyatakan bahwa tidak ada satu hal apapun yang muncul tanpa
sebab, dan sebab itu adalah pasti. Inilah yang disebut hukum Kausalitas, dan teori adalah
jalinan fakta dari hubungan kausal itu.

Salah satu usulan itu ialah paradigma yang diusulkan oleh Fritjof Capra yang dikenal
dengan Paradigma Fisika-Kuantum-Relativistik.
Paradigma lainnya yang diusulkan oleh Herman Soewardi adalah Paradigma
“Tauhidullah”.
Paradigma yang diusulkan oleh Fritjof Capra bertolak dari konsep-konsep nonlokalitas
dan kausalitas statistik yang berkembang dari mekanika kuantum dan teori relativitas.
8. Salah satu alternatif dalam menghadapi kebuntuan Sains Barat Sekuler (SBS), Prof.
Herman Soewardi (HS) melakukan pendekatan melalui gagasannya yang bertajuk Sains
Tauhidullah (Paradigma Tauhidullah). Jelaskan konsep Sains Tauhidullah versi HS
tersebut. Kemukakan pula pendapat pakar lainnya yang bertentangan dengan konsep
Islamisasi sains versi HS. Bagaimana pandangan saudara terhadap gagasan Islamisasi
Sains tersebut.
Islamisasi Sains versi Herman Soewardi : dengan dasar "AI Tawhid: Its Implications for
Life and Thought" (Faruqi), ia berangkat dari kenyataan bahwa SBS, yang salah pada
postulat-postulatnya itu, yang menjurus ke 3-R yang semakin lama menjadi semakin
gawat, dirasakan sebagai mutlak perlu untuk dibangun sains alternatifnya, ialah Sains
Tauhidullah yang Islami, dengan cara-cara membentuk tafsir Konstraktual (BAYANI)
dan observasi yang dipandu oleh Tuhan sendiri (IRFANI).
• Maka sains dalam Islam bukan bertujuan untuk menurutkan kemauan manusia,
melainkan dalam rangka menunaikan amanah Allah di bumi. Itu sebabnya tujuan
dasar sains dalam sejarah Islam dikembangkan untuk kepentingan amal shalih,
baik ibadah maupun muamalah. Misalnya, astronomi untuk memperkirakan waktu-
waktu ibadah, matematika untuk menghitung warisan, kedokteran untuk menolong
manusia, dan lain sebagainya.
• Wacana sains Islam atau pengislaman sains bukanlah wacana yang mengada-ada atau
utopia belaka. Harus diakui bahwa tidak mudah meyakinkan hal ini sebab mayoritas
kita (umat Islam) dididik di dalam paradigma pendidikan yang sekularistik ketika
membahas sains.
Thomas Djamaludin ....Jadi, Islamisasi sains sungguh tidak tepat.
Nirwan Ahmad Arsuka: Menganggap bahwa sains dan teknologi yang berasal dari
Barat, tidak dilihat sebagai upaya manusiawi untuk memahami lingkungannya.
Andi Hakim Nasoetion, berarti bahwa semua penelitian baru dalam sains yang dilakukan
ilmuwan muslim harus “sesuai’ dengan isi Al-Qur’an dan Hadis, maka pemeluk agama
Islam akan mendapat giliran terjebak dalam perangkap yang sama seperti para gerejawan
Nasrani beberapa abad yang lalu terjebak permasalahan Galileo Galilei atas nama agama.

9. Jelaskan apa yang melatarbelakangi pemikiran Herman Soewardi (HS) sehingga


melahirkan Teori Adab-Karsa serta kemukakan apa dan bagaimana secara konseptual
Teori Adab-Karsa tersebut. Bagaimana pandangan saudara terhadap teori tersebut.

Penyambungan antara Islam dan Barat dan menempatkan Islam sebagai fokus perjalanan
sejarah dunia (sebagai respons atas ilham dari Q. 96 : 1 – 5)
Sivilisasi tertinggi manusia : Industrialisasi (ada peran Islam)
Sejarah dunia : “barat sentris”, peran dunia Islam “terpinggirkan”
Eksplanasi : Sumbu bathin “Judeo-Christian”, dan Sumbu lahir “Greco-Roman”
Islam merupakan Titik Defleksi dari statis ke dinamis
Makkah : Trading Centre; Iqra (telaah, study)
10. Kemukakan pandangan saudara tentang Buku Roda Berputar Dunia Bergulir dari Prof.
Herman Soewardi.
Abad Benar (Islamisasi) dan 7 Abad Salah (Westernisasi) (Kurun waktu era dinamik :
14 Abad (Abad 7 – 20 M)
“Islamisasi” beralih menjadi “Westernisasi” ?
Proses internal dalam Islam dan Barat :
Abad 9 : Islam kehilangan “Human Motivation”
Abad 16 : Barat memperoleh lecutan “Human Motivation”
Terjadinya kekeliruan persepsi teologis tentang Islam yang timbul sejak masa kejayaan
Islam (abad ke 7 sd 13).

Anda mungkin juga menyukai