Jadi inget tulisan almarhum ustadz Rahmat Abdullah di majalah Tarbawi; bahasa kita kadang
kekurangan nuansa positif, contohnya : Rumah Sakit. Bandingkan dengan bahasa Arab, tempat
orang di rawat, bahasa Arabnya adalah Musytasyfa (Tempat Penyembuhan). Kalau tidak
percaya mengandung makna positif, bandingkan dengan do’a ini : Allahumma isyfi, anta syafii,
syifaan laa yughodiru saqoma “ya Allah sembuhkanlah, Engkau Maha Penyembuh, sembuhkan
dengan kesembuhan yg tidak meninggalkan bekas”.
Bandingkan pula dengan bahasa Inggris, Hospital mengandung nuansa positif, coba kata
hospital tambahkan …ity (hospitality) artinya adalah keramahan atau keramah tamahan.
Rumah Sakit? – nuansa atau nilai rasa seperti apa yg kita temukan?
Baiklah teman, sekarang kita tidak membahas nilai rasa sebuah frase. Kita biarkan apa adanya.
Kita sekarang membahasa bagaimana seharusnya susunan kata benda dalam bahasa Inggris
disusun.
Phrase
Gabungan dua kata atau lebih (tanpa kata kerja di dalamnya) dan membentuk kesatuan makna
baru disebut Phrase . Contoh dalam bahasa Indonesia seperti di atas : Rumah Sakit. Atau
contoh lainnya : Ayam Goreng, Panjang Tangan, Kaki Tangan dst.
Dalam bahasa Inggris juga sama, contoh : bed room, guest book, frying pan, etc.
Bagaimana mengungkapkan dalam bahasa Inggris kata-kata berikut yang membentuk sebuah
frase, misal :
Sebuah klausa bebas (independent clauses) hakekatnya adalah kalimat sempurna (complete
sentence). Jadi, ketika ada jenis kata, minimal satu noun bergabung dengan minimal satu verb,
maka itu disebut Clause bukan Phrase.
Baiklah, nanti Insya Allah tulisan selanjutnya kita akan membahas tema khusus Clauses.
Gambar dua ekor gajah Lampung putih besar dewasa cerdas bukan lambang ITB.
The two elephant pictures. Karena maksudnya bukan dua gambar gajah. Atau menjadi :
The two elephants picture. Karena noun adjuct tidak boleh plural. Jadinya gimana…
Ada yg bisa?
The picture of two smart big mature white Lampung elephants is not a symbol of ITB
Yang jelas ketika kita akan membuat noun pharase, teorinya begini :
Yang termasuk Epitet, yang ditulis di atas, jika semua kriteria ada : opini, size, age, dst yang
satu harus didahulukan sebelum yang lain secara berurutan.
Selain Noun Pharse, kita akan menemukan gabungan kata-kata yang tidak bisa kita golongkan
ke dalam bentuk klausa atau kalimat karena tidak memenuhi unsur subjek predikat
(subject+verb). Gabungan kata-kata itu bisa berupa frase kata kerja (phrasal verb), frase
preposisi (prepositional pharse), atau frase kata keterangan (adverbial phrase).
Contoh frase kata kerja dalam bahasa Indonesia : Bolak balik, Pulang pergi, Kerja keras,
Banting tulang, Peras keringat, Rindu dendam dan seterusnya. Dalam bahasa Inggris, pharasal
verb misalnya : act up, answer back, break down, call off, carry out, hang out, hold on, pair up,
put on, run away, set aside, sign off, sit down, smell out, stand up, strike back, take off, wait in,
wait for, walk out, etc.
Contoh frase preposisi dalam bahasa Indonesia : Pada suatu hari, di tempat yang indah, dari
arah timur pantai Kuta, di atas langit pulau Dewata. (pada, di, dari, di atas = kata depan).
Contoh prepositional phrase dalam bahasa Inggris : on my mind, in the era of information, at big
village. (on, in, at = preposition).
Dalam Bahasa Arab, preposisi termasuk di antaranya adalah harfu jar : min = dari, ila = ke, ‘an
= dari/ atas, fii = di/ di dalam, ka = seperti, bi = dengan, li = bagi/ untuk, termasuk juga seperti
misalnya kata : ma’a = bersama, baina = di antara, bijanibi = di samping. Tidak ada kata kerja
atau fi’il dalam bahasa Arab didahului oleh preposisi. Isim atau kata benda yang didahului oleh
oleh preposisi menjadi majrur (sederhananya akhirannya ketika dibaca harus berbunyi “I”).
Contoh : bainal masjidi wal jami’ati (antara mesjid dan kampus), minal masyriqi ilal maghribi
(dari Timur hingga ke Barat). Tidak boleh dibaca misalnya : Minal masyriqu ilal
Maghriba,..salah, bisa ditertawakan orang Qatar..^ _ ^
Contoh prepositional phrase dalam bahasa Inggris : In the morning light on sunny day (dalam
hal ini prepositional phrase sama saja dengan adverb of time / keterangan waktu).
Ok,…
Selanjutnya kita akan membicarakan tentang adverbial phrase. Sebelumnya telah dijelaskan
bahwa di antara jenis parts of speech dalam bahasa Inggris, adverb adalah part of speech yang
paling fleksibel. Adverb bisa berfungsi menerangkan kata kerja (verb), bisa menerangkan kata
sifat (adjective), bisa menerangkan adverb (kata keterangan) itu sendiri, bahkan bisa dipakai
untuk menjelaskan whole (entire) sentences (keseluruhan kalimat). Karena sangat fleksibel-nya
adverb maka orang Inggris membagi jenis-jenis adverb sedikitnya ke dalam 5 jenis adverb
sekaligus membuat aturan bagaimana cara menempatkan adverbs dalam adverbial
pharse tersebut.
Oh iya, ada yg kelewat. Prepositional pharse tidak bisa menempati posisi subjek (karena tidak
bisa melakukan tindakan apapun), contoh kata-kata : pada suatu hari, kata-kata ini tidak bisa
jadi subjek. In the era of information, (tidak bisa jadi subjek, kecuali in nya dihapus : the era of
information is….). Begitu pula dengan adverbial pharse dan phrasal verb, karena kata-kata
intinya bukan noun, jadi tidak bisa adverbial pharase atau phrasal verb ini menempati posisi
Subjek ataupun Objek di dalam kalimat.
Kecuali participial phrase (V-ing + Noun / V-ed+Noun) bisa menempati posisi subjek ataupun
objek, karena kata intinya adalah Noun. Perhatikan contoh berikut :
The frightened girl run fast in the hard rain (gadis yang ketakutan itu lari cepat di antara hujan
deras)
Atau
The frightening girl jumps over flying over. (gadis yang menakutkan itu loncat di atas jembatan
layang)
Prepositional phrase dalam contoh di atas menempati posisi subjek. Tapi bisa juga menempati
posisi objek, contoh : I saw a frightened girl last night. (tadi malam saya melihat gadis yang
ketakutan).
Dalam participial kita kadang salah mengungkapkan, misal menggunakan kata “boring”
(bosan) : “Saya lagi boring nih”!, kata Alif. I’m boring , secara struktural bisa dibenarkan, tapi
secara makna salah ,karena boring artinya membosankan, pelaku aktif. I’m boring artinya saya
membosankan…(so what gitu loh?). Harusnya I’m bored. Atau lengkapnya misal : I’m bored
because TV program is boring. Saya bosan (terkena/dikenai perasaan bosan) karena acara TV
membosankan.
1. Adverb of manner (keterangan cara) berfungsi menerangkan kata kerja, umumnya
berakhiran..ly, jika diterjemahkan mengandung makna secara…., dengan….., atau dengan
cara……
Contoh : He carelessly drives the car (dia menyetir mobil dengan ceroboh). Carelessly
menerangkan main verb yaitu drive. Posisinya bisa di letakan sebelum main verb itu. Atau bisa
juga begini : He drives the car carelessly. Adverb di taroh di akhir kalimat, bukan menerangkan
the car (noun). Tidak boleh ditaroh di antara main verb dan object. Misal : he
drives carelessly the car (word order-nya salah). Biasanya susunan kalimat : Subjek+ Verb
+Objek. Kalau ditaroh sebelum objek (yang pasti berupa noun) berarti berubah fungsi jadi
adjective, padahal yang dimaksud adalah menerangkan cara dia menyetir mobil, bukan
menerangkan mobilnya.
3. Adverb of time (keterangan waktu), misalnya : now, last night, yesterday, tomorrow, next
week, still, yet, then. Keterangan waktu ini bisa diletakan pada awal kalimat atau pada akhir
kalimat. Khusus untuk still bisa diletakan sebelum kata yang diterangkannya, misal : My
grandfather was still alive when I left him. Katerangan waktu yang lebih spesifik harus diletakan
sebelum keterangan waktu yang lebih luas. Misalnya, He drove the car carelessly on Soekarno-
Hatta Street in Bandung at 11.00 pm last night.
Dalam contoh di atas terlihat bagaimana seharusnya kita menempatkan adverb. Jika ketiga
jenis adverb ini terdapat dalam sebuah kalimat, maka susunnanya adalah : Manner, Place,
Time (MPT). Perhatikan penempatan : Carelessly, in Bandung, Last night.
Yang keempat adalah adverb of degree (keterangan tingkatan), misalnya : too, almost, merely,
also, soon, just, rather, extremely, quite. Adverb jenis ini harus diletakan sebelum kata yang
diterangkannya.
Khusus untuk kata enough (cukup) bisa berfungsi sebagai adjective (menerangkan noun) bisa
juga adverb yang menerangkan adjective. Jika enough berfungsi sebagai adjective, letakan
sebelum noun, misal: I have enough money for weekend in Bali (saya punya cukup uang). Tapi
jika menerangkan adjective, letakan setelahnya, contoh : Your performance is nice enough ,
I really like you.
Yang kelima adalah adverb of frequency (keterangan frekuensi). Kalau misalnya keterangan
frekuensi bermakna negative, seperti jarang (rarely, scarely, seldom) atau sulit (hardly) atau
tidak pernah (never) sebaiknya diletakan pada awal kalimat. Jika menerangkan waktu tertentu,
seperti misalnya : once (sekali), twice (dua kali), three times (tiga kali), every…., maka letakan
adverb ini pada akhir kalimat. Jika adverb bermakna sering seperti : often, usually, always,
frequently, occasionally, maka letakan sebelum main verb-nya. She usually reads Al Ma’tsurat
and recites Al Qur’an every moring. She always comes at her office on time.