Anda di halaman 1dari 19

Bahaya kerja adalah setiap keadaan dalam

lingkungan kerja yang berppotensi untuk


terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan
akibat kerja.
Terdiri dari:
1. Bahaya kimiawi.

2. Bahaya fisik.

3. Bahaya ergonomis.

4. Bahaya psikologis.
Manajemen ancama bahaya kerja adalah suatu
proses interaksi yang digunakan oleh
organisasi tempat kerja untuk
mengidentifikasi, mengevaluasi, dan
menanggulangi bahaya ditempatnya guna
mengurangi risiko akibat bahaya tersebut.
1. Identifikasi bahaya kerja.
2. Evaluasi bahaya kerja.
3. Penilaian hasil evaluasi bahaya kerja.
4. Pengendalian dan pemantauan bahaya kerja
(srategi manajemen bahaya kerja).
Suatu proses yang dilaksanakan untuk
mendeteksi adanya ancaman bahaya ditempat
kerja.
Dapat dilaksanakan dengan mengadakan
pendekatan dan diskusi dengan para pekerja
yang berhubungan langsung dengan
mesin,peralatan, komponen fisik, dan tata
laksana pekerjaan di tempat kerja.
Sumber informasi lainnya, antara lain:
1. MSDS (material safety data sheet) atau hazard
data sheet, yaitu data khusus yang selalu
disertakan pada produk zat kimia dasar.
2. Referensi tentang K3 dapat dicari pada buletin
organisasi kesehatan kerja internasional
seperti: AIHA (american industrial hygine
assosiation), ACGHI (american confrence of
governmental industrial hyginist), majalah
ilmiah, buletin persatuan usaha sejenis, buletin
ILO (international labor organization).
3. Informasi dari pabrik pembuat mesin dan
peralatan kerja mengenai bahaya kerja yang
diakibatkan.
4. Informasi dari biro statistik, da balai hiperkes.
5. Standar da aturan praktik.
 Analisis ancaman bahaya kerja dan huubungan
antar bahaya kerja dan sistem operasional.
 Sistem operasonal dan sistem manajemen
dianalisis dengan menggali:
1. Bahaya kerja yang terabaikan pd saat membuat
tata letak bangunan pabrik dan desain mesin,
peralatan dan proses operasional.
2. Bahaya kerja muncul setelah perusahaan
beroperasi.
3. Bahaya kerja yg dapat terjadi karena prosedur dan
tugas kelompok kerja telah dimodifikas dari
asalnya.
Inspeksi tempat kerja di perlukan tiga langkah
prosedur pelaksanaan teknis:
1. Memahami tata letak tempat kerja masing-
masing kelompok kerja: gudang, mesin, pintu
darurat, ventilasi umum dll.
2. Mempersiapkan catatan masng-masing
kelompok kerja, jumlah pekerja, jabatan, urtug,
frekuensi kecelakaan, penjadwalan lembur, dll
3. Mempersiapkan jadwal pengontrolan.
Suatu proses yang dilaksanakan untuk dapat
menetapkan seberapa besar risiko bahaya kerja
yang ditemukan ditempat kerja.
 Hasil rangkuman peninjauan semua faktor
yang menyebabkan bahaya kerja pada
manusia.
 Hasil penilaian memberikan fakta dan
kemungkina yang relevan.
 Data yang dihasilkan sebagai dasar penetapan
langkah berikutnya dalam pengendalian risiko
bahaya kerja.
1. Risiko ringan: kemungkinannya kecil untuk terjadi
bahaya, serta akibat yang ditimbulkannya ringan,
maka bahaya kerja dapat diabaikan.
2. Risiko sedang: kemungkina kecil terjadi tetapi
akibat yang ditimbulkan cukup berat, atau
sebaliknya, maka perlu pelaksanaan manajemen
khusus.
3. Risiko berat: sangat mungkin terjadi dan akan
berakibat sangat buruk, maka harus dilaksanakan
penanggulanga sesegera mungkin.
Terdiri dari:
1. Pengendalian adminstratif.

2. Pengendalian Tekhnik, dan

3. Pengendalian Alat pelindung diri.


1. Kesehatan lingkungan.
2. Pemeliharaan mesin dan peralatan.
3. Identifikasi risiko bahaya kerja yang belum
teridentifikasi.
4. Semua mesin, peralatan dan bahan baku yang
digunakan dalam proses harus sesuai dengan
standar kesehatan dan keselamatan kerja.
5. Rotasi pekerja bagi pekerja berisiko tinggi.
6. Penggunaan jasa asuransi untuk memindahkan
bahaya kerja.
7. Informasi dan pelatihan.
Meliputi:
1. Subtitusi.

2. Metode basah.

3. Ventilasi dengan penggunaan exhaust (kipas


pembuang) lokal.
4. Ventilasi dengan penggunaan exhaust
umum/ventilasi dilusi.
5. Meminimalisasi kemungkinan bahay ditempat
kerja.
6. Isolasi pemagaran.
Isolasi terdiri dari tiga:
1. Pembatas fisik.

2. Pembatas jarak.

3. Pembatas waktu.
Organ tubuuh manusia yang sangat rentan
terhadap pajanan bahaya kerja adalah, mata,
telinnga, kulit, dan saluran pernapasan,
sehingga harus dilindungi.
 Buat makalah maksimal 5 halaman (depan harus ada
kover).
 Ketentuan makalah harus gunakan kaidah makalah
ilmiah mulai sistem penulisan sampai daftar pustaka.
 Makalah tidak usah di jilid cukup di streples.
 Analisis resiko bahaya dimanapun yang kalian bisa
analisis. Dengan metode Tahapan manajemen bahaya
kerja
1. Identifikasi bahaya kerja.
2. Evaluasi bahaya kerja.
3. Penilaian hasil evaluasi bahaya kerja.
4. Pengendalian dan pemantauan bahaya kerja (srategi
manajemen bahaya kerja).
5. Analisis Risiko ringan:
6. Risiko sedang: Risiko berat:

Anda mungkin juga menyukai