Anda di halaman 1dari 8

Nama : Crisnatal Panjaitan

Dian Kartika Lubis

Eno Fawanda Purba

Lamhot Hutabarat

Nova Irawan Siburian

Tingkat/Jurusan : I-C/Teologi

Mata Kuliah : PAK Anak dan Remaja

Dosen : Meri Ulina Br Ginting

Menyelesaikan Pemberontakan Anak dan Remaja dalam Keluarga

I. Pendahuluan
pada sajian sebelumnya kita telah membahas pendekatan Transformasi. Pada sajian
kali ini kita akan membahas tentang bagaimana menyelesaikan pembrontakan anak
dan remaja dalam keluarga. Semoga sajian ini dapat menambah wawasan kita semua.
II. Pembahasan
2.1. Pengertian Pemberontakan
Menurut KBBI Pembertontakan adalah orang yang melawan atau
menentang kekuasaan yang sah pendurhaka.1 Pemberontakan dalam
pengertian umum adalah penolakan terhadap otoritas. Pemberontakan dapat
timbul dalam berbagai bentuk, mulai dari pembangkangan sipil (civil
disobedience) hingga kekerasan terorganisir yang berupaya meruntuhkan
otoritas yang ada. Istilah ini sering pula digunakan untuk merujuk pada
perlawanan bersenjata terhadap pemerintah yang berkuasa, tapi dapat pula
merujuk pada gerakan perlawanan tanpa kekerasan. Orang-orang yang terlibat
dalam suatu pemberontakan disebut sebagai "pemberontak".2
2.2. Pengertian Anak
Anak adalah individu yang unik yang punya eksintensi dan yang
memiliki jiwa sendiri serta mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang

1
KBBI
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemberontakan, diakses pada hari senin 8 April 2019, jam 17: 00 WIB.
secara optimal sesuai dengan iramanya masing-masing yang khas.3 Maka anak
itu dapat dikatakan sebagai masa kanak-kanak, masa kanak-kanak itu dibagi
menjadi dua periode yaitu awal masa kanak-kanak, sekitar umur 2-6 Tahun
dan akhir masa kanak-kanak sekitar umur 6-12 Tahun. Ada beberapa sebutan
untuk masa kanak-kanak yang sesuai dengan sifat mereka. Misalnya orang tua
menyebut masa yang menyulitkan, karena pada awal masa kanak-kanak
mereka cenderung menolak ungkapan kasih sayang orang tua dan tidak mau
ditolong. Sedangkan pada akhir masa kanak-kanak, mereka tidak mau lagi
menuruti perintah orang tua dan lebih senang mengikuti aturan kelompoknya.4
2.3. Pengertian Remaja
Sebutan “Puber” berasal dari kata “Pubertas” dari bahasa Latin.
Pubertas berarti kelaki-lakian dan kederwasaan yang dilandasi oleh sifat
kematangan fisik. Masa remaja adalah masa transisi yaitu masa yang sangat
amat meresahkan di dalam kehidupan seseorang. Pada masa pubertas setiap
orang akan mengalami perubahan, baik secara fisik maupun perubahan yang
lain-lain dari kanak-kanak menuju masa remaja. Masa remaja adalah masa
bertanya artinya remaja mengalami perkembangan dari segi kognitifnya.
Umumnya mereka sudah mempertanyakan hal yang sudah diajarkan kepada
mereka. Mereka tidak lagi percaya pada semua hal yang telah
dikatakan/diajarkan, baik dari orang tua maupun guru mereka yang benar.
Remaja juga adalah suatu istilah peralihan dari seorang anak kecil menjadi
remaja atau masa persiapan diri untuk menjadi remaja.5
2.4. Jenis-jenis Pemberontakan anak dan Remaja
II.4.1. Pemberontakan Anak
Ada beberapa faktor yang terlibat mengapa anak
memberontak sampai tega melakukan hal-hal kekerasan yang
melebihi batas, yaitu:

a. Anak bermasalah, anak yang bertumbuh besar dengan hati


nurani yang lemah, sangat egois, mementingkan diri sendiri,
menuntut agar kehendaknya dipenuhi.

3
Shibudata, Membuka Masa Depan Anak-Anak Kita (Yogyakarta: Kanisius, 2000), 83.
4
Sri Rumini & Siti Sundari, Perkembangan Anak dan Remaja (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), 37.
5
Tri Astuti E. Relmarisa, Pak Remaja (Jakarta: BPK-GM, 1997), 2.
b. Orang tua tanpa disadari melakukan hal-hal yang melukai
hati anak-anak dan waktu hal-hal itu bertumpuk dalam hati si
anak akhirnya membuahkan kebencian dalam diri si anak
kepada orang tuanya. Firman Tuhan mengingatkan kita
dalam Kolose 3 : 21, "Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati
anakmu (diterjemahkan janganlah membuat hati anakmu
pahit/getir), supaya jangan tawar hatinya."
Beberapa tindakan orang tua yang dapat mengakibatkan
hati anak pahit, yaitu:
a. Anak akan merasa pahit kalau dia ditolak, jadi anak lahir
ke dunia dengan suatu permintaan agar orang tua
menerimanya, mereka membutuhkan penjagaan, dan uluran
tangan orang tuanya. Beberapa bentuk penolakan adalah :

 Membandingkan anak.
 Penghinaan, kita kadangkala lupa bahwa anak kita
punya perasaan dan dalam kemarahan kita keluarlah
kata-kata yang menghina dia nah itu sangat mempunyai
muatan penolakan yang besar.

b. Orang tua tanpa merencanakan atau tidak membuat si


anak merasa dia adalah bukan bagian dari keluarga itu
sendiri.

c. Tatkala disiplin diberikan, kekerasan diberikan tanpa


adanya cinta kasih yang cukup. Disiplin dan cinta kasih
adalah dua unsur yang sangat dipentingkan dalam
pertumbuhan anak. Cinta kasih yang diberikan tanpa
disiplin membuat si anak menjadi anak yang luar biasa
egoisnya, kekanak-kanakan, tidak dewasa, menganggap
semua orang harus tunduk kepadanya dan harus
memenuhi keinginannya.

Kebalikannya disiplin yang diberikan tanpa cinta kasih


membuat si anak menjadi anak yang memberontak, membenci
orangtuanya. Lingkungan pun sangat mempengaruhi, anak yang
terbiasa dengan kehidupan yang keras, dia terbiasa menyakiti orang,
karena dia terbiasa disakiti. Akhirnya gaya hidup yang keras itu
menjadi bagian dari kehidupannya sendiri. Jadi bagi dia melakukan
tindak kekerasan bukanlah hal yang luar biasa itu adalah hal yang
lazim.

Langkah-langkah yang perlu kita lakukan sebagai orangtua


untuk mengurangi sifat anak yang memberontak adalah :

a. Sewaktu kita menghukum anak, kita mesti mengecek apakah


kita telah memberikan peringatan kepada si anak. Prinsipnya
kita tidak mendisiplin anak dengan pukulan, kalau kita belum
memberikan dia peringatan kecuali dalam kasus yang
mendadak.
b. Perhatikan bagaimana kita memukul anak, jadi tidak
diperkenankan memukul anak misalnya dengan sekuat tenaga
kita, semau kita, dan tidak diperkenankan memukul anak di
mana saja yaitu di mukanya, di kepalanya atau dengan apa saja,
dengan rotan, dengan kayu, dengan ban. Jadi kalau mau pukul
anak, pukullah pantatnya karena itu bagian yang memang tidak
terlalu melukai si anak.
c. Setiap kali kita mau mendisiplin anak, kita harus tanyakan diri
kita apakah si anak ini mengerti kenapa si anak itu dipukul. Jadi
menuntut kita untuk memberikan waktu setelah kita pukul anak
untuk berbincang-bincang dengan kita.
d. Harus selalu mengecek sudahkah anak itu tahu bahwa dia
dicintai oleh kita, cukupkah pengekspresian kasih kita
kepadanya. Sebab jangan sampai si anak merasakan bahwa kita
hanyalah datang untuk memukulnya, mendisiplinnya tanpa
anak itu menyadari bahwa kita mengasihinya.6

6
http://www.telaga.org/audio/pemberontakan_anak_terhadap_orangtua, Diakses Hari Senin, 8 April
2019, Jam 17:30.
II.4.2. Pemberontakan Remaja
 Pemberontakan remaja awal (12-14 tahun)
Banyak orang tua menggangap sikap anak yang memberontak
pada masa ini untuk melawan orang tua. Pada masa ini remaja
menolak untuk dianggap anak-anak atau mengikuti identitas
saudara yang lebih tua. Dia sedang mencari jati dirinya, namun
belum menemukan sosok seperti yang dia inginkan. Pada masa
ini orang tua sebaiknya berperan menjadi seorang teman untuk
memulai komunikasi. Cari tahu keinginan remaja tanpa
membuat anak merasa terancam. Anak akan cenderung
menaruh kepercayaan dan lebih penurut.
 Pemberontakan remaja di usia pertengahan (15-17 Tahun)
Pada pertengahan masa remaja, sekitar akhir tahun sekolah
menengah awal dan awal sekolah menengah atas,
pemberontakan biasanya untuk menunjukkan bahwa remaja
memiliki identitas berbeda dari saudara atau orang lain. Sikap
menentang aturan sosial adalah caranya memperlihatkan
kekuatan untuk menentukan nasib sendiri. Bagi orang tua,
jangan melarang sikap pemberontakan mereka. Tetapi iringi
dengan memberi pengertian dan bimbingan pada anak untuk
memperbaiki perilaku positif remaja. Walaupun remaja takkan
langsung mengikutinya mereka mengetahui bahwa orang tua
ingin yang terbaik untuk anaknya.
 Pemberontakan di usia remaja akhir (18 Tahun)
Pemberontakan di sekolah menengah atas biasanya akibat
keterlambatan masa remaja. Anak akan secara dramatis selalu
menentang untuk membebaskan dirinya dari ketergantungan
pada orang tua dan masa kanak-kanak yang selalu berbuat baik.
Anak yang sangat dekat dengan orang tua umumnya
memberontak untuk memperoleh identitas baru dan
kemandirian sebelum melakukan langkah penting berikutnya.
Bagi orang tua, tetap empatik selama perselisihan dan
memberikan motivasi mengenai risiko yang mungkin diterima
anak terhadap pilihannya.
 Pemberontakan awal kemandirian (18 Tahun)
Pemberontakan di masa ini umumnya dilakukan untuk
mengambil otoritas dari orang tua menjadi kekuatan
mengendalikan hidupnya. Pada masa ini, remaja menolak untuk
diperintah siapapun, bahkan oleh dirinya sendiri. Orang tua
dengan anak yang berada pada seusia ini harus membiarkan
anak menerima konsekuensi pilihan mereka. Berakhirnya
pemberontakan terhadap diri sendiri dan menerima otoritas
kepemimpinan mereka adalah tantangan terakhir masa remaja.
Ini harus dipenuhi sebelum memulai kehidupan dewasa.7
2.5. Cara mengatasi pemberontakan
2.5.1. Sikap Mental yang Berkaitan dengan Anak
1. Membahagiakan Anak
Dua kata ini terdengar sepeleh. Tetapi rupanya tidak mudah
dilaksanakan. Ada 4 konsep kemungkinan yang terjadi pada orang
tua dalam membahagiakan anak kandung
 Orang tua yang tau bahwa mereka tahu cara membahagiakan
anak
 Orang tua tahu bahwa mereka tidak tahu cara membahagiakan
anak
 Orang tua tahu bahwa mereka tahu atau yang sudah
melaksanakan konsep pembagian anak
 Orang tua yang tidak tahu bahwa mereka tidak tahu atau salah
dalam konsep membahagiakan anak.
Anak sebagai permata hati orang tua jelas menambakan
kebahagiaan terutama kebahagiaan orang tuanya bukan dari orang lain.
Akan tetapi kebahagiaan itu bisa salah. Cara mengatasi mendidik
bukan hanya dari kekuasaan, dengan hati dan dilakukan secara
seimbang.

2. memberi perhatian kepada anak

7
https://www.msn.com/id-id/gayahidup/pengasuhan/pemberontakan-remaja-dan-cara-
menanganinya/ar-BBTqBds, diakses hari senin, 8 April 2019, Jam 17:30 WIB.
Dimana semua masalah itu dapat dikelompokkan menjadi 3
bagian besar yaitu: masalah kualitas, masalah kegembiraan dan
kesejahteraan. Semua yang dilakukan itu adalah bentuk dari perhatian.
Sama seperti proses mencintai di antara dua orang remaja, begitu juga
yang dilakukan oleh orang tua mencintai anaknya.
Wajib hukumnya bagi orang tua untuk memperhatikan
masalah-masalah kualitas, kegembiraan dan kesejahteraan.
2.5.2. Meningkatkan Kualitas Anak
1. Meningkatkan Kualitas Pengetahuan/ Keterampilan Anak
Inilah kualitas pertama yang harus diperhatikan dan
ditingkatkan orang tua. Memang cukup sulit bagi orang tua untuk
selalu mengikuti semua pelajaran formal dan keterampilan anak. Oleh
karena itu, paling tidak yang dapat dilakukan adalah memberikan
pengertian-pengertian umum untuk mendukungnya.
Pengertian-pengertian untuk meningkatkan kualitas
pengetahuan dan keterampilan anak adalah:
1. memberi informasi yang bermutu
2. memberi pendidikan formal yang baik
3. memberi kesempatan ikut pendidikan tambahan
4. merangsang anak senang belajar
5. jangan memaksakan jenis pendidikan tertentu kepada
anak
6. jangan memaksa menjejali kepada anak dengan ilmu
pengetahuan pada masa kanak-kanaknya
7. jangan memaksakan cara belajar tertentu kepada anak.8
III. Refleksi Teologis
Dalam menyelesaikan masalah pembrontakan anak dan remaja orang tua harus
menghadapinya, seperti tertulis pada Ulangan 11:19 “ kamu harus mengajarkannya
kepada anak-anakmu dengan membicarakannya apabila engkau duduk dirumahmu
dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila
engkau bangun”. Dalam artian orang tua harus menyelesaikannya dengan Kasih
bukan dengan kekerasan. Begitu juga kepada anak seperti yang tertulis di dalam

8
T.A. Tatag Utomo, Mencegah dan Mengatasi Krisis Anak melalui Pengembangan Sikap Mental
Orang Tua (Jakarta: PT Grasindo, 2000), 58-60.
Efesus 6:2 “ Hormatilah ayahmu dan ibumu ini adalah suatu perintah yang penting,
seperti yang nyata dari janji ini”.
IV. Kesimpulan
Pemberontakan dalam pengertian umum adalah penolakan terhadap otoritas.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti contoh orang tua yang melukai hati
anaknya akibat hal itu dapat terjadi pemberontakan dalam anak. Tetapi walaupun
demikian semua dapat di atasi secara baik-baik ataupun diatasi dengan kasih bukan
dengan kekerasan. Orang tua berperan penting dalam ini begitu juga anak harus
mengerti akan orang tuanya.
V. Daftar Pustaka

KBBI
Relmarisa, Tri Astuti E. Pak Remaja. Jakarta: BPK-GM, 1997.
Rumini, Sri & Siti Sundari. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2004.
Shibudata, Membuka Masa Depan Anak-Anak Kita. Yogyakarta: Kanisius, 2000.
Utomo, T.A. Tatag. Mencegah dan Mengatasi Krisis Anak melalui Pengembangan
Sikap Mental Orang Tua. Jakarta: PT Grasindo, 2000.

Sumber lain:

https://id.wikipedia.org/wiki/Pemberontakan, diakses pada hari senin 8 April 2019, jam 17:


00 WIB.

http://www.telaga.org/audio/pemberontakan_anak_terhadap_orangtua, Diakses Hari


Senin, 8 April 2019, Jam 17:30.

https://www.msn.com/id-id/gayahidup/pengasuhan/pemberontakan-remaja-dan-cara-
menanganinya/ar-BBTqBds, diakses hari senin, 8 April 2019, Jam 17:30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai