Bu Sara Teori TGL 8 .
Bu Sara Teori TGL 8 .
“TEKNIK STERILISASI”
DI SUSUN OLEH :
Nina Agustina 12018052
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta tugas ini dengan judul”formulasi sedian elixir” Maksud dan tujuan dibuat makalah ini
adalah agar lebih memahami mengenai data formulasi sediaan pembuatan dan evauasi
sediaan eixir yang akan kami bahas dalam makalah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan
yang dimiliki.
Saya berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, saya berharap
adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan
kedepannya.
1. Latar Belakang
Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mnghilangkan semua mikroorganisme
termasuk endospora bakeri dari benda-benda mati/instrumen. Sterilisasi dapat dilakukan
dalam beberapa cara, salah satunya dengan bahan kimia. Banyak zat kimia dapat
menghambat atau mematikan mikroorganisme berkisar dari unsur logam berat seperti
perak dan tembaga sampai kepada molekul organik yang kompleks seperti persenyawaan
amonium kuartener. Berbagai substansi tersebut menunjukkan efek anti mikrobialnya
dalam berbagai cara dan terhadap berbagai macam mikroorganisme. Efeknya terhadap
permukaan benda atau bahan juga berbeda-beda. Ada yang serasi dan ada yang bersifat
merusak. Karena ini dan juga karena variable-variabel lain, maka perlu sekali diketahui
terlebih dahulu perilaku suatu bahan kimia sebelum digunakan untuk menerapkan praktis
tertentu.
Tujuan sterilisasi yaitu untuk memusnahkan semua bentuk kehidupan
mikroorganisme patogen termasuk spora, yang mungkin telah ada pada peralatan
kedokteran dan perawatan yang dipakai. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
metode sterilisasi yaitu sifat bahan yang akan disterilkan.
2. Rumusan Masalah.
Dalam makalah ini membahas definisi, kegunaan, tekhnik dan cara sterilisasi serta alat
dan bahan kimia yang sering digunakan dalam sterilisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
Istilah sterilisasi yang digunakan pada sediaan – sediaan farmasi berarti, penghancuran
secara lengkap semua mikroba hidup dan spora – sporanya atau penghilangan secara lengkap
mikroba dari sediaan. (Ansel, 1989).
Sterilisasi adalah proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari
semua bentuk kehidupan (termasuk virus). Semua material sebagai subjek proses ini disebut
sebagai bahan yang steril. Istilah steril tidak menggambarkan suatu bahan mutlak steril
namun lebih tepatnya hampir tidak terdapat kehidupan karena steril tidak dapat dipastikan.
Ketika sejumlah mikroorganisme terpapar terhadap suatu perlakuan sterilisasi seperti panas
atau sinar UV, mereka tidak akan mati secara langsung spontan melainkan akan mati secara
bertahap. Menurut Hogg (2005), secara teoretis dampak sterilisasi terhadap jumlah
mikroorganisme yang homogen yaitu akan mematikannya secara eksponensial dengan
kecepatan yang seragam.
Menurut Talaro dan Talaro (2002:321) pembagian jenis mikroorganisme berdasarkan
ketahanannya terhadap proses steril adalah sebagai berikut:
1. Resistensi tertinggi, contohnya: endospora bakteri.
2. Resistensi sedang,contohnya: cyst protozoa, spora seksual fungi (zygospora), beberapa
virus (virus tanpa kapsul lebih resisten dari pada virus berkapsul, virus paling resisten
adalah hepatitis B dan poliovirus), beberapa sel vegetatif baketri (sel paling resisten
adalah Mycobacterium tuberculosis, Staphylococcus aureus, dan spesies Pseudomonas).
3. Resistensi rendah,contohnya: sebagian besar sel vegetatif bakteri, hifa atau spora fungi
umum, virus, yeast dan tropozoit.
3. Teknik Sterilisasi.
Berikut adalah penjabaran klasifikasi sterilisasi yang umum dipakai di laboratorium.:
1. Pemanasan
Dampak pemanasan terhadap kematian mikroorganisme sangat tergantung kepada
suhu dan lama waktu sterilisasi. Panas menyebabkan enzim-enzim berhenti bekerja
dan sel dapat kekurangan air. Menurut Barrow dan Feltham (1993:12-13) endospora
bakteri lebih tahan panas daripada sel vegetatif, tetapi semua bentuk endospora
tidak memiliki ketahanan yang sama persis terhadap panas. Misalnya endospora
B.subtilis dapat dimatikan dengan pemanasan 100°C dalam waktu pendek,
sedangkan endospora B.stearothermophilus dapat bertahan dalam air mendidih
berjam-jam.
a) Dengan api langsung
Pemijaran dapat langsung membunuh mikroorganisme (termasuk
endospora) yang disterilkan dengan cara membakar mikroorganisme sehingga
cara ini adalah cara paling cepat. Namun kekurangannya adalah sangat
terbatasnya cakupan alat yang disterilisasi menggunakan pemijaran dan
ketidakpraktisan dalam mensterilisasi alat berukuran besar.
2) Microwave oven
Microwave oven adalah alat yang mampu memanaskan dengan gelombang
mikro pada tekanan atmosfer. Penggunaan alat ini selain untuk sterilisasi
peralatan gelas dapat juga untuk memanaskan bahan cair atau mencairkan agar.
Distribusi gelombang mikro sebaiknya harus homogen untuk mencegah adanya
area overheating. Pemanasan dengan waktu lebih lama dengan pengaturan
power rating yang rendah atau alat yang dilengkapi pemutar otomatis akan
menghasilkan distribusi panas yang lebih baik. Jangan menggunakan peralatan
metal (termasuk tutup yang terbuat dari besi), jika terdapat bahan ini maka
dilepaskan terlebih dahulu sebelum disterilisasi. Media yang mengandung bahan
tidak tahan panas sebaiknya jangan dipanaskan menggunakan alat ini kecuali jika
telah terverifikasi dan terbukti dengan baik. Sebaiknya microwave oven tidak
untuk sterilisasi media, sterilisasi media tetap menggunakan autoklaf. Stelah
pemanasan menggunakan alat ini disarankan juga untuk didiamkan selama 5
menit sebelum dikeluarkan (ISO7128 2007:17-18)
(Prescott et
al.
2002:140)
h) Tyndallisasi
Metode ini berupa mendidihkan medium dengan uap beberapa menit
saja. Karena metode ini untuk mensterilkan medium atau alat yang tidak tahan
dengan suhu tinggi. Dengan suhu 100o C selama 30 menit dalam 3 hari berturut-
turut. Sehingga dapat dihasilkan medium yang steril dan zat-zat organik yang
terkandung di dalamnya tidak mengalami banyak perubahan.
i) Pasteurisasi
Pasteurisasi bukan suatu bentuk sterilisasi, tetapi metode untuk
membinasakan organisme penyebab penyakit. Kita dapat membinasakan
organisme tersebut dengan cara dipanaskan dengan suhu tinggi sekitar 60-80oC
selama satu jam dan 3 hari berturut-turut.
j) Pembakaran
Metode pembakaran digunakan untuk memusnahkan bangkai, hewan-
hewan penelitian yang terinfeksi, dan bahan terinfeksi lainnya yang perlu
dibuang. Pemusnahan mikroorganisme dengan pembakaran juga dilakukan
secara rutin di laboratorium terhadap jarum pindah, yang dipijarkan di atas
pembakar bunsen. Pembakaran sangat efektif untuk metode sterilisasi.
PENUTUP
Kesimpulan
- Sterilisasi dengan kimiawi dapat dilakukan dengan bahan klor,
alkohol, yodium, formaldehida 8 %, glutaraldehide dan lain-lain.
http://bankmakalah-id.blogspot.co.id/2014/06/makalah-teknik-sterilisasi-lengkap.html
https://anitamuina.wordpress.com/2013/02/12/sterilisasi/
https://viyufika.wordpress.com/metode-sterilisasi/
.