B6
Fransiska (102013369)
1
Abstrak
Mata adalah salah satu organ tubuh yang sangat penting untuk kelangsungan hidup karena
dengan mata kita dapat melihat semua yang ada di sekitar kita. Namun di lain sisi, mata juga
memiliki beberapa kelainan yang menyebabkan terganggunya system penglihatan kita.
Beberapa kelainan refraksi pada mata ini antara lain adalah miopi, hipermiopi, astigmatisma,
dan presbiopi yang umumnya sering di jumpai pada orang-orang yang berada di sekitar kita.
Miopi merupakan mata dengan lensa terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang sehingga
objek bayangan yang jauh akan terlihat kabur, ini dikarenakan bayangan jatuh di depan
retina. Kelainan mata jenis ini dapat dikoreksi dengan lensa cekung.
Abstract
Pendahuluan
Mata adalah alat indera penglihatan. Agar dapat melihat, mata harus menangkap pola
pencahayaan di lingkungan sebagai “gambar/ bayangan optis” di suatu lapisan sel peka sinar,
retina, dan dapat pula dibayangkan seperti kamera nondigital yang menangkap bayangan
pada film. Seperti film yang dapat diproses menjadi salinan visual dari bayangan asli, citra
tersandi di retina disalurkan melalui serangkaian tahap pemrosesan visual yang semakin
rumit hingga akhirnya secara sadar dipresepsikan sebagai kemiripan visual dari bayangan
asli.1
Struktur Mata
Mata adalah struktur bulat berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan.Dari bagian
paling luar hingga paling dalam, lapisan-lapisan tersebut adalah (1) sklera/kornea; (2) koroid/
2
badan siliar; iris; (3) retina.Sebagian besar bola mata ditutupi oleh suatu lapisan kuat jaringan
ikat yaitu sklera, yang membentuk bagian putih mata.Di sebelah anterior, lapisan luar terdiri
dari kornea transparan yang dapat ditembus oleh berkas cahaya untuk masuk ke interior
mata.Lapisan tengah di bawah sklera adalah koroid yang berpigmen banyak dan mengandung
banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi bagi retina.Lapisan koroid di sebelah anterior
mengalami spesialisasi membentuk badan siliar dan iris.Lapisan paling dalam di bawah
koroid adalah retina, yang terdiri dari lapisan berpigmen disebelah luar dan lapisan jaringan
saraf di sebelah dalam. Yang terakhir mengandung sel batang (rods) dan sel kerucut (cones)
yang merupakan fotoreseptor untuk mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf. Seperti
dinding hitam sebuah studio foto, pigmen di koroid dan retina menyerap sinar setelah sinar
mengenai retina, ini digunakan untuk mencegah pantulan atau pembuyaran sinar di dalam
mata.
Bagian anterior mata terdiri dari dua rongga berisi cairan yang di pisahkan oleh
sebuah lensa elips yang semuanya transparan agar cahaya dapat menembus mata dari kornea
hingga ke retina.Rongga posterior yang lebih besar antara lensa dan retina mengandung
bahan setengah cair mirip gel yaitu humor vitreus.Humor vitreus sangat penting untuk
mempertahankan bentuk bola mata agar tetap bulat.Rongga anterior antara kornea dan lensa
mengandung cairan jernih encer yaitu humor aquosus.Humor aquosus membawa nutrisi
untuk kornea dan lensa yang merupakan dua struktur yang tidak memiliki aliran darah.
Adanya pembuluh darah di struktur-struktur ini akan mengganggu lewatnya cahaya ke
fotoreseptor.
Humor aquosus dihasilkan dengan kecepatan sekitar 5 ml/hari oleh suatu jaringan
kapiler di dalam badan siliar yang merupakan suatu turunan khusus lapisan koroid
anterior.Cairan ini mengalir ke suatu kanalis di tepi kornea dan akhirnya masuk ke darah.
Tidak semua cahaya yang melewati kornea dapat mencapai fotoreseptor peka cahaya,
karena adanya iris yaitu suatu otot polos tipis berpigmen yang membentuk struktur mirip
cincin di dalam aquous humor.Pigmen di iris memberi warna pada mata. Berbagai bercak,
garis, atau nuansa lain pada iris bersifat unik bagi setiap orang sehingga iris menjadi dasar
bagi teknologi identifikasi terkini. Lubang bundar di bagian tengah iris tempat masuknya
cahaya ke interior mata adalah pupil.Ukuran lubang ini dapat disesuaikan oleh kontraksi otot-
otot iris untuk menerima sinar lebih banyak atau lebih sedikit, seperti diafragma yang
mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke kamera. Iris mengandung dua set anyaman otot
3
polos, satu sirkular (serat-serat otot berjalan seperti cincin di dalam iris) dan satu radial (serat
mengarah keluar dari tepi pupil seperti jari-jari roda sepeda). Karena serat otot memendek
ketika berkontraksi maka pupil menjadi lebih kecil ketika otot sirkular (atau konstriktor)
berkontraksi dan membentuk cincin yang lebih kecil.Konstriksi pupil refleks ini terjadi pada
keadaan sinar terang untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke mata.Jika otot radial
(atau dilator) berkontraksi maka ukuran pupil bertambah.Dilatasi pupil ini terjadi pada cahaya
termaram agar sinar yang masuk ke retina lebih banyak.Otot-otot iris dikendalikan oleh
sistem saraf otonom. Serat saraf parasimpatis menyarafi otot sirkular (menyebabkan
konstriksi pupil) sementara serat simpatis menyarafi otot radial (menyebabkan dilatasi
pupil).1-3 (Lihat gambar 1)
4
Gambar 2. Mekanisme penglihatan2
Sel batang ditemukan di semua retina kecuali pada fovea.Sel-sel batang berisi
rhodopsin (penglihatan warna ungu) yangdisintesis dari vitamin A. Pigmen ini berwarna ungu
pada keadaan gelap, tetapi pucat oleh cahaya yang dapat terlihat.Bila pucat impuls-impuls
saraf di transmisikan dari sel batang.Sel kerucut paling banyak ditemukan pada macula lutea
meskipun mereka juga menyebar pada seluruh retina.Sel kerucut merupakan satu-satunya sel
pada fovea, tempatnya berkumpul dengan rapat.Setiap sel kerucut mengandung satu dari tiga
pigmen terpisah yang masing-masing dari ketiganya dipucatkan oleh cahaya dari warna yang
berbeda.Pola yang berbeda dari respons-respons sel kerucut ini memungkinkan warna yang
berbeda dapat dibedakan.Terdapat 120 juta sel batang dan 7 juta sel kerucut pada setiap
mata.Sedangkan saraf optic hanya mengandung 800.000 serabut sehingga banyak sekali sel
batang dan kerucut yang harus berbagi serabut saraf.
Namun, di fovea, setiap sel bipolar dihubungkan pada sedikit sekali sel kerucut. Hal
ini menjamin sensitivitas ekstrem dari bagian mata ini, mata normal melihat detil yang sangat
halus. Pada bagian perifer dari retina terdapat banyak sel-sel batang.Sekitar 300 atau lebih sel
5
batang mengisi setiap sel ganglion.Kumpulan sel batang ini membentuk bidang sirkuler kecil
pada retina.Batang tengah pada bidang ini membangkitkan sel ganglion sementara sel batang
bagian luar menghambatnya.Bayangan dari objek bergerak melewati bidang ini pertama-tama
menyebabkan penurunan kemudian peningkatan cepat, dan kemudian penurunan kembali
pada impuls dari sel ganglion. Karenanya bagian perifer retina lebih sensitif terhadap
gerakan-gerakan bayangan daripada detil halus.4,5 (Lihat
gambar 3)
Proses Refraksi
Sinar berjalan lebih cepat melalui udara dari pada melalui media transparan lain
misalnya air dan kaca. Ketika masuk ke suatu medium dengan densitas tinggi, berkas cahaya
melambat (yang sebaliknya juga berlaku).Arah berkas berubah jika cahaya tersebut mengenai
permukaan medium baru dalam sudut yang tidak tegak lurus.Berbeloknya berkas sinar
dikenal sebagai refraksi (pembiasan). Pada permukaan melengkung seperti lensa,
akansemakin besar derajat pembelokan dan semakin kuat lensa. Ketika suatu berkas cahaya
6
mengenai permukaan lengkung suatu benda dengan densitas lebih besar maka arah refraksi
bergantung pada sudut kelengkungan.Permukaan konveks melengkung keluar (cembung,
seperti permukaan luar sebuah bola), sementara permukaan konkaf melengkung kedalam
(cekung, seperti gua). Permukaan konveks menyebabkan konvergensi berkas sinar, membawa
berkas-berkas tersebut lebih dekat satu sama lain. Karena konvergensi penting untuk
membawa suatu bayangan ke titik fokus, maka permukaan refraktif mata berbentuk konveks.
Permukaan konkaf membuyarkan berkas sinar (divergensi). Lensa konkaf bermanfaat untuk
mengoreksi kesalahan refraktif tertentu mata, misalnya penglihatan dekat.1
Akomodasi adalah proses penyesuaian otomatis pada lensa untuk memfokuskan objek
secara jelas pada jarak beragam. Pada emetropia atau akomodasi normal, kontraksi otot
siliaris mengurangi tarikan ligament suspensorik pada lensa, yang kemudian menonjol ke luar
sehingga semakin konveks atau membulat untuk penglihatan dekat. Relaksasi otot siliaris
memperkuat tarikan ligament suspensorik pada lensa, sehingga semakin memipihkan lensa
untuk penglihatan jauh.5
Mata manusia dapat mengalami kelainan.Secara klinik kelainan refraksi adalah akibat
kerusakan pada akomodasi visual, entah itu sebagai akibat perubahan biji mata, maupun
kelainan pada lensa.Beberapa kelainan refraksi tersebutakan diuraikan sebagai berikut:
Gambar 4. Miopia7
7
2. Mata Hipermetropia (Rabun Dekat)
Mata hipermetropia adalah mata dengan lensa yang terlalu pipih atau bola mata
terlalu pendek. Objek yang dekat akan terlihat kabur karena bayangan jatuh di
belakang retina, sedangkan objek jauh akan terlihat jelas karena bayangan jatuh di
retina. Kelainan mata jenis ini dikoreksi dengan lensa konveks.6,7 (Lihat gambar 5)
Gambar 5. Hipermetropia7
3. Mata Astigmatis
Mata astigmatis adalah mata dengan lengkungan permukaan kornea atau lensa
yang tidak rata.Misalnya lengkung kornea yang vertikal kurang melengkung
dibandingkan yang horizontal.Bila seseorang melihat suatu kotak, garis vertikal
terlihat kabur dan garis horizontal terlihat jelas, mata orang tersebut menderita
kelainan yang disebut astigmatis regular.Astigmatis regular dapat dikoreksi dengan
lensa silindris. Bila lengkung permukaan kornea tidak teratur disebut astigmatis
irregular dan dapat dikoreksi dengan lensa kontak.6,7 (Lihat gambar 6)
8
Gambar 6. Astigmatisma7
4. Presbiopia (Mata Tua)
Mata presbiopia adalah suatu keadaan dimana lensa kehilangan elastisitasnya
karena bertambahnya usia. Dengan demikian, lensa mata tidak dapat berakomodasi
lagi dengan baik. Umumnya penderita akan melihat jelas bila objeknya jauh, tetapi
perlu kacamata cembung untuk melihat objek dekat.6,7
Pembiasan Cahaya
Sinar atau cahaya adalah suatu bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri dari paket-
paket energi mirip partikel yang dinamai foton yang berjalan dalam bentuk gelombang.Jarak
antara dua puncak gelombang dikenal sebagai panjang gelombang.Panjang gelombang dalam
spektrum elektromagnetik berkisar dari 10-14 m (sperkuadriliun meter, misalnya pada berkas
sinar kosmik yang sangat pendek) hingga 104 m (10km, misalnya gelombang radio yang
panjang).Fotoreseptor di mata hanya peka terhadap panjang gelombang antara 400 dan 700
nanometer (nm; sepermilyar meter).Karena itu, cahaya tampak hanyalah sebagian kecil dari
spektrum elektromagnetik total.Sinar dari berbagai panjang gelombang dalam rentang sinar
tampak dipresepsikan sebagai sensasi warna yang berbeda-beda.Panjang gelombang yang
lebih pendek dilihat sebagai warna ungu dan biru; panjang gelombang yang lebih panjang
diinterpretasikan sebagai oranye dan merah. (Lihat gambar 7)
Akson sel ganglion menyatu untuk membentuk saraf optikus mata (saraf kranial
II).Saraf optikus meninggalkan mata sebagai suatu berkas melalui daerah di retina yang
disebut diskus optikus.Diskus optikus tidak mengandung sel batang atau sel kerucut; dengan
demikian, diskus optikus tidak berperan dalam respons terhadap cahaya (yaitu diskus optikus
adalah bintik buta).Arteri sentralis retina masuk ke mata melalui diskus optikus.Daerah yang
disebut physiologic cup terletak di bagian tengah diskus optikus.
Saat saraf optikus mencapai batang otak, sebagian serabut dari mata kiri menyebrang
dan memproyeksikan diri ke sisi kanan otak. Pada saat yang sama, sebagian serabut dari mata
kanan menyebrang dan memproyeksikan diri ke sisi kiri otak. Penyeberangan ini
memungkinkan kedua hemisfer serebri mengakses informasi dari setiap mata. Serabut lain
tidak menyebrang ke sisi. Saraf optikus berakhir di thalamus, di daerah yang disebut nucleus
geniculatus lateral dorsal, dan di daerah tersebut mengaktivasi neuron lain yang kemudian
memproyeksikan diri ke lobus oksipitalis daerah otak yang menginterpretasikan sinyal listrik
sebagai bayangan visual yang bermakna. Integrasi bayangan dari nucleus geniculatus lateral
10
dorsal ke lobus oksipitalis dipastikan karena setiap sel di nucleus geniculatus lateral dorsal
menyalurkan informasi dalam susunan spasial yang persis sama ke korteks penglihatan.4
(Lihat gambar 7)
Presepsi Kedalaman
11
dengan satu mata memperlihatkan sebuah mobil dan sebuah bangunan dan mobil tersebut
tampak jauh lebih besar, maka anda secara tepat dapat menginterpretasikan bahwa mobil
terletak lebih dekat dengan anda daripada bangunan tersebut.1
Kesimpulan
Terjadinya ganggguan untuk melihat jauh pada anak tersebut dikarenakan kelainan
refraksi akibat kerusakan pada akomodasi visual yang dapat terjadi karena bola mata terlalu
panjang atau kekuatan lensa yang terlalu cembung.
Daftar Pustaka
12