Anda di halaman 1dari 16

Trauma pada Truncus Encephalon dan Saraf Cranial

Bona Ega Saut Halomoan, Margarita T. Masneno, Gracela Salurante, Reza A. Y, Yunita
Sabina Puimera, Dhia N. Sari, Sapto

Fakultas Kedokteran Univeristas Kristen Krida Wacana, Jakarta, Indonesia

Email addres: yunitapuimera@gmail.com

Abstrak

Di dalam tubuh manusia mempunyai beberapa sistem yang berguna untuk menunjang
aktivitas sehari – hari, salah satunya adalah sistem saraf. Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta
sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Pada sistem saraf melalui beberapa bangunan,
diantaranya adalah cerebellum dan batang otak. Truncus encephalon atau biasa disebut batang
otak terdiri dari mesencephalon, pons, dan medulla oblongata. Di dalam tubuh juga terdapat
nervus cranialis yang berjumlah dua belas nervus yang masing – masing mempunyai pasangan
dan juga mempunyai fungsi yang berbeda. Semua dari 12 pasang nervus cranial mempersarafi
struktur – struktur di kepala dan leher dengan serat sensorik dan motorik, kecuali saraf vagus
(N.X). Sebagian besar cabang saraf vagus , bukan mempersarafi daerah – daerah di kepala,
namun mempersarafi organ – organ di rongga toraks dan abdomen. Apabila terjadi kerusakan
pada cerebellum, batang otak, dan nervus cranialis akan menyebabkan tubuh tidak dapat
berfungsi secara normal.
Kata Kunci : Cerebellum, batang otak, nervus cranial.
Abstrack

In the human body there are some useful system to support the activities of the day - the
day , one of which is the nervous system . The nervous system is composed of millions of nerve
cells that have varied shapes . In the nervous system through several buildings , including the
cerebellum and brainstem . Truncus encephalon or so-called brainstem consists of the
mesencephalon , pons , and medulla oblongata . In the body there are also nerves of twelve
cranial nerves that each - each have a pair and also have different functions . All of the 12 pairs
of cranial nerves innervate structures - structures in the head and neck with sensory and motor
fibers , except the vagus nerve ( N. X ) . Most of the branches of the vagus nerve , not innervate
regions - regions in the head , but innervate organs - organs in the thoracic and abdominal
cavities . In the event of damage to the cerebellum , brainstem , and cranial nerve will cause the
body can not function normally.
Keywords: cerebellum, brainstem, cranial nerve.
Pendahuluan

Di dalam tubuh manusia mempunyai beberapa sistem yang berguna untuk menunjang
aktivitas sehari – hari, salah satunya adalah sistem saraf. Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta
sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Pada sistem saraf melalui beberapa bangunan,
diantaranya adalah cerebellum dan batang otak. Apabila terjadi kerusakan pada cerebellum dan
batang otak, akan menyebabkan tubuh tidak dapat berfungsi secara normal. Di dalam tubuh juga
terdapat nervus – nervus, diantaranya adalah nervus cranii yang terdiri dari dua belas pasang
nervus yang terdapat di dalam cranium. Apabila nervus – nervus ini mengalami kerusakan juga
akan menyebabkan tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik.
Berdasarkan skenario yang telah diberikan, makalah ini akan membahas struktur batang
otak. Juga akan membahas dua belas pasang nervus cranii.

Skenario

Seorang laki- laki usia 27 tahun diantar ke UGD RD dalam keadaaan tidak sadar sejak 15 menit
yang lalu akibat kecelakaan sepeda motor. Dari hasil pemeriksaan didapatkan perdarahan pada
batang otak dan mencederai saraf cranial di sekitarnya.

Identifikasi masalah yang tidak diketahui

Tidak ada identifikasi masalah yang tidak diketahui

Rumusan masalah

Laki- laki 27 tahun tidak sadar karena perdarahan pada batang otak dan juga mencederai saraf
cranial di sekitarnya.

Hipotesis

Laki- laki 27 tahun tidak sadarkan diri karena perdarahan pada bagian batang otak dan
mencederai saraf cranial dan gangguan mekanisme sensorik.
Pembahasan

Otak manusia dewasa memiliki berat ± 1,5 kg dan wujudnya dalam keadaan lembek,
maka otak dapat terlindung dari benturan yang datang dari luar. Otak terbagi menjadi 3 bagian
otak, yaitu Prosencephalon atau otak depan, Mesencephalon atau otak tengah,
Rhombencephalon atau otak belakang. Pada bagian otak besar terdapat dua belahan, yaitu kiri
dan kanan. Bagian kiri mengkoordinasikan bagian tubuh sebelah kanan, sedangkan otak bagian
kanan mengatur dan mengkoordinasikan bagian tubuh sebelah kiri 1,2

Gambar 1. Bagian otak

Bagian- bagian otak:


1) Otak depan (Prosencephalon)
Ada dua divisi utama dari otak depan yaitu diencephalon dan telencephalon dan
divisi kedua yaitu telencephalon. 1
2) Otak tengah (Mesencephalon)
Otak tengah terdiri dari disensefalon  dan telensefalon.1
3) Otak belakang (Rhombencephalon)
Otak belakang memanjang dari sumsum tulang belakang dan terdiri
dari metencephalon dan myelencephalon.1
Batang Otak

Gambar 2. Brain stem

Struktur makroskopis Batang otak

Otak memiliki batang otak atau Truncus Encephalon yang merupakan penghubung antara
cerebellum dan sum- sum tulang belakang. Otak tengah terdiri dari Mesencephalon, Pons, dan
Medula oblongata. Fungsi utama dari ketiga komponen pada batang otak adalah sebagai pusat
respiratori atau control pernapasan, pusat cardiac atau control kekuatan denyut dan irama
jantung, dan sebagai pusat vasomotor atau control otot polos dinding pembuluh darah.
Penjelasan pada bagian- bagian otak tengah:3

1) Mesencephalon atau otak tengah.

Mesencephalon adalah bagian sempit otak yang melewati incisura tertorii yang
menghubungkan pons dan seberebellum dengan hemisfer serebrum. Bagian ini terdiri
atas jalur sensorik dan motorik serta sebagai pusat pendengaran dan penglihatan karena
merupakan jalur keluar N. opticus (N. II), N. Oculomotorius (N.III), N. abducens (N.
IV).4
2) Pons
Pons terletak di anterior cerebellum, menghubungkan medulla oblongata dengan
mesencephalon dan jembatan yang menghubungkan antara hemispherium cerebelli kanan
dengan hemispherium cerebelli kiri. Panjangnya sekitar satu inci (2,5 cm). Pons berisi
jaras sensorik dan motorik dan juga berisi pusat- pusat penting dalam mengontrol
jantung, pernapasan dan tekanan darah.4,5
Permukaan anterior cembung dari satu sisi ke sisi lain dan memperlihatkan banyak
serabut melintang yang konvergen pada masing – masing sisi untuk membentuk
pedunculus cerebellaris medius. Terdapat alur yang dangkal di garis tengah yang
bernama sulcus basilaris yang ditempati oleh arteri basilaris. Pada setiap sisi permukaan
anterolateral pons muncul nervus trigeminus (N. V). Di dalam sulcus antara pons dan
medulla oblongata, dari medial ke lateral terdapat nervus abducens (N. VI), nervus
facialis (N. VII), nervus vestibulocochlearis (N. VIII).5

3) Medulla Oblongata
Medulla oblongata adalah bagian yang paling caudal dari truncus encephalon, yang
berakhir pada foramen magnum atau redices paling superior nervus cervicalis 1 dan
padanya melekat nervus cervicalis VI sampai XII.6 Medulla oblongata meneruskan
serabut- serabut motorik dari medulla spinalis ke otak. Medulla oblongata berbentuk
kerucut yang menghubungkan pons dengan medulla spinalis. Serabut- serabut motorik
menyilang pada daerah ini.4,6
Di permukaan anterior medulla oblongata, terdapat fissura mediana anterior medulla
spinalis. Pada tiap–tiap sisi fissura mediana terdapat tonjolan yang disebut pyramis.
Pyramis terdiri dari berkas serabut saraf, serabut corticospinalis, yang berasal dari sel –
sel saraf yang besar di dalam gyrus precentralis cortex cerebri. Pyramis mengecil di
inferior, dan di tempat ini sebagian besar serabut – serabut desendens menyilang ke sisi
kontralateral, membentuk decussatio pyramidum. Fibrae arcuatae externae anteriores
merupakan sebagian kecil serabut saraf yang muncul dari fissura mediana anterior di atas
decussatio pyramidum dan berjalan ke lateral di permukaan medulla oblongata dan
masuk ke cerebellum. Posterolateral dari pyramis adalah oliva, yang merupakan
peninggian berbentuk oval disebabkan oleh nuclei olivares inferiores yang terletak
dibawahnya. Posterior dari oliva terdapat pedunculus cerebellaris inferior, yang
menghubungkan medulla oblongata dengan cerebellum. Di dalam sulcus, diantara oliva
dan pedunculus cerebellaris inferior, keluar radix nervi glossopharyngeus, nervus vagus,
dan radix cranialis nervi accessori. Sedangkan pada permukaan posterior setengah
bagian atas medulla oblongata membentuk bagian bawah dasar ventriculus quartus. 4,5

Saraf kranial

Nervus Cranial adalah bagian dari sistem saraf tepi (SST) dan melewati foramina atau
fissura pada cavitas cranii. Semua nervus kecuali nervus accessorius (N. XI) berasal dari
encephalon.6

Nervus Olfactorius (N. I)

Nervus Olfactorius membawa serabut – serabut afferen khusus/ sensorik khusus untuk
penghidung. Saraf ini berasal dari epitelium olfaktori mukosa nasal. Berkas serabut sensorik
mengarah ke bulbus olfaktori melalui foramen lamina cribosa dan menjalar melaluli traktus
olfaktori sampai ke ujung lobus temporal (gyrus olfaktori) dan corteks piriformis. 6

Nervus Opticus (N. II)

Nervus Opticus membawa serabut – serabut afferen khusus/ sensorik khusus untuk
penglihatan. Serabut – serabut ini mengembalikan informasi ke encephalon dari fotoreseptor
pada retina. Impuls dari sel batang dan sel kerucut pada retina mata dibawa ke badan sel akson
yang membentuk saraf optik. Setiap saraf optik keluar dari bola mata pada bintik buta dan masuk
ke rongga kranial melalui foramen optik. Serabut dari bagian nassal pada setiap mata menyilang
di bagian anterior hipotalamus untuk membentuk chiasma opticus dan serabut pada bagian
temporal setiap mata lewat tanpa bersilangan. Seluruh serabut memanjang di tractus opticus,
bersinapsis pada sisi lateral nuklei genikulasi talamus, dan menonjol ke atas sampai ke area
visual lobus oksipital untuk persepsi indera penglihatan6
Nervus Oculomotorius (N. III)

Nervus Oculomotorius membawa dua tipe serabut, yaitu: serabut – serabut efferen
somatik umum yang mempersarafi sebagian besar musculus extraoculare. Dan nervus
oculomotorius membawa serabut – serabut efferen viseral umum yang merupakan bagian pars
parasympathica divisi autonomica sistem saraf tepi (SST) untuk melayani otot siliaris dan otot
iris. Pada nervus oculomotorius melayani sebagian besar otot eksterna mata. 6

Nervus Trochlearis (N. IV)

Nervus trochlearis membawa serabut – serabut efferen somatik untuk mempersarafi


musculus obliquus superior, suatu musculus extraoculare pada orbita. Nervus ini berawal dari
mesencephalon dan merupakan satu – satunya nervus cranialis yang keluar dari permukaan
posterior truncus encephalon. Setelah membelok di sekitar mesencephalon, nervus ini memasuki
permukaan inferior tepi bebas tentorium cerebelli, berlanjut ke anterior pada dinding lateral
sinus cavernosus, dan memasuki orbita melalui fissura orbitalis superior untuk mempersarafi
musculus obliqus superior. 6

Nervus Trigeminus (N. V)

Nervus Trigeminus adalah nervus sensorik utama regio capitis, dan juga mempersarafi
musculi yang menggerakkan rahang bawah. Nervus ini membawa serabut – serabut afferen
somatik umum dan branchial efferen (BE). 6

Serabut – serabut somatik afferen membawa input sensorium dari regio facialis, bagian
sepertiga anterior scalp, membrana mucosa cavitas nasi; cavitas oris; dan sinus paranasales,
nasopharynx, bagian auris dan meatus acusticusexternus, bagian membran tympani, isi orbita
dan conjunctiva, dura mater pada fossa cranii anterior dan media, dan kemungkinan cellulae
mastoidea. Serabut – serabut branchial efferen( BE) mempersarafi musculi masticatores, tensor
tympani, dan digastricus venter anterior. 6

Nervus trigeminus keluar dari permukaan anterolateral pons sebagai radix sensoria besar
dan motoria yang kecil. Fila radicularia ini berlanjut ke depan, keluar dari fossa cranii posterior
dan masuk ke fossa cranii media dengan melintas di atas ujung medial pars petrosa tulang
temporale. 6
Pada fossa cranii media radix sensoria meluas ke dalam ganglion trigeminale, yang
berisi soma neuro untuk neuro sensorius pada nervus trigeminus dan setara dengan ganglion
spinalis.

Terdapat tiga divisi terminal dari nervus trigeminus yang keluar dari ganglion
trigeminale, dengan urutan dari atas ke bawah, yaitu: nervus ophthalmicus (V1), nervus
maxillaris (V2), dan nervus mandibularis (V3). 6

Nervus ophthalmicus (V1)

Melintas ke depan pada dura dinding lateral sinus cavernosus, meninggalkan cavitas
cranii, dan memasuki orbita melalui fissura orbitalis superior.

Nervus ophthalmicus membawa cabang – cabang sensorium dari oculus, conjunctiva, dan
isi orbita, termasuk glandula lacrimalis. Nervus ini juga menerima cabang – cabang sensorium
dari cavitas nasi, sinus frontalis, cellulae mastoidea, falx cerebri, dura pada fossa cranii
anterior dan bagian superior tentorium cerebelli, palpebra superior, dorsum nasi, dan bagian
anterior scalp6

Nervus maxillaris (V2)

Melintas ke depan pada dura dinding lateral sinus cavernosus, tepat di inferior dari
nervus ophthalmicus (V1) meninggalkan cavitas cranii melalui foramen rotundum, dan
memasuki fossa pterygopalatina.

Nervus maxillaris menerima cabang – cabang sensorium dari dura pada fossa cranii
media, nasopharynx, palatum, cavitas nasi, dentes rahang atas, sinus maxillaris, dan kulit yang
menutupi sisi hidung, palpebra inferior, bucca, dan labium superius. 6

Nervus mandibularis (V3)

Meninggalkan tepi inferior ganglion trigeminale dan meninggalkan cranium melalui


foramen ovale. 6
Nervus Abducens (N. VI)

Nervus Abducens (VI) membawa serabut –serabut somatik efferen untuk mempersarafi
musculusrectus lateralis pada orbita. Nervus ini keluar dari truncus encephalon diantara pons
dan medulla dan lewat ke depan, menembus dura yang menutupi clivus. Saat berjalan ke atas
dalam canalis duralis, nervus ini melintasi margo superior partis petrosae tulang temporale,
masuk dan melintasi sinus cavernosus tepat di inferolateral dari arteria carotis interna, dan
memasuki orbita melalui fissura orbitalis superior. 6

Nervus Facialis (N. VII)

Nervus Facialis (N. VII) terutama motorik untuk otot – otot mimik pada wajah dan kulit
kepala. Nervus facialis juga merupakan saraf sensorik yang menghantarkan rasa pengecap pada
lidah.

Nervus Facialis membawa serabut – serabut somatik afferen, afferen khusus, viseral
efferen, dan branchial efferen.

Serabut – serabut somatik afferen menyediakan masukan sensorium dari bagian


meatusacusticus externus dan bagian profundus auricula. Serabut – serabut efferen khusus
berfungsi untuk pengecap dari 2/3 anterior lingua. Serabut – serabut viseral efferen adalah
bagian parasimpatik pars autonomica SST dan merangsang aktivitas secretomotorium pada
glandula lacrimalis, submandibularis, dan sublingualis, glandulae pada membrana mucosa
cavitas nasi, dan palatum durum dan palatum molle. Serabut – serabut branchial effferen
mempersarafi musculus faciales yang berguna untuk ekspresi wajah dan scalp yang berasal dari
arcus pharyngealis secundi, musculus stapedius, musculus digastricus venter posterior, dan
musculus stylohyoideus. 6

Nervus Vestibulocochlearis (N. VIII)

Nervus vestibulocochlearis membawa serabut – serabut afferen khusus untuk


pendengaran dan keseimbangan, dan terdiri dari dua divisi, yaitu: komponen vestibularis untuk
keseimbangan dan komponen cochlearis untuk pendengaran.
Nervus vestibulocochlearis melekat ke permukaan lateral truncus encephalon, diantara
pons dan medulla, setelah keluar dari meatus acusticus internus dan melintasi fossa cranii
posterior. Kedua divisi bersatu menjadi satu nervus yang tampak pada fossa cranii posterior di
dalam substantia pars petrosa tulang temporale. 6

Nervus Glossopharyngeus (N. IX)

Nervus Glossopharyngeus membawa serabut – serabut viseral afferen, somatik afferen,


afferen khusus, viseral efferen, dan branchial efferen.

Serabut – serabut viseral afferen menerima input sensorium dari glomus caroticum dan
sinus caroticus. Serabut – serabut somatik afferen menerima input sensorium dari 1/3 posterior
lingua, tonsilla palatina, oropharynx / pars oralis pharyngis, mucosa auris media, cellulae
mastoidea, dan tuba pharyngotympanica. serabut – serabut afferen khusus berguna untuk
pengecap dari 1/3 posterior lingua. Serabut – serabut viseral efferen adalah bagian parasimpatik
pars autonomica SST dan merangsang aktivitas secretomotorium pada glandula parotidea.
Serabut – serabut branchial efferen mempersarafi musculus yang berasal dari arcus pharynx
tertii (musculus stylopharyngeus). 6

Nervus Vagus (X)

Nervus vagus membawa serabut – serabut somatik afferen, viseral afferen, afferen
khusus, viseral efferen, dan branchial efferen.

Nervus vagus mempersarafi jantung dan pembuluh – pembuluh besar di dalam thorax,
larynx, trachea, bronchi, dan paru – paru. nervus vagus juga mempersarafi kelenjar – kelenjar
yang berhubungan dengan tractus digestivus, seperti hepar dan pankreas. 6

Nervus Accessorius (N. XI)

Nervus accessorius adalah saraf motorik yang membawa serabut – serabut somatik
efferent. Nukleus ambiguus yang akan keluar melalui foramen jugulare kemudian akan
beranastomosis dengan saraf kesepuluh untuk menginervasi musculus sternocleidomastoideus
dan musculus trapezius.
Nervus Hypoglossus (N. XII)

nucleus hypoglossus yang perjalanannya akan keluar dari canalis hypoglossus. pleksus
cervicalis C1 dan C2 akan mempersarafi musculus styloglossus, m.hypoglossus, musculus
thyrohyoid, musculus genioglossus dan musculus geniohyoid, serta otot instrinsik lidah.
Sedangkan pleksus cervicalis C1, C2 dan C3 akan mempersarafi m.omohyoid serta musculus
sternothyroid dan musculus sternohyoid. Dan fungsi utamanya adalah untuk mempersarafi otot
intrinsic dan ekstrisik lidah

Gambar 3. Saraf cranial

Gambar 4. Saraf cranial


Tulang Kepala (Os. Cranium)7
1. Gubah tengkorak yang terdiri atas tulang-tulang seperti :
a) Os frontal (tulang dahi)
b) Os parietal (tulang ubun-ubun)
c) Os Occipital (tulang kepala bagian belakang)

2. Dasar tengkorak, yang terdiri dari tulang-tulang seperti :


a) Os Sfenoidalis (tulang baji), tulang yang terdapat ditengah-tengah dasar tengkorak
dan berbentuk seperti kupu-kupu, dengan tiga pasang sayap.
b) Os Ethimoidalis (tulang tapis), terletak disebelah depan dari os sfenoidal diantara
lekuk mata.
Selain kedua tulang tersebut diatas dasar tengkorak dibentuk pula oleh tulang-tulang lain seperti :
tulang kepala belakang, tulang dahi dan tulang pelipis.

*Os. Cranium tersusun atas:7


1 tulang dahi (os.frontale)
2 tulang ubun-ubun (os.parietale)
1 tulang kepala belakang (os.occipitale)
2 tulang baji (os.sphenoidale)
2 tulang pelipis (os.temporale)
2 tulang tapis (os.ethmoidale)

*Sutura
Tulang-tulang tengkorak kepala dihubungkan satu sama lain oleh tulang bergerigi yang disebut
sutura. Sutura-sutura tersebut adalah :7
1. Sutura coronalis yang menghubungkan antara os frontal dan os parietal.
2. Sutura sagitalis yang menghubungkan antara os parietal kiri dan kanan.
3. Sutura lambdoidea/ lambdoidalis yang menghubungkan antara os parietal dan os
occipital.
3. Samping tengkorak, dibntuk oleh tulang-tulang seperti:
a) Tulang pelipis ( os Temporal )
b) Sebagian tulang dahi
c) Tulang ubun-ubun
d) Tulang baji

Struktur Meninges8

Meninges terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu duramater, arachnoid, dan piamater. Duramater
melekat pada tengkorak atau tulang kanalis vertebralis di sumsum tulang belakang. Arachnoid
melekat pada duramater. Sedangkan piamater melekat pada jaringan sistem saraf pusat.

1. Duramater

Duramater adalah lapisan meninges yang tebal, kuat dan paling dekat dengan otak. Duramater
berarti “ibu yang kuat”. Pada bagian terluar yang longgar terdiri dari serat fibrosa dan serat
elastis. Pada bagian tengah kebanyakan berserat dan terdiri dari dua bagian: lapisan periosteal
(yang lebih dekat dengan tengkorak) dan lapisan meningeal (yang lebih dekat dengan otak).
Duramater bersifat seperti kantung yang menyelubungi arachnoid dan membawa darah dari otak
ke jantung.8

2. Arachnoid

Lapisan meninges yang terletak dibagian tengah disebut arachnoid mater. Dinamakan demikian
karena strukturnya mirip jaring laba-laba namun transparan. Struktur ini memberikan efek
bantalan untuk sistem saraf pusat. Arachnoid merupakan membran transparan yang tipis serta
terdiri dari jaringan fibrosa dan sel-sel yang kedap cairan. Arachnoid tidak mengikuti bentuk
permukaan otak jadi terlihat seperti kantong yang longgar tapi pas.8
3. Piamater

Piamater adalah membran yang sangat halus, tipis, dan mengikuti bentuk permukaan otak yang
berlekuk-lekuk. Ia terdiri dari jaringan fibrosa dan sel yang kedap cairan. Pada piamater terdapat
pembuluh darah menuju ke otak dan sumsum tulang belakang.8

Ruang pada Meninges

Ruang subarachnoid adalah ruang yang terdapat di antara arachnoid dan piamater. Ruang ini diisi
dengan cairan serebrospinal. Ruang antara duramater dan arachnoid disebut ruang subdural.
Terdapat juga ruang epidural yang bisa terdapat diantara duramater dan tengkorak. Ruang
subdural dan ruang epidural bisa saja muncul ketika terjadi cedera atau sakit pada kepala.9

Gambar 3. Meninges
Mekanisme Kerja Batang Otak

Semua saraf yang datang dan pergi yang berjalan antara perifer dan pusat – pusat yang
lebih tinggi di otak harus melewati batang otak, dengan serat datang memancarkan informasi
sensorik ke otak dan sinyal pergi membawa sinyal perintah dari otak ke organ efferen.10

Sebagian besar dari 12 pasang nervus cranial berasal dari batang otak. Nervus – nervus
cranial ini penting dalam proses penglihatan, pendengaran, pengecapan, penghidu, sensasi wajah
dan kulit kepala, gerakan mata, mengunyah, menelan, ekspresi wjah, dan salivasi. Semua dari 12
pasang nervus cranial mempersarafi struktur – struktur di kepala dan leher dengan serat sensorik
dan motorik, kecuali saraf vagus (N.X). Sebegian besar cabang saraf vagus , bukan mempersarafi
daerah – daerah di kepala, namun menyarafi organ – organ di rongga toraks dan abdomen.10,11

Batang otak berperan dalam mengatur refleks otot yang terlibat dalam keseimbangan dan
11
postur.

Kesimpulan

Ketidaksadaran laki- laki tersebut disebabkan oleh cedera atau trauma pada Truncus
Encephalon dan saraf kranial. Sedangakan fungsi batang otak adalah sebagai sebagai pusat
respiratori, pusat kardiac, dan pusat vasomotor. Selain itu pada saraf cranial juga terdapat 12
saraf yang juga dapat tercederai atau terjadi trauma sehingga dapat menyebabkan laki- laki
tersebut tidak sadar. Cerebellum atau otak kecil memiliki fungsi untuk mengontrol gerakan,
keseimbangan, posisi. Maka terjadinya pendarahan pada batang otak dan otak kecil dapat
mengganggu fungsi- fungsi tersebut.
Daftar pustaka

1. Yatin F. Fisiologi manusia. Jakarta: Pustaka Populer Obor; 2006.h.26


2. Wibowo DS. Anatomi fungsional elementer. Jakarta: Grasindo;2013. H.
148-53.
3. Davey P. At a glance medicine. Jakarta: Erlangga; 2006.h. 87
4. Batticaca FB. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
pernafasan
5. Snell RS. Neuroanatomi klinik. edisi 7. Jakarta: EGC;2013.
6. Snell RS. Anatomi klinik berdasarkan sistem. Jakarta: EGC;2012.
7. Satyanegara. Ilmu bedah saraf. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama; 2010.h.
28
8. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Dasar – dasar anatomi gray.
Singapura: ELSEVIER; 2014.
9. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Ed ke-8. Jakarta: EGC;
2013. H. 177, 180-2.
10.Wilkins W. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta:EGC; 2005. H. 294-5.

Anda mungkin juga menyukai