Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kasus PMS dan HIV/AIDS cukup banyak terjadi di kalangan remaja.
Berbagai jenis PMS serta HIV/AIDS sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan
seseorang pada umumnya dan kondisi kesehatan reproduksi pada khususnya
karena pada umumnya berbagai penyakit PMS dan HIV/AIDS berkaitan langsung
dengan sistem reproduksi manusia. Bahkan HIV/AIDS dapat berdampak pada
kematian.
Kasus HIV/AIDS bagaikan gunung es, yang nampak hanyalah permukaan
belaka namun kasus yang sesungguhnya jauh lebih besar daripada kasus yang
nampak. Penyakit ini merupakan penyakit yang mematikan karena sampai saat ini
belum ditemukan obat penyembuhannya. Namun demikian sebenarnya
pencegahan terhadap penyakit ini relatif mudah asalkan kita mengetahui caranya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu PMS?
2. Jelaskan beberapa jenis PMS!
3. Apa saja bahaya PMS?
4. Sebutkan beberapa gejala dan tanda dari PMS!
5. Bagaimana agar terhindar dari PMS?
6. Apa pengobatan dan mitos dari PMS?
7. Apa itu HIV/ AIDS?
8. Bagaimana penularan HIV?
9. Apa saja tanda dan gejala HIV/ AIDS?
10. Apakah HIV/ AIDS termasuk PMS?
11. Bagaimana cara menghindari dan pengobatan HIV/ AIDS?
12. Bagaimana pendektesian pada HIV/ AIDS?

1
13. Apa saja mitos yang salah pada HIV/ AIDS?
14. Berikan contoh asuhan keperawatan pada pasien HIV/ AIDS dan PMS!

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian PMS
2. mengetahui beberapa jenis PMS
3. mengetahui apa saja bahaya PMS
4. menyebutkan beberapa gejala dan tanda dari PMS
5. Memahami bagaimana agar terhindar dari PMS
6. Pengobatan dan Mitos PMS
7. Mengetahui pengertian HIV/ AIDS
8. Memberikan penjelasan bagaimana penularan HIV
9. Menyebutkan apa saja tanda dan gejala HIV/ AIDS
10. Mengetahui apakah HIV/ AIDS termasuk PMS
11. Menjelaskan bagaimana cara menghindari dan pengobatan HIV/ AIDS
12. Cara mendeteksi pada HIV/ AIDS
13. Menyebutkan mitos yang salah pada HIV/ AIDS
14. Memberikan contoh asuhan keperawatan pada pasien HIV/ AIDS dan PMS

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PMS (Penyakit Menular Seksual)


1. Pengertian
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila
melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui
vagina, oral maupun anal.

2. Jenis-jenis PMS
a. Gonore (GO)
Kuman penyebabnya adalah Neisseria gonorrhoeae. Ada masa
tenggang selama 2 –10 hari setelah kuman masuk ke dalam tubuh melalui
hubungan seks.Tanda-tanda penyakitnya adalah nyeri, merah, bengkak
dan bernanah. Gejala pada laki-laki adalah rasa sakit pada saat kencing,
keluarnya nanah kental kuning kehijauan, ujung penis tampak merah dan
agak bengkak. Pada perempuan, 60% kasus tidak menunjukkan gejala.
Namun ada juga rasa sakit pada saat kencing dan terdapat keputihan
kental berwarna kekuningan.

Akibat penyakit GO, pada laki-laki dan perempuan, seringkali berupa


kemandulan. Pada perempuan bisa juga terjadi radang panggul, dan dapat

3
diturunkan kepada bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang
dapat menyebabkan kebutaan.
b. Sifilis (raja singa)
Kuman penyebabnya disebut Treponema pallidum. Masa tanpa gejala
berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian
timbul benjolan di sekitar alat kelamin. Kadang-kadang disertai pusing-
pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati.
Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 612 minggu setelah hubungan
seks. Gejala ini akan hilang dengan sendirinya dan seringkali penderita
tidak memperhatikan hal ini.

Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-
apa, atau disebut masa laten. Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis akan
menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung. Pada
perempuan hamil sifilis dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya
dan bisa lahir dengan kerusakan kulit, hati, limpa dan keterbelakangan
mental.
c. Herpes genital
Penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes simplex dengan masa
tenggang 4 – 7 hari sesudah virus masuk ke dalam tubuh melalui
hubungan seks. Gejala dan tandatandanya adalah:Bintil-bintil berair
(berkelompok seperti anggur) yang sangat nyeri pada sekitar alat kelamin

4
Kemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering mengerak, lalu
hilang sendiri.

Gejala kambuh lagi seperti di atas namun tidak senyeri tahap awal bila
ada faktor pencetus (stres, haid, minuman/makanan beralkohol) dan
biasanya menetap hilang timbul seumur hidup Pada perempuan,
seringkali menjadi kanker mulut rahim beberapa tahun kemudian.
Penyakit ini belum ada obat yang benar-benar mujarab, tetapi pengobatan
anti virus bisa mengurangi rasa sakit dan lamanya episode penyakit.
d. Klamidia

Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Masa tanpa


gejala berlangsung 7 – 21 hari. Gejalanya adalah timbul peradangan pada
alat reproduksi laki-laki dan perempuan.

5
Pada perempuan, gejalanya bisa berupa:
1) keluarnya cairan dari alat kelamin atau ‘keputihan encer’ berwarna
putih kekuningan
2) rasa nyeri di rongga panggul
3) perdarahan setelah hubungan seksual

Pada laki-laki gejalanya adalah:


1) rasa nyeri saat kencing
2) keluar cairan bening dari saluran kencing
3) bila ada infeksi lebih lanjut, cairan semakin sering keluar dan
bercampur darah

Tidak jarang pula, gejala tidak muncul sama sekali, padahal proses
infeksi sedang berlangsung. Oleh karena itu penderita tidak sadar sedang
menjadi pembawa PMS dan menularkannya kepada pasangannya melalui
hubungan seksual. Akibat terkena Klamidia pada perempuan adalah
cacatnya saluran telur dan kemandulan, radang saluran kencing, robeknya
saluran ketuban sehingga terjadi kelahiran bayi sebelum waktunya
(prematur). Sementara pada laki-laki akibatnya adalah rusaknya saluran air
mani dan mengakibatkan kemandulan, serta radang saluran kencing. Pada
bayi, 60% - 70% terkena penyakit mata atau saluran pernafasan
(pneumonia).
e. Trikomoniasis vaginalis
Trikomoniasis adalah PMS yang disebabkan oleh parasit Trikomonas
vaginalis. Gejala dan tanda-tandanya adalah: cairan vagina encer,
berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk.vulva agak
bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak nyaman, nyeri saat
berhubungan seksual atau saat kencing.

6
f. Kandidiasis vagina
Kandidiasis vagina merupakan keputihan yang disebabkan oleh jamur
Candida albicans. Pada keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit
maupun di dalam liang kemaluan perempuan. Tetapi pada keadaan
tertentu, jamur ini meluas sedemikian rupa sehingga menimbulkan
keputihan. Gejalanya berupa keputihan berwarna putih seperti susu,
bergumpal, disertai rasa gatal panas dan kemerahan pada kelamin dan di
sekitarnya. Penyakit ini tidak selalu tergolong PMS, tetapi pasangan
seksual dari perempuan yang terinfeksi jamur ini dapat mengeluh gatal
dengan gejala bintik-bintik kemerahan di kulit kelamin.
g. Kutil kelamin
Penyebabnya adalah human papilloma virus (HPV) dengan gejala
yang khas yaitu terdapat satu atau beberapa kutil di sekitar kemaluan.
Pada perempuan, dapat mengenai kulit di daerah kelamin sampai dubur,
selaput lendir bagian dalam liang kemaluan sampai leher rahim. Bila
perempuan hamil, kutil dapat tumbuh sampai besar sekali. Kutil kelamin
kadang-kadang bisa mengakibatkan kanker leher rahim atau kanker kulit
di sekitar kelamin. Pada laki-laki mengenai alat kelamin dan saluran
kencing bagian dalam. Kadang-kadang kutil tidak terlihat sehingga tidak
disadari. Biasanya laki-laki baru menyadari setelah ia menulari
pasangannya. Sampai sekarang belum ada obat yang dapat secara tuntas
menyembuhkan kutil kelamin. Pengobatan hanya sampai pada tahap
menghilangkan kutilnya saja.

3. Bahaya PMS
PMS menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius.
Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan
penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan kematian. Buat kamu
remaja perempuan perlu disadari bahwa resiko untuk terkena PMS lebih

7
besar daripada laki-laki sebab alat reproduksimu lebih rentan. Dan seringkali
berakibat lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali, sedangkan
penyakit melanjut ke tahap lebih parah.

4. Tanda dan Gejala PMS


Oleh karena bentuk dan letak alat kelaminnya yang menonjol, pada
laki-laki gejala PMS lebih mudah dikenali, dilihat dan dirasakan, sedangkan
pada perempuan sebagian besar tanpa gejala sehingga sering kali tidak
disadari.
Pada laki-laki gejala-gejala infeksi PMS antara lain:
a. Bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada penis/alat kelamin
b. Luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada alat kelamin
c. Adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam
d. Rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin
e. Rasa sakit yang hebat pada saat kencing
f. Kencing nanah atau darah yang berbau busuk
g. Bengkak panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah
menjadi borok
h. Kehilangan berat badan yang drastis, disertai mencret terus menerus, dan
sering demam serta berkeringat malam

Pada perempuan gejala-gejala PMS antara lain:


a. Rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual
b. Rasa nyeri pada perut bagian bawah
c. Pengeluaran lendir pada vagina/alat kelamin
d. Keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan
kemerahan pada alat kelamin atau sekitarnya
e. Keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal
f. Timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seks

8
g. Bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada alat kelamin

5. Cara Terhindar Dari PMS


a. Bagi kamu yang belum menikah, cara yang paling ampuh adalah tidak
melakukan hubungan seksual
b. Saling setia bagi pasangan yang sudah menikah
c. Hindari hubungan seks yang tidak aman atau beresiko
d. Selalu menggunakan kondom untuk mencegah penularan PMS
e. Selalu menjaga kebersihan alat kelamin

6. Pengobatan PMS
PMS dapat diobati. Satu-satunya cara adalah berobat ke dokter atau
tenaga kesehatan. Jika kita terkena PMS, pasangan kita juga harus diperiksa
dan diobati. Jangan mengobati diri sendiri. Patuhi cara pengobatan sesuai
petunjuk yang diberikan oleh dokter atau tenaga kesehatan untuk memastikan
kesembuhan. Hindari hubungan seksual selama masih ada keluhan/gejala.
Bila kamu hamil, beritahukan dokter atau tenaga kesehatan.

7. Mitos-mitos PMS
Kamu perlu mengetahui dan menyadari bahwa PMS tidak dapat
dicegah hanya dengan:
a. memilih pasangan yang kelihatan bersih penampilannya
b. mencuci alat kelamin setelah berhubungan seks
c. minum jamu-jamuan
d. Minum antibiotik sebelum dan sesudah berhubungan seks

9
B. HIV (Human Immunodeficiency Virus) / AIDS (Acquired Immuno
Deficiency Syndrome)
1. Pengertian
AIDS adalah singkatan dari Aquired Immune Deficiency Syndrome.
Penyakit ini adalah kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan
tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi virus HIV. HIV sendiri adalah
singkatan dari Human Immuno Virus. Orang yang terinfeksi oleh virus ini
tidak dapat mengatasi serbuan infeksi penyakit lain karena sistem kekebalan
tubuhnya menurun terus secara drastis.

2. Cara Penularan HIV


HIV terdapat pada seluruh cairan tubuh manusia, tetapi yang bisa
menularkan hanya yang terdapat pada sperma (air mani), darah dan cairan
vagina. Dengan demikian cara-cara penularannya adalah sebagai berikut:
a. Berganti-ganti pasangan seksual, atau berhubungan dengan orang yang
positif terinfeksi virus HIV
b. Pemakai jarum suntik bekas orang yang terinfeksi virus HIV
c. Menerima tranfusi darah yang tercemar HIV
d. Ibu hamil yang terinfeksi virus HIV akan menularkannya ke bayi dalam
kandungannya

3. Tanda dan Gejala HIV/ AIDS


Sesudah terjadi infeksi virus HIV, awalnya tidak memperlihatkan
gejala-gejala khusus. Baru beberapa minggu sesudah itu orang yang
terinfeksi sering kali menderita penyakit ringan sehari-hari seperti flu atau
diare. Penderita sering kali merasa sehat dan dari luar memang tampak sehat.
Sering kali 3-4 tahun penderita tidak memperlihatkan gejala yang khas.
Sesudahnya, tahun ke 5 atau 6 mulai timbul diare berulang, penurunan berat

10
badan secara mendadak, sering sariawan di mulut, dan terjadi pembengkakan
di daerah kelenjar getah bening.

4. Cara Menghindari dan Pengobatan HIV/ AIDS


Cara menghindarinya adalah sebagai berikut:
a. Tidak berganti-ganti pasangan tetap dan menghindari hubungan seksual
di luar nikah
b. Menggunakan kondom, terutama kelompok resiko tinggi seperti pekerja
seks komersial
c. Sedapat mungkin menghindari transfusi darah yang tak jelas asalnya
d. Menggunakan alat-alat medis dan non-medis yang terjamin steril

Untuk pengobatan sampai sekarang, belum ditemukan cara pengobatan yang


tuntas, saat ini yang ada hanyalah menolong penderita untuk
mempertahankan tingkat kesehatan tubuhnya.

5. Mendeteksi HIV/ AIDS


Dengan melakukan tes-tes darah sesuai tahapan perkembangan
penyakitnya. Untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap virus HIV, yang
berarti ada virus HIV dalam tubuh, dilakukan tes darah dengan cara Elisa
sebanyak 2 kali. Kemudian bila hasilnya positif, dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut dengan cara Western Blot atau Immunofluoresensi.

6. Mitos Yang Salah pada HIV/ AIDS


Hubungan sosial dengan penderita HIV/AIDS akan membuat kita
tertular penyakitnya. 2. Bersalaman, menggunakan WC yang sama, tinggal
serumah, menggunakan sprei yang sama dengan penderita HIV/AIDS dapat
membuat kita tertular.

11
C. Askep HIV/ AIDS
1. Pengkajian
a. Identitas
Berdasarkan data dari ditjen PP dan PL depkes RI (2009), terdapat
19.973 jumlah kumulatif kasus AIDS dengan 49,07% terdapat pada
kelompok umur 20-29 tahun,30,14% bterdapat pada kelompok umur 30-
39 tahun, 8,82% terdapat pada umur 40-49 tahun , 3,05% terdapat pada
kelompok usia 15-19 tahun, 2,49% terdapat pada kelompok umur 50-59
tahun, 0,51 %pada kelompok umur , 15 tahun dan 3,27 %tidak di ketahui
,rasio kasus AIDS antara laki-laki dan perempuan adalah 3 : 1 diagnosa
medis :HIV/AIDS (Katiandagho, 2015, p. 81)
b. Status kesehatan saat ini
1) Keluhan utama
Biasanya pada pasien HIV/AIDS akan merasakan demam dan diare
terus menerus. (Katiandagho, 2015, p. 28)
2) Alasan masuk rumah sakit
Pasien diare terus menerus (Katiandagho, 2015, p. 28)
3) Riwayat penyakit sekarang
Biasanya pasien mengeluh hipoksia, sesak nafas, jari tabuh,
limfadenopati (Jauhar & Bararah, 2013, hal. 299)
4) Riwayat kesehatan terdahulu
-
5) Riwayat penyakit sebelumnya
Sebelumnya pasien mengeluh mengalami penurunan BB lebih dari
10%,demam,dan batuk dengan waktu yang cukup lama. (Jauhar &
Bararah, 2013, hal. 302)
6) Riwayat penyakit keluarga
Biasanya penyakit HIV di tularkan dari ibu ke anaknya. (Jauhar &
Bararah, 2013, hal. 296

12
2. Riwayat pengobatan
Pemberian obat ARV terdiri atas beberapa golongan seperti nucleoside
reverse transcriptase inhibitor, nucleotide reverse transcriptase inhibitor, non
nucleoside reverse transcriptase inhibitor, dan inhibitor protease. (Yulrina &
Lusiana, 2015, hal. 13)
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran: Kesadaran Pasien melemah (Katiandagho, 2015, hal. 29)
Tanda tanda vital:
GSC 4 6 5,
TD = 150/100 mmhg
S = 38 c
RR = 25x/mnt
N = 95 /mnt (Yulrina & Lusiana, 2015, hal. 130)
b. Body System
1) Sistem pernafasan
Hidung : simetris, pernafasan, cuping hidung.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar
lymfe di sub mandibula
Dada : bentuk dada normal
perbandingan ukuran anterior-posterior dengan tranversal 1:1
Gerakan dada : simetris, tidak terdapat reaksi`
Suara nafas : ronki
Suara nafas tambahan: ronki (Nurarif & Kusuma, 2015, p. 14)
2) System kardiovaskuler
Conjungtiva : tidak anemia, bibir pucat/ cyanosis
Arteri carotis : berisi regular tekanan vena jugularis tidak meninggi
Ukuran jantung: tidak ada pembesaran

13
Suara jantung : tidak ada bunyi abnormal, Capillary refilling time > 2
detik (Yulrina & Lusiana, 2015, p. 132)
3) System persarafan
Fungsi selebral: status mental orientasi masih tergantung orang
tua,kesadaran mata (membuka mata spontan). Motorik (bergerak
mengikuti perintah). Verbal ( icara normal)
Fungsi karnial: saat pemeriksaan tidak di temukan tanda-tanda
kelainan dari nervus 1-7
Fungsi motorik: klien Nampak lemah, seluruh aktivitasnya di bantu
Fungsi sensorik: suhu nyeri, getaran,posisi deskriminasi ( terkesan
terganggu )
Fungsi cerebellum: koordinasi keseimbangan, kesan normal
Refleks : bisip,trisep, patella dan babinski terkesan normal.
(Katiandagho, 2015, p. 29)
4) System perkemihan
Urin produksi oliguria sampai anuria ( 200-400 ml/24 jam ) frekuensi
berkurang, tidak di temukan odema, tidak di temukan adanya nokturia,
disuria, dan kencing batu (Yulrina & Lusiana, 2015, p. 134)
5) System pencernaan
Mulut : terjadi peradangan pada mukosa mulut
Abdomen : distensi abdomen, peristalticmeningkat >25x/mnt
akibat adanya virus yang menyerang usus
Gaster : nafsu makan menurun, mules, mual muntah, minum
normal
Anus : meradang gatal dan terdapat bintik`(Jauhar & Bararah,
2013, p. 302)
6) System integument
Warna kulit pucat dan terdapat bintik-bintik dengan rasa gatal, turgor
menurun >dl, suhu meningkat 39⁰c,akral hangat,akral hangat,akral

14
dingin (waspada syok ),capillary refill time memanjang >2 dl,
kemerahan pada daerah perianal(Yulrina & Lusiana, 2015, p. 133)
7) System musculoskeletal
Kepala : betuk kurang baik, sedikit nyeri
Vertebrae : tidak di temukan skoliosis, kiposis, ROM pasif klien
malas bergerak, aktifitas utama pasien adalah berbaring di tempat tidur
Lutut : tidak bengkak,tidak kaku ,gerakan aktif,kemampuan
baik
Tangan tidak bengkak, gerakan dan rom aktif(Jauhar & Bararah, 2013,
p. 302)
8) System endokrin
Kelenjar tiroid tidak nampak tidak ada pembesaran, suhu tubuh tdk
tetap keringat normal, tidak ada riwayat diabetes. (Yulrina & Lusiana,
2015, p. 134)
9) System reproduksi
Alat genetallia termasuk glans penis dan oraficum uretra eskrena mera
dan gatal.(Setiati, 2014, p. 899)
10) System penginderaan
Mata : agak cekung
Hidung : penciuman kurang baik
Auditorius : kurang bersih akibat penyebaran penyakit ,fungsi
pendengaran kesan baik. (Jauhar & Bararah, 2013, p. 303)
11) System imun
Klien tidak ada riwayat energy, imunisasi lengkap, penyakit yang
berhubungan dengan perubahan cuaca tidak ada, riwayat transfuse
darah tidak ada (Yulrina & Lusiana, 2015, p. 134)
4. Pemeriksaan penunjang
Diagnosis HIV dapat ditegakkan dengan menguji HIV. Tes ini, meliputi tes
Elisa, latex agglutination dan western blot. Penilaian elisa dan latex

15
agglutination digunakan untuk mengidentifikasi adanya infeksi HIV atau
tidak, bila dikatakan positif HIV harus dipastikan dengan tes western blot. Tes
lain adalah dengan cara menguji antigen HIV, yaitu tes antigen p24
(polymerase chain reaction) atau PCR. Bila pemeriksaan pada kulit, maka
dideteksi dengan tes antibody( biasanya digunakanpada bayi lahir dengan ibu
HIV. (Jauhar & Bararah, 2013, p. 299)
5. Penatalaksanaan
Secara umum, penatalaksanaan odha terdiri atas beberapa jenis yaitu:
a. Pengobatan suportif
b. Pemberian nutrisi yang baik
c. Pemberian multivitamin
d. Pengobatan simpomatik
e. Pencegahan infeksi oportunistik dapat di gunakan anti biotik
kotrimoksazol
f. Pemberian ARV (anti retroviral)
ARV dapat di berikan saat pasien sudah siap terhadap kepatuhan berobat
seumur hidup. Pedoman terapi ARV:
1) Jangan gunakan obat tunggal atau dua obat
2) Selalu gunakan minimal kombinasi tiga ARV yang di sebut HAART
(Highly Acitive Anti Retroviral Teraphy)
3) Kombinasi ARV lini pertama pasien naive (belum pernah pakai ARV
sebelumnya) yang di anjurkan: 2 NRT (nucleoside atau nucleotide
reserve transciptase inhibitor) + 1 NNRTI (non nucleoside atau
nucleotide reserve transciptase inhibitor)

Di indonesia regimen pengobatan yang di pakai adalah:


Lini pertama: AZT + 3 TC + EFV atau NVP. Alternatif d4T + 3TC +
EFV atau NVP, AZT atau d4T + 3TC + 1 PI (LPV/r)

16
ZT (azidotimidin ), EFV (efavirenz), d4T (stavudine), 3TC (lamuvudine ),
NVP (nelfinafir ), LPV /r (lopinafir/ritonafir) (Nurarif & Kusuma, 2015,
hal. 14)
6. Diagnosa keperawatan
Menurut Tim pokja SDKI DPP PPNI (2016) diagnosa keperawatan
HIV/AIDS yang muncul antara lain:
a. Hipertermia
Definisi : suhu tubuhmeningkat diatas rentang normal tubuh.
Penyebab :
1) Dehidrasi
2) Terpapar lingkungan panas
3) Proses penyakit (mis, infeksi, kanker)
4) Ketidak sesuaian pakaian dengan suhu lingkugan
5) Pengingkatan laju metabolism
6) Respon trauma
7) Aktivitas berlebihan
8) Penggunaan incubator

Gejala dan tanda mayor


Subjektif : (tidak tersedia)
Objektif : Suhu tubuh diatas nilai normal

Gejala dan tanda minor


Subjektif : (tidak tersedia)
Objektif : Kulit merah, kejang, takikardia, takipnea, kulit terasa hangat

Kondisi klinis terkait:


1) Proses infeksi
2) Hipertiroid

17
3) Stroke
4) Dehidrasi
5) Trauma (PPNI, 2016, p. 284)

b. Ketidakseimbangan nutrisi
Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolism
Penyebab :
1) Ketidak mampuanmenelan makanan
2) Ketidak mampuan mencerna makanan
3) Ketidak mampuan mengabsrobsi nutrient
4) Peningkatan kebutuhan metabolism
5) Factor ekonomis (mis.finansial tidak mencukupi)
6) Factor psikologis (mis. Stress, keengganan untuk makan)

Gejala dan tanda mayor


Subjektif : (tidak tersedia)
Objektif : Berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal)

Gejala dan tanda minor


Subjektif :
1) Cepat kenyang setelah makan
2) Kram/nyeri abdomen
3) Nafsu makan menurun
Objektif :
1) Bising usus hipraktif
2) Otot pengunyah lemah
3) Otot menelan lemah
4) Membran mukosa pucat

18
5) Sariawan
6) Serum albumin turun
7) Rambut rontok berlebihan
8) Diare

Kondidi klinis terkait:


1) Stroke
2) Parkinson
3) Mobius syndrome
4) Cerebral palsy
5) Cleft lip
6) Cleft palate
7) Amyotropic lateral sclerosis
8) Kerusakan neuromuscular
9) Luka bakar
10) Kanker
11) Infeksi
12) AIDS
13) Penyakit crohn’s (PPNI, 2016, p. 56)
7. Intervensi
a. Hipertermia
Tujuan: pasien akan menunjukkan termoregulasi yang dibuktikan oleh
indicator gangguan sebagai berikut( sebutkan 1-5gangguan ekstrem, berat,
sedang,ringanatau tidak ada gangguan) peningkatan suhu kulit,
hipertermia, dehidrasi, mengantuk
Intervensi (NIC):
1) Aktivitas Keperawatan
a. Pantau aktivitas kejang

19
b. Pantau hidrasi ( misalnya, turgor kulit, kelembaban membrane
mukosa)
c. Pantau tekanan darah,denyut nadi, dan frekuensipernapasan
d. Kaji ketetapan jenis pakaian yang digunakan sesuai dengan suhu
lingkungan
2) Penyuluhan untuk pasien/ keluarga
a. Ajarkan pasien atau keluarga dalam mengukur suhu untuk
mencegah dan mengenali secara dini hipertermia
misalnya( sengatn panas,dan keletihan akibat panas)
b. Regulasi suhu (NIC) ajarkan indikasi keletihan akibat panas dan
tindakan kedaruratan yang diperlukan, jika perlu
3) Aktivitas kolaboratif
Regulasi suhu (NIC) berikan obat antipiretik, jika perlu gunakan
matras dingin dan mandi air hangat untuk mengatasi gangguan suhu
tubuh, jika perlu(Wilkinson, 2011, p. 390)
b. Ketidakseimbangan Nutrisi
Tujuan: memperlihatkan Status Gizi: asupan makanan dan cairan , yang di
buktikan oleh indikator sebagai berikut (sebutkan 1-5: tidak adekuat,
sedikit adekuat, cukup adekuat, adekuat, sangat adekuat): Makanan oral,
pemberian makan lewat selang, atau nutrisi parenteral total Asupan cairan
oral, atau IV.
Intervensi ( NIC):
1) Aktifitas keperawatan
a. Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan
b. Pantau nilai laboratorium, khususnya transferin, albumin, dan
elektrolit
c. Manajemen nutrisi (NIC)
d. Ketahui makanan kesukaan pasien
e. Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

20
f. Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan
g. Timbang pasien pada interval yang tepat
2) Penyuluhan untuk pasien / keluarga
a. Ajarkan metode untuk perencanaan makanan
b. Ajarkan pasien/ keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak
mahal
c. Manajemen Nutrisi (NIC): Berikan informasi yang tepat tentang
kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya
3) Aktifitas kolaboratif
a. Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein
pasien yang mengalami ketidakadekuatan asupan protein atau
kehilangan prorein (misal, pasien anoreksia nervosa atau pasien
penyakit glomerular/ dialisisperitoneal)
b. Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan,
makanan pelengkap pemberian makan makanan melalui slang,
atau nutrisi parenteral total agar asupan kalori yang adekuat dapat
dipertahankan
c. Rujuk ke dokter untuk menentukan penyebab gangguan nutrisi
d. Rujuk ke progam gizi di komunitas yang tepat, jika pasien tidak
dapat membeli atau menyiapkan makan yang adekuat
e. Manajemen Nutrisi ( NIC ): Tentukan dengan melakukan
kolaborasi bersama ahli gizi, jika diperlukan, jumlah kalori dan
jenis zat gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
khususnya untuk pasien dengan kebutuhan energy tinggi, seperti
pasien pasca bedah dan luka bakar, trauma, demam dan luka.
(Wilkinson, 2011, p. 503)

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan
hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral
maupun anal. Sedangkan AIDS adalah singkatan dari Aquired Immune
Deficiency Syndrome. Penyakit ini adalah kumpulan gejala akibat menurunnya
sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi virus HIV. HIV
sendiri adalah singkatan dari Human Immuno Virus. Orang yang terinfeksi oleh
virus ini tidak dapat mengatasi serbuan infeksi penyakit lain karena sistem
kekebalan tubuhnya menurun terus secara drastis.

B. Saran
Diharapkan kepada pembaca yang telah membaca makalah ini dapat
bermanfaat untuk menambah wawasan ilmu, terutama kepada mahasiswa
keperawatan guna untuk dapat memahami dan mengaplikasikannya di teori
maupun praktek dalam pemberian asuhan keperawatan.

22

Anda mungkin juga menyukai