Anda di halaman 1dari 38

NAMA : IRENA SISKA MANALU

NIM: 01.2.17.00610
PRODI: STRATA 1
SEMESTER: 6 (enam)
ANALISA MANAJEMEN KASUS

POHON MASALAH (BUAT SERIMBUN-RIMBUNNYA)


POHON MASALAH

Disfungsi Miokard ( IMA ) Beban Tekanan Beban Sistolik Peningkatan Keb. Beban Volume
Berlebihan Berlebihan Metabolisme Berlebihan
Miokarditis

Penurunan Kontraktilitas Beban Sistole Preload


meningkat Meningkat

Kontraktilitas
menurun

Hambatan
pengosongan
ventrikel

COP menuurun
Beban Jantung
Gagaljantung
Meningkat CHF kanan

CHF
Gagal pompa Gagal pompa
Ventrikel kiri Ventrikel kanan

Backward Tekanan diastole


Forward Failure meningkat
Failure
LEVD naik Bendungan atrium
Penurunan suplai Penurunan Penurunan kanan
darah ke jaringan suplai oksigen Renal Flow Tekanan Vena
ke otak Pumonalis Bendungan vena
Meningkat sitemik penimbunan
Metabolisme RAA
Anaerob Sinkop Meningkat asam lambung
Tekanan Kapiler
Paru Meningkat
Asidosis Penurunan Peningkatan
metabolik perfusi jaringan aldosteron Lien Hepar

Edema Paru Beban ventrikel


ATP Menurun Peningkatan kanan meningkat Hepatomegali
Splenomegali
ADH
Ronchi basah
Fatigue Retensi Na + Hipertropi
H2O Iritasi mukosa ventrikel kanan
paru Mendesak
Intoleransi Aktivitas Penyempitan lumen diafragma
Kelebihan ventrikel kanan
(Pemenuhan ADL) Reflek batuk
volume cairan
vesikular menurun Sesak nafas

Gangguan Penumpukan Pola nafas


pertukaran gas secret tidak efektif
Kesadaran : Composmentis
Keluahan : pasien mengatakan sesak napas seperti tertindih benda berat, sesak terus menerus selama 3 hari ini, bertambah saat digunakan
beraktivitas berkurang saat istirahat

FOKUS PENGKAJIAN MASALAH INTERVENSI RASIONAL EVALUASI


LENGKAP KEPERAWATAN (MINIMAL 3 INTERVENSI
INTERVENSI PER (MINIMAL 100
MASALAH KATA PER
KEPERAWATAN) INTERVENSI)
A Pasien mengatakan Ketidak efektifan pola 1. O: monitor status O: untuk mengetahui S: pasien
sesak nafas seperti nafas b/d hiperventilasi pernfasan keadaan status mengatakan sesak
tertindih benda berat, pernafasan pasien nafas sudah mulai
N: berikan teknik semi
sesak terus menerus berkurang
fowler N: untuk
selama 3 hari,
memungkinkan upaya O: S: 37˚C, P:
bertambah saat E: ajarkan teknik
nafas lebih dalam dan 24x/menit, N:
digunakan saat relaksasi nafas dalam
kuat serta 75x/menit, TD :
beraktifitas dan
C: kolaborasi dalam menurunkan 140/80 mmHg
berkurang saat istirahat.
pemberian O2 ketidaknyamanan
Setelah diperiksa oleh A: masalah
dadaE:untuk dapat
dokter di diagnosa ketikefektifan jalan
mengurangi rasa nyeri
Congestive Heart nafas teratasi
yang dirasakan pasien
Failure (CHF) sebagian
C : memaksimalkan
P: intervensi
sediaan oksigen untuk
dilanjutkan
pertukaran gas
-kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian O2
B Frekuensi nafas pasien Ketidak efektifan pola 1. O: monitor status O :monitor dilakukan S: pasien
cepat 33x/menit, pola nafas b/d hiperventilasi pernafasan dan agar apabila terjadi mengatakan sesak
nafas tidak teratur, oksigenasi sebagaimana penurunan pola nafas sudah
sesak nafas, suara nafas mestinya pernafasan dapat berkurang
rales, sesekali batuk, dilakukan tindakan
N: buang sekret dengan O: S: 37˚C, P:
terdapat pernafasan dengan segera
memotivasi pasien 24x/menit, N:
cuping hidung.
untuk melakukan N :supaya tidak ada 75x/menit, TD :
batuk/menyedot lendir penumpukan sekret 140/80 mmHg
lendir pada pasien
E: intruksikan A: masalah
bagaimana agar bisa E :untuk ketidakefektifan
melakukan batuk efektif melonggarkan dan pola nafas teratasi
melonggarkan dan sebagian
C: kolaborasi dalam
melegakan saluran
pemberian nebulizer P: intervensi
pernapasan maupun
dilanjutkan
mengatasi sesak nafas
akibat adanya lendir -observasifrekuensi
yang memenuhi nafas pasien
saluran pernafasan
C : untuk
melancarkan jalan
nafas
C TD 212/87 mmHg, nadi Ketidakefektifan perfusi 1. O: monitor TTV O :perubahan tanda S: -
59x/menit, CRT >3 jaringan b/d gangguan dalam 4 jam sekali vital dapat
O: S: 37˚C, P:
detik, tugor kulit cukup aliran darah sekunder menggambarkan
N: lakukan pemeriksaan 24x/menit, N:
akibat gangguan keadan umum klien
fisik sistem 75x/menit, TD :
vaskuler kardiovaskuler/penilaian N: supaya mengetahui 140/80 mmHg
yang komprehensif pada keadaan kardivakuler
-CRT >3 detik
sirkulasi perifer mis, pasien dengan
(memeriksa denyut nadi penilaian A: masalah
perifer, edema, waktu komprehensif pada ketidakefektifan
pengisian kapiler, warna sitkulasi perifer . perfusi jaringan
dan tubuh) teratasi sebagian
E : supaya pasien
E: instruksikan pasien dapat memahmi dan P: interfesi
mengenai faktor-faktor mengerti apa yang dilanjutkan
yang mengganggu dapat membahayakan
sirkulasi darah misalnya atau menganggu -pantau tekanan
merokok, pakaian ketat, sirkulasi darah pasien darah pasien
terlalu lama di suhu -kolaborasi dengan
C : supaya proses
dingin dan dokter dalam
penyembuhan pasien
menyilangkan kaki pemberian
lebih cepat dan
C: kolaborasi dengan teratasi analgesik
dokter dalam pemberian
obat-obatan
D Kesadaran pasien - - - -
composmentis, GCS 4-
5-6, pupil isokor,
konjungtiva anemis.
MMT = 5
Keterangan : 5 =
mampu melawan
gravitasi dan mampu
menahan tahanan
maksimal
E Terdapat pitting edema Kelebihan volume 1. O: kaji asupan diet O : merupakan data S: -
pada ekstermitas bawah cairan b/d gangguan dan kebiasaan yang dasar dan
O: S: 37˚C, P:
dengan derajat 1 mekanisme regulasi mendorong terjadinya berkelanjutan untuk
24x/menit, N:
retensi cairan memantau perubahan
75x/menit, TD :
dan mengevaluasi
N: anjurkan individu 140/80 mmHg
intervensi
untuk menurunkan
-masih terdapat
masukan garam N : menurunkan
pitting edema
volume cairan yang
E: Ajarkan individu
beerlebihan A: masalah
untuk membaca label
kelebihan volume
untuk kandungan E : supaya pasien
cairan belum
natrium mengetahui dan bisa
teratasi
mngerti bagimana
C: kolaborasi dengan
cara membaca lebel P: intervensi
dokter dalam pemberian
untuk kandungan dilanjutkan
analgesik
natrium
-pantau pitting
C : untuk edema pasien
mempercepat peroses
penyembuhan pasien -pantau asupan
makanan pasien
(rendah garam)
-kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian
analgesik
ANALISA LABORATORIUM/HASIL PEMERIKSAAN

LAB/HASIL NORMAL HASIL FUNGSI ANALISA DIKAITKAN DENGAN


PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN KASUS DAN POHON MASALAH
FISIK/MEDIS (MINIMAL 250 KATA PER
HASIL/KOLOM)
BUN 7 – 22 mg/dl 41 mg/dl Meningkat Tes Blood Urea Nitrogen (BUN) adalah
pemeriksaan laboratorium yang
bertujuan untuk menetapkan kadar
nitrogen ureum dalam darah.
Pemeriksaan kadar nitrogen ureum
darah (BUN) dilakukan dengan cara
mengukur konsentrasi nitrogen di dalam
plasma darah.

Hati kita berfungsi untuk memecah


protein dari makanan dan menghasilkan
zat Nitrogen urea yang akan disaring
lewat ginjal dan dibuang melalui urine.
Kadar ureum di dalam darah ini dapat
mencerminkan keseimbangan produksi
ureum pada hati dan fungsi ekskresi
atau pembuangan ureum tersebut
melalui ginjal.

Ginjal yang sehat dapat menyaring dan


membuang ureum melalui urine,
sehingga kadar ureum darah dapat
dipertahankan dalam jumlah yang
normal. Sebaliknya, apabila fungsi
ginjal menurun, ginjal tidak dapat
membuang zat ureum melalui urine,
sehingga kadar ureum di dalam darah
akan menjadi tinggi. Hasil pemeriksaan
tes BUN dinyatakan dengan satuan
mg/dL.

Berikut ini adalah fungsi Tes BUN


(Blood Urea Nitrogen):

1. Mengevaluasi fungsi ginjal


dalam berbagai keadaan
2. Mendiagnosis penyakit atau
gangguan ginjal

3. Memantau pasien dengan


indikasi gangguan ginjal akut
atau kronis.

4. Mengevaluasi status kesehatan


seseorang secara umum

Hubungan hemodinamik antara


jantung dan yang disebut sebagai
cardiorenal connector bertanggung
jawab dalam perburukkan fungsi ginjal.
Gagal jantung yang menyebabkan
penurunan fungsi ginjal termasuk
dalam kategori sindrom kardiorenal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
melihat gambaran fungsi ginjal pada
pasien gagal jantung. Lebih dari
setengah pasien gagal jantung
(63,63%) mengalami penurunan fungsi
ginjal sedang, 18,18% penurunan
fungsi ginjal ringan dan 18,18%
penurunan fungsi ginjal berat. Pada
pasien dengan CHF I, 40% mengalami
penurunan fungsi ginjal ringan dan 20%
mengalami penurunan fungsi ginjal
sedang. Pada pasien dengan CHF II,
18,92% mengalami penurunan fungsi
ginjal ringan, 59,56% mengalami
penurunan fungsi ginjal sedang, 2,7%
mengalami penurunan fungsi ginjal
berat. Pada pasien CHF III terdapat
35,85% penurunan fungsi ginjal ringan,
50,94% penurunan fungsi ginjal sedang
dan 3,77% penurunan fungsi ginjal
berat. Pada pasien CHF IV 14,81%
mengalami penurunan fungsi ginjal
ringan, 62,97% sedang dan 7,41%
mengalami penurunan fungsi ginjal
berat. Nilai rerata LFG pasien CHF
semakin menurun sesuai dengan
peningkatan derajat klasifikasi
fungsional gagal jantung.
Ureum Darah 10 – 50 mg//dl 88 mg/dl Meningkat Ureum berasal dari penguraian protein
dari makanan. Kadar ureum kurang
sekitar 2mg/dl dalam darah tidak
mengidentifikasikan adanya kelainan
atau suatu penyakit tapi lebih karena
bahan makanan yang kurang protein.
Dan kondisi ini masih tergolong normal
pada kebanyakan orang. Kadar ureum
yang sangat rendah dapat disebabkan
adanya penyakit ginjal dan penyakit
hati.
Kreatinin darah 0.67 - 1.17 mg/dl 1.69 mg/dl Meningkat
Kreatinin adalah hasil uraian dari
keratin yang disintesa dihati dan
terdapat di otot. Jumlah kreatinin lebih
ditentukan oleh massa otot
dibandingkan dengan aktifitas otot dan
tingkat metabolisme protein.  Bapak
dapat melakukan olahraga pembentukan
otot (Gym) untuk meningkatkan massa
otot yang Bapak miliki.
Troponin I 0.00 – 0.02 mg/dl 0.05 mg/dl Menigkat Troponin I merupakan protein yang
dilepaskan ke dalam darah ketika terjadi
kerusakan pada otot jantung, sehingga
menjadi indikator infark miokard yang
sangat sensitif dan spesifik.
Pemeriksaan Troponin I mendeteksi
adanya Troponin I dalam darah untuk
membantu menentukan apakah
seseorang mengalami serangan jantung.
Pemeriksaan Troponin I segera
dilakukan selama beberapa jam ketika
seseorang mengalami tanda dan gejala
yang mungkin disebabkan oleh
serangan jantung, seperti rasa sakit di
dada, bahu, leher, rahang, dan/atau
sesak nafas; ketika kondisi angina (sakit
dada yang berhubungan dengan masalah
jantung) memburuk, terutama bila
dengan istirahat tidak kunjung
membaik. Pemeriksaan Troponin I
membutuhkan sampel berupa darah
yang diambil dari pembuluh darah vena
di lengan.

Troponin I merupakan penanda adanya


kerusakan otot jantung yang sangat
sensitive dan spesifik, sehingga dapat
digunakan untuk mendeteksi dini infark
miokard akut. Pemeriksaan troponin I
dapat dimanfaatkan untuk pasien
dengan keadaan klinis seperti :

i) pasien nyeri dada, tetapi tidak


terdiagnosis dengan elektrokardiografi
(EKG), ii) untuk memastikan bukan
infark miokard, iii) pasien dengan nyeri
dada atau EKG abnormal yang
mengalami trauma atau pembedahan
dan memerlukan konfirmasi, iv) pasien
dengan nyeri dada 2-6 hari sebelum
masuk rumah sakit, di mana petanda
yang lain seperti CKMB telah kembali
normal pada sebagian besar kasus, dan
v) pasien dengan gagal jantung,
miokarditis akut, hipertrofi ventrikel kiri
kadar troponin I juga akan
meningkat.Nilai cut offyang dipakai
untuk menyimpulkan seseorang perlu
mendapat perawatan intensif adalah 1.0
ug/L.
RBC 4.50 – 5.90 10^6/ul 4.23 10^6/ul Menurun Eritrosit atau sel darah merah berfungsi
untuk membawa oksigen dari paru-paru
ke seluruh jaringan tubuh. Sel darah ini
mengandung hemoglobin dan
diproduksi di sumsum tulang. Bila
kadar sel darah merah dalam tubuh
terlalu banyak atau terlalu sedikit, dapat
terjadi beragam gangguan kesehatan

Hemoglobin berperan dalam mengikat


oksigen. Hemoglobin jugalah yang
bertanggung jawab untuk membentuk
bulatan pada kepingan darah.

Selain membawa oksigen ke seluruh


tubuh, eritrosit adalah sel darah merah
yang punya banyak fungsi berbeda. Di
paru-paru, misalnya, eritrosit membantu
proses pertukaran gas oksigen dan
karbon diksida ketika Anda bernapas

Kondisi eritrosit tinggi atau polisitemia


secara umum dibedakan menjadi dua
jenis, yakni:

Polisitemia primer

Eritrosit tinggi jenis ini biasanya


disebabkan oleh kelainan genetik atau
faktor turunan. Selain itu, tak hanya sel
darah merah, polisitemia primer juga
biasanya menyebabkan sumsum tulang
lebih banyak menghasilkan sel darah
putih dan trombosit. Kondisi ketika
semua jenis sel darah meningkat ini
disebut juga polisitemia vera.

Polisitemia sekunder

Pada polisitemia sekunder, terbentuknya


sel darah merah secara berlebihan
disebabkan oleh kondisi tertentu atau
penyakit lain yang mendasari, di
antaranya:

 Dehidrasi kondisi ini


menyebabkan jumlah cairan
dalam darah berkurang,
sehingga perbandingan antara
volume darah dan sel darah
merah meningkat.
 Penyakit paru, seperti penyakit
paru obstruktif kronis
(PPOK) dan fibrosis paru.

 Penyakit jantung, seperti gagal


jantung atau penyakit jantung
bawaan pada orang dewasa.

WBC 4.50 – 11.30 10^3/ul 11.44 10^3/ul Meningkat Fungsi utama leukosit adalah melawan
infeksi, melindungi tubuh dengan
memfagosit organisme asing dan
memproduksi atau mengangkut /
mendistribusikan antibodi. Ada dua tipe
utama sel darah putih:

• Granulosit: neutrofil, eosinofil dan


basofil

• Agranulosit: limfosit dan monosit

Leukosit terbentuk di sumsum tulang


(myelogenous), disimpan dalam
jaringan limfatikus (limfa, timus, dan
tonsil) dan diangkut oleh darah ke organ
dan

jaringan. Umur leukosit adalah 13-20


hari. Vitamin, asam folat dan asam
amino dibutuhkan dalam pembentukan
leukosit. Sistem endokrin mengatur
produksi, penyimpanan dan pelepasan
leukosit. Perkembangan granulosit
dimulai dengan myeloblast (sel yang
belum dewasa di sumsum tulang),
kemudian berkembang menjadi
promyelosit, myelosit (ditemukan di
sumsum tulang), metamyelosit dan
bands (neutrofil pada tahap awal
kedewasaan), dan akhirnya, neutrofil.
Perkembangan limfosit dimulai dengan
limfoblast (belum dewasa) kemudian
berkembang menjadi prolimfoblast dan
akhirnya menjadi limfosit (sel dewasa).
Perkembangan monosit dimulai dengan
monoblast (belum dewasa) kemudian
tumbuh menjadi promonosit dan
selanjutnya menjadi monosit (sel
dewasa).Leukosit merupakan komponen
darah yang berperanan dalam
memerangi infeksi yang disebabkan
oleh virus, bakteri, ataupun proses
metabolik toksin, dll. Nilai normal
leukosit berkisar 4.000 – 10.000 sel/ul
darah. Penurunan kadar leukosit bisa
ditemukan pada kasus penyakit akibat
infeksi virus, penyakit sumsum tulang,
dll, sedangkan peningkatannya bisa
ditemukan pada penyakit infeksi
bakteri, penyakit inflamasi kronis,
perdarahan akut, leukemia, gagal ginjal,
dll

ANALISA MEDIKASI

OBAT PEMBERIAN FUNGSI OBAT ANALISA DIKAITKAN DENGAN KASUS DAN POHON
MASALAH (MINIMAL 250 KATA PER OBAT/KOLOM)
Atorvastatin 20 mg PO diberikan 1 Menurunkan kolesterol Atorvastatin adalah obat yang digunakan untuk menurunkan
kali sehari jahat (LDL) dan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida, serta meningkatkan jumlah
trigliserida serta kolesterol baik (HDL) di dalam darah. Jika kolesterol dalam darah
meningkatkan jumlahb tetap terjaga dalam nilai normal, maka akan menurunkan risiko
kolesterol baik (HDL) stroke dan serangan jantung. Atorvastatin menurunkan jumlah
kolesterol dalam tubuh dengan cara menghambat enzim yang
bertugas memproduksi kolesterol di hati. Dengan demikian,
jumlah kolesterol jahat dalam darah akan turun, sehingga
menurunkan risiko kolesterol menempel serta menyumbat pada
pembuluh darah arteri (aterosklerosis). Pengobatan dengan
atorvastatin harus diiringi dengan gaya hidup sehat, meliputi
olahraga secara rutin, menjaga berat badan ideal, dan berhenti
merokok. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil pengobatan
terbaik. Ada beberapa interaksi yang dapat terjadi jika atorvastatin
dikonsumsi bersama dengan obat-obatan lain, yaitu:
 Meningkatkan risiko gangguan otot (miopati)
dan rhabdomyolysis, jika dikonsumsi dengan obat
antivirus, itraconazole, clarithromycin, fibrat, ciclosporin,
dan colchicine.
 Menurunkan kadar atorvastatin dalam tubuh, jika
dikonsumsi dengan rifampicin atau efavirenz.
 Meningkatkan kadar obat digoxin dan estradiol dalam
darah.
Beberapa efek samping yang mungkin timbul dari penggunaan
atorvastatin, antara lain adalah:
 Hidung tersumbat
 Sakit tenggorokan
 Nyeri sendi
 Nyeri di bagian lengan atau tungkai
 Diare
Atorvastatin mungkin dapat menyebabkan efek samping yang
lebih serius. Jika mengalami efek samping berikut ini:
 Gangguan fungsi hati, yang ditandai dengan nyeri di perut
bagian atas, kehilangan nafsu makan, urine berwarna gelap,
serta mata dan kulit menguning.
 Hancurnya jaringan otot (rhabdomyolisis), yang berisiko
tinggi menyebabkan gagal ginjal. Kondisi ini ditandai
dengan otot terasa nyeri dan lemah yang disertai dengan
demam, rasa lelah yang tidak biasa, dan urine berwarna
gelap.
Obat ini dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.
Biasanya dikonsumsi satu kali sehari. Dosis diberikan sesuai
kondisi medis.
obat parenteral 1 ampul dalam NS Untuk mencegah nyeri Nitrogliserin atau glyceryl trinitrate (GTN) adalah obat golongan
drip NTG (Normal Saline) 100 cc dada pada pasien jantung nitrat yang digunakan untuk mengurangi intensitas serangan
koroner angina (nyeri dada), terutama pada penderita penyakit jantung
koroner. Obat ini bekerja dengan cara melebarkan pembuluh
darah, serta meningkatkan pasokan darah dan oksigen ke otot
jantung. Konsultasikan kepada dokter mengenai penggunaan
nitrogliserin dengan obat-obatan berikut ini untuk menghindari
terjadinya interaksi yang tidak diinginkan, di antaranya:

 Acetylcysteine
 Aspirin
 Pancuronium

 Alteplase

 Avanafil

 Riociguat

 Sildenafil

 Tadalafil

 Vardenafil

 Ergotamine
Hindari juga menggunakan obat-obatan antidepresan,
seperti amitriptyline, desipramine, atau doxepine, bersama dengan
nitrogliserin agar kinerja nitrogliserin tidak menurun. Berikut ini
adalah beberapa efek samping yang mungkin dapat terjadi setelah
menggunakan nitrogliserin:
 Pusing.
 Mual dan muntah.

 Merasa lemas.

 Muncul ruam atau kemerahan pada kulit.


Segera ke rumah sakit jika mengalami efek samping parah seperti:
 Pusing hebat.
 Pingsan.
 Penglihatan buram.

 Pucat dan keringat dingin.

 Napas pendek.

Berdebar-debar.
drip Xyillocain 2 vial dalam NS (Normal Untuk mengobati rasa Xylocaine Injection digunakan dalam perawatan, kontrol,
Saline) 100 cc nyeri pencegahan, & perbaikan penyakit, kondisi dan gejala berikut ini:

 Goresan
 Luka bakar ringan
 Eksim
 Gigitan serangga
 Gatal yang disebabkan oleh wasir
 Masalah daerah genital / anal
 Nyeri selama prosedur medis tertentu
Berikut adalah daftar efek samping yang memungkinkan yang
dapat terjadi dari semua bahan-bahan konstitusi Xylocaine
Injection. Ini bukanlah daftar yang komprehensif. Efek-efek
samping ini memungkinkan, tetapi tidak selalu terjadi. Beberapa
efek samping ini langka tetapi serius. Konsultasi pada dokter Anda
jika Anda melihat efek samping berikut, terutama jika efek
samping tidak hilang.

 Sementara kemerahan
 Pedas
 Pembengkakan
 Pernapasan dangkal
 Lambat / denyut jantung tidak teratur
Furosemide IV 1 ampul diberikan 3 Untuk mengurangi cairan Furosemide adalah obat golongan diuretik yang bermanfaat untuk
kali sehari PRN berlebihan dalam tubuh mengeluarkan kelebihan cairan dari dalam tubuh melalui urine.
Obat ini sering digunakan untuk mengatasi edema (penumpukan
cairan di dalam tubuh) atau hipertensi (tekanan darah tinggi).
Furosemide bekerja dengan cara menghalangi penyerapan natrium
di dalam sel-sel tubulus ginjal dan meningkatkan jumlah urine
yang dihasilkan oleh tubuh. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet
dan suntik. Dosis furosemide berbeda-beda pada tiap
pasien. Furosemide bisa diberikan dalam bentuk obat minum atau
suntikan. Suntikan furosemide bisa diberikan secara IM
(intramuskular/ke otot) atau IV (intravena/ke pembuluh darah).
Ada beberapa efek interaksi obat yang dapat terjadi jika
furosemide digunakan bersama obat-obatan lain, di antaranya:
 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal, jika
digunakan bersama antibiotik golongan sefalosporin dan
obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan telinga, jika
digunakan bersama antibiotik golongan aminoglikosida

 Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia, jika digunakan


bersama dengan obat diuretik hemat kalium
 Peningkatan risiko terjadinya kerusakan jantung, jika
digunakan bersama dengan obat glikosida jantung,
seperti digoxin atau antihistamin

 Peningkatan risiko terjadinya hiponatremia, jika digunakan


bersama carbamazepine

 Penurunan kadar furosemide di dalam darah, jika


digunakan bersama obat aliskiren
 Penurunan risiko efek samping furosemide, jika digunakan
bersama indometacin
Penggunaan furosemide berpotensi menyebabkan sejumlah efek
samping, antara lain:
 Pusing
 Vertigo
 Mual dan muntah
 Diare
 Penglihatan buram
 Sembelit

Jika mengalami reaksi alergi obat, seperti muncul ruam yang gatal,
bengkak di mulut dan bibir, atau mengalami efek samping yang
serius, seperti:

 Kram perut
 Merasa lelah

 Mulut terasa kering

 Aritmia

 Telinga berdenging

 Kulit menguning

 Mudah mengantuk

 Pingsan
Diviti SC 0,5 ml diberikan 1 kali Untuk mencegah Fondaparinux adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan
sehari selama 5 hari penyumbatan paru-paru mengobati penyakit deep vein thrombosis (DVT), yaitu suatu
kondisi yang menyebabkan terbentuknya gumpalan darah dan
penyumbatan di pembuluh darah tungkai. Gumpalan darah ini
dapat lepas, dan menyumbat pembuluh darah paru-paru atau
disebut emboli paru. DVT rentan terjadi pada pasien yang
menjalani operasi penggantian panggul atau lutut, serta orang yang
berbaring untuk waktu yang lama di tempat tidur. Obat ini
berperan dalam menurunkan kemampuan darah untuk membeku
dengan cara menghambat aktivitas faktor pembekuan darah jenis
Xa, sehingga mencegah terjadinya penggumpalan darah. Risiko
terjadinya perdarahan dapat meningkat, apabila fondaparinux
digunakan bersama pengencer darah lainnya, seperti
eptifibatide, heparin, atau enoxaparin. Seperti obat-obat lainnya,
penggunaan fondaparinux juga berisiko menimbulkan efek
samping. Di antaranya adalah:
 Sakit kepala.
 Ruam kulit, gatal, bengkak, memar atau perdarahan di
sekitar area penyuntikan.
 Tampak bingung.
 Pucat.
 Sulit tidur.
 Sesak napas.
Fondaparinux adalah obat yang digunakan untuk mengatasi
gumpalan darah serius pada kaki dan/atau paru-paru. Biasanya
digunakan dengan obat “pengencer darah” lainnya (warfarin). Jika
tidak diatasi, gumpalan darah dapat bergerak ke paru-paru,
jantung, atau otak, menyebabkan masalah pernafasan serius
(mungkin fatal), serangan jantung, atau stroke. Obat ini juga dapat
digunakan untuk mencegah gumpalan darah setelah operasi
tertentu dengan meningkatkan risiko penggumpalan darah (seperti
patah tulang, masalah perut, penggantian panggul atau kaki).
Fondaparinux dikenal sebagai “pengencer darah” (anticoagulant).
Obat ini seperti toheparin yang bekerja dengan menghadang zat
natural tertentu pada darah yang menyebabkan penggumpalan.

Hentikan penggunaan fondaparinux dan segera hubungi dokter


Anda jika Anda memiliki efek samping serius seperti:

 pendarahan tidak biasa (hidung, mulut, vagina, atau rahim),


pendarahan dari luka atau jarum suntik, pendarahan apapun
yang tidak berhenti
 mudah memar, ada bintik ungu atau merah pada kulit

 kulit pucat, merasa keliyengan atau sesak nafas, detak


jantung cepat, masalah konsentrasi

 pup berwarna hitam atau berdarah, batuk berdarah atau


muntah yang terlihat seperti warna kopi
 kesemutan, mati rasa, atau lemah otot (khususnya pada
tangan dan lengan)

 kehilangan pergerakan pada bagian tubuh manapun

 mendadak lemah, sakit kepala berat, kebingungan, atau


masalah berbicara, penglihatan, atau keseimbangan

 potasium rendah (kebingungan, detak jantung tidak biasa,


haus luar biasa, meningkatnya urin, kaki tidak nyaman,
merasa lemas)

Efek samping kurang serius mungkin termasuk:

 sulit tidur (insomnia)


 ruam kulit ringan

 pusing

 pendarahan kecil, ruam, atau gatal-gatal di tempat obat


disuntikkan

Tidak semua orang mengalami efek samping ini. Mungkin ada


beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.
infus Ringer Laktat 500 cc / 24 jam Untuk mengembalikan Pemberian cairan dan obat melalui pembuluh darah atau biasa
keseimbangan tubuh disebut infus, telah menjadi metode pengobatan efektif bagi pasien
di rumah sakit yang berfungsi sebagai pemelihara (resusitasi).
Kandungan infus ringer laktat adalah kalsium, kalium, laktat,
natrium, potassium klorida dan air. Tujuan pemberian infus ringer
laktat adalah menggantikan cairan tubuh yang hilang serta
meningkatkan diuresis, yaitu penambah cairan kencing (urine),
baik pada individu dewasa maupun anak-anak. Selain
menggantikan cairan tubuh yang hilang, infus ringer laktat juga
berguna untuk meringankan beberapa kondisi tubuh, antara lain
tetani hipokalsemia (kejang), ketidakseimbangan elektrolit tubuh,
gagal ginjal akut, rendah kadar natrium, kurang kalium dan
kalsium. Kemudian tujuan pemberian infus ringer laktat adalah
mengatasi hipertensi, diare serta aritmia (gangguan irama jantung).
Tujuan pemberian infus ringer laktat serta manfaatnya memang
beragam, akan tetapi metode ini memiliki efek samping antara lain
dada terasa nyeri, detak jantung tidak normal, tekanan darah
menurun, sulit bernafas, batuk, bersin, muncul ruam dan
terasa gatal di bagian tubuh tertentu serta sakit kepala. Selain itu,
pasien juga mungkin mengalami efek samping seperti infeksi di
daerah infus diinjeksikan, peradangan pada pembuluh darah balik
(vena) di daerah injeksi, menimbulkan lepuh pada daerah injeksi
(ekstravasasi) dan meningkatnya volume cairan (hipervolemia). 
pemberian 4 liter/menit Untuk mencukupi
oksigen binasal oksigen pada pasien
obat enteral 100 mg PO diberikan 1 Untuk menurunkan Spironolactone adalah obat yang digunakan untuk mengobati
Spironolakton kali sehari tekanan darah, mencegah tekanan darah tinggi. Obat ini bekerja dengan cara menghambat
stroke, dan masalah penyerapan garam (natrium) berlebih dalam tubuh dan menjaga
ginjal kadar kalium dalam darah agar tidak terlalu rendah, sehingga
tekanan darah dapat ditekan. Dengan menurunkan tekanan darah,
spironolactone bermanfaat untuk mencegah stroke, serangan
jantung, dan gagal ginjal, yang merupakan komplikasi
dari hipertensi. Spironolactone juga bermanfaat untuk mengobati
pembengkakan akibat penumpukan cairan di salah satu bagian
tubuh (edema) yang disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti gagal
jantung dan penyakit liver. Selain itu, obat ini juga digunakan
untuk mengobati kondisi ketika tubuh terlalu banyak memproduksi
aldosterone (hiperaldosteronisme), yaitu hormon yang diproduksi
oleh kelenjar adrenal yang berfungsi membantu menjaga
keseimbangan air dan garam di dalam tubuh.
Efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan obat
ini:

 Kelelahan, pusing, nyeri kepala


 Perubahan status mental

 Gangguan saluran pencernaan: diare, kram perut

 Gangguan keseimbangan elektrolit

 Ginekomastia, hirsutisme, siklus haid tidak teratur

 Impotensi

 Ruam pada kulit

 Leukopenia, trombositopenia, peningkatan kadar BUN

Obat ini juga dapat menyebabkan efek samping yang


berpotensi fatal seperti hyperkalemia. Jangan mengonsumsi
obat ini jika mempunyai kondisi medis seperti:

 Anuria
 Hiperkalemia.

 Penyakit Addison

 Insufisiensi ginjal akut atau progresif.

 Penggunaan bersamaan dengan eplerenone.

Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan pada saat makan atau


saat makan makanan tertentu karena interaksi obat dapat terjadi.
Mengonsumsi alkohol atau tembakau dengan obat-obatan tertentu
juga dapat menyebabkan interaksi terjadi. Pada kasus gawat
darurat atau overdosis, hubungi penyedia layanan gawat darurat
(112) atau segera ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.
Gejala-gejala overdosis, termasuk:

 Mengantuk
 Bingung

 Ruam pada kulit

 Mual

 Muntah-muntah

 Pusing

 Diare

 Kesemutan pada lengan dan kaki

 Otot terasa lemah

 Terasa lemas atau kaku pada kaki

Detak jantung yang tidak teratur


Digoxin 0,25 mg PO diberikan 1 Untuk mengobati gagal
Digoxin adalah obat untuk mengobati penyakit jantung,
kali sehari jantung
seperti aritmia dan gagal jantung. Obat ini bekerja dengan
membuat irama jantung kembali normal, dan memperkuat jantung
dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Berikut ini adalah
sejumlah interaksi yang dapat terjadi jika menggunakan digoxin
bersama dengan obat lainnya:

 Efektivitas digoxin bisa menurun jika digunakan


bersamaan dengan antasida, kaolin, neomycin,
pectin, phenytoin, sulfasalazine. Efek digoxin juga dapat
berkurang jika digunakan pada pasien yang sedang
menjalani radioterapi.
 Metoclopramide bisa menghambat penyerapan digoxin.

 Penggunaan digoxin bersamaan dengan antagonis


kalsium atau spironolactone, bisa meningkatkan kadar
digoxin dalam darah.

 Kombinasi digoxin dengan diuretik hemat kalium atau


kortikosteroid bisa menyebabkan hipokalemia atau
hipomagnesemia.
Efek samping yang dapat timbul setelah menggunakan digoxin,
antara lain adalah:
 Gangguan mental.
 Pusing.
 Sakit kepala.

 Diare.

 Mual dan muntah.

 Ruam kulit.

 Anoreksia.

 Aritmia pada anak-anak.

Lakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika


memiliki kondisi:
Blok jantung, usia lanjut, gangguan ginjal, kelainan fungsi
tiroid, kehamilan, hipokalemia, hipertensi, penyakit jantung
iskemik, dan gangguan irama jantung. Digoxin IV hanya
dapat diberikan kepada pasien yang belum menerima
glikosida jantung dalam 2 minggu sebelumnya.    
Jangan mengonsumsi obat ini jika mempunyai kondisi medis,
seperti:

 Toksisitas digitalis
 Irama jantung takikardi ventrikel, fibrilasi ventrikel,
dan kardiomiopati obstruktif

 Aritmia pada jaras aksesori (e.g.Wolff-Parkinson-


White syndrome)
Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan pada saat makan atau
saat makan makanan tertentu karena interaksi obat dapat terjadi.
Mengonsumsi alkohol atau tembakau dengan obat-obatan tertentu
juga dapat menyebabkan interaksi terjadi.
Clopidogrel 75 mg PO diberikan 1 Untuk mencegah Clopidogrel merupakan obat yang berfungsi untuk mencegah
kali sehari trombosit (platelet) trombosit (platelet) saling menempel yang berisiko membentuk
saling menempel yang gumpalan darah. Gumpalan darah yang terbentuk di pembuluh
berisiko membentuk darah arteri dapat memicu terjadinya trombosis arteri, seperti
gumpalan darah serangan jantung dan stroke. Clopidogrel akan diberikan kepada
orang yang mengalami serangan jantung, stroke, penyakit jantung
koroner, dan penyakit arteri perifer. Pada situasi tertentu seperti
serangan jantung atau setelah pemasangan ring pada jantung,
clopidogrel akan dikombinasikan dengan aspirin, yang juga
berfungsi untuk mecegah penggumpalan darah. Namun perlu
diingat, kombinasi kedua obat ini akan membuat seseorang
berisiko mengalami perdarahan. Berikut ini adalah beberapa reaksi
interaksi yang mungkin saja dapat terjadi jika mengonsumsi
clopidogrel bersama dengan obat-obatan lainnya:
 Mengganggu proses pembuangan clopidogrel dari tubuh
jika dikonsumsi bersama dengan obat penghambat pompa
proton (proton pump inhibitors), seperti omeprazole,
cimetidine, ticlopidine,
fluvoxamine, fluoxetine, ketoconazole, dan voriconazole.
 Clopidogrel juga dapat memperlambat pembuangan obat
diabetes repaglinide.
 Meningkatnya risiko perdarahan jika dikonsumsi bersama
dengan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
Beberapa efek samping yang mungkin dapat terjadi setelah
mengonsumsi clopidogrel adalah:
 Lebam dan perdarahan bawah kulit
 Mimisan
 Nyeri perut.
 Konstipasi atau diare.
 Gangguan pencernaan.
Mengonsumsi obat Clopidogrel dengan obat lain secara
bersamaan dapat menyebabkan beberapa interaksi, seperti:
 Dapat menimbulkan dan meningkatkan risiko
perdarahan dengan obat antikoagulan, obat
antiinflamasi nonsteroid, dan SSRIs.
 Dapat mengurangi efek antiplatelet dengan inhibitor
CYP2C19 (misalnya: omeprazole, esomeprazole).
Obat ini dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan, atau
sesuai saran dari dokter. Biasanya obat dikonsumsi sekali
sehari. Obat ini harus dikonsumsi secara teratur agar
mendapatkan manfaatnya secara maksimal. Obat ini biasanya
digunakan secara tunggal atau dikombinasikan dengan aspirin
untuk mengobati nyeri dada , seperti angina, serangan jantung,
dan mencegah terbentuknya bekuan darah di dalam pembuluh
darah pada sindrom koroner akut dan intervensi koroner
perkutan (PCI) dengan atau tanpa pemasangan
stent.Clopidogrel termasuk obat antiplatelet. Obat ini
membantu dan melancarkan darah di tubuh.

Anda mungkin juga menyukai