DI SUSUN
OLEH :
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah puji syukur kami panjatkan kepada kehadiran Allah SWT atas segala
karunia yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“MAKALAH ASKEP KEGANASAN ”.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada semua pihak yang telah banyak membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam penulisan makalah ini, Kami mengucapkan banyak Terimakasih kepada dosen kami Ibu
Lilis Pujianti S.Kep,Ners. M.Kep yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa pasti terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini,
berhubung dengan keterbatasan yang penulis miliki. Namun kenyakinan dan keseriusan dalam
penulisan makalah ini berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.5 Penatalaksaan
2.7 Etiologi
2.10 penatalaksaan
2.12 Etiologi
2.13 Manifestasi Klinis
2.15 Penatalaksanaan
2.17 Etiologi
2.20 Penatalaksanaan
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Ca. Mamae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimna sel
abnormal timbul dari sel – sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan
pembuluh darah.
Penyebab kanker payudara belum dapat diketahui tetapi terdapat beberapa faktor resiko
yang telah ditetapkan , keduanya adalah lingkungan dan genetic. Kanker payudara
memperlihatkan proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara.
Faktor resiko terjadi kanker payudara :
1. Riawayar pribadi
2. Anak perempuan atau saudara perempuan dari wanita dengan kanker payudara.
3. Menarke diri.
4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama
5. Riwayat penyakit payudara jinak
Tanda carsinoma kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang kahas, mirip pada
tumor jinak, massa lunak, batas tegas, bentuk bulat, dan elips. Gejala kanker payudara kadang
tak nyeri, kadang nyeri, adanya keluaran dari puting susu , puting eritema, mengeras, inversi,
gejala lainnya nyeri tulang, berat badan turun dapat sebagai petunjuk adanya metastase.
2. Biopsi
3. penanda tumor
4. mamaografi
5. sinar X dada.
2.5 Penatalaksanaan
Ada beberapa penanganan kanker payudara yang tergantung pada stadium klinik
penyakitnya, yakni :
1. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara, ada 3 jenis mastektomi, yaitu :
a. Modified radical mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara,jaringan
payudara ditulang dada, tulang selangka, dan tulang iga serta benjolan sekitar ketiak.
b. Total ( simple ) mastectomy, yaitu pengangkatan diseluruh payudara tetap bukan
kelenjar ketiak.
c. Radical mastectomy yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara.
2. Radiasi
3. Kemoterapi
4. Lintasan Metabolisme
Ca. Serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat
dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal sekitarnya.
Penyebab terjadinya kelaianan pada sel sel serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi
terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks :
1. Hpv
2. Merokok
3. Hubungan seksual pertama
4. Berganti ganti pasangan
5. Pemakaian DES
6. Pemakaian pil KB
Tanda tanda dini kanker serviks kebanyakan tidak menimbulkan gejala. Akan tetapi
dalam perjalanannya akan menimbulkan gejala seperti :
1. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis jaringan
2. Perdarahan yang terjadi diluar senggama
3. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama
4. Perdarahan spontan saat defekasi
5. Perdarahan spontan pervagina
1. pap smear
2. schillentest
3. koloskopi
4. kolpomikroskopi
5. biopsi
6. konisasi
7. CT-Scane
2.11 penatalaksanan
1. Radiasi
- Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
2. Operasi
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan bertambahnya vaskularisasi,
odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat mengalami kesukaran dan sering
menyebabkan fistula, disamping itu juga menambah penyebaran kesistem limfe dan peredaran
darah.
Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ endometrium atau
pada dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim yang berbentuk seperti buah pir
sebagai tempat tertanam dan berkembangnya janin. kanker endometrium kadang-kadang
disebut kanker rahim, tetapi ada sel-sel lain dalam rahim yang bisa menjadi kanker seperti
otot atau sel miometrium. kanker endometrium sering terdeteksi pada tahap awal karena
sering menghasilkan pendarahan vagina di antara periode menstruasi atau setelah
menopause. (Whoellan 2009 )
2.12 Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker endometrium,
tetapi beberapa penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan estrogen yang berlebihan dan
terus menerus bisa menyebabkan kanker endometrium. Berikut ini beberapa faktor resiko
yang bisa meningkatkan munculnya kanker endometrium :
a. Obesitas atau kegemukan.
Pada wanita obesitas dan usia tua terjadi peningkatan reaksi konversi
androstenedion menjadi estron. Pada obesitas konversi ini ditemukan sebanyak 25-20
kali. Obesitas merupakan faktor resiko utama pada kanker endometrium sebanyak 2
sampai 20 kali. Wanita dengan berat badan 10-25 Kg diatas berat badan normal
menpunyai resiko 3 kali lipat dibanding dengan wanita dengan berat badan normal. Bila
berat badan lebih dari 25 Kg diatas berat badan normal maka resiko menjadi 9 kali lipat.
b. Haid pertama (menarche).
Wanita mempunyai riwayat menars sebelum usia 12 tahun mempunyai resiko 1,6
kali lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai riwayat menars setelah usia lenih dari
12 tahun. Menstruation span merupakan metode numerik untuk menentukan faktor
resiko dengan usia saat menarche, usia menopause dari jumlah paritas. Menstruasion
span (MS) = usia menars – (jumlah paritas x1,5). Bila MS 39 maka resiko terkena
kanker endometrium sebanyak 4,2 kali dibanding MS < 29.
c. Tidak pernah melahirkan.
Memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi baik sudah menikah
atau belum dibanding wanita yang pernah melahirkan. Penelitian menunjukkan bahwa
25% penderita kanker endometrium tidak pernah melahirkan anak (nulipara). Penelitian
lainnya juga menunjukkan bahwa faktor ketidaksuburan(infertilitas) lebih berperan
daripada jumlah melahirkan (paritas).
d. Penggunaan estrogen.
Estrogen sering digunakan sebagai terapi sulih hormon. Peningkatan penggunaan
hormon ini diikuti dengan meningkatnya resiko kanker endometrium.
e. Hiperplasia endometrium.
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan
selaput lendir rahim disertai peningkatan vaskularisasi akibat rangsangan estrogen yang
berlebihan dan terus menerus. Disebut neoplasia endometrium intraepitel jika hiperplasia
endometrium disertai sel-sel atipikal dan meningkatkan resiko menjadi kanker
endometrium sebesar 23%.
f. Diabetes mellitus (DM).
Diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnorml merupakan faktor
resiko keganasan endometrium. Angka kejadian diabetes melitus klinis pada penderita
karsinoma endometrium berkisar antara 3-17%, sedangkan angka kejadian TTG yang
abnormal berkisar antara 17-64%.
g. Hipertensi.
50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan dengan 1/3
populasi kontrol yang menderita penyakit tersebut, kejadian hipertensi pada keganasan
endometrium menurut statistik lebih tinggi secara bermakna daripada populasi kontrol.
h. Faktor lingkungan dan diet.
Faktor lingkungan dan menu makanan juga mempengaruhi angka kejadian
keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-negara yang sedang
berkembang. Kejadian keganasan endometrium di Amerika Utara dan Eropa lebih tinggi
daripada angka kejadian keganasan di Asia, Afrika dan Amerika latin. Agaknya
perbedaan mil disebabkan perbedaan menu dan jenis makan sehari-hari dan juga terbukti
dengan adanya perbedaan yang menyolok dari keganasan endometrium pada golongan
kaya dan golongan miskin. Keadaan ini tampak pada orang-orang negro yang pindah
dari daerah rural ke Amerika Utara. Hal yang sama juga terjadi pada orang-orang Asia
yang pindah ke negara industri dan merubah menu makanannya dengan cara barat
seperti misalnya di Manila dan Jepang, angka kejadian keganasan endometrium lebih
tinggi daripada di negara-negara Asia lainnya.
i. Riwayat keluarga.
Ada kemungkinan terkena kanker endometrium, jika terdapat anggota keluarga
yang terkena kanker ini, meskipun prosentasenya sangat kecil.
j. Tumor memproduksi estrogen.
Adanya tumor yang memproduksi estrogen, misalnya tumor sel granulosa, akan
meningkatkan angka kejadian kanker endometrium.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien kanker ovarium yaitu :
a. Anamnesis dan pemeriksaan fisik pelvic
b. Radiologi : USG Transvaginal, CT scan, MRI
c. Tes darah khusus : CA-125 (Penanda kanker ovarium epitelial), LDH, HCG, dan AFP
(penanda tumor sel germinal)
d. Laparoskopi
e. Laparotomi
f. Pemeriksaan untuk mengetahui perluasan kanker ovarium
g. Pielografi intravena (ginjal, ureter, dan vesika urinaria), sistoskopi dan sigmoidoskopi.
h. Foto rontgen dada dan tulang
i. Scan KGB (Kelenjar Getah Bening)
j. Scan traktus urinarius
2.20 Penatalaksanaan
Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan
kemoterapi. Hanya kanker ovarium stadium awal saja (stadium 1a dan 1b
dengan derajat diferensiasi sel yang baik/sedang) yang tidak memerlukan
kombinasi pengobatan. Kemoterapi diberikan sebanyak 6 seri dengan
interval 3 – 4 minggu sekali dengan melakukan pemantauan terhadap efeh
samping kemoterapi secara berkala terhadap sumsum tulang, fungsi hati,
fungsi ginjal, sistem saluran cerna, sistem saluran cerna, sistem saraf dan
sistem kardiovaskuler.
Penatalaksanaan yang sesuai dengan stadium yaitu :
Operasi (stadium awal)
Kemoterapi (tambahan terapi pada stadium awal)
Radiasi (tambahan terapi untuk stadium lanjut)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN