Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN KEGANASAN

CA. MAMAE, CA. SERVIKS, CA. ENDOMETRIUM DAN CA. OVARIUM

DI SUSUN

OLEH :

Vrientiara Meiviya 1814201041

Weni Andriyani Sinaga 1814201047

Yesi Tamara Tondang 1814201048

Program Studi S1 Keperawatan

STIKes Flora Medan

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur kami panjatkan kepada kehadiran Allah SWT atas segala
karunia yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“MAKALAH ASKEP KEGANASAN ”.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada semua pihak yang telah banyak membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam penulisan makalah ini, Kami mengucapkan banyak Terimakasih kepada dosen kami Ibu
Lilis Pujianti S.Kep,Ners. M.Kep yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa pasti terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini,
berhubung dengan keterbatasan yang penulis miliki. Namun kenyakinan dan keseriusan dalam
penulisan makalah ini berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Medan, April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ca. Mamae

2.2 Etiologi Ca. Mamae

2.3 Manifestasi Klinis

2.4 Pemeriksaan Penunjang

2.5 Penatalaksaan

2.6 Definisi Ca.Serviks

2.7 Etiologi

2.8 Manifestasi klinis

2.9 Pemeriksaan penunjang

2.10 penatalaksaan

2.11 Definisi Ca.Endometrium

2.12 Etiologi
2.13 Manifestasi Klinis

2.14 Pemeriksaan Penunjang

2.15 Penatalaksanaan

2.16 Definisi Ca.Ovarium

2.17 Etiologi

2.18 Manifestasi klinik

2.19 pemeriksaan Penunjang

2.20 Penatalaksanaan

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Askep Ca.Mammae

3.2 Askep Ca.Serviks

3.2 Askep Ca.Endometrium

3.3 Askep Ca.Ovarium

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Serikat Pengendalian KankerInternasional (UICC)
memprediksi, akan terjadi peningkatan lonjakan penderitakanker sebesar 300 persen di seluruh
dunia pada tahun 2030. Jumlah
tersebut70 persennya berada di negara berkembang seperti Indonesia. Kenaikan prevalensikanker
di Indonesia menjadi masalah bagi pengobatan. Soehartati mengatakan,
pusat pengobatan kanker di Indonesia baru dapat melayani 15 persen pasien kanker."Padahal,
angka itu saat pasien kanker di Indonesia masih diprediksi 1 banding1.000," ungkap profesor di
bidang radiasi onkologi ini.Menurut Soehartati, Indonesia perlu menambah pusat pengobatan
kankerdengan lokasi yang merata. "Pusat pengobatan kanker di Indonesia masih 22 rumahsakit
negeri, dan 2 rumah sakit swasta. Itu pun letaknya tidak merata. Selain jumlah, perlu juga
diperhatikan jaraknya," cetusnya.

1.2 Rumusan Masalah


Untuk mengetehui definisi, etiologi, manisfetasi klinis, pemeriksaan penunjang,
penatalaksanaan,dan askep penyakit tersebut
1.3 Manfaat
Agar kami mengetahui penjelasan dari asuhan keperawatan kanker keganasan yang telah
kami buat dalam bentuk makalah.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ca. Mamae

Ca. Mamae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimna sel
abnormal timbul dari sel – sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan
pembuluh darah.

2.2 Etiologi Ca. Mammae

Penyebab kanker payudara belum dapat diketahui tetapi terdapat beberapa faktor resiko
yang telah ditetapkan , keduanya adalah lingkungan dan genetic. Kanker payudara
memperlihatkan proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus payudara.
Faktor resiko terjadi kanker payudara :

1. Riawayar pribadi
2. Anak perempuan atau saudara perempuan dari wanita dengan kanker payudara.
3. Menarke diri.
4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama
5. Riwayat penyakit payudara jinak

2.3 Manifestasi klinis

Tanda carsinoma kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang kahas, mirip pada
tumor jinak, massa lunak, batas tegas, bentuk bulat, dan elips. Gejala kanker payudara kadang
tak nyeri, kadang nyeri, adanya keluaran dari puting susu , puting eritema, mengeras, inversi,
gejala lainnya nyeri tulang, berat badan turun dapat sebagai petunjuk adanya metastase.

2.4 Pemeriksaan Penunjang

1. scan ( mis : MRI, CT, gallium ) dan ultrasound.

2. Biopsi
3. penanda tumor

4. mamaografi

5. sinar X dada.

2.5 Penatalaksanaan

Ada beberapa penanganan kanker payudara yang tergantung pada stadium klinik
penyakitnya, yakni :

1. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara, ada 3 jenis mastektomi, yaitu :
a. Modified radical mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara,jaringan
payudara ditulang dada, tulang selangka, dan tulang iga serta benjolan sekitar ketiak.
b. Total ( simple ) mastectomy, yaitu pengangkatan diseluruh payudara tetap bukan
kelenjar ketiak.
c. Radical mastectomy yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara.
2. Radiasi
3. Kemoterapi
4. Lintasan Metabolisme

2.7 Definisi Ca. Serviks

Ca. Serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat
dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal sekitarnya.

2.8 Etiologi Ca.Serviks

Penyebab terjadinya kelaianan pada sel sel serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi
terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks :

1. Hpv
2. Merokok
3. Hubungan seksual pertama
4. Berganti ganti pasangan
5. Pemakaian DES
6. Pemakaian pil KB

2.9 Manisfestasi klinis

Tanda tanda dini kanker serviks kebanyakan tidak menimbulkan gejala. Akan tetapi
dalam perjalanannya akan menimbulkan gejala seperti :

1. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis jaringan
2. Perdarahan yang terjadi diluar senggama
3. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama
4. Perdarahan spontan saat defekasi
5. Perdarahan spontan pervagina

2.10 Pemeriksaan Penunjang

1. pap smear

2. schillentest

3. koloskopi

4. kolpomikroskopi

5. biopsi

6. konisasi

7. CT-Scane

2.11 penatalaksanan
1. Radiasi

- Dapat dipakai untuk semua stadium

- Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk

- Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.

2. Operasi

- Operasi limfadektomi untuk stadium I dan II

- Operasi histerektomi vagina yang radikal

3. Kombinasi (radiasi dan pembedahan)

Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan bertambahnya vaskularisasi,

odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat mengalami kesukaran dan sering

menyebabkan fistula, disamping itu juga menambah penyebaran kesistem limfe dan peredaran

darah.

2.11 Definisi Endometrium

Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ endometrium atau
pada dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim yang berbentuk seperti buah pir
sebagai tempat tertanam dan berkembangnya janin. kanker endometrium kadang-kadang
disebut kanker rahim, tetapi ada sel-sel lain dalam rahim yang bisa menjadi kanker seperti
otot atau sel miometrium. kanker endometrium sering terdeteksi pada tahap awal karena
sering menghasilkan pendarahan vagina di antara periode menstruasi atau setelah
menopause. (Whoellan 2009 )

2.12 Etiologi

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker endometrium,
tetapi beberapa penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan estrogen yang berlebihan dan
terus menerus bisa menyebabkan kanker endometrium. Berikut ini beberapa faktor resiko
yang bisa meningkatkan munculnya kanker endometrium :
a. Obesitas atau kegemukan.
Pada wanita obesitas dan usia tua terjadi peningkatan reaksi konversi
androstenedion menjadi estron. Pada obesitas konversi ini ditemukan sebanyak 25-20
kali. Obesitas merupakan faktor resiko utama pada kanker endometrium sebanyak 2
sampai 20 kali. Wanita dengan berat badan 10-25 Kg diatas berat badan normal
menpunyai resiko 3 kali lipat dibanding dengan wanita dengan berat badan normal. Bila
berat badan lebih dari 25 Kg diatas berat badan normal maka resiko menjadi 9 kali lipat.
b. Haid pertama (menarche).
Wanita mempunyai riwayat menars sebelum usia 12 tahun mempunyai resiko 1,6
kali lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai riwayat menars setelah usia lenih dari
12 tahun. Menstruation span merupakan metode numerik untuk menentukan faktor
resiko dengan usia saat menarche, usia menopause dari jumlah paritas. Menstruasion
span (MS) = usia menars – (jumlah paritas x1,5). Bila MS 39 maka resiko terkena
kanker endometrium sebanyak 4,2 kali dibanding MS < 29.
c. Tidak pernah melahirkan.
Memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi baik sudah menikah
atau belum dibanding wanita yang pernah melahirkan. Penelitian menunjukkan bahwa
25% penderita kanker endometrium tidak pernah melahirkan anak (nulipara). Penelitian
lainnya juga menunjukkan bahwa faktor ketidaksuburan(infertilitas) lebih berperan
daripada jumlah melahirkan (paritas).
d. Penggunaan estrogen.
Estrogen sering digunakan sebagai terapi sulih hormon. Peningkatan penggunaan
hormon ini diikuti dengan meningkatnya resiko kanker endometrium.
e. Hiperplasia endometrium.
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan
selaput lendir rahim disertai peningkatan vaskularisasi akibat rangsangan estrogen yang
berlebihan dan terus menerus. Disebut neoplasia endometrium intraepitel jika hiperplasia
endometrium disertai sel-sel atipikal dan meningkatkan resiko menjadi kanker
endometrium sebesar 23%.
f. Diabetes mellitus (DM).
Diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnorml merupakan faktor
resiko keganasan endometrium. Angka kejadian diabetes melitus klinis pada penderita
karsinoma endometrium berkisar antara 3-17%, sedangkan angka kejadian TTG yang
abnormal berkisar antara 17-64%.
g. Hipertensi.
50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan dengan 1/3
populasi kontrol yang menderita penyakit tersebut, kejadian hipertensi pada keganasan
endometrium menurut statistik lebih tinggi secara bermakna daripada populasi kontrol.
h. Faktor lingkungan dan diet.
Faktor lingkungan dan menu makanan juga mempengaruhi angka kejadian
keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-negara yang sedang
berkembang. Kejadian keganasan endometrium di Amerika Utara dan Eropa lebih tinggi
daripada angka kejadian keganasan di Asia, Afrika dan Amerika latin. Agaknya
perbedaan mil disebabkan perbedaan menu dan jenis makan sehari-hari dan juga terbukti
dengan adanya perbedaan yang menyolok dari keganasan endometrium pada golongan
kaya dan golongan miskin. Keadaan ini tampak pada orang-orang negro yang pindah
dari daerah rural ke Amerika Utara. Hal yang sama juga terjadi pada orang-orang Asia
yang pindah ke negara industri dan merubah menu makanannya dengan cara barat
seperti misalnya di Manila dan Jepang, angka kejadian keganasan endometrium lebih
tinggi daripada di negara-negara Asia lainnya.
i. Riwayat keluarga.
Ada kemungkinan terkena kanker endometrium, jika terdapat anggota keluarga
yang terkena kanker ini, meskipun prosentasenya sangat kecil.
j. Tumor memproduksi estrogen.
Adanya tumor yang memproduksi estrogen, misalnya tumor sel granulosa, akan
meningkatkan angka kejadian kanker endometrium.

2.13 Manifestasi Klinis


Beberapa gejala kanker endometrium adalah sebagai berikut :
 Rasa sakit pada saat menstruasi.
 Rasa sakit yang parah dan terus menerus pada perut bagian bawah, rasa sakit ini akan
bertambah pada saat berhubungan seks.
 Sakit punggung pada bagian bawah.
 Sulit buang air besar atau diare.
 Keluar darah pada saat buang air kecil dan terasa sakit.
 Keputihan bercampur darah dan nanah.
 Terjadi pendarahan abnormal pada rahim.

2.14 Pemeriksaan Penunjang


Sebelum tindakan operasi, pemeriksaan yang perlu dilakukan:
 Foto toraks untuk menyingkirkan metastasis paru-paru
 Tes Pap, untuk menyingkirkan kanker serviks
 Pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan darah tepi, faal hati, faal ginjal,
elektrolit.

2.15 Penatalaksaan Medis


Sampai saat ini belum ada metode skrining untuk kanker endometrium.
Hanya untuk pasien yang termasuk dalam risiko tinggi seperti Lynch syndrome tipe 2 perlu
dilakukan evaluasi endometrium secara seksama dengan hysteroscopy dan biopsy.
Pemeriksaan USG transvaginal merupakan test non invasif awal yang efektif dengan
negative predictive value yang tinggi apabila ditemukan ketebalan endometrium kurang dari
5 mm. Pada banyak kasus histeroskopi dengan instrumen yang fleksibel akan membantu
dalam penemuan awal kasus kanker endometrium.
Pada stadium II dilakukan histerektomi radikal modifikasi, salpingo-ooforektomi
bilateral, deseksi kelenjar getah bening pelvis dan biopi paraaorta bila mencurigakan, bilasan
peritoneum, biopsi omenteum (omentektomi partialis),biopsi peritoneum.
Pada stadium III dan IV : operasi dan/atau radiasi dan/atau kemoterapi. Pengangkatan
tumor merupakan terapi yang utama, walaupun telah bermetastasis ke abdomen.
2.16 Definisi Ca. Ovarium
Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada
ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50
– 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan
perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah
menyebar ke hati dan paru-paru.
Kanker ovarium sangat sulit didiagnosa dan kemungkinan kanker ovarium ini
merupakan awal dari banyak kanker primer. (Wingo, 1995)
2.17 Etiologi
1.diet tinggi lemak
2. merokok
3. alkohol
4. riwayat kanker payudara
5.infertilitas

2.18 Manisfetasi Klinis


Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang
menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:
1. Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka
pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan
proses transformasi menjadi sel-sel tumor.
2. Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini didasarkan
pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen. Dalam percobaan
in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker
ovarium.

2.19 pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien kanker ovarium yaitu :
a.         Anamnesis dan pemeriksaan fisik pelvic
b.        Radiologi : USG Transvaginal, CT scan, MRI
c.         Tes darah khusus : CA-125 (Penanda kanker ovarium epitelial), LDH, HCG, dan AFP
(penanda tumor sel germinal)
d.        Laparoskopi
e.         Laparotomi
f.         Pemeriksaan untuk mengetahui perluasan kanker ovarium
g.        Pielografi intravena (ginjal, ureter, dan vesika urinaria), sistoskopi dan sigmoidoskopi.
h.        Foto rontgen dada dan tulang
i.          Scan KGB (Kelenjar Getah Bening)
j.          Scan traktus urinarius

2.20 Penatalaksanaan
Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan
kemoterapi. Hanya kanker ovarium stadium awal saja (stadium 1a dan 1b
dengan derajat diferensiasi sel yang baik/sedang) yang tidak memerlukan
kombinasi pengobatan. Kemoterapi diberikan sebanyak 6 seri dengan
interval 3 – 4 minggu sekali dengan melakukan pemantauan terhadap efeh
samping kemoterapi secara berkala terhadap sumsum tulang, fungsi hati,
fungsi ginjal, sistem saluran cerna, sistem saluran cerna, sistem saraf dan
sistem kardiovaskuler.
Penatalaksanaan yang sesuai dengan stadium yaitu :
Operasi (stadium awal)
Kemoterapi (tambahan terapi pada stadium awal)
Radiasi (tambahan terapi untuk stadium lanjut)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Askep Ca.Mammae

Anda mungkin juga menyukai