Anda di halaman 1dari 8

Kebersihan

Kebersihan merupakan salah satu unsur pokok ajaran islam yang meliputi akidah, syariah dan
muamalah, di mana unsur-unsur tesebut satu sama lain saking berkaitan dan dimaknai secara
kompresif.

A. Istilah-Istilah yang Digunakan


Rasulullah SAW amat peduli terhadap kebersihan, bukan hanya jasmani, pakaian, bahkan
kebersihan lingkungan. Sebagaimana diperintahkan dalam Surah al-Muddassir/74:4:

Dan pakaianmu bersihkanlah. (al-Muddassir/74: 4)


Ada yang menyebutkan bersih dari syirik, kemaksiatan, dan kebersihan hati. Tetapi Ibju
Jarir a-Tabari setuju dengan pendapat Ibnu Sirin, yaitu suci dari kotoran.
Al-qur’an banyak menggunakan istilah-istilah yang berkaitan dengan kebersihan atau
kesucian dengan lafal taharah dan tazkiyah. Lafal taharah disebut sebanyak 31 kali dan
takiyyah 59 kali dengan berbagai macam bentuknya.
B. Kebersihan Dalam Al-Qur’an
Istilah taharah ternyaata berkaitan dengan kebersihan yang bersifat lahiriah (jasmani) dan
maknawiah (rohani). Sementara istilah nazaifah dan taharah digunakan pada kitab-kitab
klasik dikhuskan bab at-Taharah yang biasanya disandingkan dengan masalah air dan
tanah (alat bersuci) dan membahas masalah bersuci seperti wudhu, mandi, mandi
janabah, tayamum dll.
Saat membicarakan kebersihan maka kata kunci yang digunakan ialah al-ma (air), at-
tharah (kebersihan), at-takiyyah (kesucian), al-gushu (mandi) dan at-ttahhur (bersuci).
C. Sarana Kebersihan
Air adalah sarana utama untuk kebersihan dan kesucian. Dalam arti kebersihan bermakna
hakiki, air disebut Al-Qur’an sebanyak 63 ayat, belum lagi yang membicarakan laut,
sungai dan awan yang semuanya ada kolerasinya dengan air. Air dalam makna hakiki
memiliki kegunaan multi fungsi untuk menunjang kebersihan manusia.
1. Air sebagai sarana kebersihan. Ditulis dalam Surah :
a. Al-anfal/8: 11
b. Al-Furqon/ 25: 48

Air hujan sebagaimana pesan pada surah Al-Furqon /25: 48 ialah air suci dan
menucikan (layak digunakan untuk membersihkan dan bersuci). Air hujan adalah air
suci, merupakan alat utama untuk kebersihan. Memang, ketika bicara seperti asal
mula air maka akan banyak dimensi yang tersentuh seperti asal mula air, distribusi,
manfaat, penyimpanan, na lain sebagainya.

2. Kebersihan jasmani
Berbicara secara konkrit adalah kebersihan dari kotoran alat sesuatu yang dinilai
kotor. Kotoran yang melekat pada badan, pakaian, tempat tinggal, dan lain
sebagainya, mengakibatkan rasa yang tak nyaman.
Kata yathur dan ttahhur dalam surat al-Baqarah/2: 222 berkaitan dengan kewajiban
mandi seusai berhenti haid sebelum melakukan hubungan seks, bahkan harus tatahhur
bersuci dengan mandi. Yathurma, terputsnya darah yang berarti berhenti haid yang itu
bukan kehendak perempuan, sementara tatahur berupa kehendak perempuan yang
berhenti haid, yaitu mandi.
Secara medis, perlunya I’tizal (tidak berhubungan seks) pada waktu haid itu karena
darah haid yang mengganggu dan amat menyakitkan bagi kelamin perempuan, dapat
menyebabkan perdarahan dan peradangan, bahkan sesuatu yang mungkin laki-laki
kena penyakit sipilis dan menderita importensi, baik laki-laki maupun perempuan.
Sebagai persiapan wudu hadis Nabi SAW menguraikan tahapan-tahapan berikut
ini:
a. Menyiapkan air bersih dan suci
b. Membaca basmallah
c. Mencuci tangan tiga kali
d. Bersugi
e. Berkumur-kumur tiga kali
f. Membersikan batang hidung tiga kali, dengan menghirup air ke dalam hidung,
setelah itu dilanjutkan oleh nas Al-Qur’an Surah al-Ma’idah/5: 6.

Memelihara air agar tetap suci dan bersih merupakan keniscayaan karena berwudhu
atau mandi harus dengan yang bersih dan suci. Sangat membahayakan kesehatan
seseorang jika berwudu atau mandi dengan air kotor, apalagi yang najis. Karena itu
Rasul SAW melarang mencemari air seperti dengan membuang kotoran ditepi sungai
khususnya, sebagaimana tercantum dalam hadis-hadis berikut :

1. Dilarang mengotori tempat umum


2. Keberihan adalah bagian dari islam
3. Kebersihan bagian dari iman
4. Kebersihan adalah fitrah manusia
5. Kebersihan adalah sedekah
6. Menjaga kebersihan tempat umum
7. Memelihara kebersihan adalah suatu kebaikan
8. Kebersihan jasmaniah diridhai Allah SWT.
D. Kebersihan Maknawiah (Abstrak)
Agaknya perlu diulas di sini tentang kebersihn dan kesucian secara maknawi yang
banyak menggunakan kata tazkiyyah yang makna asalnya berarti berkembang dan
berkah.
Tazkiyyatun-nafs atau Taharatun-nafs mengandung makna :
1. Kebersihan dari perbuatan syririk
2. Tidak tersentuh oleh keonaran orang-orang kafir
3. Suci; tidak berbuat dosa, berzina, dan fahsiyah lainnya
4. Bersih dari perbuatan dosa
5. Kalamullah yang suci
6. Kesucian harta
7. Suci berarti tidak pernah disentuk laki-laki manapun
E. Kebersihan Jasmaniah dan Rohaniah
1. Tidak mengonsumsi yang diharamkan secara zatiyyah (wujudnya)
Mengonsumsi Makanan dan minuman yang diharamkan agama termasuk perbuatan
tercela, kotor dan dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit, seperti makan
babi, anjing, dan binatang-binatang lainnya.
2. Tidak mencampur usaha yang halal dengan yang batil
3. Tidak melakukan perzinahan dan menuduh zina
4. Tidak melakukan peyalahgunaan seksual (homoseksual dan lesbi)
5. Tidak menikahi perempuan dalam masa ‘iddah

KEHAMILAN DAN PROSES KELAHIRAN

A. Kehamilan
Dalam bidang kesehatan, masalah kehamilan masuk kategori “Kesehatan Reproduksi”,
yang menurut WHO (Badan Kesehatan Dunia) adalah keadaan kesejahteraan fisik,
mental dan social yang utuh, bukan hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan, dalam
segala aspek yang behungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Merujuk
dari definisi ini maka pelayanan kesehata reproduksi secara luas bisa dipahami sebagai
kenstelasi metode, teknik, dan pelayanan yang berkaitan dengan Kesehatan Reproduksi
dengan cara mencegah dan memecahkan masalah Kesehatan Reproduksi.
Adapun tujuan program Kesehatan Reproduksi, antara lain; meningkatkan kemandirian
perempuan dalam memutuskan peran dan fungsi reproduksinya, mengingkatnya hak dan
tanggung jawab social perempuan dalam menentukan kehamilan, jumlah anak, jarak
antara kehamilan dan meningkatnya peran social laki-laki terhadap akibat perilaku
seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan anak-anaknya.
1. Terjadinya kehamilan
Kehamilan terjadi karena adanya proses senggamaan, dimana sperma bertemu dengan
sel telur sehingga terjadi pembuahan.
Lewat pengamatan mikroskopik, diketahui bahwa sel-sel sperma mengandung 23
pasang kromosom dan sperma membawa kromosom sex tipe Y dan X, sedangkan
ovum disamping membawa 23 pasang kromosom juga namun ovum tidak memiliki
kromosom sex tipe Y. pertemuan antara XY akan menadikan calon janin berjenis
kelamin laki-laki sedangkan pertemuan kromosom XX akan menjadikan perempuan.
Hal ini juga menunjukkan bahwa asal-usul pembentukan gender berasal dari sperma
(saripati air mani, yakni sel sperma yang mengandung bibit informasi kromosom X
dan atau Y).
Dapat diketahui bahwa setiap cc cairan sperma seorang laki-laki didapat sekitar 250
jutaan sel-sel spermatozoa, dan diketahui dari sejumlah ratusan juta tersebut hanya 1
sel sperma saja (sari pati air mani) yang berperan dalam pembuahan. Ketika
berlangsung hubungan suami istri, maka hanya ada satu sperma yang akan
“memenangkan perlombaan” menembus sel ovum wanitauntuk kemudian menjalani
evolusi lebih lanjut menuju pembentukan makhluk yang baru. Sebab dinding sel telur
(ovum) tersebut akan berubah apabila sudaj ada sel sperma yang masuk, akibatnya
sperma yang lain tidak bisa masuk.
2. Kondisi Perempuan Saat Hamil
Setiap perempuan yang hamil akan mengalami perubahan, baik fisik maupun psikis.
Kondisi fisik yang dialami oleh ibu hamil sebagaimana ditunjukkan oleh term warhm,
dengan semua derivatnya disebutkan sebanyak Sembilan kali, mengandung makna
berat, capek, lemah, atau kondisi lemah karena tenaganya tidak mampu menanggung
beban yang sangat berat.
Kata kurb atay karh juga berarti sesuatu yang tidak disukai. Artinya, seorang
perempuan ketika hamil, ia akan membawa terus menerus janin yang ada di dalam
kandungannya, sehingga kondisinya sangat kecapaian. Kondisi inilah yang
sebenarnya tidak disukai oleh setiap ibu hamil dan bukan kehamilannya itu sendiri
yang tidak ia sukai.
Disamping hal-hal yang bersifat fisik, seorang ibu hamil secara psikis biasanya juga
mudah tersinggung dan sensitf, apalagi pada kehamilan yang pertama atau kehamilan
yang tidak dikehendaki. Sebab, sekuat apapun seorang perempuan dalam menghadapi
proses persalinan, ia pasti merasa tegang dan meliputi rasa ketakutan, baik
menyangkut dirinya maupun kesehatan janinnya.
3. Kondisi Janin Dalam Rahimnya
Kondisi janin didalam Rahim termasuk salah satu kegaiban yang hanya diketahui
Allah SWT semata. Hal ini dinyatakan dalam Al-Qur’an Surah Luqman/31: 34
Para ulama berebda pendapat tentang penafsiran “tiga kegelapan”. Satu pendapat
menyatakan, bahwa yang dimaksud “tiga kegelapan” adalah perut, rahim, dan selaput
yang menutupi janin. Sementara yang lain berpendapat, tulang rusuk (sulb), Rahim,
dan perut. Bahkan dikalangan kedokteran ada yang memahami “tiga kegelapan”
tersebut dengan passage (jalan lahir), passenger (posisi janin), power (kekuatan ibu
untuk mengenjang ketika melahirkan. Namun, dalam buku tentang embriologi, Basic
Human Embryologi, sebuah buku referensi utama dalam bidang embriologi. Fakta ini
diuraukan sebagai berikut : “kehidupan dalam Rahim memiliki tiga tahapan :
preembrionik, dua setengah minggu pertama, embrionik, sampai akhir minggu
kedelapan, dan janin/fetus, dari minggu kedelapan sampai kelahiran.
4. Perkembangan dan Tahapan Janin dalam Rahim
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami
telah menjadikan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, kemudian dari
segumpak darah, kemudian dari segumpal darah daging yan sempurna kejadiannya
dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetepkan dalam
Rahim menurut kehendak Kami sampai waktunya yang sudah ditentukan, kemudian
Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu
sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula)
di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak
mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering,
kemudian apabila telah kami turunkan air (hujan) diatasnya, hiduplah bumi itu dan
menjadi subur dan menurunkan berbagai jenis pasangan tumbuhan yang indah. (al-
Hajj/22 : 5)
Otot Rahim sendiri merupakan jenis otot polos yang sangat kuat dan elastis, sukar
memahami seorang anak gadis yang memiliki Rahim sebesar telur ayam kemudian
harus menjadi melar menampung bobor sebesar 3 kg selama 9 bulan.
Pada ayat diatas terdapat term ‘alaqah yang biasanya diterjemahkan dengan segumpal
darah. Padahal secara kebahasaan, ‘alaqah berarti “sesuatu yang menempel”. Sebab,
dalam ilmu embriologi modern, memang episode awal pembentukan janin tidak
pernah mengalami dase menjadi segumpal darah. Namun, menjadi berbentuk sperti
lintah yang menempel.
Kemudian fase berrikutnya adalah mudgah, yaitu semacam sesuatu yang dikunyah.
Daging kunyahan tidak lain gambaran pencitraan dari tulang belakang (vertebra).
Pada fase berikutnya dinyatakan dalam Al-Qur’am dengan fakasaunal-‘izama lahm.
Fase ini dikenal dengan fase “pembentukan tulang” (mesenchym). “Evolusi embrio
dalam Rahim ini merupakan suatu peristiwa maha dahsyat, bagaimana
menakjubkannya Tuhan merajut setitik protoplasma sepele menjadi berkembang
bilyunan sel-sel yang terorganisir dan terspesialisasi menjadi organisme manusia
yang utuh.
“Sesungguhnya setiap dari kalian dikumpulkan, pada awal ciptaannya, di dalam perut
ibunya, selama 40 hari berupa (sperma). Kemudian menjadi ‘alaqah (sesuatu yang
menempel) semisal dengan itu. Kemudian menjadi mudgah (segumpal daging)
semisal itu. Kemudian Dia mengutus malaikat untuk meniupkan ruh.” ( Riwayat al-
Bukhari dari Abdullah bin Masud)
Sejak fase peniupan ruh itulah, maka manusia dianggap benar-benar hidup dalam arti
sesungguhnya, berbeda dengan binatang. Dalam kaitan inilah manusia diungkapkan
oleh Al-Qur’an dengan khalqan akhar, yang lebih tepat diterjemahkan dengan
“makhluk yang unik”.
Jika kita memahami kalimat misla zalik adalah sama-sama mencapai usia 40 hari,
maka fase dari nufah sampai mudgah adalah 120 hari. Namun, pemahaman ini tidak
sesuai dengan kenyataan medis. Sebab menurut medis, ketika usia janin mencapai
usia 120 hari sudah lebih besar dari mudgah.
Oleh karenanya, ada tang memahami kalimat misla zalik dengan masa yang sama,
yaitu 40 hari. Artinya, fase dari nutfah sampai mudgah adalah 40 hari atau sebanding
dengan 8 minggu, bukan 120 hari.
Terdapat fakta saintifik lainnya dalam rangkaian evolusi perkembangan manusia
adalah proses terbentuknya indera. Sangat menarik bahwa seluruh peristilahan dalam
Al-Qur’an selalu dalam urutan “pendengaran” didahulukan dari penglihatan dalam
koteks apapun.
Yang dimaksud mukhallaqah adalah selamatnya janin dari cacat fisik, sedangkan gair
mukhallaqah adalah kebaikannya. Perbedaan mukhallaqah waghairi mukhollaqah
menurut kalangan ulama adalah :
1. Yang dimaksud mukhallaqah adalah sudah sempurna wujudnya sedangkat gair
mukhallaqah ketika masih berupa sperma atau awal pembuahan.
2. Mukhallaqah adalah janin yang sempurna bentuknya, bukan saja menyangkut hal
lain misalnya wajahnya tampan/cantik atau tidak, tinggi atau pendek, termasuk
rambutnya ikal atau lurus, dll.
3. Mukhallaqah adalah terlahir sebagai manusia sempurna. Sedangkan gair
mukhallqah adalah yang mengalami keguguran.
4. Mukhallaqah adalah yang terlahir dalam keadaan hidup, sedangkan gair
mukhallaqah adalah yang terlahir dalam keadaan wafat, baik sempurna wujudnya
maupun belum sempurna.
5. Muhkallaqah adalah janin yang sudah ditiupkan ruh. Sedangkan hair mukhallaqah
adalah janin yang belum ditiupkan ruh. Ini pendapat yang dipilih oleh Ibnu Jarir.

Anda mungkin juga menyukai