Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-rasul-Nya untuk di


ajarkan kepada manusia. Dibawa secara berantai (estafet) dari satu generasi ke
generasi selanjutnya dari satu angkatan ke angkatan berikutnya. Islam adalah
rahmat, hidayat, dan petunjuk bagi manusia dan merupakan manifestasi dari sifat
rahman dan rahim Allah swt. Mayoritas manusia di bumi ini memeluk agama
islam. Banyak juga yang memilih menjadi mualaf setelah mengetahui semua
kebenaran ajaran nabi Muhammad SAW. Ini yang tercantum dalam al-Quran.

Namun, di masa kejayaan islam pada masa sekarang,semakin banyak pula


orang-orang yang beragama islam, tapi tidak mengerti arti islam itu sendiri.
Mereka hanya menjalankan syari’ah atau ajaran-ajaran islam tanpa mengerti
makna islam. Ada juga orang yang islam KTP atau islam hanya sebagai
menyempurnakan KTP dari pada tidak tercantum agamanya.

Islam sebagai agama wahyu yang memberi bimbingan kepada manusia


mengenai semua aspek hidup dan kehidupanya, dapat diibaratkan seperti jalan
raya yang lurus dan mendaki, memberi peluang kepada manusia yang melaluinya
sampai ke tempat yang dituju, tempat tertinggi dan mulia. Jalan raya itu lebar, kiri
kananya berpagar Al-Qur’an dan Al-Hadits. Pada jalan itu juga terdapat rambu-
rambu, tanda-tanda (marka) serta jalur-jalur sebanyak aspek kehidupan manusia.
Siapa saja yang memasuki gerbang jalan raya itu baik karena keturunan maupun
karena mengucapkan dua kalimat syahadat, wajib memperhatikan rambu-rambu,
tanda-tanda, dan berjalan melalui jalur-jalur yang telah ada.

Adanya degradasi akhlaq disebabkan karena kurangnya pengetahuan yang


mendalam tentang Islam. Kebanyakan orang Islam sekarang mengaku Islam tetapi
tidak disertai dengan pengamalannya. Dengan kata lain, umat Islam tidak secara
kaffah memeluk Islam, tetapi hanya setengah.Oleh karena itu perlunya
pemahaman tentang Agama Islam benar-benar diperlukan sehingga kita bisa lebih
mudah untuk memahami Islam lebih jauh.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Islam dari segi bahasa dan istilah?


2. Apakah visi dan misi agama Islam?
3. Apa tujuan agama Islam?

1
4. Bagaimana garis besar ruang lingkup ajaran Islam dalam mengatur urusan
dunia dan akhirat?
5. Bagaimana eksistensi agama Islam dan agama/kepercayaan lain?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian Islam dari segi bahasa dan istilah.


2. Mengetahui visi dan misi agama Islam.
3. Mengetahui tujuan agama Islam.
4. Mengetahui garis besar ruang lingkup ajaran Islam dalam mengatur urusan
dunia dan akhirat.
5. Mengetahui eksistensi agama Islam dan agama/kepercayaan lain.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Islam

Islam memiliki dua sisi pengertian, yaitu sisi kebahasaan dan keistilahan.
Dalam segi kebahasaan (etimologi) islam berasal dari bahasa Arab, yaitu salima
yang memiliki arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima kemudian
menjadi bentul aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian. Sama
halnya dengan pendapat tersebut, sumberlain mengatakan bahwa Islam berasal
dari bahasa Arab, terambil dari kata salima yang berarti selamat sentosa. Dari asal
kata itu dibentuk kata aslama itulah yang menjadi kata Islam yang mengandung
arti memelihara diri, tunduk, patuh, dan taat. Pengertian peribahasa tersebut,
menunjukan bahwa kata Islam dekat dengan arti kata agama yang berarti
menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, dan kebiasaan. Senada dengan
itu, Nurcholis Madjid berpendapat bahwa sikap pasrah kepada Tuhan merupakan
hakikat dari pengertian Islam. Sikap ini tidak saja merupakan ajaran Tuhan
kepada hamba-Nya, tetapi ia diajarkan oleh-Nya dengan disangkutkan kepada
alam manusia itu sendiri. Dengan kata lain ia diajarkan sebagai pemenuhan alam
manusia, sehingga pertumbuhan dan perwujudannyapada manusia selalu bersifat
dari dalam, tidak tumbuh, serta tidak dipaksa dari luar, karena cara tersebut
membuat Islam tidak otentik, karena dapat menghilangkan dimensinya yang
paling mendasar dan mendalam, yaitu kemurnian dan keikhlasan.

Adapun pengertian Islam dari segi istilah (terminologi), berdasarkan dari


pendapat beberapa tokoh, diantaranya adalah Harun Nasution yang berpendapat
bahwa Islam (Islam sebagai agama) adalah agama yang ajaran-ajarannya
diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad SAW.
Sebagai Rasul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya
mengenal saru segi. Tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia.

Pendapat lain dikemukakan oleh Maulana Muhammad Ali yang


mengatakan bahwa Islam adalah agama perdamaian; dan ada dua ajaran
pokoknya, yaitu keesaan Allah dan kesatuan atau persaudaraan umat manusia
menjadi bukti nyata, bahwa agama Islam selaras benar dengan namanya. Islam
bukan saja dikatakan sebagai agama seluruh nabi Allah, sebagaimana tersebut
pada beberapa ayat kitab suci Alquran, melainkan pula segala sesuatu yang secara
tak sadar tunduk sepenuhnya kepada undang-undang Allah, yang kita saksikan
pada alam semesta.

Di kalangan orang-orang barat, Islam sering diidentikan dengan istilah


Muhammadanism dan Muhammedan. Padahal istilah tersebut sama sekali tidak

3
cocok dengan agama Islam. Menurut Nasruddin Razak, istilah tersebut bukan
hanya tidak tepat, akan tetapi secara prinsipil salah karena peristilahan itu
mengandung arti bahwa Islam adalah paham Muhammad atau pemujaan terhadap
Muhammad. Sebagaimana perkataan agama Budha, yang memiliki arti agama
yang dibangun oleh Sidharta Gautama sang Budha, atau paham yang berasal dari
Sidharta Gautama. Analog nama dengan agama-agama lainnya tidaklah mungkin
bagi Islam.

Dengan demikian, secara istilah Islam adalah nama dari suatu agama yang
berasal dari Allah SWT. Namanya yang tercirikhas serta berbeda dengan agama-
agama yang lainnya. Kata Islam tidak memiliki hubungan dengan nama manusia
ataupun dari suatu negeri. Kata Islam itu telah diberikan oleh Allah SWT sendiri

2.2 Visi dan Misi Agama Islam

Agama Islam memiliki visi Rahmatal lil’alamin. Ketika zamannya para


nabi sebelum Nabi Muhammad SAW, mereka telah menyatakan diri sebagai
muslim atau orang yang berserah diri. Akan tetapi agama yang mereka anut belum
bernama agama Islam, namun misi agama yang mereka anut adalah Islam (taat
atau berserah diri kepada Allah SWT). Sebagai pembawa rahmat bagi semesta
alam, Islam memiliki misi sebagai berikut.

Pertama, sesuai dengan makna asli Islam, yaitu perdamaian. Sebagai


rahmat Allah bagi semesta alam Islam merupakan agama yang mendamaikan
hambanya. Orang muslim merupakan orang yang damai dengan Allah dan damai
dengan manusia. Damai dengan Allah, artinya berserah sepenuhnya kepada
kehendak-Nya, dan damai dengan manusia bukan saja berarti menyingkiri berbuat
jahat dan sewenang-wenangan kepada sesamanya, bahkan dianjurkan untuk
berbuat baik kepada sesamannya.

Kedua, misi ajaran Islam sebagai pembawa rahmat dapat dilihat dari peran
Islam dalam menangani berbagai problematika agama, sosial, ekonomi, politik,
hukum, pendidikan, kebudayaan, dan lainnya. Islam menurut H.A.R. Gibb bukan
hanya keyakinan saja, akan tetapi sebagai sintem kehidupan yang multi
dimensional. Dalam berbagai problematika di dunia, misalnya bencana alam
seperti tanah longsor, banjir dan sebagainya. Berdasarkan keadaan dunia yang
seperti itu Nabi Muhammad sebagai utusan allah membawa ajaran Islam yang di
dalamnya bukan hnaya mengandung ajaran tentang akidah atau hubungan
manusia dengan tuhan saja, melainkan juga hubungan manusia dan alam semesta.

Ketiga, misi Islam dapat pula dilihat dari misi ajaran yang dibawa dan
dipraktikan oleh Nabi Muhammad SAW. Di dalam Alquran dengan tegas
menyatakan:

4
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam.” (Al-Ambiya’,21:107).

Dapat dilihat dari praktik Nabi Muhammad SAW dalam kehidupannya, beliau
dalah orang yang sangat penyayang kepada umatnya dan kepada manusia pada
umumnya. Banyak riwayat yang menceritakan kasih sayang Nabi Muhammad
SAW, baik terhadap kawan maupun lawan. Sifat tersebut bukanlah sama sekai
merupakan kelemahan, atau sifat pengecut, melainkan justeru di dalamnya
terdapat kebuatan yang besar hingga Nabi Muhammd SAW dijuluki oleh raymond
Lerouge sebagai promotor revolusi sosial dan revolusi Internasional yang
pertama. Beliau meletakkan dasar-dasar suatu negara yang disiarkan ke seluruh
dunia, dan semata-mata hanya menjalankan hukum keadilan dan belas kasih serta
mengkhotbahkan persamaan antara seluruh manusia beserta kewajiban untuk
saling menolong dan persaudaraan sedunia.

Keempat, misi Islam selanjutnya dapat pula dilihat pada kedudukannya


sebagai sumber nilai dan pandangan hidup manusia. Dalam hal ini Islam
memainkan empat peran sebagai berikut. Pertama, sebagai faktor kreatif, yaitu
ajaran agama yang dapat mendorong manusia melakukan kerja produktif dan
kreatif. Kedua, faktor motivatif, bahawqa ajaran aqgama dapat melandasi citqa-
cita dan amal perbuatan manusia dalam seluruh aspek kehidupannya. Ketiga,
faktor sublimatif, yaitu ajaran agama yang dapat meninggkatkan dan
mengkuduskan fenomena kegiatan manusia, tidak hanya hal keagamaan saja,
tetapi juga yang bersifat keduniawian. Keempat, faktor integrasi, yaitu ajaran
agama dapat mempersatukan sikap dan pandangan manusia serta aktivitasnya baik
secara individual maupun kolektif dalam menghadapi berbagai tantangan.

Kelima, misi ajaran Islam dapat pula dilihat dari peran yang dimainkannya
dalam sejarah. Sebagaimana tercatat dalam sejarah bahwa Islam di abad klasik
(Abad 7 sd 13 Masehi) tealh tampil sebagai pengawal sejarah umat manusia
menuu kehidupan yang tettib, aman, damai, sejahtera, maju dalam bidang ilmu
pengetahuan, kebudayaan, dan peradaban. Khusus dalam bidang ilmu
pengetahuan Islam telah ahli dalam bidang kedokteran, kimia, fisika, astronomi,
filsafat, botani, farmakologi, dan lainnya, disamping ilmu agama Islam. Ilmu
pengetahuan Islam tersebut kemudian mempengaruhi kemajuan Eropa dam Barat.

Keenam, misi ajaran Islam dapat pula dilihat dari praktik hubungan Islam
dengan penganut agama lain, sebagaimana dilakukan Nabi Muhammad SAW di
Madinah. Fakta sejarah menyatakan bahwa masalah yang pertama dilakukan nabi
Muhammad di madinah adalah menjalin hubungan yang harmonis dan kokoh
denagn seluruh komponen masyarakat yang ada di Madinah melalui apa yang da
dalam sejarah dikenal sebagai Mitsaq al-Madinah atau Piagam Jakarta. Piagam itu
menegaskan pentingnya mewujudkan persaudaraan, persatuan, dan kerja sama

5
dalam kehidupan sesama antaragolongan guna mencapai tujuan bersama
sebagaimana diajarkan dalam Alquran. Keenam misi itulah yang mendasari
seluruh bangunan ajaran Islam dalam berbagai bidang.

2.3 Tujuan Agama Islam

Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dengan akal dan hawa
nafsunya, sangat rawan akan penyimpangan dari jalan yang seharusnya. Hal itu
bisa terjadi jika akal dan hawa nafsunya tidak berjalan sejalan dengan porsi yang
tepat. Oleh karenanya, islam sangat memperhatikan perlindungan terhadap setiap
individu, melalui perlindungan dalam berbagai aspek kehidupan. Perlindungan itu
direalisasikan dengan adanya tujuan agama islam yaitu maqashid syari’ah.

Maqashid al-syari’ah yang terdiri dari dua kata yakni maqoshid dan Syari’ah.
Maqashid merupakan jamak dari fiil qasada yang mempunyai arti mendatangkan
sesuatu, tuntutan dan kesengajaan. Syari’ah menurut bahasa berarti jalan menuju
sumber air. Sumber air yang dimaksud adalah islam itu sendiri, maqashid al-
syari’ah adalah tujuan islam memuat kesejahterakan, kedamaian, dan kebahagiaan
pada kehidupan umat manusia. Adapun maqashid al-syari’ah dibagi menjadi 5,
diantaranya adalah:

1. Memelihara Agama
Memelihara agama adalah tujuan pertama dalam hukum islam,
karena agama merupakan pedoman hidup bagi manusia. Dalam agama,
semua aspek kehidupan diatur, mulai dari masalah tauhid, akidah, akhlak,
dan fiqih yang di dalamnya termasuk syariat berhubungan dengan Tuhan,
sesama manusia, dan alam.
Hukum islam manjaga hak dan kebebasan. Kebebasan yang
pertama adalah kebebasan berkeyakinan dan beribadah. Setiap pemeluk
agama bebas memilih agama dan keyakinan yang dianutnya, tanpa adanya
paksaan untuk meninggalkan atau tekanan untuk berpindah agama sesuai
dalam firman Allah SWT

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (islam), sesungguhnya telah


jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. (QS. Yunus [10] : 99)
Di Indonesia sendiri terdapat berbagai agama, diantaranya agama
islam, kristen protestan, kristen katholik, hindu, buddha, dan kong hu cu.
Dengan berbagai macam agama yang dianut masyarakat Indonesia,
membuat masyarakat Indonesia secara tidak langsung di tuntut untuk

6
menghargai agama yang dianut masing-masing individu. Dan ternyata hal
ini telah sejak lama diatur dalam agama islam, yang dikenal sebagai
habluminannas. Islam sangat menjaga toleransi dengan pemeluk agama
lain, seperti yang telah dicontohkan nabi Muhammad SAW. Beliau
berlaku baik, menghormati, menjenguk para ahlulkitab (Yahudi dan
Nasrani) ketika sedang sakit dan sebagainya.

2. Memelihara Jiwa
Agama tidak akan bisa tegak, jika tidak ada jiwa-jiwa yang
menegakkannya. Oleh karena itu memelihara jiwa harus dilakukan. Untuk
menjaga dan memuliakan jiwa-jiwa ini, Allah Azza wa Jalla berfirman :

Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai
orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa. (Al-Baqarah[2]:179)
Dalam ayat ini Allah Azza wa Jalla menjadikan qishash sebagai
salah satu sebab kelestarian kehidupan, padahal qishash itu merupakan
kematian. Karena, dengan keberadaan hukum qishash, maka para pelaku
kriminal menjadi jera, kehidupan pun menjadi aman. Jadi, qishash
merupakan salah satu sebab terwujudnya kehidupan yang damai, tenang,
dan dalam naungan hidayah.
Allah SWT sangat membenci perbuatan keji, seperti membunuh
dan bunuh diri. Hal ini disebabkan karena membunuh berarti
menghancurkan sifat (keadaan) dan mencabut ruh manusia. Padahal Allah
sajalah Sang Pemberi Kehidupan, dan Dia sajalah yang mematikannya.
Orang yang membunuh dirinya sendiri divonis akan kekal dn di kekalkan
di neraka, karena manusia tidak dapat menciptakan sendiri maka mengapa
dia membunuh dirinya sendiri. Allah-lah yang menciptakan, dan ruh serta
hidup manusia adalah milik-Nya.

Dan barang siapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya,
maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian
itu adalah mudah bagi Allah. (QS An-Nisa ayat 30)

7
Allah dan Rasul-Nya mengancam para pelaku bunuh diri yang
membunuh dirinya, mempercepat hidupnya, dan menghilangkan nyawa
dengan berbagai siksaan di akhirat, pada hari dimana semua makhluk
hidup berdiri menghadap Tuhan semesta alam. Dia menjadi orang yang
dilaknat dan dijauhkan dari rahmat Allah, dan surga adalah haram baginya,
dia di kekalkan di neraka, dan siksaannya adalah dengan menggunakan
sesuatu yang di gunakan untuk membunuh dirinya dan menghilangkan
nyawanya.

3. Memelihara Akal
Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sempurna
yang pada dasarnya memiliki hati, nafsu, dan akal. Perbedaan manusia
dengan makhluk lainnya yaitu disebabkan manusia memiliki kelebihan
dengan diberi akal untuk berfikir, sehingga mampu membedakan mana
yang hak dan yang batil. Akal merupakan sumber pengetahuan, sinar
hidayah, cahaya mata hati, dan media kebahagiaan manusia didunia dan di
akhirat. Tanpa akal manusia tidak berhak menjadi seorang kholifah
dimuka bumi dan tidak berhak mendapatkan kemuliaan yang bisa
mengangkatnya menuju barisan malaikat. Allah berfirman,

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat


mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-
baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kamu ciptakan.

Melalui akalnya, manusia mendapatkan petunjuk menuju ma’rifat


kepada Allah SWT. Dengan akal juga manusia menyembah dan menaati
segala perintah dan larangan-Nya, membenarkan dan mempercayai bahwa
rasul dan nabi adalah perantara atau utusan Allah SWT yang membawa
perintah dan peringatan dengan ancaman. Maka manusia mengoprasikan
akal mereka, mempelajari yang halal dan yang haram, yang berbahaya dan
bermanfaat, serta yang baik dan yang buruk.

Demikianlah Islam menempatkan kedudukan akal dalam


agamanya, agar manusia mengetahui bahwa akal adalah pemberian yang
sangat mulia derajatnya. Manusia harus menjaga dan tidak mengotori akal
tersebut dengan hal-hal buruk. Ketika manusia akalnya cacat karena gila,
dalam Islam semua perhitungan amalnya diangkat sehingga tidak ada

8
pembebanan dan siksaan atau sanksi untuknya. Dari sinilah, berfikir
merupakan kewajiban Islami bagi seluruh umat manusia. Allah SWT
berfirman

Katakanlah, “Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu


suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan Ikhlas)
berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu pikirkan (tentang
Muhammad).” (QS. Saba’ (34):46).

4. Memelihara Harta Benda

Islam meyakini bahwa semua harta di dunia ini adalah milik Allah
SWT, manusia hanya berhak untuk memanfaatkannya saja. Meskipun
demikian Islam juga mengakui hak pribadi seseorang. Oleh karena
manusia itu manusia sangat tamak kepada harta benda, sehingga mau
mengusahakannya dengan jalan apapun, maka Islam mengatur supaya
jangan sampai terjadi bentrokan antara satu sama lain. Untuk ini Islam
mensyariatkan peraturan-peraturan mengenai muamalah seperti jual beli,
sewa-menyewa, gadai menggadai, dan sebagainya, serta melarang
penipuan, riba dan mewajibkan kepada orang yang merusak barang orang
lain untuk membayarnya, harta yang dirusak oleh anak-anak yang di
bawah tanggungannya, bahkan yang dirusak oleh binatang peliharaannya
sekalipun.

Harta merupakan salah satu kebutuhan inti dalam kehidupan


seluruh manusia. Zaman sekarang manusia lebih berlomba-lomba dalam
mengumpulkan harta demi menjaga eksistensinya dan menambah
kenikmatan materi dan religi. Namun, semua motivasi ini dibatasi dengan
tiga syariat, yaitu harta dikumpulkannya dengan cara yang halal,
dipergunakan untuk hal-hal yang halal, dan dari harta tersebut harus
dikeluarkan hak Allah dan masyarakat tempat dia hidup. Allah SWT
berfirman

9
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-
amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi
Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.(QS. Al-Kahfi (18):46)

Agama islam telah mengajarkan bahwa dalam menikmati harta


tersebut tidak boleh secara pemborosan karena pemborosan untuk
kenikmaatan materi akan mengakibatkan hal sebaliknya, yakni sakitnya
tubuh sebagai hasil dari pemborosan atau berfoya-foya. Dalam mencari
harta islam juga mengajarkan bahwa mencari harta tersebut dengan cara
bekerja dan mewaris, maka seseorang tidak boleh memakan harta orang
lain dengan cara yang batil. Allah SWT juga mengharamkan manusia
memakan dari hasil riba, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya,

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan


seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah  disebabkan
mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual-beli itu sama dengan
riba, padahal Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan
riba. Barang siapa yang datang kepadanya peringatan dari Allah. Lalu ia
berhenti  maka  baginya  adalah  apa  yang telah berlalu  dan
urusannya  adalah  kepada Allah dan barang siapa yang kembali lagi,
maka  mereka  adalah penghuni  neraka yang kekal di dalamnya. Allah
akan menghapus riba dan melipat gandakan sedekah dan Allah tidak suka
kepada orang-orang kafir lagi pendosa. (QS. Al-Baqarah : 275- 276)

Islam sebagai agama yang benar dan sempurna memandang harta


tidak lebih dari sekedar anugerah Allah SWT yang di titipkan kepada
manusia. Oleh karena itu, dalam islam terdapat etika di dalam memperoleh
harta dengan bekerja. Sehingga terdapat keseimbangan antara usaha
manusia dengan materi yang di dapatkan agar sesuai dengan harapan yang
di cita-cita kan sebagai khalifah di bumi.

10
5. Memelihara keturunan

Di zaman sekarang ini, pergaulan bebas semakin merajalela.


Banyak masyarakat bahkan generasi muda yang sudah melewati batas
normal dalam pergaulan, terlebih hubungan antara perempuan dan laki-
laki. Hal ini terjadi seiring dengan berkembangnya zaman, terutama di
bidang teknologi yang semakin berkembang pesat, yang membawa
dampak negatif. Seperti kebanyakan orang sekarang yang lebih sering
menghabiskan waktunya dengan gadget, untuk sesuatu yang kurang
bermanfaat. Banyaknya aplikasi yang menjadi jembatan menuju perzinaan,
seperti youtube yang berisi tontonan pornografi, dan aplikasi-aplikasi
chatting yang digunakan berlebihan sehingga dapat mengundang syahwat.
Padahal sudah jelas dalam islam bahwa perzinaan itu dilarang, bahkan
mendekatinya saja dilarang. Seperti dalam QS. Al-Isra ayat 2

Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu


perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.

Dari ayat tersebut sudah jelas, bahwa islam melarang perbuatan


zina. Dan pelarangan itu bukan semata-mata tanpa tujuan, pelarangan
tersebut sudah sangat sesuai dengan hakikat kehidupan yang sebenarnya,
tanpa adanya pelarangan itu, mungkin manusia akan seperti hewan, yang
tidak memiliki aturan. Dalam agama islam hukuman bagi pezinapun telah
diatur sebagaimana firman Allah SWT. dalam QS. AN-Nur ayat 2

Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah


tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas
kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama
Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah
(pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang
yang beriman.
Islam menganjurkan untuk menikah jika sudah mampu agar dapat
terbebas dari perbuatan zina dan untuk meneruskan keturunan. Seperti

11
dalam Hadist Riwayat Muslim, “Wahai para pemuda, barangsiapa di
antara kalian yang mampu menikah, maka hendaklah menikah, karena itu
akan lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Barangsiapa
yang tidak mampu, hendaknya berpuasa karena itu adalah pemutus
syahwatnya”.

2.4 Ruang Lingkup Ajaran Islam


Islam sebagai agama wahyu yang memberi bimbingan kepada manusia
mengenai semua aspek hidup dan kehidupannya. Sebagai agama wahyu terakhir,
agama islam merupakan satu system akidah dan syari’ah serta akhlak yang
mengatur hidup dan kehidupan manusia dalam berbagai hubungan. Agama islam
tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam masyarakat
termasuk dengan diri manusia itu sendiri tetapi juga dengan alam sekitarnya yang
terkenal dengan istilah lingkungan hidup. Agama sebagai fitrah manusia
melahirkan keyakinan bahwa agama adalah satu-satunya cara pemenuhan
kebutuhan. Adapun ruang lingkup ajaran islam diantaranya adalah sebaagai
berikut.

1. Aqidah
               Aqidah adalah bentuk jamak dari kata Aqaid, adalah beberapa
perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan
ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun
dengan keragu-raguan. Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat
diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu (yang
didengar) dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan dalam hati, dan ditolak
segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.
Dengan demikian akidah Islam adalah kepercayaan dan keyakinan
terhadap Allah sebagai Rabb dan Ilah serta beriman dengan nama-nama-
Nya dan segala sifat-sifat-Nya juga beriman dengan adanya malaikat,
kitab-kitab, para Rasul, hari akhirat dan beriman dengan takdir Allah entah
itu baik maupun buruk juga segala apa yang datang dari Allah. Akidah
dalam Islam disebut Iman, ia bukan hanya berarti percaya melainkan
keyakinan yang mendorong seorang muslim untuk berbuat.
Akidah sebagai fundamen utama ajaran Islam bersumber pada al-
Quran dan Sunnah karena dalam hal yang berkaitan dengan keyakinan
tidak seluruhnya dapat ditemukan oleh kemampuan yang dimiliki oleh
manusia.. Akidah berarti pula janji karena janji merupakan ikatan
kesepakatan antara dua orang yang mengadakan perjanjian. Pengertian
akidah menurut al-Quran adalah keimanan kepada Allah SWT yakni
mengakui kemujudan-Nya. Dengan demikian akidah Islam adalah
kepercayaan dan keyakinan terhadap Allah sebagai Rabb dan Ilah serta
beriman dengan nama-nama-Nya dan segala sifat-sifat-Nya juga beriman

12
dengan adanya malaikat, kitab-kitab, para Rasul, hari akhirat dan beriman
dengan takdir Allah entah itu baik maupun buruk juga segala apa yang
datang dari Allah. Akidah dalam Islam disebut Iman, ia bukan hanya
berarti percaya melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim
untuk berbuat. Akidah sebagai fundamen utama ajaran Islam bersumber
pada al-Quran dan Sunnah karena dalam hal yang berkaitan dengan
keyakinan tidak seluruhnya dapat ditemukan oleh kemampuan yang
dimiliki oleh manusia.

2. Syariah
Syariah (berarti jalan besar) dalam makna generik adalah
keseluruhan ajaran Islam itu sendiri. Dalam pengertian teknis-ilmiah
syariah mencakup aspek hukum dari ajaran Islam, yang lebih berorientasi
pada aspek lahir (esetoris). Namum demikian karena Islam merupakan
ajaran yang tunggal, syariah Islam tidak bisa dilepaskan dari aqidah
sebagai fondasi dan akhlaq yang menjiwai dan tujuan dari syariah itu
sendiri. Syariah memberikan kepastian hukum yang penting bagi 
pengembangan diri manusia dan pembentukan dan pengembangan
masyarakat yang berperadaban (masyarakat madani).
Syariah meliputi 2 bagian utama :

1. Ibadah (dalam arti khusus), yang membahas hubungan manusia


dengan Allah (vertikal). Tata cara dan syarat-rukunya terinci dalam
Quran dan Sunah, dan juga tersusun dalam lima rukum islam.Rukun
Islam terdiri daripada lima perkara: Mengucapkan dua kalimat
syahadat, Menunaikan salat , Mengeluarkan zakat, Berpuasa,
Menunaikan Haji bagi mereka yang mampu.

2. Mu'amalah, yang membahas hubungan horisontal (manusia dan


lingkungannya).  Dalam hal ini aturannya aturannya lebih bersifat garis
besar. Misalnya hal-hal yang berkaitan dengan sosial, politik dan
ekonomi. Intinya adalah hal yang mengatur manusia dalam
berkehidupan dengan manusia lain sebagai makhluk sosial. Islam
merupakan agama yang sangat jelas dan rinci mengatur setiap unsur
tatanan kehidupan umatnya, sehingga yang menjadi ruang lingkup
dalam muamalah sangatlah luas, terdiri dari beberapa unsur yang
dibagi-bagi lagi menjadi beberapa bagian.

Syariah Islam secara mendalam dan mendetil dibahas dalam ilmu fiqih.
Dalam menjalankan syariah Islam, beberapa yang perlu menjadi pegangan
seperti; Berpegang teguh kepada Al-Quran dan Sunah, menjauhi bid'ah
(perkara yang diada-adakan). Syariah Islam telah memberi aturan yang

13
jelas apa yang halal dan haram, maka, tinggalkan yang subhat (meragukan)
dan ikuti yang wajib, jauhi yang harap, terhadap yang didiamkan jangan
bertele-tele. Syariah Islam diberikan sesuai dengan kemampuan manusia,
dan menghendaki kemudahan. Sehingga  terhadap kekeliruan yang tidak
disengaja & kelupaan diampuni Allah, amal dilakukan sesuai kemampuan.
Hendaklah mementingkan persatuan dan menjauhi perpecahan dalam
syariah, Syariah harus ditegakkan dengan upaya sungguh-sungguh (jihad)
dan amar ma'ruf nahi munkar.

3. Akhlak
            Secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong
oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang
baik. Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal
dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Tiga
pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad
Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri
seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa
mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Kata akhlak diartikan sebagai
suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara
berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau
hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika
timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan
dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan
yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk
berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah
pencerminan dari akhlak. Ruang lingkup dalam akhlak terdiri dari :
  Akhlak pribadi
Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka
hendaknya seseorang itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri,
karena hanya dengan insyaf dan sadar kepada diri sendirilah, pangkal
kesempurnaan akhlak yang utama, budi yang tinggi. Manusia terdiri dari
jasmani dan rohani, disamping itu manusia telah mempunyai fitrah sendiri,
dengan semuanya itu manusia mempunyai kelebihan dan dimanapun saja
manusia mempunyai perbuatan.

  Akhlak berkeluarga
Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat.
Kewajiban orang tua terhadap anak, dalam islam mengarahkan para orang
tua dan pendidik untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna,
dengan ajaran –ajaran yang bijak, setiap agama telah memerintahkan
kepada setiap oarang yang mempunyai tanggung jawab untuk
mengarahkan dan mendidik, terutama bapak-bapak dan ibu-ibu untuk

14
memiliki akhlak yang luhur, sikap lemah lembut dan perlakuan
kasih sayang. Sehingga anak akan tumbuh secara sabar, terdidik untuk
berani berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga
diri, kehormatan dan kemuliaan. Seorang anak haruslah mencintai kedua
orang tuanya karena mereka lebih berhak dari segala manusia lainya untuk
engkau cintai, taati dan hormati. Karena keduanya memelihara,mengasuh,
dan mendidik, menyekolahkan engkau, mencintai dengan ikhlas agar
engkau menjadi seseorang yang baik, berguna dalam masyarakat,
berbahagia dunia dan akhirat.

  Akhlak bermasyarakat
Tetanggamu ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah
jika orang tuamu susah, mereka menolong, dan bersam-sama mencari
kemanfaatan dan menolak kemudhorotan, orang
tuamu cinta dan hormat pada mereka maka wajib atasmu mengikuti ayah
dan ibumu, yaitu cinta dan hormat
pada tetangga. Pendidikan kesusilaan/akhlak tidak dapat terlepas dari
pendidikan sosial kemasyarakatan, kesusilaan/moral timbul
didalam masyarakat. Kesusilaan/moral selalu tumbuh dan berkembang
sesuai dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat. Sejak dahulu
manusia tidak dapat hidup sendiri–sendiri dan terpisah satu sama lain,
tetapi berkelompok-kelompok, bantu-membantu, saling membutuhkan dan
saling mepengaruhi, ini merupakan apa yang disebut masyarakat.
Kehidupan dan perkembangan masyarakat dapat lancar dan tertib jika tiap-
tiap individu sebagai anggota masyarakat bertindak menuruti aturan-aturan
yang sesuai dengan norma- norma kesusilaan yang berlaku.

  Akhlak bernegara
Mereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang
berbahasa yang sama denganmu, tidak segan berkorban untuk kemuliaan
tanah airmu, engkau hidup bersama mereka dengan nasib dan
penanggungan yang sama. Dan ketahuilah bahwa engkau adalah salah
seorang dari mereka dan engkau timbul tenggelam bersama mereka.

  Akhlak beragama
Akhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya,
karena itulah ruang lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek
kehidupan, baik secara vertikal dengan Tuhan, maupun secara horizontal
dengan sesama makhluk Tuhan.

Islam mempunyai dua sumber yaitu Al-Quran dan As-Sunnah yang


menjadi pegangan dalam menentukan segala urusan dunia dan akhirat.

15
Kedua sumber itulah yang juga menjadi sumber akhlak Islamiyyah.
Prinsip-prinsip dan khaidah ilmu akhlak Islam semuanya didasarkan
kepada wahyu yang bersifat mutlak dan tepat neraca timbangannya.

Akhlak juga dapa kita rumuskan sebagai satu sifat atau sikap
kepribadian yang melahirkan tingkah laku perbuatan manusia dalam usaha
membentuk kehidupan yang sempurna berdasarkan kepada prinsip-prinsip
yang telah ditetapkan oleh Allah. 
Dengan kata lain, akhlak ialah suatu sistem yang menilai perbuatan lahir
dan batin manusia baik secara individu, berkelompok dan bermasyarakat
dalam interaksi hidup antara manusia baik secara individu, kelompok dan
masyarakat dalam interaksi hidup antara manusia dengan Allah, manusia
sesama manusia, manusia dengan hewan, dengan malaikat, dengan jin dan
juga dengan alam sekitar.

2.5 Eksistensi Agama Islam

Islam adalah agama yang terakhir diantara agama-agama besar di dunia


,yang melingkupi segala-galanya dan mencangkup agama yang datang
sebelumnya. Mengenai posisi agama Islam dengan agama sebelumnya,dapat
dikemukakan sebagai berikut.

Pertama,agama Islam menyuruh para pemeluknya agar meyakini dan


mempercayai agama-agama yang dibawa oleh para Rasul sebelumnya,yang
diturunkan dan diwayuhkan oleh Allah SWT. Salah satu rukun iman yaitu
beriman kepada para nabi yang diutus sebelum Nabi Muhammad SAW,dengan
demikian orang Islam bukan hanya beriman kepada Nabi Muhammad
SAW,melainkan beriman pula kepada semua nabi. Sebagaimana terdapat dalam
surat Al-Baqarah ayat 285

Kِ‫ ه‬Kِ‫ ل‬K‫ ُس‬K‫ر‬Kُ K‫و‬Kَ K‫ ِه‬Kِ‫ ب‬Kُ‫ ت‬K‫ ُك‬K‫ َو‬K‫ ِه‬Kِ‫ ت‬K‫ َك‬Kِ‫ اَل ئ‬K‫ َم‬K‫و‬Kَ Kِ ‫هَّلل‬K‫ ا‬Kِ‫ ب‬K‫ن‬Kَ K‫ َم‬K‫ آ‬KٌّK‫ ل‬K‫ ُك‬K‫ن‬K‫ و‬Kُ‫ ن‬K‫ ِم‬K‫ؤ‬Kْ K‫ ُم‬K‫ ْل‬K‫ ا‬K‫ َو‬K‫ ِه‬KِّK‫ ب‬K‫ َر‬K‫ن‬Kْ K‫ ِم‬K‫ ِه‬K‫ ْي‬Kَ‫ ل‬Kِ‫ إ‬K‫ َل‬K‫ ِز‬K‫ ْن‬Kُ‫ أ‬K‫ ا‬K‫ َم‬Kِ‫ ب‬K‫ ُل‬K‫ و‬K‫ ُس‬Kَّ‫ر‬K‫ل‬K‫ ا‬K‫ن‬Kَ K‫ َم‬K‫آ‬
Kِ‫ ه‬Kِ‫ ل‬K‫ ُس‬K‫ ُر‬K‫ن‬Kْ K‫ ِم‬K‫ ٍد‬K‫ح‬Kَ Kَ‫ أ‬K‫ن‬Kَ K‫ ْي‬Kَ‫ ب‬K‫ق‬ ُ KِّK‫ ر‬Kَ‫ ف‬Kُ‫اَل ن‬
Artinya : Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka
mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang
lain) dari rasul-rasul-Nya.

Kedua,Islam adalah pernyataan kehendak Ilahi yang sempurna .


Sebagaimana di dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 3

K‫ ا‬Kً‫ن‬K‫ ي‬K‫ ِد‬K‫ اَل َم‬K‫ ْس‬Kِ ‫إْل‬K‫ ا‬K‫ ُم‬K‫ ُك‬Kَ‫ ل‬K‫ت‬ Kُ K‫ ْم‬K‫ َم‬K‫ ْت‬Kَ‫ أ‬K‫ َو‬K‫ ْم‬K‫ ُك‬Kَ‫ن‬K‫ ي‬K‫ ِد‬K‫ ْم‬K‫ ُك‬Kَ‫ ل‬K‫ت‬
Kِ K‫ َر‬K‫ َو‬K‫ ي‬Kِ‫ ت‬K‫ َم‬K‫ ْع‬Kِ‫ ن‬K‫ ْم‬K‫ ُك‬K‫ ْي‬Kَ‫ ل‬K‫ َع‬K‫ت‬
Kُ K‫ ي‬K‫ض‬ Kُ K‫ ْل‬K‫ َم‬K‫ ْك‬Kَ‫ أ‬K‫ َم‬K‫و‬Kْ Kَ‫ ي‬K‫ ْل‬K‫ا‬

16
Artinya : Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.

Sebagaimana halnya bentuk-bentuk kesadaran yang lain,kesadaran beragama bagi


manusia berangsur-angsur dari abad ke abad mengalami kemajuan. Demikian pula
wahyu tentang kebenaran agung juga mengalami kemajuan,dan ini mencapai titik
kesempurnaan dalam Islam.

Ketiga,posisi Islam diantara agama-agama lainnya dapat dilihat dari peran


yang dimainkannya. Dalam hubungan ini agama Islam memiliki tugas besar ,yaitu
mendatangkan perdamaian dunia dengan membentuk persaudaraan di antara
sekalian agama di dunia, menghimpun segala kebenaran yang termuat dalam
agama yang telah ada sebelumnya,memperbaiki kesalahan-kesalahan yang
diperbuat oleh para penganut agama sebelumnya,dan mengajarkan kebenaran
abadi yang sebelumnya tak pernah diajarkan.

Keempat,posisi Islam diantara agama-agama lain dapat pula dilihat dari


adanya unsur pembaruan di dalamnya. Dengan datangnya Islam,agama
memperoleh arti yang baru. Pertama,agama tidak boleh dianggap sebagai digma
yang orang harus menerimanya,jika ia ingin selamat dari siksaan yang kekal.
Kedua,ruang lingkup agama tidak terbatas pada kehidupan akhirat saja melainkan
juga mencangkup kehidupan dunia. Dengan kehidupan dunia yang lebih
baik,manusia akan mendapat kesadaran akan adanya kehidupan yang lebih tinggi.

Kelima, posisi Islam diantara agama-agama lainnya dapat dilihat dari dua
sifat yang dimiliki,yaitu akomodatif dan persuasif. Islam berupaya mengakomodir
ajaran-ajaran agama masa lalu dengan memberikan makna dan semangat baru di
dalamnya. Contohnya berkurban,sebelum datangnya Islam adanya kebiasaan
melakukan kurban persembahan kepada para dewa dan arwah leluhur untuk
memperoleh keberkahan. Kebiasaan berkurban ini diteruskan oleh Islam dengan
mengganti benda yang dikurbankan menjadi hewan ternak. Tujuan kurban
diarahkan sebagai bentuk pengabdian dan rasa syukur kepada Tuhan atas segala
karunia yang diberikan-Nya,sedangkan daging kurban dibagikan kepada orang-
orang yang membutuhkan. Dengan kurban maka terciptalah tujuan agama,yaitu
menjalin hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia lainnya.
Selanjutnya ciri Islam terhadap agama lainnya adalah persuasif,yaitu satu segi
Islam melihat adanya hal-hal yant idak disetujui dan harus dihilangkan ,namun
dari segi yang lain Islam menupayakan agar proses menghilangkan tradisi yang
demikian itu tidak menimbulkan gejolak sosial yang merugikan. Upaya tersebut
dilakukan dengan cara persuasif dan bertahap.

Keenam,hubungan Islam dengan agama lain dapat dilihat pada ajaran


moral atau akhlak yang mulia yang ada di dalamnya. Kita misalnya menjumpai
ajaran moral dalam agama-agama berikut :

17
Dalam agama Hindu,terdapat ajaran pengendalian tentang kesenangan. Ajaran ini
menganggap bahwa keinginan terhadap kesenangan merupakan hal yang bersifat
alamiah,sesuai dengan kodrat manusia. Kepada orang yang menginginkan
kesenagan,ajaran Hindu mengatakan : silakan,hal itu tidak jelek. Kesenangan
adalah salah satu dari empat tujuan yang sah dalam hidup kita. Ajaran tentang
pengendalian diri dari memperturutkan hawa nafsu yang berakibat pada terjadinya
tindakan kejahatan ini dapat pula dijumpai pada agama Budha. Dalam ajaran
Budha ini terdapat sejumlah ajaran etis tentang larangan membunuh,larangan
mencuri,berdusta,memperturutkan hawa nafsu dan meminum minuman yang
memabukkan. Ajaran tentang pengendalian diri dapat pula dijumpai dalam ajaran
Yahudi yang dibawa oleh Nabi Musa. Di dalam agama Yahudi ini terdapat
sepuluh perintah Tuhan. Selanjutnya dalam agama Kristen dijumpai pula ajaran
tentang berbuat baik yang bertolak pada pengendalian diri. Dalam Kitab
Perjanjian Lama,terdapat kata-kata yang sering diulang-ulang oleh Yesus,yang
berbunyi “Cintailah sesama manusia seperti anda mencintai diri anda sendiri.
Lakukanlah terhadap orang lain apa yang anda ingin lakukan terhadap diri anda
sendiri. Datanglah kepada-Ku,kamu semua yang letih dan berbeban berat dan aku
akan menyegarkan kamu”.”Carilah kebenaran maka kebenaran itu akan
memerdekakan kamu.” Selanjutnya ia mengatakan kita diajarkan bagi mereka
yang mengutuk kita. Dunia mengajarkan agar sahabat kitalah yang harus kita
cintai dan musuhlah yang harus kita benci. Di dala agama Islam,ajaran tentang
pengendalian hawa nafsu keduniaan yang diikuti oleh keharusan melakukan
perbuatan yang baik bagi kemanusiaan dalam mahluk lainnya dapat dijumpai pula
dalam ajaran Islam yang bersumberkan pada Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Al-
Qur’an mengingatkan kepada penganutnya agar jangan memperturutkan hawa
nafsu,karena mereka yang mengikuti hawa nafsunya akan mudah terjerumus ke
dalam kehidupan yang menyengsarakan. Posisi agama Islam di antara agama-
agama lain selain mengoreksi dan membenarkan juga melanjutkan sambil
memberikan makna baru dan tambahan-tambahan sesuai dengan kebutuhan
zaman.

Berdasarkan uraian di atas,posisi Islam di antara agama-agama lain


tampak bersifat adil,objektif,dan proporsional. Dengan sifatnya yang adil ajaran
Islam mengakui eksistensi dan peran yang dimainkan agama-agama lain. Sebagai
bersifat objektif ,ajaran Islam memberikan penilaian apa adanya terhadap agama-
agama lain. Terhadap agama lain yang benar dibenarkan oleh Islam,dan terhadap
agama yang tersesat disalahkan dan diperbaiki oleh ajaran Islam. Dan terhadap
ajaran agama yang tidak seimbang dalam memberikan perhatian,diberiakan
perhatian yang proporsional. Posisi Islam yang demikian itu membawa penganut
Islam sebagai umat yang ideal,menjadi perekat dan pemersatu di antara agam-
agama yang ada di dunia.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan,Islam memiliki dua


sisi pengertian, yaitu sisi kebahasaan dan keistilahan. Dalam segi kebahasaan
(etimologi) islam berasal dari bahasa Arab, yaitu salima yang memiliki arti
selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima kemudian menjadi bentul aslama
yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian. Secara istilah (terminologi)
dalam pandangannya Harun Nasution berpendapat bahwa Islam (Islam sebagai
agama) adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada
masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad SAW.

Agama islam merupakan agama yang rahmatan lil'alamin dengan lima


pokok tujuan ajarannya. Tujuan ajaran islam atau maqashid syari'ah terdiri dari
memelihara agama, jiwa, akal, harta benda dan keturunan. Dalam agama islam
telah diatur urusan duniawi dan akhirat. Terlihat jelas bahwa posisi islam diantara
agama-agama lain di dunia tampak bersifat adil, objektif dan proporsional. Posisi
islam yang sedemikian itu membawa penganut islam sebagai umat yang ideal,
menjadi pemersatu dan perekat diantara agama-agama di dunia.

19
DAFTAR PUSTAKA

Annonim. 2012. https://almanhaj.or.id/3373-dharuriyyatul-khams-lima-


kebutuhan-penting-yang-harus-dijaga-oleh-kaum-muslimin.html. Diakses
pada26 September 2017. Pukul 16:05 WIB.

Jauhar, Ahmad Al-Mursi H. 2013. Maqoshid Syariah. Jakarta : sinar grafikaoffset.

Nata, Abuddin. 2014. Metodologi STUDI ISLAM. Jakarta: Rajawali Pers.

20

Anda mungkin juga menyukai