Piutang usaha (account receivables) meliputi piutang yang timbul karena adanya
penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal
perusahaan. Piutang ini seluruhnya dapat dimasukkan ke dalam aset lancar,
dengan syarat jangka waktu penagihannya kurang dari satu tahun atau satu siklus
usaha normal.
Piutang lain-lain (other receivables) timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha
normal perusahaan. Piutang ini diharapkan akan direalisasikan dalam waktu satu
tahun.
Piutang dalam laporan keuangan tersebut juga dinyatakan sebesar jumlah kotor
tagihan diikuti dengan jumlah taksiran piutang yang tidak dapat ditagih atau
piutang yang diragukan.
Kemungkinan tidak semua jumlah piutang dapat ditagih. Jika jumlah piutang yang
tidak dapat ditagih relatif kecil, maka perusahaan tidak membentuk cadangan/
penyisihan. Sebaliknya apabila piutang ini jumlahnya cukup besar dan berisiko,
sebaiknya perusahaan membentuk cadangan.
PENGHAPUSAN PIUTANG
Perlu diperhatikan bahwa atas penghapusan piutang telah didebit pada akun
“Penyisihan Piutang Tidak T ertagih” dan tidak pada akun “Biaya”. Pembebanan
akibat piutang tidak dapat ditagih telah dilakukan pada waktu pembentukan
penyisihan.
AKUTANSI PAJAK
Untuk piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih tidak termasuk piutang yang
berasal dari transaksi bisnis dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan
istimewa. Seperti yang telah dijelaskan bahwa pembebanannya sebagai
pengurang penghasilan bruto harus terpenuhi syarat sebagaimana tercantum
dalam Pasal 6 ayat (1) huruf “h” Undang-Undang Pajak Penghasilan, tetapi syarat
yang tercantum dalam Pasal 6 ayat (l) huruf “h” angka “3”
3) Pembentukan dan perhitungan dana cadangan sesuai ayat (2) wajib diaudit
oleh kantor akuntan publik yang menyatakan bahwa perhitungan dana
cadangan piutang tak tertagih telah dilaksanakan sesuai ketentuan yang
berlaku dan telah diperhitungkan dalam perhitungan rugi laba komersial.
4) Kerugian sebenarnya yang disebabkan piutang yang nyata-nyata tidak dapat
ditagihdibebankan pada perkiraan cadangan piutang tak tertagih.
5) Dalam hal cadangan piutang tak tertagih tidak atau tidak seluruhnya dipakai
untuk menutupkerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (4), maka jumlah
kelebihan cadangan tersebutdiperhitungkan sebagai penghasilan, sedangkan
dalam hal jumlah cadangan tersebut tidakmencukupi, maka kekurangannya
diperhitungkan sebagai kerugian".