Anda di halaman 1dari 2

Olah Raga dan Pikun, Adakah Hubungannya?

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, beliau berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi


wa sallam bersabda,  “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allâh Azza wa Jalla
daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan…” Hadits ini shahih.
Diriwayatkan oleh Muslim (no. 2664);  Ahmad (II/366, 370); Ibnu Mâjah (no. 79, 4168); an-
Nasâ-i dalam Amalul Yaum wal Lailah (no. 626, 627); at-Thahawi dalam Syarh Musykilil
Aatsâr (no. 259, 260, 262); Ibnu Abi Ashim dalam Kitab as-Sunnah (no.356)(1)

Syariat Islam mengajarkan kita untuk menjadi kuat, baik secara fisik, mental, dan
tentu saja kuat akidah kita. Selama ini, kita sudah mengetahui bahwa olah raga bermanfaat
bagi kesehatan. Lantas, kenapa masih banyak orang (mungkin termasuk kita) masih malas
berolahraga? Tidak ada waktu adalah alasan utama kebanyakan kita “malas” berolah raga.
Mungkin manfaat olah raga yang kita tahu “hanya” menurunkan berat badan atau kegiatan
rekreasional pekanan bersama keluarga dan rekan. Padahal, kalau saja kita tahu olah raga
berdampak positif secara langsung pada otak kita, baik secara fungsi maupun organ misalnya,
tentu kita akan lebih bersemangat dan termotivasi untuk berolah raga.

Manfaat Olah Raga bagi Beberapa Organ Tubuh


Beberapa manfaat olah raga bagi tubuh yang telah kita ketahui bersama antara lain:
Olah raga membentuk massa otot, semakin sering kita melatih bagian otot tertentu
tubuh kita dengan olah raga tertentu, maka massa otot tersebut akan membesar sehingga
membantu membentuk tubuh kita menjadi lebih ideal.
Olah raga melatih sistem kardiorespiratori kita lebih kuat. Bagi penderita kencing
manis atau penyakit degeneratif lainnya, olah raga membantu untuk mencegah terjadinya
komplikasi serangan penyakit jantung atau stroke yang fatal. (2)
Olah raga membantu meningkatkan sensitivitas insulin pada penderita kencing manis.
Olah raga membantu sel tubuh (sel otot) memakai glukosa darah untuk digunakan sebagai
bahan bakar pembentuk energi, sehingga membantu menurunkan glukosa (gula) darah.
Secara jangka panjang, olah raga ikut berperan pada pencegahan komplikasi penyakit
kencing manis. Bahkan pada beberapa kasus, kombinasi olah raga dan pengaturan makanan
dapat “menyembuhkan” kencing manis. (3),(4)
Olah raga meningkatkan panjang telomere DNA kita. Telomere DNA, telah
dibuktikan dengan penelitian, berhubungan dengan proses penuaan selular yang berakibat
pada risiko penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi. Semakin pendek telomere
DNA kita, maka semakin kita berisiko terserang penyakit-penyakit tersebut. Sebaliknya,
semakin panjang telomere DNA kita maka semakin kita terlindungi dari penyakit tersebut.
Olah raga ikut berperan dalam memperpanjang telomere DNA kita. (5)

Olah Raga dan Kecerdasan Otak Kita


Berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian dalam dekade terakhir,
berolah raga banyak dikaitkan dengan proses metabolisme di dalam tubuh kita, baik
hubungannya dengan proses daya tahan tubuh sampai hubungan olah raga dengan fungsi dan
struktur otak. Bahkan hubungan olah raga dengan penyakit pikun. Ya betul, para peneliti
telah membuktikan adanya hubungan positif
antara olah raga dan kemampuan kognisi otak
kita, di antaranya: (6)
Olah raga meningkatkan ingatan
(memori) jangka panjang kita. Olah raga
terbukti menambah jumlah sel otak (neuron) baru di area hippocampus, sebuah area di otak
yang berfungsi sebagai penyimpan memori jangka panjang. Dampaknya, ingatan jangka
panjang yang baik dapat menunjang produktivitas kita karena kita tidak mudah lupa. (7)
Olah raga membantu meningkatkan daya fokus dan konsentrasi. Olah raga juga
terbukti menambah sel neuron di prefrontal cortex, area otak yang berfungsi pada
pengambilan keputusan, pertimbangan dan kecerdasan, sehingga membantu meningkatkan
daya konsentrasi serta fokus kita dalam jangka 2 jam setelah berolah raga. (8)
Jadi, apabila Anda adalah orang yang mudah mengantuk di pagi hari atau pelupa,
cobalah memulai kegiatan harian Anda dengan berolah raga ringan di tempat kerja atau di
rumah sebelum beraktivitas. Selain itu, kedua area otak di atas adalah area yang rentan
dengan pikun (proses kemunduran koginisi alamiah). Jika rutin berolah raga, maka penyakit
pikun akan dicegah. Apalagi apabila rutin melakukannya sejak usia muda. Biiznillah.
Olah raga juga merangsang pengeluaran hormon neurotransmiter seperti dopamin,
noradrenalin, dan serotonin sehingga meningkatkan mood kita. Kita merasa rileks dan santai
setelah berolah raga apalagi apabila olah raga dilakukan bersama keluarga atau rekan. Secara
jangka panjang, kita tidak mudah stres karena hormon-hormon di atas berperan juga pada
pencegahan stres. (7) (9)
Sayangnya, dampak positif olah raga di atas hanya berlangsung beberapa jam sampai
hari setelah berolah raga, tidak permanen. Untuk dapat mempertahankannya, kita pun harus
berupaya menkontinukan kegiatan olah raga kita.

Jenis Olah Raga yang Dimaksud


Kegiatan olah raga apa saja yang dapat memberi dampak positif di atas? Ternyata,
bukanlah olah raga yang menguras tenaga dan keringat atau bahkan waktu kita. Cukup olah
raga yang dapat meningkatkan denyut jantung (jenis olah raga aerobik) dan mengeluarkan
keringat sekadarnya, Biiznillah dapat berdampak positif sebagaimana yang disebutkan di
atas. Jenis olah raga seperti jogging ringan, jalan cepat, bersepeda, atau berenang 3 – 4 kali
per pekan selama 20 – 30 menit setiap sesi. Malahan, olah raga intensitas sedang-berat tetapi
hanya dilakukan 1 – 2 kali sepekan kurang memberikan manfaat seperti di atas. Intinya
adalah kontinuitas. (9)
Bersumber dari sebuah majalah ternama di Amerika Serikat mengenai liputan khusus
tentang manfaat olah raga bagi kesehatan tubuh manusia, Dr. Mark Tarnopolsky
berkata,”Kalaulah saja ada sebuah obat yang memiliki efek bagi kesehatan seperti olah raga,
pastilah obat tersebut menjadi sebuah produk yang sangat mahal.” (10)
MasyaaAllah. Oleh karena itu, mari kita “paksakan” diri dan keluarga kita
menjadikan olah raga sebagai kebutuhan yang rutin dilaksanakan. Mencegah lebih baik
daripada mengobati.
Wallahu a’lam
dr. Arie R. Kurniawan | ARN161-3236

(1) https://almanhaj.or.id/12492-mukmin-yang-kuat-lebih-baik-dan-lebih-dicintai-oleh-allah-subhanahu-wa-taala-2.html
(2) https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3925973/
(3) https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5569266/pdf/bmjsem-2016-000143.pdf
(4) https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5466941/pdf/jgc-14-05-342.pdf
(5) https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2581416/
(6) https://www.health.harvard.edu/blog/regular-exercise-changes-brain-improve-memory-thinking-skills-201404097110
(7) https://academic.oup.com/ijnp/article/8/3/357/910005
(8) https://static1.squarespace.com/static/5651cdc8e4b03de1aca6c145/t/56b90d42d51cd446dcd8b01b/1454968131173/Basso_etal+
+2015.pdf
(9) https://static1.squarespace.com/static/5651cdc8e4b03de1aca6c145/t/5a944ee9f9619a83af8d6385/1519668971239/Basso_Suzuki_201
7.pdf
(10) https://time.com/4475628/the-new-science-of-exercise/?iid=toc_080116

Anda mungkin juga menyukai