Anda di halaman 1dari 11

KEPERAWATAN JIWA

“SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN KEPERAWATAN


JIWA”

DOSEN PENGAMPU :

NS. NETHA DAMAYANTHIE., M.Kep

DISUSUN OLEH :

NAMA : ASEP DERMAWAN

NIM : PO.71.20.1.15.122

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI

JURUSAN D.IV KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2016 – 2017


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah Perkembangan Keperawatan Jiwa Dalam sejarah evolusi keperawatan jiwa, kita
mengenal beberapa teori dan model keperawatan yang menjadi core keperawatan jiwa,
yang terbagi dalam beberapa periode. Pada awalnya perawatan pasien dengan gangguan
jiwa tidak dilakukan oleh petugas kesehatan (Custodial Care) (tidak oleh tenaga
kesehatan). Perawatan bersifat isolasi dan penjagaan. Mereka ditempatkan dalam suatu
tempat khusus, yang kemudian berkembang menjadi Primary Consistend of Custodial
Care.
Kesehatan Jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan
hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif
terhadap diri sendiri dan orang lain.
Kesehatan jiwa meliputi :
1. Bagaimana perasaan anda terhadap diri sendiri.
2. Bagaimana perasaan anda terhadap orang lain.
3. Bagaimana kemampuan anda mengatasi persoalan hidup anda Sehari - hari.

Keperawatan jiwa dimulai antara tahun 1770 dan 1880 seiring dengan kejadian 
penanganan pada seorang penyakit mental. Sebelumnya, pada masa peradaban dimana
roh – roh dipercaya sebagai penyebab gangguan dan mengusirnya agar sembuh. Para
leluhur Yunani, Romawi dan Arab percaya bahwa gangguan emosional diakibatkan tidak
berfungsinya organ pada otak. Mereka menggunakan berbagai pendekatan tindakan
seperti, ketenangan, gizi yang baik, kebersihan badan yang baik, musik dan aktivitas
rekreasi. Selama abad 7 sebelum masehi, Hippocrates menjelaskan perubahan perilaku
atau watak dan gangguan mental disebabkan oleh perubahan 4 cairan tubuh atauhormon,
yang dapat menghasilkan panas, dingin, kering dan kelembaban. Aristotle melengkapi
dengan hati, dan Seorang Dokter Yunani, Galen :menyatakan emosi atau kerusakan
mental dihubungkan dengan otak. Orang Yunani menggunakan kuil sebagai rumah sakit
dan memberikan lingkungan udara bersih, sinar matahari dan air bersih untuk
menyembuhkan penyakit jiwa/mental. Bersepeda, Jalan-jalan, dan mendengarkan suara
air terjun ini sebagai contoh penyembuhan.
Falsafah biasanya diartikan sebagai suatu pandangan dan pengetahuan yang
mendasar, yang selanjutnya digunakan untuk mengembangkan dan membangun suatu
persepsi atau asumsi tertentu tentang kehidupan. Falsafah memberikan suatu gambaran
atau pandangan terhadap suatu sistem nilai dan keyakinan. Bagi setiap individu, falsafah
berperan dalam membantu seseorang memahami makna dari pengalaman hidup yang
dijalaninya serta berfungsi sebagai penuntun dalam bersikap dan berperilaku. Falsafah
hidup seseorang berkembang melalui dari hasil belajar, hubungan interpersonal,
pendidikan formal maupun informal, agam, dan dipengaruhi oleh latar belakang budaya
serta lingkungan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana bentuk keperawatan jiwa.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mengetahui Sejarah Keperawatan Jiwa
b. Agar mahasiswa mengetahui Pengertian Keperawatan Kesehatan Jiwa
c. Agar mahasiswa mengetahui Falsafah keperawatan Jiwa
d. Agar mahasiswa mengetahui Konseptual Model Keperawatan Kesehatan Jiwa.

C. Manfaat
Manfaat yang diharapkan oleh penulis adalah sebagai berikut :
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Keperawatan Jiwa


1. Masa Peradaban
Keperawatan jiwa dimulai antara tahun 1770 dan 1880 seiring dengan kejadian
penanganan pada seorang penyakit mental. Sebelumnya, pada masa peradaban
dimana roh – roh dipercaya sebagai penyebab gangguan dan mengusirnya agar
sembuh. Para leluhur Yunani, Romawi dan Arab percaya bahwa gangguan emosional
diakibatkan tidak berfungsinya organ pada otak. Mereka menggunakan berbagai
pendekatan tindakan seperti, ketenangan, gizi yang baik, kebersihan badan yang baik,
musik dan aktivitas rekreasi.
Selama abad 7 sebelum masehi, Hippocrates menjelaskan perubahan perilaku
atau watak dan gangguan mental disebabkan oleh perubahan 4 cairan tubuh atau
hormon, yang dapat menghasilkan panas, dingin, kering dan kelembaban. Aristotle
melengkapi dengan hati, dan Seorang Dokter Yunani, Galen :menyatakan emosi atau
kerusakan mental dihubungkan dengan otak. OrangYunani menggunakan kuil sebagai
rumah sakit dan memberikan lingkungan udara bersih, sinar matahari dan air bersih
untuk menyembuhkan penyakit jiwa / mental. Bersepeda, Jalan – jalan, dan
mendengarkan suara air terjun ini sebagai contoh penyembuhan.
2. Masa Pertengahan
Era dari Alienation, social exclusion dan confinement. Dokter menjelaskan gejala :
a. Depression.
b. Paranoia.
c. Delusions.
d. Hysteria.
e. NighmaresRumah Sakit Jiwa pertama, Bethlehem Royal Hospital, telah dibuka di
England.
Selama 18 abad, era dari reason dan observation :

a. Pinel, seorang dokter Perancis membuka sebuah rumah sakit untuk seorang
penderita jiwa / mental di pilih kota La Bicetre, Paris. Dia memulai dengan
tindakan kemanusiaan dan advokasi, melalui observasi perilaku, riwayat
perkembangan dan menggunakan komunikasi dengan penderita.
b. Weyer, seorang dokter Jerman psikiatrik pertama yang dapat menjelaskannya
melalui kategori diagnostik.
3. Abad 18 dan 19
Pada abad ke – 18, seorang praktisi kesehatan bernama William Ellis membantu
mengadakan perawatan bagi orang dengan gangguan jiwa. Dia mengusulkan
pendamping yang terlatih bagi orang - orang dengan gangguan jiwa. Pada tahun 1836,
William Ellis mempublikasikan Treatise on Insanity yang secara terbuka
mengemukakan bahwa praktik keperawatan yang didirikan tersebut berhasil
memberikan ketenangan bagi pasien dengan gangguan jiwa dan juga memberikan
harapan demi harapan yang baik keperawatan jiwa dimulai antara tahun 1770 dan
1880 seiring dengan kejadian penanganan pada seorang penyakit mental.
Sebelumnya, pada masa peradaban dimana roh – roh dipercaya sebagai
penyebab gangguan dan mengusirnya agar sembuh. Para leluhur Yunani, Romawi dan
Arab percaya bahwa gangguan emosional diakibatkan tidak berfungsinya organ pada
otak. Mereka menggunakan berbagai pendekatan tindakan seperti, ketenangan, gizi
yang baik, kebersihan badan yang baik, musik dan aktivitas rekreasi. Keperawatan
jiwa mengalami perkembangan baik di Eropa maupun di USA. Walk (1961)
mengungkapkan bahwa sejarah kejiwaan tidak lengkap rasanya jika tidak ada sejarah
keperawatan jiwa di dalamnya.
Perawat psikiatrik kini makin banyak memberikan perawatan pada orang –
orang dikomunitas, di UK setelah muncul kebijakan pemerintah mengenai
keperawatan komunitas. Keperawtan jiwa yang modern berfokus pada upaya
meningkatkan atau mempertahankan kesehatan jiwa dan salah satu tujuannya adalah
untuk mencegah terjadinya gangguan jiwa jika hal ini memungkinkan. Saat ini
keperawatan jiwa di Inggris merupakan cabang pengetahuan yang diajarkan dalam
sekolah keperawatan berijazah dan pendidikan akademi keperawatan. Kini cabang
pengetahuan tersebut semakin banyak dipelajari pula pada tingkat pascasarjana.
Bejamin Rush, sering disebut Bapak Psikiatric Amerika. Pertama menulis
buku tentang Pskiatric Amerika dan banyak tindakan kemanusian untuk penderita
penyakit mental / jiwa. Tahun 1783, masa tindakan moral dan bekerjasama dengan
rumah sakit Pennsylvania. Tahun 1843, Thomas kirkbridge memberikan pelatihan di
rumah sakit Pennsylvania untuk membantu dokter merawat pasien penyakit  jiwa.
Tahun 1872, New England Hospital untuk perempuan dan anak, Women’sHospital di
Philadelphia mendirikan sekolah perawat, tetapi tidak untuk pelayan pskiatrik. Setelah
itu Dorothea Lynde Dix, seorang pengajar yang memberikan contoh penderita
penyakit jiwa. Tahun 1882 Pendidikan keperawatan jiwa pertama di McLean Hospital
di Belmont, Massachusetts. Dan Tahun 1890 siswa perawat menjadi staff
keperawatan dirumah sakit jiwa. Perawat mendapat tugas dan diharapkan
mengembangkan ketrampilan dalam memberikan pengobatan melalui asuhan
keperawatan. Diakhir abad 19 mengalami perubahan atau perkembangan menjadi
contoh pengobatan dari perawat pskiatrik, seperti :
a. Membantu dokter.
b. Mengelola obat penenang.
c. Memberikan hidroterapi.
4. Keperawatan Jiwa di Abad 20
Sekolah perawatan menawarkan bermacam – macam program dalam keperawatan
psikiatrik. Pada prakteknya sekolah keperawatan biasanya mengarahkan topik – topik
mengenai perilaku manusia atau kesehatan mental atau gangguan mental, dan dapat
diintegrasikan kedalam beberapa mata kuliah seperti pediatric, obstretri dan
gerontology. Pengalaman klinik keperawatan psikiatrik didapat dalam jangka lebih
dari satu tahun, meskipun evaluasi dilakukan dalam bentuk pertanyaan – pertanyaan
yang mencakup konsep dasar kesehatan mental. Jika seorang perawat ingin
mendapatkan Register Nurse (perawat terakreditasi) harus melalui suatu latihan,
dimana pengalaman klinik keperawatan psikiatrik dapat digunakan untuk mencapai
Register Nurse. Mata kuliah keperawatan psikiatrik dilaksanakan selama 5 – 10
minggu dengan atau tanpa rotasi klinik dan dalam kerangka kesehatan mental atau
psikiatrik. Dibeberapa institusi konsep keperawatan psikiatrik diintegrasikan dalam 2
semester, setelah pokok bahasan perkembangan psikologi dan penyimpangan
psikologi. Pengalaman keperawatan psikiatrik diterapkan di unit kedokteran
psikiatrik, rumah sakit jiwa swasta, pelayanan psikiatrik, atau pelayanan kesehatan
mental masyarakat.
Tindakan keperawatan yang dilakukan dibawah pengawasan perawat
teregistrasi (RN) Program diploma biasanya memberikan waktu lebih untuk
keperawatan psikiatrik dan pengalaman klinik, dan menekankan pada konsep dasar,
proses pengkajian, statistik, dinamika kelompok, pendidikan keluarga dan pasien,
tentang peran perawat dalam pencegahan sekolah tinggi / universitas menawarkan
program pasca sarjana jurusan psikiatrik atau keperawatan kesehatan mental selama
48 – 50 jam kuliah, pengalaman klinik, penelitian, tugas mandiri dan praktikum. Mata
kuliah difokuskan pada kepemimpinan, kehidupan sehari – hari, dasar – dasar
konsep, dasar phisiologi, pengkajian klien. Lulusan dapat menjadi perawat spesialis
atau perawat klinik, tergantung kepada mata kuliah yang tersedia.
Akhir-akhir ini, lahan keperawatan psikiatrik memberikan bermacam – macam
kesempatan untuk penjurusan (spesialisasi). Seperti dapat bekerja sebagai perawat di
rumah sakit umum, praktek swasta, konsultan, pengajar dan sebagainya. Pengalaman
keperawatan jiwa siswa menjadi dasar yang kuat untuk mendapatkan kesempatan
berkarier setalah lulus. Beberap contoh tempat melakukan pelayanan keperawatan
jiwa seperti di keperawatan maternitas, keperawatan onkologi, keperawatan okupasi /
industri, keperawatan kesehatan masyarakat, kantor keperawatan dan ruang
keperawatan gawat darurat.
Awal abad 21, fokus perawatan pada preventif atau pengobatan berbasis
komunitas, yang menggunakan berbagai pendekatan, antara lain melalui pusat
kesehatan mental, praktek, pelayanan di rumah sakit, pelayanan day care, home visite
dan hospice care. Pada saat ini banyak terjadi perubahan yang signifikan dalam
perawatan kesehatan jiwa. Managed care menghubungkan struktur dan layanan baru.
Seorang manajer kasus ditugaskan untuk mengkoordinasikan pelayanan untuk klien
individu dan bekerja sama dengan tim multidisipliner. Alat – alat manajemen klinis
yang menunjukkan organisasi, urutan dan waktu intervensi yang diberikan oleh tim
perawatan untuk satu gangguan yang teridentifikasi pada klien. Pemberian dan
pemfokusan layanan pencegahan primer (bukan hanya perawatan berbasis penyakit),
mencakup identifikasi kelompok – kelompok berisiko tinggi dan penyuluhan
untuk mencegah gaya hidup guna mencegah penyakit.
Analisa perkembangan keperawatan jiwa dahulu dan sekarang pada awalnya
perawatan pasien dengan gangguan jiwa tidak dilakukan oleh petugas kesehatan
(Custodial Care / tidak oleh tenaga kesehatan). Perawatan bersifat isolasi dan
penjagaan.
Baru sekitar tahun 1945 – an fokus perawatan terletak pada penyakit, yaitu
model kuratif (model Curative Care). Perawatan pasien jiwa difokuskan pada
pemberian pengobatan. Baru tahun 1950 fokus perawatannya mulai befokus pada
klien, anggota keluarga tidak dianggap sebagai bagian dari tim perawatan. Awal abad
21, fokus perawatan pada preventif atau pengobatan berbasis komunitas, yang
menggunakan berbagai pendekatan, antara lain melalui pusat kesehatan mental,
praktek, pelayanan di rumah sakit, pelayanan day care, homevisite dan hospice care.
Seiring perkembangan keperawatan jiwa di dunia, perkembangan di indonesia pun
turut berkembang.
Hal ini dimulai sejak zaman kolonial. Sebelum ada RSJ di indonesia, pasien
gangguan jiwa ditampung di RS Sipil atau RS Militer di Jakarta, Semarang, dan
Surabaya, yang ditampung pada umumnya penderita gangguan jiwa berat. Kemudian,
mulailah didirikan beberapa rumah sakit jiwa. Pada saat ini, keperawatan jiwa mulai
menjadi bagian klinik khusus. Sebelumnya para perawat berperan sebagai manajer
dan koordinator kegiatan dengan melaksanakan perawatan terapeutik sesuai dengan
model dasar medis. Dengan studi lanjutan dan pengalaman praktek klinik di bidang
perawatan psikiatrik, para ahli spesialis dan praktisi perawat mendapat pengetahuan
yang banyak dalam perawatan dan pencegahan gangguan psikiatrik.

B. Pendidikan Keperawatan Jiwa


Seiring kemajuan pembangunan khususnya dalam perkembangan ilmu dan pengetahuan,
maka pendidikan keperawatan khususnya keperawatan jiwa mengalami perkembangan,
yaitu pendidikan vokasional (D III Keperawatan) sampai profesional (Ners, Ners
spesialis) dan doktoral.
Pendidikan D3 Keperawatan yang berkembang di tahun 1960an merupakan cikal
bakal pendidikan vokasi keperawatan. Perkembangan pendidikan profesional ditandai
dengan adanya program S1 Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia di tahun 1985 yang diikuti di perguruan tinggi negeri dan swasta lainnya.
Perkembangan ilmu keperawatan jiwa semakin meningkat dengan dimulainya program
pendidikan S2 Keperawatan , program Ners spesialis Keperawatan Jiwa pada tahun 2005
dan program doktoral di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia pada tahun
2008.
Perkembangan pendidikan keperawatan jiwa merupakan suatu upaya menghasilkan
lulusan perawat jiwa yang kompeten dan berkualitas dalam memberikan asuhan
keperawatan jiwa.
Upaya pemerintah yang dilakukan untuk menjaga kualitas institusi pendidikan
keperawatan melalui akreditasi dan uji kompetensi lulusan sebelum mendapatkan Surat
Tanda Registrasi sebagai seorang perawat. Institusi tidak hanya bertanggungjawab dalam
menyediakan sarana prasarana yang menunjang pembelajaran keperawatan jiwa tetapi
juga menyiapkan lulusannya memiliki kompetensi keperawatan jiwa.
Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia (IPKJI) merupakan organisasi seminat
keperawatan jiwa di bawah organisasi profesi PPNI memiliki peran penting dalam
peningkatan mutu institusi pendidikan. Bidang Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Pengurus Pusat (PP) IPKJI secara berkala melakukan survei untuk mengetahui proses
pembelajaran keperawatan jiwa, menemukan kendala – kendala yang dihadapi para dosen
(pengampu) mata ajar keperawatan jiwa dalam melakukan proses pembelajaran dan
memfasilitasi (menjembatani) penyelesaian masalahnya serta rekomendasi untuk
pendidikan keperawatan jiwa. Hasil tersebut tersebut diharapkan memberikan gambaran
pendidikan keperawatan jiwa Indonesia
Survei ini bertujuan untuk mengetahui jumlah institusi pendidikan dan proses
pembelajaran mata ajar keperawatan jiwa di institusi tersebut. Hasil tersebut tersebut
diharapkan memberikan gambaran perkembangan pendidikan keperawatan jiwa di
indonesia.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai