Anda di halaman 1dari 36

Vanadium (V)

Sejarah

Vanadium ditemukan pertama kali oleh del Rio pada tahun 1801. Sayangnya, seorang ahli kimia
Perancis dengan salah menyatakan bahwa unsur baru del Rio hanyalah krom yang tidak murni.
Del Rio pun menyangka dirinya salah dan menerima pernyataan ahli kimia Perancis itu.

Unsur ini akhirnya ditemukan ulang pada tahun 1830 oleh Sefstrom, yang menamakan unsur itu
untuk memuliakan dewi Skandinavia, Vanadis, karena aneka warna senyawa yang dimilikinya.
Vanadium berhasil diisolasi hingga nyaris murni oleh Roscoe, pada tahun 1867 dengan
mereduksi garam kloridanya dengan hidrogen. Vanadium tidak dapat dimurnikan hingga kadar
99.3% – 99.8% hingga tahun 1922.

Sifat-sifat

Vanadium bersifat lembut, berwarna abu-abu keperakan, ulet logam transisi. Vanadium juga
merupakan cahaya putih, lembut, ulet logam dengan kekuatan struktural yang baik. Vanadium
tahan terhadap serangan alkali, asam klorida, asam sulfat, dan air garam.

Sumber

Vanadium ditemukan dalam 65 mineral yang berbeda, di antaranya karnotit, roskolit, vanadinit,
dan patronit, yang merupakan sumber logam yang sangat penting. Vanadium juga ditemukan
dalam batuan fosfat dan beberapa bijih besi, juga terdapat dalam minyak mentah sebagai
senayawa kompleks organik. Vanadium juga ditemukan dalam sedikit dalam batu meteor.

Produksi komersial berasal dari abu minyak bumi dan merupakan sumber Vanadium yang sangat
penting. Kemurnian yang sangat tinggi diperoleh dengan mereduksi vanadium triklorida dengan
magnesium atau dengan campuran magnesium-natrium.

Sekarang, kebanyakan logam vanadium dihasilkan dengan mereduksi V2O5 dengan kalsium
dalam sebuah tabung bertekanan, proses yang dikembangkan oleh McKenie dan Seybair.

Vanadium juga hadir dalam bauksit dan bahan bakar fosil deposito seperti minyak
mentah, batubara, serpih minyak dan tar pasir. Dalam minyak mentah, konsentrasi sampai 1200
ppm telah dilaporkan. Ketika produk-produk minyak seperti dibakar, jejak-jejak vanadium dapat
memulai korosi pada motor dan boiler. Diperkirakan 110.000 ton per tahun vanadium dilepaskan
ke atmosfir dengan membakar bahan bakar fosil. Vanadium juga telah terdeteksi di
spectroscopically cahaya dari Matahari dan beberapa bintang.
Isotop

Vanadium alam merupakan campuran dari 2 isotop, yakni Vanadium-50 sebanyak 0.24% dan
Vanadium -51 sebanyak 99.76%. Vanadium-50 sedikit radioaktif, memiliki masa paruh lebih dari
3.9 x 1017 tahun. Ada sembilan isotop lainnya yang tidak stabil

Sifat-sifat Vanadium murni adalah logam berwarna putih cemerlang dan lunak. Tahan korosi
terhadap larutan basa, asam sulfat, dan asam klorida, juga air garam. Tetapi logam ini teroksidasi
di atas 660oC

Vanadium memiliki kekuatan struktur yang baik dan memiliki kemampuan fisi neutron yang
rendah , membuatnya sangat berguna dalam penerapan nuklir .

Vanadium memiliki 18 isotop yang setengah-hidup diketahui, dengan nomor massa 43-60. Dari
jumlah tersebut, satu stabil.

Kegunaan

Vanadium diproduksi di Cina dan Rusia dari baja peleburan perak, negara-negara lain
memproduksinya baik dari debu cerobong minyak berat, atau sebagai produk sampingan dari
pertambangan uranium. Hal ini terutama digunakan untuk memproduksi baja khusus paduan
seperti baja alat kecepatan tinggi. Senyawa vanadium pentoxide digunakan sebagai katalis untuk
produksi asam sulfat. Vanadium ditemukan di banyak organisme, dan digunakan oleh beberapa
bentuk kehidupan sebagai pusat aktif enzim.

Vanadium digunakan dalam memproduksi logam tahan karat dan peralatan yang digunakan
dalam kecepatan tinggi. Vanadium karbida sangat penting dalam pembuatan baja.

Sekitar 80% Vanadium yang sekarang dihasilkan, digunakan sebagai ferro vanadium atau
sebagai bahan tambahan baja. Foil vanadium digunakan sebagai zat pengikat dalam melapisi
titanium pada baja. Vanadium petoksida digunakan dalam pembuatan keramik dan sebagai
katalis.

Vanadium juga digunakan untuk menghasilkan magnet superkonduktif dengan medan magnet
sebesar 175000 Gauss.

Penggunaan utama dalam paduan vanadium, terutama dengan baja. Sejumlah kecil vanadium
menambah kekuatan, ketangguhan, dan tahan panas. Hal ini biasanya ditambahkan dalam bentuk
ferrovanadium, sebuah paduan besi vanadium. Vanadium baja paduan digunakan dalam gigi.

Titanium-aluminium-vanadium paduan digunakan dalam mesin jet dan untuk pesawat


berkecepatan tinggi. Vanadium foil digunakan dalam cladding titanium untuk baja. Vanadium-
rekaman galium digunakan dalam superkonduksi. Vanadium pentoxide digunakan dalam
keramik dan sebagai katalis.
Vanadium (V) oksida adalah sebuah katalis dalam proses Kontak untuk memproduksi asam
sulfat . Kimia vanadium dicatat untuk aksesibilitas dari empat berdekatan oksidasi. Umum
oksidasi vanadium adalah 2 (ungu), 3 (hijau), 4 (biru) dan 5 (kuning). Vanadium (II) senyawa
reduktor, dan vanadium (V) senyawa agen oksidasi.

Penanganan

Vanadium dan semua senyawanya adalah beracun dan harus ditangani dengan hati-hati.
Konsentrasi maksimum V2O5 yang masih diizinkan terdapat di udara adalah 0.05 (selama 8 jam
kerja rata-rata selama 40 jam per minggu)

Tingkat oksidasi vanadium

Vanadium memiliki berbagai tingkat oksidasi pada persenyawaannya yang terdiri dari +5, +4,
+3, dan +2. Bagian ini menunjukkan perubahannya. Pembahasan dapat dimulai dengan sedikit
gambaran, dan kemudian memperhatikan proses reaksi pada saat potensial redoks standar
(potensial elektroda standar).

Pada umumnya, semakin tinggi keadaan oksidasi vanadium, semakin banyak senyawa beracun.
Sumber vanadium yang biasa pada tingkat oksidasi +5 adalah amonium metavanadat, NH4VO3.
Zat ini sangat tidak larut dalam air dan biasanya larut dengan mudah dalam larutan natrium
hidroksida.

Larutan dapat di reduksi dengan menggunakan seng dan asam – baik itu asam klorida maupun
asam sulfat, biasanya dengan konsentrasi asam yang sedang.

Keberadaan ion vanadium yang tepat dalam larutan sangatlah rumit, dan berubah-ubah sesuai
dengan pH larutan. Reaksi terjadi dalam kondisi asam ketika ion yang paling utama dalam
larutan adalah VO2+ disebut ion dioksovanadium(V).

Jika kamu melakukan reaksi pada labu yang kecil, pada keadaan normal biasanya labu disumbat
dengan kapas mentah. Hal ini dilakukan untuk menyediakan jalan keluar buat hidrogen (yang
dihasilkan dari reaksi antara seng dengan asam). Pada saat yang bersamaan penyumbatan ini
dilakukan untuk membatasi terlalu banyaknya udara yang masuk pada labu. Penyumbatan
dilakukan untuk mencegah re-oksidasi vanadium yang memiliki tingkat oksidasi yang lebih
rendah (khususnya tingkat +2) oleh oksigen di udara.
Reaksi biasanya dipanaskan sehingga perubahan yang terjadi berada pada rentang waktu yang
memungkinkan. Reduksi ditunjukkan oleh dua tahap. Satu hal yang penting adalah penampakan
warna, tetapi proses perubahan terus berlanjut dari awal sampai akhir.

Produksi
Kebanyakan vanadium digunakan sebagai ferrovanadium sebagai aditif untuk meningkatkan
baja. Ferrovanadium dihasilkan secara langsung dengan mengurangi campuran vanadium oksida,
oksida besi dan besi dalam tanur listrik. Vanadium-bantalan magnetit bijih besi merupakan
sumber utama untuk produksi vanadium. Para vanadium berakhir di babi besi dihasilkan dari
bantalan vanadium magnetit. Selama produksi baja, oksigen yang tertiup ke babi besi,
mengoksidasi karbon dan sebagian besar kotoran lain, membentuk terak. Tergantung pada bijih
yang digunakan, yang terak berisi sampai dengan 25% dari vanadium.
Logam vanadium diperoleh melalui proses multilangkah yang diawali dengan pemanggangan
bijih hancur dengan NaCl atau Na 2 CO 3 pada sekitar 850 ° C untuk memberikan natrium
metavanadate (NaVO 3).

Sebuah ekstrak berair padat ini adalah diasamkan untuk memberikan “kue merah”, sebuah
polyvanadate garam, yang dikurangi dengan kalsium logam. Sebagai alternatif untuk produksi
skala kecil, vanadium pentoxide berkurang dengan hidrogen atau magnesium. Banyak metode-
metode lain juga digunakan, dalam semua yang vanadium dihasilkan sebagai hasil sampingan
proses-proses lain. Pemurnian vanadium dimungkinkan oleh proses bar kristal dikembangkan
oleh Ini melibatkan pembentukan logam iodida, dalam contoh ini vanadium (III) iodida, dan
dekomposisi berikutnya untuk menghasilkan logam murni.
Aplikasi

Sekitar 85% dari vanadium yang dihasilkan digunakan sebagai ferrovanadium atau sebagai baja
tambahan. Yang cukup meningkatkan kekuatan dalam baja mengandung sejumlah kecil
vanadium ditemukan pada awal abad ke-20. Vanadium bentuk nitrida dan karbida stabil,
menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam kekuatan baja. Sejak saat itu baja vanadium
digunakan untuk aplikasi di as roda, sepeda frame, crankshafts, roda gigi, dan komponen penting
lainnya. Ada dua kelompok paduan baja mengandung vanadium kelompok. Vanadium tinggi baja
paduan yang mengandung karbon 0,15-0,25% vanadium dan alat baja kecepatan tinggi (HSS)
dengan konten vanadium berkisar dari 1% sampai 5%. Untuk alat baja kecepatan tinggi,
kekerasan di atas HRC 60 dapat dicapai. HSS baja digunakan dalam instrumen bedah dan alat-
alat.

Vanadium menstabilkan bentuk beta titanium dan meningkatkan kekuatan dan stabilitas suhu
titanium. Dicampur dengan aluminium di titanium paduan digunakan dalam mesin jet dan
airframes berkecepatan tinggi. Salah satu paduan yang umum adalah Titanium 6Al-4V, sebuah
paduan titanium dengan 6% aluminium dan 4% vanadium.

Penggunaan lain

Vanadium kompatibel dengan besi dan titanium, vanadium foil karena itu digunakan dalam
cladding titanium untuk baja. Yang moderat neutron termal-capture penampang dan pendek
paruh dari isotop yang dihasilkan oleh neutron menangkap vanadium membuat bahan yang
cocok struktur bagian dalam sebuah reaktor fusi. Beberapa paduan vanadium menunjukkan
perilaku superkonduktor. Pertama A15 fase superkonduktor adalah senyawa vanadium, V 3 Si,
yang ditemukan pada tahun 1952. Vanadium-rekaman galium digunakan dalam superkonduktor
magnet (17,5 teslas atau 175.000 Gauss). Struktur A15 superkonduktor fase V 3 Ga mirip dengan
yang lebih umum Nb 3 Sn dan Nb 3 Ti.
Oksida yang paling umum vanadium, vanadium pentoxide V 2 O 5, digunakan sebagai katalis
dalam pembuatan asam sulfat dengan proses kontak dan sebagai oxidizer dalam Maleat anhidrida
produksi. Vanadium pentoxide juga digunakan dalam pembuatan keramik . lain oksida
vanadium, vanadium dioksida VO 2, digunakan dalam produksi kaca pelapis, yang menghambat
radiasi inframerah (dan tidak terlihat cahaya) pada suhu tertentu. Vanadium oksida dapat
digunakan untuk mendorong pusat-pusat warna di korundum untuk membuat simulasi
Alexandrite perhiasan, meskipun Alexandrite di alam adalah chrysoberyl. Kemungkinan untuk
menggunakan vanadium pasangan redoks dalam kedua setengah-sel, sehingga menghilangkan
masalah kontaminasi silang oleh difusi ion melintasi membran adalah keuntungan vanadium
redoks baterai isi ulang. Vanadate dapat digunakan untuk melindungi baja terhadap karat dan
korosi oleh lapisan konversi elektrokimia. Lithium oksida vanadium telah diusulkan untuk
digunakan sebagai anoda kepadatan energi yang tinggi untuk baterai lithium ion, di 745 Wh / L
ketika dipasangkan dengan lithium kobalt oksida katoda. ini telah diusulkan oleh beberapa
peneliti bahwa jumlah yang kecil, 40-270 ppm, vanadium dalam Wootz baja dan baja Damaskus,
secara signifikan meningkatkan kekuatan materi, meskipun jelas apa sumber vanadium itu.

Warna Warni

 Beautiful and Healty (1)

 Education (6)

 Lyrics (3)

Rabu, 14 Desember 2011


MAKALAH KIMIA "UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT" OLEH LILIS
KARTIKA DAMAYANTI IKA RAHMA DEWI AYU IKA PRATIWI HAFIFAH SARDI
ADI ZULKARNAEN RAHMAT IDRIS
UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT

Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit
terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.

Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada


subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB).
Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas
yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna
ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur
transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc), Titanium
(Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni),
Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).

Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn), keelektronegatifan unsur
hampir sama, tidak meningkat maupun menurun secara signifikan. Selain itu,
ukuran atom (jari-jari unsur) serta energi ionisasi juga tidak mengalami perubahan
signifikan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semua unsur transisi periode
keempat memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang serupa. Hal ini berbeda dengan
unsur utama yang mengalami perubahan sifat yang sangat signifikan dalam satu
periode.

Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki keelektronegatifan yang


lebih besar dibandingkan unsur Alkali maupun Alkali tanah, sehingga kereaktifan
unsur transisi tersebut lebih rendah bila dibandingkan Alkali maupun Alkali Tanah.
Sebagian besar unsur transisi periode keempat mudah teroksidasi (memiliki E° red
negatif), kecuali unsur Tembaga yang cenderung mudah tereduksi (E° Cu = + 0,34 V).
Hal ini berarti bahwa secara teoritis, sebagian besar unsur transisi periode keempat
dapat bereaksi dengan asam kuat (seperti HCl) menghasilkan gas hidrogen, kecuali
unsur Tembaga. Akan tetapi, pada kenyataanya, kebanyakan unsur transisi periode
keempat sulit atau bereaksi lambat dengan larutan asam akibat terbentuknya
lapisan oksida yang dapat menghalangi reaksi lebih lanjut. Hal ini terlihat jelas pada
unsur Kromium. Walaupun memiliki potensial standar reduksi negatif, unsur ini sulit
bereaksi dengan asam akibat terbentuknya lapisan oksida (Cr 2O3) yang inert. Sifat
inilah yang dimanfaatkan dalam proses perlindungan logam dari korosi
(perkaratan).
Dibandingkan unsur Alkali dan Alkali Tanah, unsur-unsur transisi periode
keempat memiliki susunan atom yang lebih rapat (closed packing). Akibatnya,
unsur transisi tersebut memiliki kerapatan (densitas) yang jauh lebih besar
dibandingkan Alkali maupun Alkali Tanah. Dengan demikian, ikatan logam (metallic
bonds) yang terjadi pada unsur transisi lebih kuat. Hal ini berdampak pada titik
didih dan titik leleh unsur transisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan unsur logam
golongan utama. Selain itu, entalpi pelelehan dan entalpi penguapan unsur transisi
juga jauh lebih tinggi dibandingkan unsur logam golongan utama.

Unsur transisi periode keempat memiliki tingkat oksidasi (bilangan oksidasi)


yang bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tingkat energi subkulit 3d dan 4s yang
hampir sama. Oleh sebab itu, saat unsur transisi melepaskan elektron pada subkulit
4s membentuk ion positif (kation), sejumlah elektron pada subkulit 3d akan ikut
dilepaskan. Bilangan oksidasi umum yang dijumpai pada tiap unsur transisi periode
keempat adalah +2 dan +3. Sementara, bilangan oksidasi tertinggi pada unsur
transisi periode keempat adalah +7 pada unsur Mangan (4s 2 3d7). Bilangan oksidasi
rendah umumnya ditemukan pada ion Cr3+, Mn2+, Fe2+, Fe3+, Cu+, dan Cu2+,
sedangkan bilangan oksidasi tinggi ditemukan pada anion oksida, seperti CrO 42-,
Cr2O72-, dan MnO4-.

1. KELIMPAHAN UNSUR-UNSUR DI ALAM DAN PRODUK-PRUDUK YANG


MENGANDUNG UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT

Unsur unsur yang termasuk periode keempat meliputi tembaga (Cu), seng (Zn),
skadium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), kromium (Cr), mangan (Mn), besi (Fe),
kobalt (Co), dan nikel (Ni).

Unsur transisi dapat ditemukan dikerak bumi terutama sebagai bijih mineral
(bijih logam) dengan kadar tertentu. Bijih besi merupakan mineral terbanyak di
alam setelah O, Si, dan Al. Untuk lebih jelasnya keberadaan unsur transisi di alam
dapat dilihat dalam uraian berikut.

a. Skandium (Sc)
Skandium (Sc) terdapat dalam mineral torvetit (Sc 2SiO7).
Gambar Unsur Skandium
b. Titanium (Ti)
Unsur ini terdapat dalam mineralrutil (TiO 2) yang terdapat dalam bijih besi sebagai
ilmenit (FeTi)2O3 dan ferrotitanate (FeTiO3) juga terdapat dalam karang, silikat,
bauksit batubara, dan tanah liat.

c. Vanadium (V)

Vanadium terdapat dalam senyawa karnotit (K-uranil-vanadat) [(K 2(UO2)2


(VO4)2.3H2)], dan vanadinit (Pb5(VO4)3Cl).

Gambar vanadium

d. Kromium (Cr)

Bijih utama dari kromium di alam adalah kromit (FeO.Cr 2O2) dan sejumlah kecil
dalam kromoker.

Gambar Kromium

e. Mangan (Mn)

Bijih utamanya berupa pirulosit (batu kawi) (MnO 2), dan rodokrosit (MnCO3)
dan diperkirakan cadangan Mn terbesar terdapat di dasar lautan.

Gambar Mangan

f. Besi (Fe)
Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6,2%
massa kerak bumi). Besi jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi
umumnya ditemukan dalam bentuk mineral (bijih besi), seperti hematite (Fe 2O3),
siderite (FeCO3), dan magnetite (Fe3O4).

Logam Besi bereaksi dengan larutan asam klorida menghasilkan gas


hidrogen. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

Fe(s) + 2 H+(aq) ——> Fe2+(aq) + H2(g)

Larutan asam sulfat pekat dapat mengoksidasi logam Besi menjadi ion Fe 3+.
Sementara larutan asam nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Fe 3O4 yang
dapat menghambat reaksi lebih lanjut. Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk
senyawa dengan tingkat oksidasi +2 dan +3. Beberapa contoh senyawa Besi (II)
antara lain FeO (hitam), FeSO4. 7H2O (hijau), FeCl2 (kuning), dan FeS (hitam). Ion Fe 2+
dapat dengan mudah teroksidasi menjadi ion Fe 3+ bila terdapat gas oksigen yang
cukup dalam larutan Fe2+. Sementara itu, senyawa yang mengandung ion Besi (III)
adalah Fe2O3 (coklat-merah) dan FeCl3 (coklat).

g. Kobalt (Co)

Kobalt terdapat di alam sebagai arsenida dari Fe, Co, Ni, dan dikenal sebagai
smaltit, kobaltit (CoFeAsS) dan eritrit Co 3(AsO4)2.8H2O.

Gambar Kobalt

h. Nikel (Ni)

Nikel ditemukan dalam beberapa senyawa berikut ini.

Sebagai senyawa sulfida : penladit (FeNiS), milerit (NiS)

Sebagai senyawa arsen : smaltit (NiCOFeAs2)

Sebagai senyawa silikat : garnierit (Ni.MgSiO3)

Gambar Nikel

i. Tembaga (Cu)

Tembaga (Cu) merupakan unsur yang jarang ditemukan di alam (precious


metal). Tembaga umumnya ditemukan dalam bentuk senyawanya, yaitu bijih
mineral, seperti Pirit tembaga (kalkopirit) CuFeS 2, bornit (Cu3FeS3), kuprit (Cu2O),
melakonit (CuO), malasit (CuCO3.Cu(OH)2).

Semua senyawa Tembaga (I) bersifat diamagnetik dan tidak berwarna


(kecuali Cu2O yang berwarna merah), sedangkan semua senyawa Tembaga (II)
bersifat paramagnetik dan berwarna. Senyawa hidrat yang mengandung ion Cu 2+
berwarna biru. Beberapa contoh senyawa yang mengandung Tembaga (II) adalah
CuO (hitam), CuSO4.5H2O (biru), dan CuS (hitam).

Gambar Tembaga
j. Seng (Zn)

Seng (Zn) terdapat di alam sebagai senyawa sulfida seperti seng blende (ZnS),
sebagai senyawa karbonat kelamin (ZnCO 3), dan senyawa silikat seperti hemimorfit
(ZnO.ZnSiO3.H2O).

Tabel beberapa mineral dari unsur-unsur transisi periode keempat

Loga Nama Mineral Rumus


m

Sc Torvetit Sc2SiO7

Ti Rutile TiO2
Ilmenit (FeTi)2O3
FeTiO3
Ferrotitanate

V Karnotit (K-uranil- K2(UO2)2 (VO4)2.3H2


vanadat)
Pb5(VO4)3Cl
vanadinit

Cr Kromit Cr2O3.FeO

Mn Pirolusit MnO2
Manganit Mn2O3.H2O
Rodokrosit MnCO3

Fe Hematit Fe2O3
Magnetit Fe3O4
Pirit FeS2
Siderit FeCO3
Limonit Fe2O3.H2O

Co Kobaltit CoAsS
Eritrit Co3(AsO4)2.8H2O

Ni Pentlandit FeNiS
Milerit NiS
Smaltit NiCOFeAs2
Garnierit Ni.MgSiO3

Cu Garnerit H2(NiMg)SiO4.2H2O
Kalkopirit CuFeS2
Kalkosite Cu2S
Malachit Cu2(OH)2CO3
Bornit Cu3FeS3
Kuprit Cu2O
Melkonit CuO

Zn Seng blende ZnS


Smith sonite ZnCO3

2. SIFAT FISIS DAN SIFAT KIMIA UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT

Unsur-unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat, baik secara fisis
maupun kimia. Berikut adalah tabel yang menunjukkan sifat-sifat dari unsur-unsur
transisi periode keempat.
Beberapa sifat umum unsur-unsur transisi periode keempat :

A. SIFAT FISIS UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT


I. Unsur-unsur transisi periode keempat mempunyai sifat-sifat yang khas. Sifat-sifat
khas unsur-unsur transisi periode keempat antara lain :
(1) Unsur-unsur transisi bersifat logam, maka sering disebut logam transisi.
(2) Bersifat logam, maka mempunyai bilangan oksidasi positif dan pada umumnya
lebih dari satu.
(3) Banyak diantaranya dapat membentuk senyawa kompleks.
(4) Pada umumnya senyawanya berwarna.
(5) Beberapa diantaranya dapat digunakan sebagai katalisator.
(6) Titik didih dan titik leburnya sangat tinggi.
(7) Mudah dibuat lempengan atau kawat dan mengkilap.
(8) Sifatnya makin lunak dari kiri ke kanan.
(9) Dapat menghantarkan arus listrik.
(10) Persenyawaan dengan unsur lain mempunyai oksida positif.

II. Senyawa yang dibentuk pada umumnya berwarna. Hal ini disebabkan karena
konfigurasi elektron unsur transisi menempati sub kulit d, elektron-elektron pada
orbital d yang tidak penuh memungkinkan untuk berpindah tempat. Elektron
dengan energi rendah akan berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi
(tereksitasi) dengan menyerap warna misalnya energi cahaya dengan panjang
gelombang tertentu karena energi yang diserap besarnya pun tertentu. Struktur
elektron pada orbital d yang bebeda akan mengasilkan warna yang pula.

Warna senyawa unsur-unsur transisi periode keempat


dengan bilangan oksidasi

+2 +3 +4 +5 +6 +7
Biloks

Unsur

Sc - Tidak Tidak - - -
berwarn berwarna
a

Ti - Ungu Biru - - -

V Ungu Hijau - Mera Jingga -


h

Cr Biru Hijau - - Hijau -

Mn Merah - - - - Ungu
muda

Fe Hijau Kuning - - - -
muda

Co Merah Biru - - - -
muda

Ni Hijau - - - - -

Cu Biru - - - - -

Zn Tidak - - - - -
berwar
na

III. Dapat membentuk ion kompleks, yaitu ion yang terdiri dari ion logam sebagai ion
pusat yang menyediakan orbital d,s, dan p-nya yang kosong untuk elektron-elektron
yang berasal dari ion atau molekul yang diikatnya yang disebut dengan ligan.
Sebagai contoh, pada ion [PtCl6]2-, bilangan oksidasi masing-masing ligan (ion Cl -)
adalah -1. Dengan demikian, bilangan oksidasi Pt (kation logam transisi) adalah +4.
Contoh lain, pada ion [Cu(NH3)4]2+, bilangan oksidasi masing-masing ligan (molekul
NH3) adalah 0 (nol). Dengan demikian, bilangan oksidasi Cu (kation logam transisi)
adalah +2.

ikatan yang terjadi antara ion pusat dengan ligan, yaitu ikatan kovalen
koordinasi. Banyaknya pasangan elektron yang diterima oleh ion logam dinamakan
bilangan koordinasi. Bilangan koordinasi adalah jumlah ligan yang terikat pada
kation logam transisi. Sebagai contoh, bilangan koordinasi Ag + pada ion [Ag(NH3)2]+
adalah dua, bilangan koordinasi Cu 2+ pada ion [Cu(NH3)4]2+ adalah empat, dan
bilangan koordinasi Fe3+ pada ion [Fe(CN)6]3- adalah enam. Bilangan koordinasi yang
sering dijumpai adalah 4 dan 6.

Pada umumnya ligan merupakan basa Lewis, yaitu ion yang dapat
memberikan (donor) sepasang atau lebih elektron bebas. Seperti NH 3, NO, H2O, F-,
Cl-, CO32-, NO2-. Berdasarkan jumlah atom donor yang memiliki pasangan elektron
bebas (PEB) pada ligan, ligan dapat dibedakan menjadi monodentat, bidentat, dan
polidentat. H2O dan NH3 merupakan ligan monodentat (mendonorkan satu pasang
elektron). Sedangkan Etilendiamin (H 2N-CH2-CH2-NH2, sering disebut dengan istilah
en) merupakan contoh ligan bidentat (mendonorkan dua pasang elektron). Ligan
bidentat dan polidentat sering disebut sebagai agen chelat (mampu mencengkram
kation logam transisi dengan kuat).

Secara umum penulisan ion kompleks adalah sebagai berikut.


 L adalah ion transisi,
 x adalah ligan,
 n muatan ion kompleks,
 m bilangan koordinasi.

Umumnya bilangan koordinasi, dua kali lipat dari biloks transisi terbesar.
Contohnya besi (Fe) mempunyai biloks +2 dan +3 maka umumnya bilangan
koordinasinya 6, sehingga jika membentuk ion kompleks misalnya dengan ion CN -
maka terbentuk ion kompleks sebagai berikut

Fe(CN)64- Fe(CN)63-

Ligan Ligan

Ion Fe2+ sebagai ion pusat Ion Fe3+ sebagai ion pusat
Dari kedua contoh diatas ion Fe(CN) 64- dan Fe(CN)63- masing-masing
memiliki muatan ion -4 dan -3. Bilangan oksidasi (biloks) ion pusat dapat kita
tentukan dengan cara sebagai berikut.

Biloks [Fe(CN)6]4- = -4 BO [Fe(CN)6]3- = -3

Biloks (Fe) + (6CN) = -4 BO (Fe) + (6CN) = -3

Biloks (Fe) + (6 x -1) = -4 BO (Fe) + (6 x -1) = -3

Biloks Fe -6 = -4 BO (Fe) -6 = -3

Biloks Fe = -4 + 6 BO (Fe) = -3 + 6

Biloks Fe = +2 BO (Fe) = +3

Penamaan ion/senyawa kompleks dilakukan dengan aturan sebagai berikut.

1. Nama kation ditulis lebih dahulu diikuti anionnya, sama seperti panamaan
senyawa ionik pada umumnya.
2. Penamaan untuk ion kompleks, disebutkan nama ligannya dengan jumlahnya dan
diberi akhiran o.
3. Jumlah ligan yang diikat lebih dari satu diberi awalan di (2), tri(3), tetra(4), penta
(5) dan sebagainya.
4. Bilangan oksidasi logam ditulis dengan angka romawi.
5. Jika ion kompleks bermuatan negatif, maka nama logam diberi akhiran at. Nama
kation logam bermuatan negatif dapat dilihat pada Tabel Nama Kation dan Anion
Kompleks.
6. Dalam ion kompleks, nama ligan disusun menurut abjad, kemudian dilanjutkan
dengan nama kation logam transisi.
7. Nama ligan yang sering terlibat dalam pembentukan ion kompleks dapat dilihat
pada Tabel Nama Ligan.

Tabel Nama Ligan Kompleks

Ligan Nama

Amonia, NH3 Amino

Sianida, CN- Siano


Air, H2O Aquo

Hidroksida, OH- Hidrokso

F- Fluoro

Klorida, Cl- Kloro

Nitrit, NO2- Nitrito

SCN- Tiosiano

Bromida, Br- Bromo

Oksida, O2- Okso

Karbonat, CO32- Karbonato

Oksalat, C2O42- Oksalato

Karbon Monoksida, CO Karbonil

Etilendiamin Etilendiamin (en)

Tabel Nama Kation pada Anion Kompleks

Kation Nama Kation pada Anion


Kompleks

Aluminium, Al Aluminat

Kromium, Cr Kromat

Kobalt, Co Kobaltat

Cuprum, Cu Cuprat

Aurum, Au Aurat

Ferrum, Fe Ferrat

Plumbum, Pb Plumbat

Mangan, Mn Manganat
Molibdenum, Mo Molibdat

Nikel, Ni Nikelat

Argentum, Ag Argentat

Stannum, Sn Stannat

Tungsten, W Tungstat

Zink, Zn Zinkat

Tabel Nama Ion Pusat Jika Muatannya Negatif

Ligan Nama

Mn Manganat

Cu Kuprat

Co Kobaltat

Cr Kromat

Ni Nikelat

Fe Ferrat

Contohnya adalah sebagai berikut.

Ag(NH3)22+ : ion diamino argentum I

[Cr(NH3)4Cl2]+ : ion tetra amino dikloro kromium III

Fe(CN)63- : ion heksasiano ferrat III

K4[Fe(CN)6] : Kalium heksasiano ferrat II

[Co(NH3)6]4 [Fe(CN)6]3 : Heksa amino kobalt III heksasiano ferrat II

Berikut ini adalah beberapa contoh penulisan nama maupun rumus kimia dari
berbagai senyawa kompleks :

1. Ni(CO)4

Bilangan koordinasi = 4
Muatan ion kompleks = 0

Muatan ligan = 0

Muatan kation logam transisi = 0

Nama senyawa = tetrakarbonil nikel (0) atau nikel tetrakarbonil

2. NaAuF4

Terdiri dari kation sederhana (Na+) dan anion kompleks (AuF4-)

Bilangan koordinasi = 4

Muatan anion kompleks = -1

Muatan ligan = -1 x 4 = -4

Muatan kation logam transisi = +3

Nama senyawa = natrium tetrafluoro aurat (III)

3. K3[Fe(CN)6]

Terdiri dari kation sederhana (3 ion K+) dan anion kompleks ([Fe(CN)6]-3)

Bilangan koordinasi = 6

Muatan anion kompleks = -3

Muatan ligan = -1 x 6 = -6

Muatan kation logam transisi = +3

Nama senyawa = kalium heksasiano ferrat (III) atau kalium ferrisianida

4. [Cr(en)3]Cl3

Terdiri dari kation kompleks ([Cr(en)3]3+) dan anion sederhana (3 ion Cl-)

Bilangan koordinasi = 3 x 2 (bidentat) = 6

Muatan kation kompleks = +3


Muatan ligan = 3 x 0 = 0

Muatan kation logam transisi = +3

Nama senyawa = tris-(etilendiamin) kromium (III) klorida

5. Pentaamin kloro kobalt (III) klorida

Terdapat 5 NH3, satu Cl-, satu Co3+, dan ion Cl-

Muatan kation kompleks = (5 x 0) + (1 x -1) + (1 x +3) = +2

Untuk membentuk senyawa kompleks, dibutuhkan dua ion Cl -

Rumus senyawa kompleks = [Co(NH3)5Cl]Cl2

6. Dikloro bis-(etilendiamin) platinum (IV) nitrat

Terdapat 2 Cl-, 2 en, satu Pt4+, dan ion NO3-

Muatan kation kompleks = (2 x -1) + (2 x 0) + (1 x +4) = +2

Untuk membentuk senyawa kompleks, dibutuhkan dua ion NO 3-

Rumus senyawa kompleks = [Pt(en)2Cl2](NO3)2

7. Natrium heksanitro kobaltat (III)

Terdapat 6 NO2-, satu Co3+, dan ion Na+

Muatan anion kompleks = (6 x -1) + (1 x +3) = -3

Untuk membentuk senyawa kompleks, dibutuhkan tiga ion Na +

Rumus senyawa kompleks = Na3[Co(NO2)6]

8. Tris-(etilendiamin) kobalt (III) sulfat

Terdapat 3 en, satu Co3+, dan ion SO42-

Muatan kation kompleks = (3 x 0) + (1 x +3) = +3

Untuk membentuk senyawa kompleks, dua kation kompleks membutuhkan tiga ion
SO42-
Rumus senyawa kompleks = ([Co(en)3])2(SO4)3

Bentuk ion kompleks dipengaruhi oleh jumlah ligan, jenis ligan, dan jenis kation
logam transisi. Secara umum, bentuk ion kompleks dapat ditentukan melalui
bilangan koordinasi. Hubungan antara bilangan koordinasi terhadap bentuk ion
kompleks dapat dilihat pada tabel berikut :

Bilangan Koordinasi Bentuk Ion Kompleks

2 Linear

4 Tetrahedral atau Square Planar

6 Oktahedral

a. Sifat Magnetik

Ada beberapa sifat magnet dari unsur-unsur transisi diantaranya:

1. Diamagnetik, tidak tertarik oleh medan magnet, hal ini disebabkan karena atom
atau molekul dimana elektron dalam orbitalnya semua berpasangan.
2. Paramagnetik, dapat ditarik oleh medan magnet, hal ini disebabkan karena ada
atom atau molekul dimana elektron dalam orbitalnya ada yang tidak berpasangan.
Jika sifat paramagnetiknya sangat kuat maka disebut feromagnetik.

Pada unsur-unsur logam transisi periode keempat, umumnya mempunyai


elektron yang tidak berpasangan dalam orbital d sehingga umumnya bersifat
paramagnetik. Perhatikan contoh berikut.

30
Zn : (Ar)

Jadi, logam transisi periode keempat yang bersifat diamagnetik adalah Zn dan
Cu. Sedangkan yang bersifat paramagnetik antara lain Sc, Ti, Cr, dan Mn, dan yang
bersifat Feromagnetik adalah Fe, Co, dan Ni.

B. SIFAT KIMIA UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT


1. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom berkurang dari Sc ke Zn, hal ini berkaitan dengan semakin
bertambahnya elektron pada kulit 3d, maka semakin besar pula gaya tarik intinya,
sehingga jarak elektron pada jarak terluar ke inti semakin kecil.
2. Energi Ionisasi

Energi ionisasi cenderung bertambah dari Sc ke Zn. Walaupun terjadi sedikit


fluktuatif, namun secara umum Ionization Energy (IE) meningkat dari Sc ke Zn.
Kalau kita perhatikan, ada sesuatu hal yang unik terjadi pada pengisian elektron
pada logam transisi. Setelah pengisian elektron pada subkulit 3s dan 3p, pengisian
dilanjutkan ke kulit 4s tidak langsung ke 3d, sehingga kalium dan kalsium terlebih
dahulu dibanding Sc. Hal ini berdampak pada grafik energi ionisasinya yang
fluktuatif dan selisih nilai energi ionisasi antar atom yang berurutan tidak terlalu
besar. Karena ketika logam menjadi ion, maka elektron pada kulit 4s-lah yang
terlebih dahulu terionisasi.

3. Konfigurasi Elektron

Kecuali unsur Cr dan Cu, Semua unsur transisi periode keempat mempunyai
elektron pada kulit terluar 4s2, sedangkan pada Cr dan Cu terdapat pada subkulit
4s1.

4. Bilangan Oksidasi

Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai bilangan oksidasi


lebih dari satu. Walaupun unsur transisi memiliki beberapa bilangan oksidasi,
keteraturan dapat dikenali. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang memiliki lima
elektron yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat semua elektron d
(selain elektron s) dikeluarkan. Jadi, dalam kasus skandium dengan konfigurasi
elektron (n-1) d1ns2, bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan konfigurasi (n-1) d 5ns2,
akan berbilangan oksidasi maksimum +7.

Bila jumlah elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan


konfigurasi elektron (n-1) d6ns2, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3.
Sangat jarang ditemui bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah
logam transisi penting seperti Kobal (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu) dan Zink (Zn)
lebih rendah dari bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n-1) d
dan ns-nya. Di antara unsur-unsur yang ada dalam golongan yang sama, semakin
tinggi bilangan oksidasi semakin tinggi unsur-unsur pada periode yang lebih besar.

3. MANFAAT, DAMPAK DAN PROSES PEMBUATAN UNSUR-UNSUR TRANSISI


PERIODE KEEMPAT

A. MANFAAT UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT


1. Skandium (Sc)

Skandium merupakan unsur yang jarang terdapat di alam, walaupun ada


cenderung dalam bentuk senyawa dengan bilangan oksidasi +3 misalnya ScCl 3,
Sc2O3. Senyawa tidak berwarna dan bersifat diamagnetik, hal ini disebabkan ion
Sc3+ sudah tidak memiliki elektron dalam orbital d nya.

Kira-kira 20 kg (dalam bentuk Sc2O3) skandium digunakan setiap tahun di


Amerika Serikat untuk membuat lampu berkeamatan tinggi. Skandium iodida yang
dicampur ke dalam lampu wap raksasa akan menghasilkan sumber cahaya buatan
kecekapan tinggi yang menyerupai cahaya matahari dan membolehkan salinan
warna yang baik untuk kamera televisi. Lebih kurang 80 kg skandium digunakan
sejagat setiap tahun dalam pembuatan lampu mentol. Isotop radioaktif Sc-46
digunakan dalam peretak pelapis minyak sebagai agen penyurih.
Penggunaan utamanya dari segi isi padu adalah aloi aluminium-skandium untuk
industri aeroangkasa dan juga untuk peralatan sukan (basikal, bet besbol, senjata
api, dan sebagainya) yang memerlukan bahan berprestasi tinggi. Apabila dicampur
dengan aluminium.
2. Titanium (Ti)
Titanium banyak digunakan dalam industri dan konstruksi :
a. Titanium digunakan sebagai bahan konstruksi karena mempunyai sifat fisik :
1. Rapatannya rendah (logam ringan),
2. Kekuatan strukturnya tinggi,
3. Tahan panas,
4. Tahan terhadap korosi,.
b. Titanium digunakan sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonik,
karena pada temperatur tinggi tidak mengalami perubahan kekuatan (strenght).
c. Titanium digunakan sebagai bahan katalis dalam industri polimer polietlen.
d. Titanium digunakan sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik,
dan kosmetik.
e. Titanium digunakan sebagai katalis pada industri polimer.
f. Karena kerapatan titanium relatif rendah dan kekerasannya tinggi. Logam ini
digunakan untuk bahan struktural terutama dalam mesin jet, karena mesin jet
memerlukan massa yang ringan tetapi stabil pada suhu tinggi.
g. Karena logam titanium tahan terhadap cuaca, sehingga dapat digunakan untuk
bahan pembuatan pipa, pompa, dan tabung reaksi dalam industri kimia.

3. Vanadium (V)
Vanadium banyak digunakan dalam industri-industri seperti :
a. Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang
tinggi seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi,
b. Untuk membuat logam campuran,
c. Oksida vanadium (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat
dengan proses kontak.
d. Umumnya digunakan untuk paduan dengan logam lain seperti baja tahan karat
dan baja untuk peralatan berat karena sifatnya merupakan logam putih terang,
relatif lunak dan liat, tahan terhadap korosif, asam, basa, dan air garam.
e. V2O5 digunakan sebagai katalis pada proses pembuatan asam sulfat dan
digunakan sebagai reduktor.
4. Khromium (Cr)
Adapun kegunaan kromium antara lain sebagai berikut :
1. Khromium digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat dan
membentuk banyak alloy (logam campuran) yang berguna.
2. Kebanyakan khromium digunakan dalam proses pelapisan logam untuk
menghasilkan permukaan logam yang keras dan indah dan juga dapat mencegah
korosi.
3. Khromium juga dapat memberikan warna hijau emerald pada kaca.
4. Khromium juga luas digunakan sebagai katalis.
5. Industri refraktori menggunakan khromit untuk membentuk batu bata, karena
khromit memiliki titik cair yang tinggi, pemuaian yang relatif rendah dan kestabilan
struktur kristal.
6. Digunakan untuk katalis dan untuk pewarna gelas.
7. Campuran kromium (IV) oksida dan asam sulfat pekat mengahasilkan larutan
pembersih yang dapat digunakan untuk mengeluarkan zat organik yang menempel
pada alat-alat laboratorium dengan hasil yang sangat bersih, tetapi larutan ini
bersifat karsinogenik (menyebabkan penyakit kanker).
5. Mangan (Mn)
Mangan merupakan logam putih kemerahan atau putih kehijauan, keras (lebih
keras dari besi), sangat mengkilap, dan sangat reaktif banyak digunakan untuk
panduan logam dan membentuk baja keras yang digunakan untuk mata bor pada
pemboran batuan.
Di samping itu, Mangan Oksida (sebagai pilorusit) digunakan
sebagai depolariser dan sel kering baterai dan untuk menghilangkan warna hijau
pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi. Mangan sendiri memberi warna
lembayung pada kaca. Dioksidanya berguna untuk pembuatan oksigen dan khlorin,
dan dalam pengeringan cat hitam. Senyawa permanganat adalah oksidator yang
kuat dan digunakan dalam analisis kuantitatif dan dalam pengobatan. Mangan juga
banyak tersebar dalam tubuh. Mangan merupakan unsur yang penting untuk
penggunaan vitamin B.
6. Besi (Fe)
Kegunaan utama dari besi adalah untuk membuat baja. Baja adalah istilah yang
digunakan untuk semua aloi dari besi (aliase). Baja aliase, yaitu baja spesial yang
mengandung unsur tertentu sesuai dengan sifat yang diinginkan. Salah satu contoh
baja yang terkenal adalah stainless steel, yang merupakan baja tahan karat.
Berikut urai beberapa kegunaan dari besi :
1. Sebagai logam, besi memiliki kegunaan paling luas dalam kehidupan, seperti untuk
kontruksi atau rangka bangunan, landasan, untuk badan mesindan kendaraan, tulkit
mobil, untuk berbagai peralatan pertanian, bangunan dan lain-lain. Mutu dari
semua bahan yang terbuat dari besi tergantung pada jenis besi yang digunakan,
seperti:
a. Baja krom (95,9% Fe; 3,5%Cr; 0,3%Mn; 0,3%C)
b. Baja mangan (11-14%Mn)
c. Baja karbon (98,1% Fe; 1% Mn; 0,9%C)
d. Baja wolfram (94%Fe; 5%W; 0,3%Mn; 0,7%C)
2. Fe(OH)3 digunakan untuk bahan cat seperti cat minyak, cat air, atau cat tembok.
3. Fe2O3 sebagai bahan cat dikenal nama meni besi, digunakan juga untuk
mengkilapkan kaca.
4. FeSO4 digunakan sebagai bahan tinta.
7. Kobalt (Co)
Kobalt merupakan logam putih keperakan dengan sedikit kebiruan bila
digosok langsung mengkilap lebih keras dan lebih terang dari pada nikel, tahan
terhadap udara, sehingga banyak digunakan untuk pelapis logam. Selain itu juga
digunakan sebagai katalis, untuk paduan logam (baja kobalt) digunakan sebagai
bahan magnet permanen. Campuran Co, Cr, dan W digunakan untuk peralatan
berat dan alat bedah atau operasi. Campuran Co, Fe, dan Cr (logam festel)
digunakan untuk elemen pemanas listrik.
Kobalt yang dicampur dengan besi, nikel, dan logam lainnya untuk membuat
alnico, alloy dengan kekuatan magnet luar biasa untuk berbagai keperluan. Alloy
stellit, mengandung kobalt, khromium, dan wolfram, yang bermanfaat untuk
peralatan berat, peralatan yang digunakan pada suhu tinggi, maupun peralatan
yang digunakan pada kecepatan yang tinggi.
Kobalt juga diguanakan untuk baja magnet dan tahan karat lainnya. Selain
alloy, digunakan dalam turbin jet, dan generator turbin gas. Logam diguanakan
dalam elektropalting karena sifat penampakannya, kekerasannya, dan sifat tahan
oksidasinya.
Garam kobalt telah digunakan selama berabad-abad untuk menghasilkan
warna biru brilian yang permanen pada porselen, kaca, pot, keramik, dan lapis e-
mail gigi. Garam kobalt adalah komponen utama dalam membuat biru Sevre dan
biru Thenard. Larutan kobalt klorida digunakan sebagai pelembut warna tinta.
Kobalt digunakan secraa hati-hati dalam bentuk klorida, sulfat, asetat, dan nitrat
karena telah dibuktikan efektif dalam memperbaiki penyakit kekurangan mineral
tertentu pada binatang. Tanah yang layak mengandung hanya 0.13 – 0.30 ppm
kobalt untuk makanan binatang.
8. Nikel (Ni)
Nikel banyak digunakan untuk hal-hal berikut ini:
1. Merupakan logam putih perak keabuan, dapat ditempa, penghantar panas yang
baik dan tahan terhadap udara, tetapi tidak tahan terhadap air yang mengandung
asam sehingga banyak digunakan sebagi komponen pemanas listrik (nikrom) yang
merupakan campuran dari Ni, Fe, dan Cr.
2. Perunggu-nikel digunakan untuk uang logam.
3. Perak jerman (paduan Cu, Ni, Zn) digunakan untuk barang perhiasan.
4. Logam rasein (paduan Ni, Al, Sn, Ag) untuk barang perhiasan.
5. Pembuatan aloi, battery electrode, dan keramik.
6. Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat.
7. Pelapis besi (pernekel).
8. Sebagai katalis.
9. Tembaga (Cu)
Tembaga merupakan logam berwarna kemerahan, mengkilap bila digosok
dapat ditempa, penghantar panas pada listrik yang baik, tidak mudah berkarat
tetapi bila terkena udara warnanya menjadi hijau oleh terbentuknya tembaga
karbonat. Banyak digunakan sebagai rangakian atau peralatan listrik, kabel listrik,
dan untuk paduan logam.
CuSO4 (terusi) banyak digunakan untuk larutan elektrolit dalam sel
elektrokimia, campuran terusi dan Ca(OH) 2 dengan sedikit air dapat digunakan
memberantas kutu dan jamur.
Tembaga banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti untuk kabel
listrik, bahan uang logam, untuk bahan mesin pembangkit tenaga uap dan untuk
aloi.
10. Seng (Zn)
Logam seng berguna untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Merupakan logam cukup keras, terang berwarna putih kebiruan, tahan dalam
udara lembab dibanding Fe. Hal ini disebabkan diatas lapisan permukaan seng
terbentuk lapisan karbonat basa (Zn 2(OH)2CO3) yang dapat menghambat oksidasi
lebih lanjut. Karena sifat tersebut, maka seng banyak digunakan untuk melapisi
logam besi (disebut kaleng)
2. Digunakan juga sebagai elektroda pada elektroda (katoda) pada sel elektrokimia
dan untuk pembuatan paduan logam.
3. ZnO digunakan untuk bahan cat untuk memberikan warna putih dan digunakan
untuk pembuatan salep seng (ZnO-vaselin).
4. Logam ini digunakan untuk membentuk berbagai campuran logam dengan metal
lain. Kuningan, perak nikel, perunggu, perak Jerman, solder lunak dan solder
aluminium adalah beberapa contoh campuran logam tersebut.
5. Seng dalam jumlah besar digunakan untuk membuat cetakan dalam industri
otomotif, listrik, dan peralatan lain semacamnya.
6. Campuran logam Prestal, yang mengandung 78% seng dan 22% aluminium
dilaporkan sekuat baja tapi sangat mudah dibentuk seperti plastik. Prestal sangat
mudah dibentuk dengan cetakan murah dari keramik atau semen.
7. Seng juga digunakan secara luas untuk menyepuh logam-logam lain dengan listrik
seperti besi untuk menghindari karatan.
8. Seng oksida banyak digunakan dalam pabrik cat, karet, kosmetik, farmasi, alas
lantai, plastik, tinta, sabun, baterai, tekstil, alat-alat listrik dan produk-produk
lainnya.
9. Lithopone, campuran seng sulfida dan barium sulfat merupakan pigmen yang
penting. Seng sulfida digunakan dalam membuat tombol bercahaya, sinar X, kaca-
kaca TV, dan bola-bola lampu fluorescent. Klorida dan kromat unsur ini juga
merupakan senyawa yang banyak gunanya.
10. Seng juga merupakan unsur penting dalam pertumbuhan manusia dan binatang.
Banyak tes menunjukkan bahwa binatang memerlukan 50% makanan tambahan
untuk mencapai berat yang sama dibanding binatang yang disuplemen dengan zat
seng yang cukup.
B. DAMPAK NEGATIF UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
Logam besi mudah terkorosi dalam udara lembap, dalam bentuk senyawa
kompleks [k4Fe(CN)6.3H2O], unsur ini bersifat racun bagi tumbuhan. Tembaga
mudah terbakar dalam bentuk serbuk, dalam bentuk senyawa CuCl 2 melalui
pernapasan dapat menyebabkan keracunan. Asam kromium CrO 3 beracun dan
bersifat karsinogenik.
C. PROSES PEMBUATAN UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
A. PENGOLAHAN LOGAM DARI BIJIH (METALURGI)
Sebagian besar logam terdapat di alam dalam bentuk senyawa. Hanya sebagian
kecil terdapat dalam keadaan bebas seperti emas, perak dan sedikit tembaga. Pada
umumnya terdapat dalam bentuk senyawa sulfida dan oksida, karena senyawa ini
sukar larut dalam air. Contohnya : Fe 2O3, Cu2S, NiS, ZnS, MnO2.
Pengolahan logam dari bijih disebut metalurgi. Bijih adalah mineral atau benda
alam lainnya yang secara ekonomis dapat diambil logamnya. Karena logam banyak
terdapat dalam bentuk senyawa (oksida, sulfida), maka prosesnya selalu reduksi.

Ada tiga tingkat proses pengolahan, yaitu :


1. Menaikan konsentrasi bijih.
2. proses reduksi
3. Pembersihan, pembuatan aliase dan pemurnian

1. Menaikan Konsentrasi Bijih.


Memisahkan bijih dari campurannya misalnya dengan ditumbuk, lalu
dipisahkan dengan berbagai cara, misalnya :
a. Dicuci dengan air.
b. Diapungkan dengan deterjen atau zat pembuih (flotasi)
c. Dipisahkan dengan magnet
d.Dengan pemanggangan. Bijih dipanaskan di udara terbuka, menghasilkan
oksidanya.
2 ZnS + 3 O2 2ZnO + 2 SO2
e. Dilarutkan sehingga terbentuk senyawa kompleks
2. Proses Reduksi
Umumnya menggunakan reduktor yang murah yaitu karbon (kokes). Untuk
logam yang reaktif digunakan reduktor yang lebih kuat seperti hidrogen, logam
alkali tanah dan alumunium. Logam-logam yang sangat reaktif dilakukan reduksi
elektrolisis (reduksi katodik)
a. Reduksi dengan karbon (C) :
ZnO + C Zn + CO
Fe2O3 + 3 CO 2 Fe + 3CO2
b. Reduksi dengan logam yang lebih reaktif :
TiCl4 + 2 Mg Ti + 2MgCl2
Cr2O3 + 2 Al 2 Cr + Al2O3
3. Proses Pemurnian (refining)
Dengan proses-proses peleburan, destilasi atau dengan elektrolisis. Proses
peleburan misalnya untuk memperoleh tembaga 99% untuk membuat baja dan
sebagainya. Untuk memperoleh tembaga yang murni untuk keperluan teknik listrik
dilakukan dengan elektrolisis. Dengan destilasi misalnya pada pembuatan air raksa
dan seng. Berikut ikhtisar mineral dan cara memperoleh logam transisi periode 4.
Tabel Mineral dan cara memperoleh logam transisi periode keempat

Unsu Bijih/mineral Senyawa yang Peredu Keteran


r direduksi ksi gan

Sc Tidak dibuat
dalam skala
industri

Ti Rutile, TiO2 TiCl4 Mg atau


Na

V Carnolite, V2O5 V2O5 Al

Cr Chromite, FeCr2O4 Na2Cr2O7 C lalu Al

Mn Pyrolucite, MnO2 Mn3O4 Al

Fe Haematite, Fe2O3 Fe2O3 C atau Dapur


CO tinggi

Magnetite, Fe3O4

Co Cobaltite, Co As S Co3O4 Al

Ni Millerite, NiS NiO C

Cu Copper glance, Cu2S S*


CuS

Zn Zink blende, ZnS ZnO C(CO) Dapur


tinggi

* Reduksi sendiri : Cu2S(s) + O2 (g) 2 Cu(s) + SO2(g)

B. BESI DIEKSTRAKSI DARI OKSIDA BESI DENGAN REDUKTOR KARBON


PENGOLAHAN BESI BAJA
Bahan dasar : Bijih besi hematit Fe 2O3, magnetit Fe3O4, bahan tambahan batu
gamping, CaCO3 atau pasir (SiO2). Reduktor kokes (C)
Dasar reaksi : Reduksi dengan gas CO, dari pembakaran tak sempurna C
Tempat : Dapur tinggi (tanur tinggi), yang dindingnya terbuat dari batu tahan api.
Reaksi dalam dapur tinggi adalah kompleks. Secara sederhana dapat dilihat
pada penjelasan berikut. Dalam 24 jam rata-rata menghasilkan 1.000 – 2.000 ton
besi kasar dan 500 ton kerak (terutama CaSiO 3). Kira-kira 2 ton bijih, 1 ton kokes
dan 0,3 ton gamping dapat menghasilkan 1 ton besi kasar.

Reaksi yang terjadi :


1. Reaksi pembakaran.
Udara yang panas dihembuskan , membakar karbon terjadi gas CO 2 dan panas.
Gas CO2 yang naik direduksi oleh C menjadi gas CO.
C + O2 CO2
CO2 + C 2CO
2. Proses reduksi
Gas CO mereduksi bijih.
Fe2O3 + 3CO 2 Fe + 3 CO2
Fe3O4 + 4CO 3 Fe + 4 CO2
Besi yang terjadi bersatu dengan C, kemudian mleleh karena suhu t inggi
(1.5000C)
3. Reaksi pembentukan kerak
CaCO3 CaO + CO2
CaO + SiO2 CaSiO3 kerak

Karena suhu yang tinggi baik besi maupun kerak mencair. Besi cair berada di
bawah. Kemudian dikeluarkan melalui lubang bawah, diperoleh besi kasar dengan
kadar C hingga 4,5%. Disamping C mengandung sedikit S, P, Si dan Mn. Besi kasar
yang diperoleh keras tetapi sangat rapuh lalu diproses lagi untuk membuat baja
dengan kadar C sebagai berikut :
 baja ringan kadar C : 0,05 – 0,2 %
 baja medium kadar C : 0,2 – 0,7 %
 baja keras kadar C : 0,7 – 1,6 %

Pembuatan baja :
Dibuat dari besi kasar dengan prinsip mengurangi kadar C dan unsur-unsur
campuran yang lain. Ada 3 cara :
1. Proses Bessemer :
Besi kasar dibakar dalam alat convertor Bessemer. Dari lubang-lubang bawah
dihembuskan udara panas sehingga C dan unsur-unsur lain terbakar dan keluar gas.
Setelah beberapa waktu kira-kira ¼ jam dihentikan lalu dituang dan dicetak.
2. Open-hearth process
Besi kasar, besi tua dan bijih dibakar dalam alat open-hearth. Oksida-oksida besi
(besi tua, bijih) bereaksi dengan C dan unsur-unsur lain Si, P, Mn terjadi besi dan
oksida-oksida SiO2, P2O5, MnO2 dan CO2. dengan demikian kadar C berkurang.
3. Dengan dapur listrik.
Untuk memperoleh baja yang baik, maka pemanasan dilakukan dalam dapur
listrik. Hingga pembakaran dapat dikontrol sehingga terjadi besi dengan kadar C
yang tertentu.
C. EKSTRAKSI TEMBAGA DARI BIJIHNYA DILAUKAN MELALUI RANGKAIAN
REAKSI REDOKS.
Pengolahan tembaga
Tembaga terdapat di alam dalam bentuk senyawa Cu 2S, Cu2O. Bijih tembaga
dinaikan konsentrasinya dengan proses pengapungan (flotasi) lalu dikenakan proses
pemanggangan. Maka terjadi proses reduksi intramolekuler, diperoleh tembaga.
Reaksinya :
Cu2S + O2 2 Cu + SO2
2 Cu2S + 3 O2 2 Cu2O + 2 SO2
Cu2S + 2 Cu2O 6 Cu + SO2
Tembaga yang diperoleh belum murni tetapi sudah dapat digunakan untuk berbagai
keperluan seperti pipa, bejana, dan lain-lain, tetapi belum baik untuk penghantar
listrik. Untuk memurnikan dilakukan proses elektrolis.
Proses pemurnian tembaga :
Susunan : - Katode : logam Cu dilapis tipis dengan karbon grafit.
- Anode : logam Cu tak murni
- Elektrolit : larutan CuSO4
Reaksi : Katode : Cu+2 + 2 e- Cu menempel katode.
Anode : Cu (An) Cu+2 + 2e-

Logam Tembaga dapat diperoleh melalui pemanggangan kalkopirit, seperti


yang dinyatakan dalam persamaan reaksi di bawah ini :

2 CuFeS2(s) + 4 O2(g) ——> Cu2S(s) + 2 FeO(s) + 3 SO2(g)

Cu2S(s) + O2(g) ——> 2Cu(l) + SO2(g)

Logam Tembaga dapat dimurnikan melalui proses elektrolisis. Logam


Tembaga memiliki koduktivitas elektrik yang tinggi. Dengan demikian, logam
tembaga sering digunakan sebagai kawat penghantar listrik. Selain itu, Tembaga
juga digunakan pada pembuatan alloy (sebagai contoh, kuningan, merupakan alloy
dari Cu dan Zn),bahan pembuatan pipa, dan bahan dasar pembuatan koin (uang
logam).

Logam Tembaga bereaksi hanya dengan campuran asam sulfat dan asam
nitrat pekat panas (dikenal dengan istilah aqua regia). Bilangan oksidasi Tembaga
adalah +1 dan +2. Ion Cu+ kurang stabil dan cenderung mengalami disproporsionasi
dalam larutan.

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :


2 Cu+(aq) ——> Cu(s) + Cu2+(aq)

Cu(Anode) Cu (katode)

Yang dapat tereduksi pada katode hanya Cu, sedang logam yang kurang reaktif (Ag,
Au) mengendap di dasar bejana, dan logam yang lebih reaktif (Fe) tetap dalam
larutan, sebagai ion Fe2+, Ag dan Au merupakan hasil tambahan.

MAKALAH UNSUR VANADIUM DAN KROMIUM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar


Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita mengetahui bahwa selain adanya unsur-unsur
golongan utama, tetapi terdapat juga unsur-unsur golongan transisi. Unsur vanadium merupakan
unsur yang memiliki bilangan oksidasi yaitu +5, +4, +3, dan +2 dimana membentuk
persenyawaannya masing-masing. Vanadium memiliki nomor atom 23 sehingga konfigurasi
elektronnya [18Ar] 3d3 4s2 dimana dapat ,melepaskan 2 sampai 5 elektron menghasilkan tingkat
oksidasi +2, +3, +4 atau +5. Berkaitan dengan atom-atom yang berikatan dengannya memiliki
sifat sangat elektronegatif seperti oksigen. Sementara itu, unsur kromium merupakan Kromium
dengan bilangan oksidasi +2, +3, dan +6 dapat membentuk beberapa persenyawaan. Kromium
merupakan logam yang kuat dan bercahaya serta sangat tahan terhadap korosi karena reaksi
dengan udara menghasilkan lapisan Cr2O3 yang bersifat tidak berpori sehingga mampu
melindungi logam yang terlapisi dari serangan reaksi lebih lanjut. Untuk mengetahui lebih kanjut
mengenai kelimpahan, sifat fisika dan kimia, persenyawaan, jenis ikatan dan juga isolasi dari
unsur vanadium maupun kromium, maka perlu memepelajari lebih lanjut mengenai kedua unsur
ini.
1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut. 1. Bagaimana kelimpahanan unsur vanadium dan kromium di alam ? 2. Bagaimana sifat
fisik dari unsur vanadium dan kromium? 3. Bagaimana sifat kimia dari unsur vanadium dan
kromium ? 4. Bagaimana persenyawaan unsur vanadium dan kromium ? 5. Apa saja jenis ikatan
yang terbentuk dari unsur vanadium dan kromium ? 6. Bagaimana isolasi dari unsur vanadium
dan kromium? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagi berikut: 1.
Mengetahui kelimpahanan unsur vanadium dan kromium di alam 2. Mengetahui sifat fisik dari
unsur vanadium dan kromium 3. Mengetahui sifat kimia dari unsur vanadium dan kromium 4.
Mengetahui persenyawaan unsur vanadium dan kromium 5. Mengetahui jenis ikatan yang
terbentuk dari unsur vanadium dan kromium 6. Mengetahui isolasi dari unsur vanadium dan
kromium 1.4 Metode penulisan Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode
telaah pustaka, yaitu mengumpulkan data-data dari berbagai sumber berupa buku, dan situs yang
berkaitan dengan makalah ini.
BAB II PEMBAHASAN 2.1
Kelimpahan Unsur Vanadium di Alam Vanadium ditemukan dalam 65 mineral yang berbeda, di
antaranya karnotit, roskolit, vanadit, dan patronit, yang merupakan sumber logam yang sangatn
penting. Vanadium juga ditemukan dalam batuan fosfat dan beberapa bijih besi, juga terdapat
dalam minyak mentah sebagai senyawa kompleks organic.
Vanadium juga ditemukan dalam sedikit dalam batu meteor. Produksi komersial berasal dari abu
minyak bumi dan merupakan sumber vanadium yang sangat penting. Kemurnian yang sangat
tinggi diperoleh dengan mereduksi vanadium dengan magnesium atau dengan campuran
magnesium-natrium. Sekarang, kebanyakan logam vanadium dihasilkan dengan mereduksi
V2O5, dengan kalsium dalam sebuah tabung bertekanan, proes yang dikembangkan oleh
McKenie dan Seybair.
2.2 Sifat Fisik Unsur Vanadium
Vanadium berwarna abu-abu cerah, agak ringan, dan dalam keadaan murni dapat renggang.
Selain itu Vanadium enggan larut dalam H2SO4 dan HCl, tetapi larut dalam HF dan HNO3. Ia
mempunyai daya tahan kakisan yang baik terhadap al-kali, asid sulfurik dan asid hiroklorik. Ia
bersedia untuk teroksida pada kira-kira 933 K. vanadium mempunyai kekuatan struktur yang
baik dan keratin rentas belahan neutron yang rendah, menyebabkannya berguna dalam aplikasi
nuclear. Walupun ia sejenis logam, vanadium bersama dengan kromium dan mangan mempunyai
cirri-ciri oksida valensi yang bersifat asid.
Berikut tabel spesifikasi sifat fisik dari Vanadium :
Karakteristik 23V Kelimpahan/ppm Densitas/g cm-3
Titik leleh / 0C
Titik Didih/0C
Jari-jari atomic/pm Jari-jari ionik / pm M5+;M4+;M3+;M2+
Konfigurasi elektronik
Elektronegatifitas 136 6,11 1915 3350 134 54; 58; 64; 79 [18Ar] 3d3 4s2 1,6 2.3
Sifat Kimia Unsur Vanadium Berikut tabel spesifikasi sifat kimia dari unsur Vanadium :
1. Bilangan oksidasi : +2, +3, +4, +5
2. Nomor atom: 23
3. Massa atom: 50,9414 g/mol
4. Elektronegativitas menurut Pauling: 1,6
5. Jari-jari ion : 1,32
6. Radius Vanderwaals: 0,134 nm
7. Radius ionik: 0,074 nm (+3); 0,059 (+5)
8. Struktur kristal :kubus berpusat badan
9. Energi ionisasi pertama: 649,1 kJ/mol
10. Energi ionisasi kedua: 1414 kJ/mol
11. Energi ionisasi ketiga: 2830 kJ/mol
12. Energi ionisasi keempat: 4652 kJ/mol
13. Konfigurasi Elektron : 23V = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3
14. Elektron pertingkat energi : 2, 8, 8, 5
15. Berat jenis : 6,11 g/cm3
16. Bobot atom : 54,941 sma
17. Sifat kemagnetan : paramagnetik

Reaktifitas (Sifat Kimia) Vanadium


1. Reaksi vanadium dengan udara Logam Vanadium bereaksi dengan oksigen (O2) berlebih
dengan pemanasan untuk membentuk vanadium (V) oksida (V2O5). 4V (s) + 5O2 (g) → 2V2O5
(s) [kuning-oranye]
2. Reaksi vanadium dengan air Permukaan logam vanadium dilindungi oleh lapisan oksida dan
tidak bereaksi dengan air dalam kondisi normal. V (s) + H2O (g) 3. Reaksi vanadium dengan
halogen Vanadium bereaksi dengan fluorin, F2 dengan pemanasan untuk membentuk vanadium
(V) fluoride. 2V (s) + 5F2 (g) → 2VF5 (l) 4. Reaksi vanadium dengan asam Vanadium tidak
bereaksi dengan asam V (s) + H+ (aq) 5. Reaksi vanadium dengan basa Logam Vanadium tidak
bereaksi dengan basa karena tahan terhadap serangan alkali cair. V (s) + OH- (aq)
2.4 Persenyawaan Unsur Vanadium
Vanadium memiliki empat bilangan oksidasi, yaitu +5, +4, +3, dan +2 dimana membentuk
persenyawaannya masing-masing, antara lain sebagai berikut.
1. Vanadium dengan biloks +5 a. Vanadium pentoksida, V2O5 V2O5 bewarna kuning- oranye.
Oksida ini dapat diperoleh dengan penambahan larutan asam encer kedalam larutan amonium
vanadat: 2NH4VO3 + H2SO4 à (NH4 )2SO4 + V2O5 + H2O V2O5 lebih bersifat amfoterik,
oleh karena itu larut dalam basa kuat, misalnya natrium hidroksida, dengan menghasilkan ion
ortovanadium yang tak bewarna (VO43-) pada pH > 13. Sedangkan pada pH 10--13 berupa ion
pirovanadat (V2O74-) dan berupa ion metavadanat {VO3-}n dari pH 7 sampai 10 Adapun jika
kedalam larutan ini kemudian ditambahkan asam hingga kira- kira pH 6,5 ; larutan menjadi
oranye cemerlang dan jika penambahan asam diteruskan hingga kira- kira pH 2, akan
membentuk ion kompleks dioksida vanadium (VO2+) berwarna kuning. b. Vanadium
pentahalida Salah satunya senyawa VF5 yang dinyatakan sebagai sublimat putih murni. Dibuat
dengan pemanasan VF4 dalam lingkungan nitrogen, pada suhu 350°C – 650°C. c. Vanadium
oxitrikhlorida, VOCl3 Dibuat dari hidrolisa VCl5 VCl5 + H2O → VOCl3 + 2HCl d. Vanadium
pentasulfida, V2S5. Senyawa ini dibuat dengan memanaskan campuran vanadium trisulfida,
dengan sulfur tanpa udara pada 400 ° C. senyawa ini berupa bubuk hitam. V2S3 + S2 à V2S5 e.
Ion Kompleks Kompleks {VO2(H2O)4}+ merupakan ion kompleks yang terbentuk antara ion
dioksida vanadium VO2+ sebagai atom pusat dan molekul H2O sebagai ligannya. VO2+ +
4H2O à {VO2(H2O)4}+
2. Vanadium dengan biloks +4.
a. Vanadium dioksida VO2 VO2 bewarna biru tua diperoleh dari reduksi moderat V2O5. V2O5 +
Na2SO3 à 2VO2 + Na2SO4 Bersifat amfoterik seperti halnya V2O5 . Dalam basa kuat larut
dengan membentuk ion oksovanadium(IV) (VO2+) yang berwarna biru. Sedangkan dalam asam
kuat pada pH < 1,5 membentuk ion hypovanadat (V4O92-) yang berwarna coklat. (Petrucci,
1987: 146).
b. Vanadium titraflourida, VF4 Dibuat dari reaksi HF dengan VCl4. Reaksi berjalan mulai suhu –
28°C dan meningkat secara lambat sampai 0°C. VCl4 + 4HF à VF4 + 4HCl
c. Vanadil klorida Dibuat dari hidrolisa VCl4 VCl4 + H2O → VOCl2 + 2HCl.
d. Ion Kompleks Kompleks {VO(H2O)4}2+ merupakan ion kompleks yang terbentuk antara ion
oksovanadium(IV) (VO2+) sebagai atom pusat dan molekul H2O sebagai ligannya. VO2+ +
4H2O à {VO(H2O)4}2+ 3.
Vanadium dengan biloks +3.
a. Vanadium trioksida, V2O3 Dibuat dengan mereduksi V2O5 dengan hidrogen. V2O5 + 2H2 à
V2O3 + 2H2O V2O3 bersifat basa. Oleh karena itu dengan asam bereaksi menghasilkan ion
vanadium (III) (vanadate) V3+ yang bewarna hijau.
b. Vanadium trihalida Vanadium triflourida, VF3 dibuat bila V2O3 dilarutkan dengan HF. V2O3
+ 6HF à 2VF3 + 3H2O Trihalida yang lain adalah VCl3 dan VBr3
c. Vanadium oxihalida Vanadium oxihalida yang dikenal adalah VOCl dan VOBr. Dibuat dari
hidrolisisVCl3danVBr3. VCl3+ H2O à VOCl + 2HCl VBr3 + H2O à VOBr + 2 HBr.
d. Ion Kompleks Kompleks {V(H2O)6}3+ merupakan ion kompleks yang terbentuk antara ion
vanadium (III) V3+ sebagai atom pusat dan molekul H2O sebagai ligannya V3+ + 6H2O à
{V(H2O)6}3 4.
Vanadium dengan biloks +2
a. Vanadium Oksida Dibuat dengan mereaksikan V2O3 dengan hidrogen V2O3 + 2H2 à 2VO +
2H2O Bersifat basa seperti halnya V2O3, larut dalamm asam membentuk ion vanadium (II)
(vanadit) V2+ yang bewarna violet.
b. Ion Kompleks Kompleks {V(H2O)6}2+ merupakan ion kompleks yang terbentuk antara ion
vanadium (II) V2+ sebagai atom pusat dan molekul H2O sebagai ligannya. V2+ + 6H2O à
{V(H2O)6}2+
2.5 Jenis Ikatan Pada Unsur Vanadium
Vanadium memiliki nomor atom 23 sehingga konfigurasi elektronnya [18Ar] 3d3 4s2 dimana
dapat ,melepaskan 2 sampai 5 elektron menghasilkan tingkat oksidasi +2, +3, +4 atau +5.
Berkaitan dengan atom-atom yang berikatan dengannya memiliki sifat sangat elektronegatif
seperti oksigen. Oleh sebab itu persenyawanya menjadi bersifat kovalen Contoh : VO2 Selain itu
juga terbentuk ikatan kovalen koordinasi pada ion kompleks vanadium dimana ligan
memberikan pasangan elektron pada vanadium sebagai atom pusat yang menyediakan orbital
kosong. Contoh : {V(H2O)6}3+ Kemudian pada halidanya, vanadium membentuk ikatan ion.
Contoh : VF3 Selain itu, karena Vanadium merupakan suatu logam, maka dalam jenis ikatannya
mengandung ikatan logam.
2.6 Isolasi Unsur Vanadium
Langkah pertama isolasi logam ini yaitu vanadium dalam bentuk oksidanya V2O5 dari bijihnya
melalui berbagai macam proses dan reaksi. Untuk itu biasanya ditempuh prosedur umum dengan
pemanggangan (roasting) bijih-bijih yang dapat diremukkan atau diresidu vanadium dengan
garam NaCl atau Na2CO3 pada temperatur kira-kira 850°C. Tahap ini akan menghasilkan
natrium vanadat (Na3VO4) yang kemudian diluluhkan dengan air. Pengasaman dengan asam
sulfat hingga pH = 2-3 akan menghasilkan padatan “roti merah” polivanadat, dan pemanggangan
langsung pada temperatur kira-kira 700°C akan menghasilkan padatan hitam V2O5.
Langkah selanjutnya yaitu proses reduksi yang pada garis besarnya dibedakan dalam dua
perlakuaan berdasarkan tujuannya. Jika dikehendaki hasilnya untuk keperluan zat aditif pada
baja, maka reduksi dilakukan dalam tanur listrik dengan penambahan biji besi, silikon, dan kapur
(CaO), hasilnya yaitu ferovanadium dengan kadar vanadium (35-95%) yang dapat dipisahkan
dari ampas atau kerak CaSiO3 menurut persamaan reaksi sebagai berikut: 2V2O5(aq) + 5Si(aq)
+ Fe(s) + 5CaO(aq) V(s) + e + 5 CaSiO3(aq) Untuk digunakan sebagai zat aditif pada baja,
ferovanadium dapat langsung dipakai tanpa pemurnian lebih lanjut. Jika diinginkan logam
vanadium murni, reduksi V2O5 dapat dilakukan dengan kalsium dimana lelehan logam
vanadium dapat dipisahkan dari kerak CaO. V2O5(aq) + 5Ca(s) 2V(l) + 5CaO(s) Untuk bahan
dasar yang mengandung vanadium(II)klorida misalnya, logam vanadium dengan kemurnian
tinggi dapat diperoleh melalui elektrolisis dengan proses van Arkel-de Boer dimana garam
vanadium klorida yang sudah dimurnikan diuapkan dan didekomposisi melalui kawat panas
dalam keadaan vakum.
2.7 Kelimpahan Unsur Kromium di Alam
Logam kromium relatif jarang, di dalam kerak bumi kandungannya diduga kira-kira hanya
0,0122% atau 122ppm, lebih rendah daripada Vanadium.Di alam kromium tidak ditemukan
sebagai logam bebas. Bijih krom yang utama ialah kromit Fe(CrO2)2, dimana dari bijih ini
campuran Fe dan Cr disebut ferokrom yang dihasilkan dengan cara reduksi. Selain ditemukan
dalam bijih kromit, kromium juga dapat ditemukan dalam PbCrO4yang merupakan mineral
kromium dan banyak ditemukan di Rusia, Brazil, Amerika Serikat, dan Tasmania. Selain itu,
kromium juga dapat ditemukan di matahari, meteorit, kerak batu dan air laut. Kromium adalah
logam yang kuat dan bercahaya serta sangat tahan terhadap korosikarena reaksi dengan udara
menghasilkan lapisan Cr2O3 yang bersifat tidak berpori sehingga mampu melindungi logam
yang terlapisi dari serangan reaksi lebih lanjut. Karena itu, logam ini dipakai untuk pelindung
besi dari proses korosi. Lapisan kromium pada besi dapat dibuat dengan elektrolisis
(penyepuhan). Kromium merupakan logam berwarna putih perak dan lembek jika murni dengan
titik leleh kira-kira 1900°C dan titik didih kira-kira 2690°C.
2.8 Sifat Fisik Unsur Kromium
Berikut tabel spesifikasi sifat fisik dari Vanadium :
Massa Jenis 7,15 g/cm3 (250C)
Titik Lebur 2180 K, 19070C, 3465 ° F
Titik Didih 2944 K, 26710C, 4840 ° F
Entalpi Peleburan 20,5 kJ mol -1
Panas Penguapan 339 kJ mol -1
Entalpi Atomisasi 397 kJ mol -1
Kapasitas Kalor (250C) 23,25 J/mol.K
Konduktivitas Termal 94 W m -1 K -1
Koefisien ekspansi termal linier 4,9 x 10 -6 K -1
Kepadatan 7,140 kg m -3
Volum Molar 7,23 cm 3 2.9

Sifat Kimia Unsur Kromium Berikut ini adalah data sifat kimia dari unsur kromium Nomor
Atom 24 Massa Atom 51,9961 g/mol Golongan, periode, blok VI B, 4, d Konfigurasi elektron
[Ar] 3d5 4s1 Jumlah elektron tiap kulit 2, 8,13, 1 Afinitas electron 64,3 kJ / mol -1 Ikatan energi
dalam gas 142,9 ± 5,4 kJ / mol -1. Panjang Ikatan Cr-Cr 249 pm Senyawa beracun dan mudah
terbakar Berikut ini reaksi unsur kromium dengan unsur lain 1. Reaksi kromium dengan halogen
a. Fluorida Kromium bereaksi langsung dengan fluorin, F2, pada suhu 400°C, dan 200-300
atmosfer untuk membentuk kromium (VI) fluorida, CRF6. Cr (s) + 3F2 (g) → CRF6 (s) [kuning]
Di bawah kondisi ringan, kromium (V) bereaksi dengan fluorida, membentuk CRF5 2Cr (s) +
5F2 (g) → 2CrF5 (s) [merah] 2Cr (s) + 3F2 (g) → 2CrF3 (s) [hijau] Selain membentuk kromium
heksafluorida, CrF6, kromium trifluorida, CrF3 dan kromium pentafluorida, CrF5, reaksi
kromium dengan fluorida juga dapat membentuk kromium difluorida, CrF2, dan kromium
tetrafluorida, CrF4. b. Klorida Di bawah kondisi yang masih ringan, logam kromium dapat
bereaksi dengan unsur klorin, Cl2 membentuk CrCl3. 2Cr (s) + 3Cl2 (g) → 2CrCl3 (s) [merah-
violet] Selain membentuk kromium triklorida, CrCl3, reaksi kromium dengan klorida juga dapat
membentuk kromium diklorida, CrCl2 dan kromium tetraklorida, CrCl4. c. Bromida Di bawah
kondisi yang masih ringan, logam kromium dapat bereaksi dengan unsur bromida, Br2
membentuk CrBr3. 2Cr (s) + 3BR2 (g) → 2CrBr3 (s) [sangat hijau] Selain membentuk kromium
tribromida, CrBr3, reaksi kromium dengan bromida juga dapat membentuk kromium dibromida,
CrBr2 dan kromium tetrabromidaa, CrBr4. d. Iodida Di bawah kondisi yang masih ringan, logam
kromium dapat bereaksi dengan unsur iodida, I2 membentuk CrI3 2Cr (s) + 3I2 (g) → 2CrI3 (s)
[hijau gelap] Selain membentuk kromium triiodida, CrI3, reaksi kromium dengan iodida juga
dapat membentuk kromium diiodida, CrI2 dan kromium tetraiodida, CrI4 2. Reaksi kromium
dengan asam Logam kromium larut dalam asam klorida encer membentuk larutan Cr(II) serta
gas hidrogen, H2. Dalam keadaan tertentu, Cr(II) hadir sebagai ion kompleks [Cr(OH2)6]2+.
Hasil yang sama terlihat untuk asam sulfat, tetapi kromium murni tahan terhadap serangan.
Logam kromium tidak bereaksi dengan asam nitrat, HNO3. Berikut ini contoh reaksi kromium
dengan asam klorida: Cr(s) + 2HCl(aq) → Cr 2+ (aq) + 2Cl - (aq) + H 2 (g) 3. Reaksi kromium
dengan Oksida Reaksi kromium dengan oksida dapat membentuk beberapa senyawa, diantanya:
Kromium dioksida, CrO2, Kromium trioksida, CrO3, Dikromium trioksida, Cr2O3 dan
Trikromium tetraoksida, Cr3O4. 4. Reaksi kromium dengan Sulfida Reaksi kromium dengan
sulfida dapat membentuk beberapa senyawa, diantanya : kromium sulfida, CrS dan dikromium
trisulfida, Cr2S3. 5. Reaksi kromium dengan Nitrida Reaksi kromium dengan nitrida dapat
membentuk senyawa kromium nitrida, CrN. 6. Reaksi kromium dengan Karbonil Reaksi
kromium dengan karbonil dapat membentuk senyawa kromium heksakrbonil, Cr(CO)6.
Kromium juga dapat bereaksi dengan unsur tertentu membentuk senyawa kompleks, misalnya
reaksi kromium dengan kompleks nitrat membentuk nitrat hexaaquakromium trihidrat,
[Cr(NO3)3.9H2O]. 2.10 Persenyawaan Unsur Kromium Kromium dengan bilangan oksidasi +2,
+3, dan +6 dapat membentuk beberapa persenyawaan sebagai berikut : a. Kromium dengan
biloks +2 1) Kromium dihalida untuk kromuim dihalida, reaksi kromium dengan fluorida juga
dapat membentuk kromium difluorida. Cr (s) + F2 (g) → CrF2 (s) Senyawa lainnya yaitu CrCl2
(kromium diklorida), kromium dibromida (CrBr2), kromium diiodida (CrI2). 2) Kromium (II)
asetat Cr2(O2CCH3)4(H2O)2, diperoleh jika larutan Cr2+ ditambahkan kepada larutan natrium
asetat lalu diendapakan sebagai endapan merah. 3) Nitrida Reaksi kromium dengan nitrida dapat
membentuk senyawa kromium nitrida CrN. 4) Ion kompleks Logam kromium larut dalam asam
klorida encer membentuk larutan Cr(II) serta gas hidrogen, H2. Dalam keadaan tertentu, Cr(II)
hadir sebagai ion kompleks [Cr(OH2)6]2+berwarna biru langit. Cr2+ + 6H2O à {Cr(H2O)6}2+
b. Kromium dengan biloks +3 1) Kromium (III) Oksida Cr2O3 bewarna hijau dan dapat
diperoleh dari dekomposisi termal amonium dikromat, reaksi: (NH4)2Cr2O7(p) Cr2O3(p) +
N2(g) + 4H2O(g) 2) kromium trihalida Di bawah kondisi yang masih ringan, logam kromium
dapat bereaksi dengan unsur klorin, Cl2 membentuk CrCl3. 2Cr (s) + 3Cl2 (g) → 2CrCl3 (s)
[merah-violet] Senyawa lainnya yaitu kromium triflourida (CrF3), kromium tribromida (CrBr3),
dan kromium triiodida (CrI3). 3) ion kompleks Kompleks {Cr(H2O)6}3+ merupakan ion
kompleks yang terbentuk antara ion kromium (III) Cr3+ sebagai atom pusat dan molekul H2O
sebagai ligannya Cr3+ + 6H2O à {Cr(H2O)6}3+ 4) Dikromium trisulfida 2Cr3+ + 3S2- à Cr2S3
c. Kromium dengan biloks +6 1) Kromium (VI ) Oksida Dapat diperoleh dengan penambahan
asam sulfat pada alkali dikromat, reaksi: K2Cr2O7 + H2SO4 2CrO3 + K2SO4 + H2O 2)
Kromium (VI) flourida (kromium heksaflourida) Kromium bereaksi langsung dengan fluorin,
F2, pada suhu 400°C, dan 200-300 atmosfer untuk membentuk kromium (VI) fluorida, CRF6. Cr
(s) + 3F2 (g) → CrF6 (s) [kuning] 3) Ion kompleks Kromium juga dapat bereaksi dengan unsur
tertentu membentuk senyawa kompleks, misalnya reaksi kromium dengan kompleks nitrat
membentuk nitrat hexaaquakromium trihidrat, [Cr(NO3)3.9H2O]. selain itu CrO3(OH)- dengan
asam sulfat terbentuk kompleks sulfato. Reaksinya : CrO3(OH)- + HSO4 CrO3(OSO3)2- + H2O
4) Kromil klorida, CrO2Cl2, cairan merah tua terbentuk oleh aksi HCl pada kromium (VI)
oksida : CrO3 + 2HCl CrO2Cl2 + H2O Atau pada pemanasan dikromat dengan klorida logam
alkali dalam asam sulfat pekat : K2Cr2O7 + 4KCl + 3H2SO4 2CrO2Cl2 + 3K2SO4 + 3H2O
2.11 Jenis Ikatan Pada Unsur Kromium Kromium dengan nomor atom 24, memiliki konfiguarasi
elektron [Ar] 3d5 4s1. Jika dilihat jenis ikatan yang terbentuk pada beberapa unsur kromium
yaitu ikatan kovalen. 2.12 Isolasi Unsur Kromium Pada dasarnya terdapat dua macam cara
isolasi kromium berdasarkan penggunaannya, yaitu sebagai paduan ferokrom (Cr-Fe) dan
sebagai logam murni Cr. 1. Ferokrom dibuat dari reduksi kromit dengan batubara (C) dalam
tanur listrik. Ferokrom dengan kandungan karbon rendah dapat diperoleh dari reduksi kromit
dengan menggunakan ferosilikon sebagai ganti batu bara. Hasil paduan Cr-Fe ini dapat
digunakan secara langsung sebagai bahan aditif baja kromium steinless. Persamaan reaksinya
yaitu: FeCr2O4(aq) + C(s) 2Cr(s) + Fe(s) + 4CO(g) 2. Kromium murni dapat diperoleh melalui
tahap-tahap berikut. Pertama bijih kromit dalam lelehan alkali karbonat dioksidasi dalam udara
untuk memperoleh natrium kromat, Na2CrO4. Kedua peluluhan dan pelarutan Na2CrO4. Ketiga
reduksi Cr2O3 dengan alumunium (proses alumino termit) dengan silikon. Persamaan reaksinya
yaitu: FeCr2O4(aq) + 2Na2CO3(aq) + O2(g) 2Na2CrO4(aq) + 2CO2(g) + Fe(s) 2Na2CrO4(aq)
+ H2O(l) Na2Cr2O7(s) + 2NaOH(aq) Na2Cr2O7(aq) + 2C(s) Cr2O3(aq) + Na2CO3(aq) +
CO(g) Cr2O3(aq) + 2Al(s) 2Cr(l) + Al2O3(s) 2Cr2O3(aq) + 3Si(s) 4Cr(l) + 3SiO2(s)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai
berikut: 1. Vanadium ditemukan dalam 65 mineral yang berbeda, di antaranya karnotit, roskolit,
vanadit, dan patronit, Vanadium juga ditemukan dalam batuan fosfat dan beberapa bijih besi,
terdapat dalam minyak mentah dan sedikit dalam batu meteor. 2. Vanadium berwarna abu-abu
cerah, agak ringan, dan dalam keadaan murni dapat renggang. 3. Vanadium dapat bereaksi
dengan udara dan halogen, namun tidak dapat bereaksi dengan air, asam, dan basa. 4. Vanadium
memiliki empat bilangan oksidasi, yaitu +5, +4, +3, dan +2. 5. Vanadium memiliki dua jenis
ikatan yaitu ikatan kovalen dan ikatan logam. 6. Untuk memperoleh Vanadium ditempuh
prosedur umum dengan pemanggangan (roasting) bijih-bijih yang dapat diremukkan atau
diresidu vanadium dengan garam NaCl atau N2CO3 pada temperatur kira-kira 850°C. 7. Untuk
bahan dasar yang mengandung vanadium(II) klorida misalnya, logam vanadium dengan
kemurnian tinggi dapat diperoleh melalui elektrolisis dengan proses Van Arkel-de Boer. 8. Di
dalam kerak bumi kandungannya diduga kira-kira hanya 0,0122% atau 122ppm, lebih rendah
daripada Vanadium. 9. Bijih krom yang utama ialah kromit Fe(CrO2)2 10. Kromium dapat
bereaksi dengan halogen, asam, oksida, sulfida, nitride, dan karbonil. 11. Persenyawaan pada
unsur kromium membentuk kromium dihalida, kromium (II) asetat, kroimum (III) oksida,
kroimum (VI) fluorid (kroimum heksafluorida) dan kromil kromida. 12. Jenis ikatan yang
terbentuk pada persenyawaan unsur kromium yaitu ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan
kovalen koordinasi. 13. Terdapat dua macam cara isolasi kromium berdasarkan penggunaannya,
yaitu sebagai paduan ferokrom (Cr-Fe) dan sebagai logam murni Cr. 3.2 Saran Walaupun sudah
banyak unsur yang telah di ketemukan akhir-akhir ini serta sudah banyak tokoh-tokoh besar
sebagai penemu-penemu IPTEK, kita sebagai generasi penerus bangsa jangan pernah patah
semangat untuk terus berfikir kreatif dan inovatif dengan tetap melihat kadaan lingkungan
sekitar. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Hiskia. 2001. Kimia Unsur dan
Radiokimia.Bandung.PT.Citra Aditya Bakti Oxtoby, Wdavid, dkk. 2001. Prinsip-prinsip Kimia
Modern Edisi Keempat jilid 2.Jakarta. Erlangga Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Jilid 3.
Jakarta : Erlangga. Sugiyarto, Kristian Handoyo. Dkk. (2001). Kimia Anorganik 2.Jakarta.
Universitas Terbuka Sugiyarto, Kristian H. 2003. Common Textbook Kimia Anorganik I. JICA-
IMSTEP, Yogyakarta. Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung. ITB
http://latifahkhairina.blogspot.com/2010/03/siklus-biogeokimia-unsur-kromium-cr.html ANOR
%20II/vanadium/Artikel%20%20%20Kimia%20%20UNSUR%20GOLONGAN%20VB%20-
%20kimia%20anorganik%202.htm http://www.webelements.com/vanadium/chemistry.html

Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu

Anda mungkin juga menyukai