Sejarah
Vanadium ditemukan pertama kali oleh del Rio pada tahun 1801. Sayangnya, seorang ahli kimia
Perancis dengan salah menyatakan bahwa unsur baru del Rio hanyalah krom yang tidak murni.
Del Rio pun menyangka dirinya salah dan menerima pernyataan ahli kimia Perancis itu.
Unsur ini akhirnya ditemukan ulang pada tahun 1830 oleh Sefstrom, yang menamakan unsur itu
untuk memuliakan dewi Skandinavia, Vanadis, karena aneka warna senyawa yang dimilikinya.
Vanadium berhasil diisolasi hingga nyaris murni oleh Roscoe, pada tahun 1867 dengan
mereduksi garam kloridanya dengan hidrogen. Vanadium tidak dapat dimurnikan hingga kadar
99.3% – 99.8% hingga tahun 1922.
Sifat-sifat
Vanadium bersifat lembut, berwarna abu-abu keperakan, ulet logam transisi. Vanadium juga
merupakan cahaya putih, lembut, ulet logam dengan kekuatan struktural yang baik. Vanadium
tahan terhadap serangan alkali, asam klorida, asam sulfat, dan air garam.
Sumber
Vanadium ditemukan dalam 65 mineral yang berbeda, di antaranya karnotit, roskolit, vanadinit,
dan patronit, yang merupakan sumber logam yang sangat penting. Vanadium juga ditemukan
dalam batuan fosfat dan beberapa bijih besi, juga terdapat dalam minyak mentah sebagai
senayawa kompleks organik. Vanadium juga ditemukan dalam sedikit dalam batu meteor.
Produksi komersial berasal dari abu minyak bumi dan merupakan sumber Vanadium yang sangat
penting. Kemurnian yang sangat tinggi diperoleh dengan mereduksi vanadium triklorida dengan
magnesium atau dengan campuran magnesium-natrium.
Sekarang, kebanyakan logam vanadium dihasilkan dengan mereduksi V2O5 dengan kalsium
dalam sebuah tabung bertekanan, proses yang dikembangkan oleh McKenie dan Seybair.
Vanadium juga hadir dalam bauksit dan bahan bakar fosil deposito seperti minyak
mentah, batubara, serpih minyak dan tar pasir. Dalam minyak mentah, konsentrasi sampai 1200
ppm telah dilaporkan. Ketika produk-produk minyak seperti dibakar, jejak-jejak vanadium dapat
memulai korosi pada motor dan boiler. Diperkirakan 110.000 ton per tahun vanadium dilepaskan
ke atmosfir dengan membakar bahan bakar fosil. Vanadium juga telah terdeteksi di
spectroscopically cahaya dari Matahari dan beberapa bintang.
Isotop
Vanadium alam merupakan campuran dari 2 isotop, yakni Vanadium-50 sebanyak 0.24% dan
Vanadium -51 sebanyak 99.76%. Vanadium-50 sedikit radioaktif, memiliki masa paruh lebih dari
3.9 x 1017 tahun. Ada sembilan isotop lainnya yang tidak stabil
Sifat-sifat Vanadium murni adalah logam berwarna putih cemerlang dan lunak. Tahan korosi
terhadap larutan basa, asam sulfat, dan asam klorida, juga air garam. Tetapi logam ini teroksidasi
di atas 660oC
Vanadium memiliki kekuatan struktur yang baik dan memiliki kemampuan fisi neutron yang
rendah , membuatnya sangat berguna dalam penerapan nuklir .
Vanadium memiliki 18 isotop yang setengah-hidup diketahui, dengan nomor massa 43-60. Dari
jumlah tersebut, satu stabil.
Kegunaan
Vanadium diproduksi di Cina dan Rusia dari baja peleburan perak, negara-negara lain
memproduksinya baik dari debu cerobong minyak berat, atau sebagai produk sampingan dari
pertambangan uranium. Hal ini terutama digunakan untuk memproduksi baja khusus paduan
seperti baja alat kecepatan tinggi. Senyawa vanadium pentoxide digunakan sebagai katalis untuk
produksi asam sulfat. Vanadium ditemukan di banyak organisme, dan digunakan oleh beberapa
bentuk kehidupan sebagai pusat aktif enzim.
Vanadium digunakan dalam memproduksi logam tahan karat dan peralatan yang digunakan
dalam kecepatan tinggi. Vanadium karbida sangat penting dalam pembuatan baja.
Sekitar 80% Vanadium yang sekarang dihasilkan, digunakan sebagai ferro vanadium atau
sebagai bahan tambahan baja. Foil vanadium digunakan sebagai zat pengikat dalam melapisi
titanium pada baja. Vanadium petoksida digunakan dalam pembuatan keramik dan sebagai
katalis.
Vanadium juga digunakan untuk menghasilkan magnet superkonduktif dengan medan magnet
sebesar 175000 Gauss.
Penggunaan utama dalam paduan vanadium, terutama dengan baja. Sejumlah kecil vanadium
menambah kekuatan, ketangguhan, dan tahan panas. Hal ini biasanya ditambahkan dalam bentuk
ferrovanadium, sebuah paduan besi vanadium. Vanadium baja paduan digunakan dalam gigi.
Penanganan
Vanadium dan semua senyawanya adalah beracun dan harus ditangani dengan hati-hati.
Konsentrasi maksimum V2O5 yang masih diizinkan terdapat di udara adalah 0.05 (selama 8 jam
kerja rata-rata selama 40 jam per minggu)
Vanadium memiliki berbagai tingkat oksidasi pada persenyawaannya yang terdiri dari +5, +4,
+3, dan +2. Bagian ini menunjukkan perubahannya. Pembahasan dapat dimulai dengan sedikit
gambaran, dan kemudian memperhatikan proses reaksi pada saat potensial redoks standar
(potensial elektroda standar).
Pada umumnya, semakin tinggi keadaan oksidasi vanadium, semakin banyak senyawa beracun.
Sumber vanadium yang biasa pada tingkat oksidasi +5 adalah amonium metavanadat, NH4VO3.
Zat ini sangat tidak larut dalam air dan biasanya larut dengan mudah dalam larutan natrium
hidroksida.
Larutan dapat di reduksi dengan menggunakan seng dan asam – baik itu asam klorida maupun
asam sulfat, biasanya dengan konsentrasi asam yang sedang.
Keberadaan ion vanadium yang tepat dalam larutan sangatlah rumit, dan berubah-ubah sesuai
dengan pH larutan. Reaksi terjadi dalam kondisi asam ketika ion yang paling utama dalam
larutan adalah VO2+ disebut ion dioksovanadium(V).
Jika kamu melakukan reaksi pada labu yang kecil, pada keadaan normal biasanya labu disumbat
dengan kapas mentah. Hal ini dilakukan untuk menyediakan jalan keluar buat hidrogen (yang
dihasilkan dari reaksi antara seng dengan asam). Pada saat yang bersamaan penyumbatan ini
dilakukan untuk membatasi terlalu banyaknya udara yang masuk pada labu. Penyumbatan
dilakukan untuk mencegah re-oksidasi vanadium yang memiliki tingkat oksidasi yang lebih
rendah (khususnya tingkat +2) oleh oksigen di udara.
Reaksi biasanya dipanaskan sehingga perubahan yang terjadi berada pada rentang waktu yang
memungkinkan. Reduksi ditunjukkan oleh dua tahap. Satu hal yang penting adalah penampakan
warna, tetapi proses perubahan terus berlanjut dari awal sampai akhir.
Produksi
Kebanyakan vanadium digunakan sebagai ferrovanadium sebagai aditif untuk meningkatkan
baja. Ferrovanadium dihasilkan secara langsung dengan mengurangi campuran vanadium oksida,
oksida besi dan besi dalam tanur listrik. Vanadium-bantalan magnetit bijih besi merupakan
sumber utama untuk produksi vanadium. Para vanadium berakhir di babi besi dihasilkan dari
bantalan vanadium magnetit. Selama produksi baja, oksigen yang tertiup ke babi besi,
mengoksidasi karbon dan sebagian besar kotoran lain, membentuk terak. Tergantung pada bijih
yang digunakan, yang terak berisi sampai dengan 25% dari vanadium.
Logam vanadium diperoleh melalui proses multilangkah yang diawali dengan pemanggangan
bijih hancur dengan NaCl atau Na 2 CO 3 pada sekitar 850 ° C untuk memberikan natrium
metavanadate (NaVO 3).
Sebuah ekstrak berair padat ini adalah diasamkan untuk memberikan “kue merah”, sebuah
polyvanadate garam, yang dikurangi dengan kalsium logam. Sebagai alternatif untuk produksi
skala kecil, vanadium pentoxide berkurang dengan hidrogen atau magnesium. Banyak metode-
metode lain juga digunakan, dalam semua yang vanadium dihasilkan sebagai hasil sampingan
proses-proses lain. Pemurnian vanadium dimungkinkan oleh proses bar kristal dikembangkan
oleh Ini melibatkan pembentukan logam iodida, dalam contoh ini vanadium (III) iodida, dan
dekomposisi berikutnya untuk menghasilkan logam murni.
Aplikasi
Sekitar 85% dari vanadium yang dihasilkan digunakan sebagai ferrovanadium atau sebagai baja
tambahan. Yang cukup meningkatkan kekuatan dalam baja mengandung sejumlah kecil
vanadium ditemukan pada awal abad ke-20. Vanadium bentuk nitrida dan karbida stabil,
menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam kekuatan baja. Sejak saat itu baja vanadium
digunakan untuk aplikasi di as roda, sepeda frame, crankshafts, roda gigi, dan komponen penting
lainnya. Ada dua kelompok paduan baja mengandung vanadium kelompok. Vanadium tinggi baja
paduan yang mengandung karbon 0,15-0,25% vanadium dan alat baja kecepatan tinggi (HSS)
dengan konten vanadium berkisar dari 1% sampai 5%. Untuk alat baja kecepatan tinggi,
kekerasan di atas HRC 60 dapat dicapai. HSS baja digunakan dalam instrumen bedah dan alat-
alat.
Vanadium menstabilkan bentuk beta titanium dan meningkatkan kekuatan dan stabilitas suhu
titanium. Dicampur dengan aluminium di titanium paduan digunakan dalam mesin jet dan
airframes berkecepatan tinggi. Salah satu paduan yang umum adalah Titanium 6Al-4V, sebuah
paduan titanium dengan 6% aluminium dan 4% vanadium.
Penggunaan lain
Vanadium kompatibel dengan besi dan titanium, vanadium foil karena itu digunakan dalam
cladding titanium untuk baja. Yang moderat neutron termal-capture penampang dan pendek
paruh dari isotop yang dihasilkan oleh neutron menangkap vanadium membuat bahan yang
cocok struktur bagian dalam sebuah reaktor fusi. Beberapa paduan vanadium menunjukkan
perilaku superkonduktor. Pertama A15 fase superkonduktor adalah senyawa vanadium, V 3 Si,
yang ditemukan pada tahun 1952. Vanadium-rekaman galium digunakan dalam superkonduktor
magnet (17,5 teslas atau 175.000 Gauss). Struktur A15 superkonduktor fase V 3 Ga mirip dengan
yang lebih umum Nb 3 Sn dan Nb 3 Ti.
Oksida yang paling umum vanadium, vanadium pentoxide V 2 O 5, digunakan sebagai katalis
dalam pembuatan asam sulfat dengan proses kontak dan sebagai oxidizer dalam Maleat anhidrida
produksi. Vanadium pentoxide juga digunakan dalam pembuatan keramik . lain oksida
vanadium, vanadium dioksida VO 2, digunakan dalam produksi kaca pelapis, yang menghambat
radiasi inframerah (dan tidak terlihat cahaya) pada suhu tertentu. Vanadium oksida dapat
digunakan untuk mendorong pusat-pusat warna di korundum untuk membuat simulasi
Alexandrite perhiasan, meskipun Alexandrite di alam adalah chrysoberyl. Kemungkinan untuk
menggunakan vanadium pasangan redoks dalam kedua setengah-sel, sehingga menghilangkan
masalah kontaminasi silang oleh difusi ion melintasi membran adalah keuntungan vanadium
redoks baterai isi ulang. Vanadate dapat digunakan untuk melindungi baja terhadap karat dan
korosi oleh lapisan konversi elektrokimia. Lithium oksida vanadium telah diusulkan untuk
digunakan sebagai anoda kepadatan energi yang tinggi untuk baterai lithium ion, di 745 Wh / L
ketika dipasangkan dengan lithium kobalt oksida katoda. ini telah diusulkan oleh beberapa
peneliti bahwa jumlah yang kecil, 40-270 ppm, vanadium dalam Wootz baja dan baja Damaskus,
secara signifikan meningkatkan kekuatan materi, meskipun jelas apa sumber vanadium itu.
Warna Warni
Education (6)
Lyrics (3)
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit
terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn), keelektronegatifan unsur
hampir sama, tidak meningkat maupun menurun secara signifikan. Selain itu,
ukuran atom (jari-jari unsur) serta energi ionisasi juga tidak mengalami perubahan
signifikan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semua unsur transisi periode
keempat memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang serupa. Hal ini berbeda dengan
unsur utama yang mengalami perubahan sifat yang sangat signifikan dalam satu
periode.
Unsur unsur yang termasuk periode keempat meliputi tembaga (Cu), seng (Zn),
skadium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), kromium (Cr), mangan (Mn), besi (Fe),
kobalt (Co), dan nikel (Ni).
Unsur transisi dapat ditemukan dikerak bumi terutama sebagai bijih mineral
(bijih logam) dengan kadar tertentu. Bijih besi merupakan mineral terbanyak di
alam setelah O, Si, dan Al. Untuk lebih jelasnya keberadaan unsur transisi di alam
dapat dilihat dalam uraian berikut.
a. Skandium (Sc)
Skandium (Sc) terdapat dalam mineral torvetit (Sc 2SiO7).
Gambar Unsur Skandium
b. Titanium (Ti)
Unsur ini terdapat dalam mineralrutil (TiO 2) yang terdapat dalam bijih besi sebagai
ilmenit (FeTi)2O3 dan ferrotitanate (FeTiO3) juga terdapat dalam karang, silikat,
bauksit batubara, dan tanah liat.
c. Vanadium (V)
Gambar vanadium
d. Kromium (Cr)
Bijih utama dari kromium di alam adalah kromit (FeO.Cr 2O2) dan sejumlah kecil
dalam kromoker.
Gambar Kromium
e. Mangan (Mn)
Bijih utamanya berupa pirulosit (batu kawi) (MnO 2), dan rodokrosit (MnCO3)
dan diperkirakan cadangan Mn terbesar terdapat di dasar lautan.
Gambar Mangan
f. Besi (Fe)
Besi (Fe) adalah unsur yang cukup melimpah di kerak bumi (sekitar 6,2%
massa kerak bumi). Besi jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Besi
umumnya ditemukan dalam bentuk mineral (bijih besi), seperti hematite (Fe 2O3),
siderite (FeCO3), dan magnetite (Fe3O4).
Larutan asam sulfat pekat dapat mengoksidasi logam Besi menjadi ion Fe 3+.
Sementara larutan asam nitrat pekat akan membentuk lapisan oksida Fe 3O4 yang
dapat menghambat reaksi lebih lanjut. Umumnya, Besi dijumpai dalam bentuk
senyawa dengan tingkat oksidasi +2 dan +3. Beberapa contoh senyawa Besi (II)
antara lain FeO (hitam), FeSO4. 7H2O (hijau), FeCl2 (kuning), dan FeS (hitam). Ion Fe 2+
dapat dengan mudah teroksidasi menjadi ion Fe 3+ bila terdapat gas oksigen yang
cukup dalam larutan Fe2+. Sementara itu, senyawa yang mengandung ion Besi (III)
adalah Fe2O3 (coklat-merah) dan FeCl3 (coklat).
g. Kobalt (Co)
Kobalt terdapat di alam sebagai arsenida dari Fe, Co, Ni, dan dikenal sebagai
smaltit, kobaltit (CoFeAsS) dan eritrit Co 3(AsO4)2.8H2O.
Gambar Kobalt
h. Nikel (Ni)
Gambar Nikel
i. Tembaga (Cu)
Gambar Tembaga
j. Seng (Zn)
Seng (Zn) terdapat di alam sebagai senyawa sulfida seperti seng blende (ZnS),
sebagai senyawa karbonat kelamin (ZnCO 3), dan senyawa silikat seperti hemimorfit
(ZnO.ZnSiO3.H2O).
Sc Torvetit Sc2SiO7
Ti Rutile TiO2
Ilmenit (FeTi)2O3
FeTiO3
Ferrotitanate
Cr Kromit Cr2O3.FeO
Mn Pirolusit MnO2
Manganit Mn2O3.H2O
Rodokrosit MnCO3
Fe Hematit Fe2O3
Magnetit Fe3O4
Pirit FeS2
Siderit FeCO3
Limonit Fe2O3.H2O
Co Kobaltit CoAsS
Eritrit Co3(AsO4)2.8H2O
Ni Pentlandit FeNiS
Milerit NiS
Smaltit NiCOFeAs2
Garnierit Ni.MgSiO3
Cu Garnerit H2(NiMg)SiO4.2H2O
Kalkopirit CuFeS2
Kalkosite Cu2S
Malachit Cu2(OH)2CO3
Bornit Cu3FeS3
Kuprit Cu2O
Melkonit CuO
Unsur-unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat, baik secara fisis
maupun kimia. Berikut adalah tabel yang menunjukkan sifat-sifat dari unsur-unsur
transisi periode keempat.
Beberapa sifat umum unsur-unsur transisi periode keempat :
II. Senyawa yang dibentuk pada umumnya berwarna. Hal ini disebabkan karena
konfigurasi elektron unsur transisi menempati sub kulit d, elektron-elektron pada
orbital d yang tidak penuh memungkinkan untuk berpindah tempat. Elektron
dengan energi rendah akan berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi
(tereksitasi) dengan menyerap warna misalnya energi cahaya dengan panjang
gelombang tertentu karena energi yang diserap besarnya pun tertentu. Struktur
elektron pada orbital d yang bebeda akan mengasilkan warna yang pula.
+2 +3 +4 +5 +6 +7
Biloks
Unsur
Sc - Tidak Tidak - - -
berwarn berwarna
a
Ti - Ungu Biru - - -
Mn Merah - - - - Ungu
muda
Fe Hijau Kuning - - - -
muda
Co Merah Biru - - - -
muda
Ni Hijau - - - - -
Cu Biru - - - - -
Zn Tidak - - - - -
berwar
na
III. Dapat membentuk ion kompleks, yaitu ion yang terdiri dari ion logam sebagai ion
pusat yang menyediakan orbital d,s, dan p-nya yang kosong untuk elektron-elektron
yang berasal dari ion atau molekul yang diikatnya yang disebut dengan ligan.
Sebagai contoh, pada ion [PtCl6]2-, bilangan oksidasi masing-masing ligan (ion Cl -)
adalah -1. Dengan demikian, bilangan oksidasi Pt (kation logam transisi) adalah +4.
Contoh lain, pada ion [Cu(NH3)4]2+, bilangan oksidasi masing-masing ligan (molekul
NH3) adalah 0 (nol). Dengan demikian, bilangan oksidasi Cu (kation logam transisi)
adalah +2.
ikatan yang terjadi antara ion pusat dengan ligan, yaitu ikatan kovalen
koordinasi. Banyaknya pasangan elektron yang diterima oleh ion logam dinamakan
bilangan koordinasi. Bilangan koordinasi adalah jumlah ligan yang terikat pada
kation logam transisi. Sebagai contoh, bilangan koordinasi Ag + pada ion [Ag(NH3)2]+
adalah dua, bilangan koordinasi Cu 2+ pada ion [Cu(NH3)4]2+ adalah empat, dan
bilangan koordinasi Fe3+ pada ion [Fe(CN)6]3- adalah enam. Bilangan koordinasi yang
sering dijumpai adalah 4 dan 6.
Pada umumnya ligan merupakan basa Lewis, yaitu ion yang dapat
memberikan (donor) sepasang atau lebih elektron bebas. Seperti NH 3, NO, H2O, F-,
Cl-, CO32-, NO2-. Berdasarkan jumlah atom donor yang memiliki pasangan elektron
bebas (PEB) pada ligan, ligan dapat dibedakan menjadi monodentat, bidentat, dan
polidentat. H2O dan NH3 merupakan ligan monodentat (mendonorkan satu pasang
elektron). Sedangkan Etilendiamin (H 2N-CH2-CH2-NH2, sering disebut dengan istilah
en) merupakan contoh ligan bidentat (mendonorkan dua pasang elektron). Ligan
bidentat dan polidentat sering disebut sebagai agen chelat (mampu mencengkram
kation logam transisi dengan kuat).
Umumnya bilangan koordinasi, dua kali lipat dari biloks transisi terbesar.
Contohnya besi (Fe) mempunyai biloks +2 dan +3 maka umumnya bilangan
koordinasinya 6, sehingga jika membentuk ion kompleks misalnya dengan ion CN -
maka terbentuk ion kompleks sebagai berikut
Fe(CN)64- Fe(CN)63-
Ligan Ligan
Ion Fe2+ sebagai ion pusat Ion Fe3+ sebagai ion pusat
Dari kedua contoh diatas ion Fe(CN) 64- dan Fe(CN)63- masing-masing
memiliki muatan ion -4 dan -3. Bilangan oksidasi (biloks) ion pusat dapat kita
tentukan dengan cara sebagai berikut.
Biloks Fe -6 = -4 BO (Fe) -6 = -3
Biloks Fe = -4 + 6 BO (Fe) = -3 + 6
Biloks Fe = +2 BO (Fe) = +3
1. Nama kation ditulis lebih dahulu diikuti anionnya, sama seperti panamaan
senyawa ionik pada umumnya.
2. Penamaan untuk ion kompleks, disebutkan nama ligannya dengan jumlahnya dan
diberi akhiran o.
3. Jumlah ligan yang diikat lebih dari satu diberi awalan di (2), tri(3), tetra(4), penta
(5) dan sebagainya.
4. Bilangan oksidasi logam ditulis dengan angka romawi.
5. Jika ion kompleks bermuatan negatif, maka nama logam diberi akhiran at. Nama
kation logam bermuatan negatif dapat dilihat pada Tabel Nama Kation dan Anion
Kompleks.
6. Dalam ion kompleks, nama ligan disusun menurut abjad, kemudian dilanjutkan
dengan nama kation logam transisi.
7. Nama ligan yang sering terlibat dalam pembentukan ion kompleks dapat dilihat
pada Tabel Nama Ligan.
Ligan Nama
F- Fluoro
SCN- Tiosiano
Aluminium, Al Aluminat
Kromium, Cr Kromat
Kobalt, Co Kobaltat
Cuprum, Cu Cuprat
Aurum, Au Aurat
Ferrum, Fe Ferrat
Plumbum, Pb Plumbat
Mangan, Mn Manganat
Molibdenum, Mo Molibdat
Nikel, Ni Nikelat
Argentum, Ag Argentat
Stannum, Sn Stannat
Tungsten, W Tungstat
Zink, Zn Zinkat
Ligan Nama
Mn Manganat
Cu Kuprat
Co Kobaltat
Cr Kromat
Ni Nikelat
Fe Ferrat
Berikut ini adalah beberapa contoh penulisan nama maupun rumus kimia dari
berbagai senyawa kompleks :
1. Ni(CO)4
Bilangan koordinasi = 4
Muatan ion kompleks = 0
Muatan ligan = 0
2. NaAuF4
Bilangan koordinasi = 4
Muatan ligan = -1 x 4 = -4
3. K3[Fe(CN)6]
Terdiri dari kation sederhana (3 ion K+) dan anion kompleks ([Fe(CN)6]-3)
Bilangan koordinasi = 6
Muatan ligan = -1 x 6 = -6
4. [Cr(en)3]Cl3
Terdiri dari kation kompleks ([Cr(en)3]3+) dan anion sederhana (3 ion Cl-)
Untuk membentuk senyawa kompleks, dua kation kompleks membutuhkan tiga ion
SO42-
Rumus senyawa kompleks = ([Co(en)3])2(SO4)3
Bentuk ion kompleks dipengaruhi oleh jumlah ligan, jenis ligan, dan jenis kation
logam transisi. Secara umum, bentuk ion kompleks dapat ditentukan melalui
bilangan koordinasi. Hubungan antara bilangan koordinasi terhadap bentuk ion
kompleks dapat dilihat pada tabel berikut :
2 Linear
6 Oktahedral
a. Sifat Magnetik
1. Diamagnetik, tidak tertarik oleh medan magnet, hal ini disebabkan karena atom
atau molekul dimana elektron dalam orbitalnya semua berpasangan.
2. Paramagnetik, dapat ditarik oleh medan magnet, hal ini disebabkan karena ada
atom atau molekul dimana elektron dalam orbitalnya ada yang tidak berpasangan.
Jika sifat paramagnetiknya sangat kuat maka disebut feromagnetik.
30
Zn : (Ar)
Jadi, logam transisi periode keempat yang bersifat diamagnetik adalah Zn dan
Cu. Sedangkan yang bersifat paramagnetik antara lain Sc, Ti, Cr, dan Mn, dan yang
bersifat Feromagnetik adalah Fe, Co, dan Ni.
3. Konfigurasi Elektron
Kecuali unsur Cr dan Cu, Semua unsur transisi periode keempat mempunyai
elektron pada kulit terluar 4s2, sedangkan pada Cr dan Cu terdapat pada subkulit
4s1.
4. Bilangan Oksidasi
3. Vanadium (V)
Vanadium banyak digunakan dalam industri-industri seperti :
a. Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang
tinggi seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi,
b. Untuk membuat logam campuran,
c. Oksida vanadium (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam sulfat
dengan proses kontak.
d. Umumnya digunakan untuk paduan dengan logam lain seperti baja tahan karat
dan baja untuk peralatan berat karena sifatnya merupakan logam putih terang,
relatif lunak dan liat, tahan terhadap korosif, asam, basa, dan air garam.
e. V2O5 digunakan sebagai katalis pada proses pembuatan asam sulfat dan
digunakan sebagai reduktor.
4. Khromium (Cr)
Adapun kegunaan kromium antara lain sebagai berikut :
1. Khromium digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat dan
membentuk banyak alloy (logam campuran) yang berguna.
2. Kebanyakan khromium digunakan dalam proses pelapisan logam untuk
menghasilkan permukaan logam yang keras dan indah dan juga dapat mencegah
korosi.
3. Khromium juga dapat memberikan warna hijau emerald pada kaca.
4. Khromium juga luas digunakan sebagai katalis.
5. Industri refraktori menggunakan khromit untuk membentuk batu bata, karena
khromit memiliki titik cair yang tinggi, pemuaian yang relatif rendah dan kestabilan
struktur kristal.
6. Digunakan untuk katalis dan untuk pewarna gelas.
7. Campuran kromium (IV) oksida dan asam sulfat pekat mengahasilkan larutan
pembersih yang dapat digunakan untuk mengeluarkan zat organik yang menempel
pada alat-alat laboratorium dengan hasil yang sangat bersih, tetapi larutan ini
bersifat karsinogenik (menyebabkan penyakit kanker).
5. Mangan (Mn)
Mangan merupakan logam putih kemerahan atau putih kehijauan, keras (lebih
keras dari besi), sangat mengkilap, dan sangat reaktif banyak digunakan untuk
panduan logam dan membentuk baja keras yang digunakan untuk mata bor pada
pemboran batuan.
Di samping itu, Mangan Oksida (sebagai pilorusit) digunakan
sebagai depolariser dan sel kering baterai dan untuk menghilangkan warna hijau
pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi. Mangan sendiri memberi warna
lembayung pada kaca. Dioksidanya berguna untuk pembuatan oksigen dan khlorin,
dan dalam pengeringan cat hitam. Senyawa permanganat adalah oksidator yang
kuat dan digunakan dalam analisis kuantitatif dan dalam pengobatan. Mangan juga
banyak tersebar dalam tubuh. Mangan merupakan unsur yang penting untuk
penggunaan vitamin B.
6. Besi (Fe)
Kegunaan utama dari besi adalah untuk membuat baja. Baja adalah istilah yang
digunakan untuk semua aloi dari besi (aliase). Baja aliase, yaitu baja spesial yang
mengandung unsur tertentu sesuai dengan sifat yang diinginkan. Salah satu contoh
baja yang terkenal adalah stainless steel, yang merupakan baja tahan karat.
Berikut urai beberapa kegunaan dari besi :
1. Sebagai logam, besi memiliki kegunaan paling luas dalam kehidupan, seperti untuk
kontruksi atau rangka bangunan, landasan, untuk badan mesindan kendaraan, tulkit
mobil, untuk berbagai peralatan pertanian, bangunan dan lain-lain. Mutu dari
semua bahan yang terbuat dari besi tergantung pada jenis besi yang digunakan,
seperti:
a. Baja krom (95,9% Fe; 3,5%Cr; 0,3%Mn; 0,3%C)
b. Baja mangan (11-14%Mn)
c. Baja karbon (98,1% Fe; 1% Mn; 0,9%C)
d. Baja wolfram (94%Fe; 5%W; 0,3%Mn; 0,7%C)
2. Fe(OH)3 digunakan untuk bahan cat seperti cat minyak, cat air, atau cat tembok.
3. Fe2O3 sebagai bahan cat dikenal nama meni besi, digunakan juga untuk
mengkilapkan kaca.
4. FeSO4 digunakan sebagai bahan tinta.
7. Kobalt (Co)
Kobalt merupakan logam putih keperakan dengan sedikit kebiruan bila
digosok langsung mengkilap lebih keras dan lebih terang dari pada nikel, tahan
terhadap udara, sehingga banyak digunakan untuk pelapis logam. Selain itu juga
digunakan sebagai katalis, untuk paduan logam (baja kobalt) digunakan sebagai
bahan magnet permanen. Campuran Co, Cr, dan W digunakan untuk peralatan
berat dan alat bedah atau operasi. Campuran Co, Fe, dan Cr (logam festel)
digunakan untuk elemen pemanas listrik.
Kobalt yang dicampur dengan besi, nikel, dan logam lainnya untuk membuat
alnico, alloy dengan kekuatan magnet luar biasa untuk berbagai keperluan. Alloy
stellit, mengandung kobalt, khromium, dan wolfram, yang bermanfaat untuk
peralatan berat, peralatan yang digunakan pada suhu tinggi, maupun peralatan
yang digunakan pada kecepatan yang tinggi.
Kobalt juga diguanakan untuk baja magnet dan tahan karat lainnya. Selain
alloy, digunakan dalam turbin jet, dan generator turbin gas. Logam diguanakan
dalam elektropalting karena sifat penampakannya, kekerasannya, dan sifat tahan
oksidasinya.
Garam kobalt telah digunakan selama berabad-abad untuk menghasilkan
warna biru brilian yang permanen pada porselen, kaca, pot, keramik, dan lapis e-
mail gigi. Garam kobalt adalah komponen utama dalam membuat biru Sevre dan
biru Thenard. Larutan kobalt klorida digunakan sebagai pelembut warna tinta.
Kobalt digunakan secraa hati-hati dalam bentuk klorida, sulfat, asetat, dan nitrat
karena telah dibuktikan efektif dalam memperbaiki penyakit kekurangan mineral
tertentu pada binatang. Tanah yang layak mengandung hanya 0.13 – 0.30 ppm
kobalt untuk makanan binatang.
8. Nikel (Ni)
Nikel banyak digunakan untuk hal-hal berikut ini:
1. Merupakan logam putih perak keabuan, dapat ditempa, penghantar panas yang
baik dan tahan terhadap udara, tetapi tidak tahan terhadap air yang mengandung
asam sehingga banyak digunakan sebagi komponen pemanas listrik (nikrom) yang
merupakan campuran dari Ni, Fe, dan Cr.
2. Perunggu-nikel digunakan untuk uang logam.
3. Perak jerman (paduan Cu, Ni, Zn) digunakan untuk barang perhiasan.
4. Logam rasein (paduan Ni, Al, Sn, Ag) untuk barang perhiasan.
5. Pembuatan aloi, battery electrode, dan keramik.
6. Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat.
7. Pelapis besi (pernekel).
8. Sebagai katalis.
9. Tembaga (Cu)
Tembaga merupakan logam berwarna kemerahan, mengkilap bila digosok
dapat ditempa, penghantar panas pada listrik yang baik, tidak mudah berkarat
tetapi bila terkena udara warnanya menjadi hijau oleh terbentuknya tembaga
karbonat. Banyak digunakan sebagai rangakian atau peralatan listrik, kabel listrik,
dan untuk paduan logam.
CuSO4 (terusi) banyak digunakan untuk larutan elektrolit dalam sel
elektrokimia, campuran terusi dan Ca(OH) 2 dengan sedikit air dapat digunakan
memberantas kutu dan jamur.
Tembaga banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti untuk kabel
listrik, bahan uang logam, untuk bahan mesin pembangkit tenaga uap dan untuk
aloi.
10. Seng (Zn)
Logam seng berguna untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Merupakan logam cukup keras, terang berwarna putih kebiruan, tahan dalam
udara lembab dibanding Fe. Hal ini disebabkan diatas lapisan permukaan seng
terbentuk lapisan karbonat basa (Zn 2(OH)2CO3) yang dapat menghambat oksidasi
lebih lanjut. Karena sifat tersebut, maka seng banyak digunakan untuk melapisi
logam besi (disebut kaleng)
2. Digunakan juga sebagai elektroda pada elektroda (katoda) pada sel elektrokimia
dan untuk pembuatan paduan logam.
3. ZnO digunakan untuk bahan cat untuk memberikan warna putih dan digunakan
untuk pembuatan salep seng (ZnO-vaselin).
4. Logam ini digunakan untuk membentuk berbagai campuran logam dengan metal
lain. Kuningan, perak nikel, perunggu, perak Jerman, solder lunak dan solder
aluminium adalah beberapa contoh campuran logam tersebut.
5. Seng dalam jumlah besar digunakan untuk membuat cetakan dalam industri
otomotif, listrik, dan peralatan lain semacamnya.
6. Campuran logam Prestal, yang mengandung 78% seng dan 22% aluminium
dilaporkan sekuat baja tapi sangat mudah dibentuk seperti plastik. Prestal sangat
mudah dibentuk dengan cetakan murah dari keramik atau semen.
7. Seng juga digunakan secara luas untuk menyepuh logam-logam lain dengan listrik
seperti besi untuk menghindari karatan.
8. Seng oksida banyak digunakan dalam pabrik cat, karet, kosmetik, farmasi, alas
lantai, plastik, tinta, sabun, baterai, tekstil, alat-alat listrik dan produk-produk
lainnya.
9. Lithopone, campuran seng sulfida dan barium sulfat merupakan pigmen yang
penting. Seng sulfida digunakan dalam membuat tombol bercahaya, sinar X, kaca-
kaca TV, dan bola-bola lampu fluorescent. Klorida dan kromat unsur ini juga
merupakan senyawa yang banyak gunanya.
10. Seng juga merupakan unsur penting dalam pertumbuhan manusia dan binatang.
Banyak tes menunjukkan bahwa binatang memerlukan 50% makanan tambahan
untuk mencapai berat yang sama dibanding binatang yang disuplemen dengan zat
seng yang cukup.
B. DAMPAK NEGATIF UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
Logam besi mudah terkorosi dalam udara lembap, dalam bentuk senyawa
kompleks [k4Fe(CN)6.3H2O], unsur ini bersifat racun bagi tumbuhan. Tembaga
mudah terbakar dalam bentuk serbuk, dalam bentuk senyawa CuCl 2 melalui
pernapasan dapat menyebabkan keracunan. Asam kromium CrO 3 beracun dan
bersifat karsinogenik.
C. PROSES PEMBUATAN UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT
A. PENGOLAHAN LOGAM DARI BIJIH (METALURGI)
Sebagian besar logam terdapat di alam dalam bentuk senyawa. Hanya sebagian
kecil terdapat dalam keadaan bebas seperti emas, perak dan sedikit tembaga. Pada
umumnya terdapat dalam bentuk senyawa sulfida dan oksida, karena senyawa ini
sukar larut dalam air. Contohnya : Fe 2O3, Cu2S, NiS, ZnS, MnO2.
Pengolahan logam dari bijih disebut metalurgi. Bijih adalah mineral atau benda
alam lainnya yang secara ekonomis dapat diambil logamnya. Karena logam banyak
terdapat dalam bentuk senyawa (oksida, sulfida), maka prosesnya selalu reduksi.
Sc Tidak dibuat
dalam skala
industri
Magnetite, Fe3O4
Co Cobaltite, Co As S Co3O4 Al
Karena suhu yang tinggi baik besi maupun kerak mencair. Besi cair berada di
bawah. Kemudian dikeluarkan melalui lubang bawah, diperoleh besi kasar dengan
kadar C hingga 4,5%. Disamping C mengandung sedikit S, P, Si dan Mn. Besi kasar
yang diperoleh keras tetapi sangat rapuh lalu diproses lagi untuk membuat baja
dengan kadar C sebagai berikut :
baja ringan kadar C : 0,05 – 0,2 %
baja medium kadar C : 0,2 – 0,7 %
baja keras kadar C : 0,7 – 1,6 %
Pembuatan baja :
Dibuat dari besi kasar dengan prinsip mengurangi kadar C dan unsur-unsur
campuran yang lain. Ada 3 cara :
1. Proses Bessemer :
Besi kasar dibakar dalam alat convertor Bessemer. Dari lubang-lubang bawah
dihembuskan udara panas sehingga C dan unsur-unsur lain terbakar dan keluar gas.
Setelah beberapa waktu kira-kira ¼ jam dihentikan lalu dituang dan dicetak.
2. Open-hearth process
Besi kasar, besi tua dan bijih dibakar dalam alat open-hearth. Oksida-oksida besi
(besi tua, bijih) bereaksi dengan C dan unsur-unsur lain Si, P, Mn terjadi besi dan
oksida-oksida SiO2, P2O5, MnO2 dan CO2. dengan demikian kadar C berkurang.
3. Dengan dapur listrik.
Untuk memperoleh baja yang baik, maka pemanasan dilakukan dalam dapur
listrik. Hingga pembakaran dapat dikontrol sehingga terjadi besi dengan kadar C
yang tertentu.
C. EKSTRAKSI TEMBAGA DARI BIJIHNYA DILAUKAN MELALUI RANGKAIAN
REAKSI REDOKS.
Pengolahan tembaga
Tembaga terdapat di alam dalam bentuk senyawa Cu 2S, Cu2O. Bijih tembaga
dinaikan konsentrasinya dengan proses pengapungan (flotasi) lalu dikenakan proses
pemanggangan. Maka terjadi proses reduksi intramolekuler, diperoleh tembaga.
Reaksinya :
Cu2S + O2 2 Cu + SO2
2 Cu2S + 3 O2 2 Cu2O + 2 SO2
Cu2S + 2 Cu2O 6 Cu + SO2
Tembaga yang diperoleh belum murni tetapi sudah dapat digunakan untuk berbagai
keperluan seperti pipa, bejana, dan lain-lain, tetapi belum baik untuk penghantar
listrik. Untuk memurnikan dilakukan proses elektrolis.
Proses pemurnian tembaga :
Susunan : - Katode : logam Cu dilapis tipis dengan karbon grafit.
- Anode : logam Cu tak murni
- Elektrolit : larutan CuSO4
Reaksi : Katode : Cu+2 + 2 e- Cu menempel katode.
Anode : Cu (An) Cu+2 + 2e-
Logam Tembaga bereaksi hanya dengan campuran asam sulfat dan asam
nitrat pekat panas (dikenal dengan istilah aqua regia). Bilangan oksidasi Tembaga
adalah +1 dan +2. Ion Cu+ kurang stabil dan cenderung mengalami disproporsionasi
dalam larutan.
Cu(Anode) Cu (katode)
Yang dapat tereduksi pada katode hanya Cu, sedang logam yang kurang reaktif (Ag,
Au) mengendap di dasar bejana, dan logam yang lebih reaktif (Fe) tetap dalam
larutan, sebagai ion Fe2+, Ag dan Au merupakan hasil tambahan.
Sifat Kimia Unsur Kromium Berikut ini adalah data sifat kimia dari unsur kromium Nomor
Atom 24 Massa Atom 51,9961 g/mol Golongan, periode, blok VI B, 4, d Konfigurasi elektron
[Ar] 3d5 4s1 Jumlah elektron tiap kulit 2, 8,13, 1 Afinitas electron 64,3 kJ / mol -1 Ikatan energi
dalam gas 142,9 ± 5,4 kJ / mol -1. Panjang Ikatan Cr-Cr 249 pm Senyawa beracun dan mudah
terbakar Berikut ini reaksi unsur kromium dengan unsur lain 1. Reaksi kromium dengan halogen
a. Fluorida Kromium bereaksi langsung dengan fluorin, F2, pada suhu 400°C, dan 200-300
atmosfer untuk membentuk kromium (VI) fluorida, CRF6. Cr (s) + 3F2 (g) → CRF6 (s) [kuning]
Di bawah kondisi ringan, kromium (V) bereaksi dengan fluorida, membentuk CRF5 2Cr (s) +
5F2 (g) → 2CrF5 (s) [merah] 2Cr (s) + 3F2 (g) → 2CrF3 (s) [hijau] Selain membentuk kromium
heksafluorida, CrF6, kromium trifluorida, CrF3 dan kromium pentafluorida, CrF5, reaksi
kromium dengan fluorida juga dapat membentuk kromium difluorida, CrF2, dan kromium
tetrafluorida, CrF4. b. Klorida Di bawah kondisi yang masih ringan, logam kromium dapat
bereaksi dengan unsur klorin, Cl2 membentuk CrCl3. 2Cr (s) + 3Cl2 (g) → 2CrCl3 (s) [merah-
violet] Selain membentuk kromium triklorida, CrCl3, reaksi kromium dengan klorida juga dapat
membentuk kromium diklorida, CrCl2 dan kromium tetraklorida, CrCl4. c. Bromida Di bawah
kondisi yang masih ringan, logam kromium dapat bereaksi dengan unsur bromida, Br2
membentuk CrBr3. 2Cr (s) + 3BR2 (g) → 2CrBr3 (s) [sangat hijau] Selain membentuk kromium
tribromida, CrBr3, reaksi kromium dengan bromida juga dapat membentuk kromium dibromida,
CrBr2 dan kromium tetrabromidaa, CrBr4. d. Iodida Di bawah kondisi yang masih ringan, logam
kromium dapat bereaksi dengan unsur iodida, I2 membentuk CrI3 2Cr (s) + 3I2 (g) → 2CrI3 (s)
[hijau gelap] Selain membentuk kromium triiodida, CrI3, reaksi kromium dengan iodida juga
dapat membentuk kromium diiodida, CrI2 dan kromium tetraiodida, CrI4 2. Reaksi kromium
dengan asam Logam kromium larut dalam asam klorida encer membentuk larutan Cr(II) serta
gas hidrogen, H2. Dalam keadaan tertentu, Cr(II) hadir sebagai ion kompleks [Cr(OH2)6]2+.
Hasil yang sama terlihat untuk asam sulfat, tetapi kromium murni tahan terhadap serangan.
Logam kromium tidak bereaksi dengan asam nitrat, HNO3. Berikut ini contoh reaksi kromium
dengan asam klorida: Cr(s) + 2HCl(aq) → Cr 2+ (aq) + 2Cl - (aq) + H 2 (g) 3. Reaksi kromium
dengan Oksida Reaksi kromium dengan oksida dapat membentuk beberapa senyawa, diantanya:
Kromium dioksida, CrO2, Kromium trioksida, CrO3, Dikromium trioksida, Cr2O3 dan
Trikromium tetraoksida, Cr3O4. 4. Reaksi kromium dengan Sulfida Reaksi kromium dengan
sulfida dapat membentuk beberapa senyawa, diantanya : kromium sulfida, CrS dan dikromium
trisulfida, Cr2S3. 5. Reaksi kromium dengan Nitrida Reaksi kromium dengan nitrida dapat
membentuk senyawa kromium nitrida, CrN. 6. Reaksi kromium dengan Karbonil Reaksi
kromium dengan karbonil dapat membentuk senyawa kromium heksakrbonil, Cr(CO)6.
Kromium juga dapat bereaksi dengan unsur tertentu membentuk senyawa kompleks, misalnya
reaksi kromium dengan kompleks nitrat membentuk nitrat hexaaquakromium trihidrat,
[Cr(NO3)3.9H2O]. 2.10 Persenyawaan Unsur Kromium Kromium dengan bilangan oksidasi +2,
+3, dan +6 dapat membentuk beberapa persenyawaan sebagai berikut : a. Kromium dengan
biloks +2 1) Kromium dihalida untuk kromuim dihalida, reaksi kromium dengan fluorida juga
dapat membentuk kromium difluorida. Cr (s) + F2 (g) → CrF2 (s) Senyawa lainnya yaitu CrCl2
(kromium diklorida), kromium dibromida (CrBr2), kromium diiodida (CrI2). 2) Kromium (II)
asetat Cr2(O2CCH3)4(H2O)2, diperoleh jika larutan Cr2+ ditambahkan kepada larutan natrium
asetat lalu diendapakan sebagai endapan merah. 3) Nitrida Reaksi kromium dengan nitrida dapat
membentuk senyawa kromium nitrida CrN. 4) Ion kompleks Logam kromium larut dalam asam
klorida encer membentuk larutan Cr(II) serta gas hidrogen, H2. Dalam keadaan tertentu, Cr(II)
hadir sebagai ion kompleks [Cr(OH2)6]2+berwarna biru langit. Cr2+ + 6H2O à {Cr(H2O)6}2+
b. Kromium dengan biloks +3 1) Kromium (III) Oksida Cr2O3 bewarna hijau dan dapat
diperoleh dari dekomposisi termal amonium dikromat, reaksi: (NH4)2Cr2O7(p) Cr2O3(p) +
N2(g) + 4H2O(g) 2) kromium trihalida Di bawah kondisi yang masih ringan, logam kromium
dapat bereaksi dengan unsur klorin, Cl2 membentuk CrCl3. 2Cr (s) + 3Cl2 (g) → 2CrCl3 (s)
[merah-violet] Senyawa lainnya yaitu kromium triflourida (CrF3), kromium tribromida (CrBr3),
dan kromium triiodida (CrI3). 3) ion kompleks Kompleks {Cr(H2O)6}3+ merupakan ion
kompleks yang terbentuk antara ion kromium (III) Cr3+ sebagai atom pusat dan molekul H2O
sebagai ligannya Cr3+ + 6H2O à {Cr(H2O)6}3+ 4) Dikromium trisulfida 2Cr3+ + 3S2- à Cr2S3
c. Kromium dengan biloks +6 1) Kromium (VI ) Oksida Dapat diperoleh dengan penambahan
asam sulfat pada alkali dikromat, reaksi: K2Cr2O7 + H2SO4 2CrO3 + K2SO4 + H2O 2)
Kromium (VI) flourida (kromium heksaflourida) Kromium bereaksi langsung dengan fluorin,
F2, pada suhu 400°C, dan 200-300 atmosfer untuk membentuk kromium (VI) fluorida, CRF6. Cr
(s) + 3F2 (g) → CrF6 (s) [kuning] 3) Ion kompleks Kromium juga dapat bereaksi dengan unsur
tertentu membentuk senyawa kompleks, misalnya reaksi kromium dengan kompleks nitrat
membentuk nitrat hexaaquakromium trihidrat, [Cr(NO3)3.9H2O]. selain itu CrO3(OH)- dengan
asam sulfat terbentuk kompleks sulfato. Reaksinya : CrO3(OH)- + HSO4 CrO3(OSO3)2- + H2O
4) Kromil klorida, CrO2Cl2, cairan merah tua terbentuk oleh aksi HCl pada kromium (VI)
oksida : CrO3 + 2HCl CrO2Cl2 + H2O Atau pada pemanasan dikromat dengan klorida logam
alkali dalam asam sulfat pekat : K2Cr2O7 + 4KCl + 3H2SO4 2CrO2Cl2 + 3K2SO4 + 3H2O
2.11 Jenis Ikatan Pada Unsur Kromium Kromium dengan nomor atom 24, memiliki konfiguarasi
elektron [Ar] 3d5 4s1. Jika dilihat jenis ikatan yang terbentuk pada beberapa unsur kromium
yaitu ikatan kovalen. 2.12 Isolasi Unsur Kromium Pada dasarnya terdapat dua macam cara
isolasi kromium berdasarkan penggunaannya, yaitu sebagai paduan ferokrom (Cr-Fe) dan
sebagai logam murni Cr. 1. Ferokrom dibuat dari reduksi kromit dengan batubara (C) dalam
tanur listrik. Ferokrom dengan kandungan karbon rendah dapat diperoleh dari reduksi kromit
dengan menggunakan ferosilikon sebagai ganti batu bara. Hasil paduan Cr-Fe ini dapat
digunakan secara langsung sebagai bahan aditif baja kromium steinless. Persamaan reaksinya
yaitu: FeCr2O4(aq) + C(s) 2Cr(s) + Fe(s) + 4CO(g) 2. Kromium murni dapat diperoleh melalui
tahap-tahap berikut. Pertama bijih kromit dalam lelehan alkali karbonat dioksidasi dalam udara
untuk memperoleh natrium kromat, Na2CrO4. Kedua peluluhan dan pelarutan Na2CrO4. Ketiga
reduksi Cr2O3 dengan alumunium (proses alumino termit) dengan silikon. Persamaan reaksinya
yaitu: FeCr2O4(aq) + 2Na2CO3(aq) + O2(g) 2Na2CrO4(aq) + 2CO2(g) + Fe(s) 2Na2CrO4(aq)
+ H2O(l) Na2Cr2O7(s) + 2NaOH(aq) Na2Cr2O7(aq) + 2C(s) Cr2O3(aq) + Na2CO3(aq) +
CO(g) Cr2O3(aq) + 2Al(s) 2Cr(l) + Al2O3(s) 2Cr2O3(aq) + 3Si(s) 4Cr(l) + 3SiO2(s)
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai
berikut: 1. Vanadium ditemukan dalam 65 mineral yang berbeda, di antaranya karnotit, roskolit,
vanadit, dan patronit, Vanadium juga ditemukan dalam batuan fosfat dan beberapa bijih besi,
terdapat dalam minyak mentah dan sedikit dalam batu meteor. 2. Vanadium berwarna abu-abu
cerah, agak ringan, dan dalam keadaan murni dapat renggang. 3. Vanadium dapat bereaksi
dengan udara dan halogen, namun tidak dapat bereaksi dengan air, asam, dan basa. 4. Vanadium
memiliki empat bilangan oksidasi, yaitu +5, +4, +3, dan +2. 5. Vanadium memiliki dua jenis
ikatan yaitu ikatan kovalen dan ikatan logam. 6. Untuk memperoleh Vanadium ditempuh
prosedur umum dengan pemanggangan (roasting) bijih-bijih yang dapat diremukkan atau
diresidu vanadium dengan garam NaCl atau N2CO3 pada temperatur kira-kira 850°C. 7. Untuk
bahan dasar yang mengandung vanadium(II) klorida misalnya, logam vanadium dengan
kemurnian tinggi dapat diperoleh melalui elektrolisis dengan proses Van Arkel-de Boer. 8. Di
dalam kerak bumi kandungannya diduga kira-kira hanya 0,0122% atau 122ppm, lebih rendah
daripada Vanadium. 9. Bijih krom yang utama ialah kromit Fe(CrO2)2 10. Kromium dapat
bereaksi dengan halogen, asam, oksida, sulfida, nitride, dan karbonil. 11. Persenyawaan pada
unsur kromium membentuk kromium dihalida, kromium (II) asetat, kroimum (III) oksida,
kroimum (VI) fluorid (kroimum heksafluorida) dan kromil kromida. 12. Jenis ikatan yang
terbentuk pada persenyawaan unsur kromium yaitu ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan
kovalen koordinasi. 13. Terdapat dua macam cara isolasi kromium berdasarkan penggunaannya,
yaitu sebagai paduan ferokrom (Cr-Fe) dan sebagai logam murni Cr. 3.2 Saran Walaupun sudah
banyak unsur yang telah di ketemukan akhir-akhir ini serta sudah banyak tokoh-tokoh besar
sebagai penemu-penemu IPTEK, kita sebagai generasi penerus bangsa jangan pernah patah
semangat untuk terus berfikir kreatif dan inovatif dengan tetap melihat kadaan lingkungan
sekitar. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Hiskia. 2001. Kimia Unsur dan
Radiokimia.Bandung.PT.Citra Aditya Bakti Oxtoby, Wdavid, dkk. 2001. Prinsip-prinsip Kimia
Modern Edisi Keempat jilid 2.Jakarta. Erlangga Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Jilid 3.
Jakarta : Erlangga. Sugiyarto, Kristian Handoyo. Dkk. (2001). Kimia Anorganik 2.Jakarta.
Universitas Terbuka Sugiyarto, Kristian H. 2003. Common Textbook Kimia Anorganik I. JICA-
IMSTEP, Yogyakarta. Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung. ITB
http://latifahkhairina.blogspot.com/2010/03/siklus-biogeokimia-unsur-kromium-cr.html ANOR
%20II/vanadium/Artikel%20%20%20Kimia%20%20UNSUR%20GOLONGAN%20VB%20-
%20kimia%20anorganik%202.htm http://www.webelements.com/vanadium/chemistry.html