Anda di halaman 1dari 2

Topik

Penilaian Non Tes: Penilaian Afektif

Tanggal: 2 Maret 2020

Moderator: Elistika Oktaviyani (170341615062)

Notulen: Mahesti Puspa Parnasukma (170341615091)

KELOMPOK 9

1. Andita Miftakhul Ilmi (170341615003)


2. Azizah Nur Rochmah (170341615045)
3. Sakinah Vinda Putri Kinasih (170341615046)

Sesi Pertanyaan

1. Ajeng: bagaimana cara tepat atau yang paling efektif bagi guru untuk menentukan
penialain antar teman?
2. Sukarno: kedudukan dari penilaian tes afektif termasuk ke dalam as learning, of
learning, atau for learning. Lalu bagaiamna cara mengintegrasikan penilaian utama
dan pendukung?
3. Nurul: kapan guru melakukan penilaian, ataukah sesuai keinginan guru atau ada
standart yang mengatur?
4. Claresia: apakah semua macam teknik penilaian harus dilakukan pada siswa dan
pada saat apa jika dilakukan?

Jawab

1. Sakinah: guru melakukan tidak dari 1 teknik saja, tetapi juga melakukan observasi
untuk diihat sikapnya. Jika 1 yang digunakan maka instrumen terbatas.
Ajeng: apakah penerapan guru dalam antar teman berbeda?
Azizah: untuk penilaian antar teman harus dengan teman yang sama dengan semester
yang sama. Sehingga bisa dilihat perkembangan sikap ada yang naik dan turun.
Penilaian antar teman memudahkan guru untuk menilai siswa di dalam kelas.
Sehingga bisa dianalisis.
4. Andita: guru sebaiknya menggunakan 4 macam tenik penilaian dan tidak
memberatkan salah satu. Ketika penilaian afektif hanya dilakukan oleh guru maka
sikap siswa tidak bisa berkembang. keempat penilaian menunjang satu sama lain
Azizah: ketika dalam proses pembelajaran guru selalu berkeliling atau menganalisis
sikap siswa. Proses pembelajaran memiliki karakter siswa yang berbeda. Jika menilai
antar teman bisa jujur atau bisa nyaman dengan teman daripada guru. Bisa menilai
dengan objektif jika ada penialain antar teman
Claresia: untuk penilaian antar teman bisa menggunakan metode dengan guru
membentuk satu kelompok lalu menilai teman antar kelompok saja. Sifatnya bisa
dilihat. Apakah tiap pertemuan harus mencakup 4 penilaian?
Andita: tidak semua guru bisa menerapkan keempatnya. Akhirnya dijadikan refleksi
untuk guru dan siswa
Sakinah: secara keseluruhan harus bisa menerapkan. Sesuai kebutuhan tiap
pertemuan
Dwi Agustin: pengalaman SMA siswa harus membentuk kelompok. Diakhir KD ada
wawancara dari guru. Bisa melihat perspektif dari siswa
2. Sakinah: aspek afektif tidak bisa lepas dari ketiganya. Misalnya: pada as learning
ada penialain peserta didik (bisa memahami diri sendiri), for learning ada penilaian
selama proses pembelajaran (teknik bservasi, catatan jurnal, wawancara), of learning
ada penialain hasil pembelajaran (raport)
Andita: mengenai integrasi hubungannya yaitu observasi antar guru mapel, wali
murid/BK ada faktor penunjang seperti penilaian diri dan antar teman dimana tidak
hanya ada penilaian dari guru. Jika dilakukan sama-sama maka guru bisa mengamati
penilaian oleh siswa
Sukarno: aspek-aspek bisa diambil dari penilaian utama?
Mardi: jika kedudukannya dimana maka pada pengukuran afektif maka fokusnya di
as,of, for learning. Jika siswa dinilai maka ada pembelajaran lebih dalam untuk siswa.
Pada for learning melakukan uji formatif, bisa memunculkan adanya feed back
dengan refleksi.
3. Azizah: dapat dilakukan dengan formatif dan sumatif. Jika pada formatif siswa
berdiskusi guu bisa mengamati dengan lembar observasi yang dibuat oleh guru
mengenai sikap siswa dalam menyampaikan pendapat. Jika sumatif merupakan
penilaian akhir yaitu raport
Andita: guru banyak belum melakukan penilaian afektif. Impelementasi penilaian
afektif bisa diwakilkan dengan guru agama dan PKN
Sakinah: tidak sepenuhnya diserahkan pada guru agama dan PKN tetapi guru
pengampu juga harus bisa melakukan penilaian yaitu selama proses pembelajaran
berlangsung
Nira: guru harus membuat RPP dimana tercantum ketiga aspek. Standart waktu
penialain guru harus melihat prota dan promes juga

Anda mungkin juga menyukai