DI SUSUN
OLEH:
MAKASSAR
2020
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN
Sel yang
No. Menghasilka Hormon Fungsi
n
1. Sel GH (Growth Hormon yang berfungsi
orangeophil Hormone) merangsang pertumbuhan
(alpha tulang, jaringan lemak, serta
acidophil/sel visera penting pada individu yang
somatotrope) masih muda. Selain itu, hormon
ini berfungsi mengatur
metabolisme protein, elektrolit,
karbohidrat dan lemak
2. Sel Hormon Merangsang pertumbuhan
carminophil prolaktin payudara wanita dan
(epsilon (luteotropic memproduksi air susu
acidophil/sel hormone/
mammotrope) LTH).
3. Sel beta thyrotropic Menstimulasi sintesis dan sekresi
basophil (sel hormon/thyroi hormon tiroid (tiroksin dan
thyrotropic) d stimulating triiodotironin)
hormone/TSH
4. Sel FSH (Folicle Menimbulkan pertumbuhan folikel
gonadothropic stimulating di ovarium dan membentuk
tipe 1 hormone) sperma pada testis
5. Sel LH Menstimulasi sintesis testosteron
gonadothropic (Luteinizing di sel Leydig testis, merangsang
tipe 2 Hormone) ovulasi, pembentukan korpus
luteum, dan sintesis estrogen dan
progesteron di ovarium
6. Sel ACTH Menstimulasi sintesis dan sekresi
corticotrophic (Adenocorticot hormon adenokortikal (kortisol,
ropic androgen dan aldosterone).
Hormone).
7. Sel pada pars Melanocyte- Mempengaruhi kondisi kulit,
intermedia stimulating membantu proses pigmentasi
hormone
(MSH).
Sumber: (Pratiwi, H., 2013) (Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2012) (Syaiffudin, H.,
2006).
Lobus Posterior/Neurohipophyisis
Hipofisis posterior merupakan bagian hipofisis yang berasal dari evagianasi
atau penonjolan jaringan saraf dari hipotalamus (Syaiffudin, H., 2006).
No. Hormon Fungsi
1. Antidiuretic hormone Meningkatkan reabsorbsi air oleh ginjal
(ADH/vasopressin) dan menimbulkan vasokontriksi serta
meningkatkan tekanan darah
2. Oksitosin Merangsang ejeksi air susu dari
payudara dan merangsang kontraksi
uterus
Sumber: (Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2012) (Syaiffudin, H., 2006).
c. Kelenjar thyroid
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin terbesar di dalam tubuh. Secara
normal, kelenjar ini memiliki berat 15-20 gram pada manusia dewasa
(Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2012). Kelenjar tiroid terletak tepat dibawah
laring pada kedua sisi dan sebelah anterior trakea, serta terdiri dari dua lobus,
yaitu lobus dekstra dan sinistra. Kedua lobus ini saling berhubungan. Masing-
masing lobus memiliki tebal 2 cm, panjang 4 cm, dan lebar 2,5 cm (Syaiffudin,
H., 2006). Secara mikroskopis, struktur kelenjar tiroid ini terdiri dari banyak
folikel-folikel tertutup yang dipenuhi oleh bahan sekretorik yang disebut koloid.
Koloid ini dibatasi oleh sel-sel epitel kuboid yang berperan mengeluarkan
hormonnya ke bagian folikel. Unsur utama dari koloid adalah glikoprotein
trigobulin besar, yang mengandung hormon tiroid dalam molekul-molekulnya.
(Guyton, A. C., & Hall, J. E., 2012).
Bagian Medulla
Medula adrenal memiliki beberapa komponen utama medula, yaitu sel
kelenjar, sel ganglion, venula, dan kapiler. Sel kelenjar dari medula adrenal
berukuran besar, berbentuk kolumner atau polihedral, nukleusnya besar dan
vesikuler. Sel kelenjar ini terpolarisasi, satu kutub menghadap venula, kutub
yang lain menghadap kapiler. Sitoplasmanya basofil serta memiliki granula
yang tercat kromafin yang sering disebut adrenokron. Sel-selnya disebut sel
kromafin atau feokrom (Universitas Gadjah Mada., n.d). Kelenjar ini ini
berkaitan dengan sistem saraf simpatis yang menyekresikan epinefrin dan
norepinefrin sebagai respon terhadap rangsang simpatis. Sel kelenjar dapat
memproduksi efinefrin disamping norefrinefrin yang diubah oleh enzim yang
dirangsang oleh kortisol (Syaiffudin, H., 2006).
No. Hormon Fungsi
1. Norefinefrin Pada sistem kardiovaskuler, hormon ini
menyebabkan vasokonstriksi sehingga hormon
ini berperan dalam meningkatkan tekanan
darah. Tekanan darah yang meningkat
berperan untuk memperbaiki keadaan syok
yang bukan disebabkan oleh pendarahan.
2. Efinefrin 1. Pada sistem kardiovaskuler, hormon ini
berfungsi untuk memvasodilatasi arteriole
dari otot tulang serta memvasokontriksi
arteriole pada kulit. Pada jantung, efinefrin
berfungsi menambah atau meningkatkan
kontraksi otot jantung, serta memperbesar
curah jantung.
2. Hormon ini juga dapat berdampak
terhadap metabolisme. Terkait dengan
metabolisme tubuh, hormon ini berfungsi
untuk:
Mestimulasi pemecahan glikogen oleh
hepar dan otot. Aksi iniberfungsi untuk
menaikkan tekanan darah melalui
penambahan AMP (Adenosin monofosfat).
Menyebabkan efek lipolisis dalam jaringan
lemak. Efek lipolisis menyebabkan
pelepasan amino dan gliserol dalam darah.
Asam lemak sebagai pemicu dalam otot
dan hati untuk proses glukoneogenesis.
Menghalangi pelepasan insulin dalam
pankreas
Dalam keadaan darurat, efinefrin digunakan
untuk melepas asam lemak dari jaringan
untuk pembakar dalam otot, meningkatkan
mobilisasi glukosa dengan menambah
glukoneogenolisis serta glukogenesis,
mengurangi uptake glukosa dalam otot,
mengurangi pelepasan insulin, sehingga
glukosa digunakan oleh sistem saraf
sentral.
3. Hormon ini juga berdampak terhadap otot
polos dari vicera. Efinefrin dapat
menyebabkan relaksasi otot polos gaster,
usus, vesica urinaria serta otot polos
bronkus.
Sumber: (Syaiffudin, H., 2006).
f. Kelenjar Thymus
Kelenjar thymus terletak di rongga dada. Kelenjar ini menghasilkan hormone
somatotrof. Adapun fungsi hormone ini adalah untuk :
- Mengatur proses pertumbuhan.
- Kekebalan tubuh/imunitas setelah kelahiran.
- Memacu pertumbuhan dan pematangan sel Limfosit yang menghasilkan
Lymphocyte cell/T Cell
h. Kelenjar kelamin/gonad
Kelenjar kelamin/gonad pada wanita terletak di ovarium di rongga perut dan
pada pria letaknya di testis di rongga perut bawah.
Menghasilkan hormon dan sel kelamin. Macamnya ada 2 sel kelamin :
Sel Testis
Menghasilkan Hormon Androgen, Ex : Hormon Testosteron, merupakan
satu hormon yang terpenting dalam pembentukan sel spermatozoa.
Fungsi Hormon Testosteron : a. Mengatur ciri kelamin sekunder. b.
Mempertahankan proses spermatogenesis.
Gambar 1.9. Sistem reproduksi pria
Sel Ovarium
DAFTAR PUSTAKA