Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PBAK

“Bagaimana Menyikapi SPIP Terhadap Jatuhnya Pesawat Lion”

Disusun Oleh :
Kelompok 7 kelas 1C

Nama Anggota :
1. Damar Asih Rahmadiah
2. Fina Nurin Nada
3. Daniel B.Togatorop
4. Moh.Fathur

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


D-IV TEKNIK RADIOLOGI

TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

    Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
    
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
    
    Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

    
                                                                                      Semarang,  6 November 2018

    
                                                                                              Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah sistem pengendalian intern
(SPI) yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.

sejumlah fakta seputar tragedi jatuhnya pesawat lion air jt 610 :

1. Jatuh setelah 13 menit mengudara Presiden Direktur Grup Lion Air Edward Sirait
mengatakan, pesawat jatuh setelah mengudara selama sekitar 13 menit. Ia
menjelaskan, pesawat tersebut take off pukul 06.20 WIB. Namun setelah 13 menit
mengudara, tidak ada komunikasi lagi antara awak pesawat dengan tower maupun
operation center Lion Air. Kemudian pihaknya menerima informasi dari berbagai
pihak yang melihat sebuah objek di Tanjung Karawang yang diduga kuat merupakan
pesawat Lion Air JT 610.

2. Pilot sempat minta kembali Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi


(KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, pilot Lion Air JT 610 sempat meminta
return to base (RTB) atau kembali ke Bandara Soekarno-Hatta setelah sekitar dua
menit lepas landas kepada air traffic control (ATC). Meski demikian, pihaknya masih
belum mengetahui mengapa pilot meminta untuk kembali. Soerjanto mengatakan,
RTB diminta salah satunya karena masalah di mesin pesawat. Pilot pesawat disebut
memiliki sebuah buku panduan untuk mengetahui kapan serta alasan mereka harus
meminta RTB.

3. Pilot dengan jam terbang tinggi Kapten pesawat Lion Air KT 610 disebut telah
memiliki jam terbang yang tinggi. "Pesawat ini dikomandoi oleh Suneja dan Kopilot
Harvino. Di mana kapten penerbang ini mempunyai 6.000 jam terbang dan sudah
sering membawa jenis pesawat ini," ujar Edward Sirait, Senin kemarin. Kopilotnya
juga memiliki jam terbang lebih dari 5.000 jam dan dapat dikatakan senior.

4. Pesawat baru Edward Sirait mengatakan, pesawat Lion Air JT 610 merupakan jenis
pesawat baru dan baru sekitar dua bulan dioperasikan. Pesawat itu tiba di Jakarta
tanggal 13 Agustus 2018 dan mulai diterbangkan untuk komersial pada tanggal 15
Agustus 2018. Pesawat itu termasuk generasi terbaru dari Boeing 737 Max. Dari
rentang waktu antara Agustus hingga Oktober, pesawat tersebut memiliki jam
terbang rata-rata 9 hingga 10 jam per hari. Menurut Edward, sebelum diterbangkan,
enginer telah menyatakan pesawat itu layak terbang. 5. Kendala teknis di Denpasar
Edward Sirait membenarkan informasi yang mengatakan bahwa pesawat Lion Air JT
610 sempat mengalami kendala teknis saat akan diterbangkan di Denpasar, Bali
pada Minggu (28/10/2018) malam. Petugas kemudian langsung melakukan
rangkaian pengecekan dan perawatan untuk mengatasi kendala teknis tersebut.

5. Kendala teknis di Denpasar Edward Sirait membenarkan informasi yang


mengatakan bahwa pesawat Lion Air JT 610 sempat mengalami kendala teknis saat
akan diterbangkan di Denpasar, Bali pada Minggu (28/10/2018) malam. Petugas
kemudian langsung melakukan rangkaian pengecekan dan perawatan untuk
mengatasi kendala teknis tersebut. Meski tak mengetahui persis hasil pengecekan
terhadap kendala teknis tersebut, Edward memastikan bahwa pesawat tersebut
layak terbang. "Kalau dia rusak, tidak mungkin dirilis terbang dari Denpasar ya.
Cuman memang benda bergerak sebagaimana kita ketahui akan bisa mengalami
gangguan setelah dia mendarat, hanya ketika dia mendarat adalah laporan dari
awak pesawat itu langsung kami kerjakan (perbaikannya)," Tutur Edward.

6. Badan pesawat diperkirakan tak utuh Kepala KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan,
badan pesawat Lion Air JT 610 diperkirakan sudah dalam keadaan tak utuh. Ia
mengatakan, dugaan ini muncul setelah petugas menemukan barang-barang dari
dalam pesawat terapung di permukaan laut. Saat ini KNKT telah menemukan titik
koordinat keberadaan badan pesawat tersebut. Meski demikian, hingga saat ini fisik
badan pesawat belum ditemukan. Badan pesawat tersebut diperkirakan berada di
kedalaman 35 meter di bawah permukaan laut.

7. Belum temukan korban selamat Hingga saat ini belum ditemukan ada korban
selamat dalam tragedi itu. Lion Air menerima informasi terakhir petugas telah
mengangkut 24 kantong jenazah korban. Ke-24 jenazah tersebut selanjutnya dibawa
ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk proses identifikasi. Corporate
Communication Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro memastikan,
selama proses pencarian berlangsung oleh tim penyelamat gabungan yang
melibatkan TNI dan Polri, pihaknya akan terus mengabarkan perkembangan terkini
bagi keluarga dan kerabat korban pesawat JT-610.

8. Mengangkut seratusan penumpang Maskapai Lion Air merilis nama-nama


penumpang dan kru pesawat yang ada dalam penerbangan JT 610. Terdapat 181
penumpang yang terdiri dari 124 laki-laki, 54 perempuan, satu anak-anak, dan 2 bayi
dalam penerbangan tersebut. Di antara para penumpang ada sekitar 20 pegawai
Kementerian Keuangan RI yang turut menjadi korban tragedi itu.

9. Bantuan tim Singapura Sebanyak 3 tim dari Singapura dengan berbagai alat yang
dimiliki akan membantu proses pencarian badan pesawat Lion Air JT 610 yang
hingga kini belum ditemukan. Tim dari Singapura itu tiba di Indonesia pada Senin
malam. Tim akan berusaha mendeteksi logam-logam di bawah permukaan laut
untuk mengetahui secara persis letak badan pesawat beserta black box di
dalamnya.

10. Penyebab jatuhnya pesawat belum diketahui Hingga kini penyebab jatuhnya
pesawat Lion Air itu belum diketahui. Sempat beredar kabar yang menyebutkan,
pesawat meledak di udara sesaat sebelum jatuh ke perairan. Namun hal ini dibantah
KNKT. Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi mengatakan, fokus
timnya saat ini adalah untuk mencari dan melakukan evakuasi terhadap para korban.
Setelah evakuasi dilakukan, tim dari KNKT akan segera mencari tahu penyebab
jatuhnya pesawat itu.

Anda mungkin juga menyukai