Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dwi arum widyaningsih

Nim : 18330099

Kelas : C

SOAL IODOMETRI ANTIBIOTICS

Sejumlah 5 Tablet Ampisilin 500 mg, diblender dengan 500,0 ml air selama 5 menit.
Sejumlah volume larutan yang terjadi di pipet secara kuantitatif dan di encerkan bertahap
hingga diperoleh Larutan uji dengan konsentrasi 1,25mg ampisilin per ml. Larutan baku
dibuat dari Ampisilin BPFI (potensi 950 μg per mg)yang telah dikeringkan dalam hampa
udara dengan tekanan ≤ 5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam, lalu dilarut kan dalam air
hingga diperoleh kadar 1,24 mg per ml. Volume natrium tiosulfat 0,0105N LV untuk titrasi
masing-masing 2,0 ml Larutan Uji dan Larutan Baku setelah inaktivasi dan penambahan 10,0
ml iodum 0,0102N LV, adalah 0,40 ml dan 1,25ml. Titrasi blangko Larutan uji dan Larutan
baku memerlukan 9,15 ml dan 9,60 ml titran.

1. Jelaskan prinsip titrasi dan inaktivasi berikut reaksinya.

2. Jelaskan prinsip titrasi blangko di banding titrasi blangko pada umumnya.

3. Hitung lah faktor kesetaraan F (μg C16H19N3O4S / ml natrium tiosulfat 0,01N).

4. Hitung lah mg C16H19N3O4S per tablet.

5. Bila persyaratan kadar per tablet 90,0% – 120,0% C 16H19N3O4S dari jumlah yang tertera
pada etiket, apakah Tablet Ampisilin tersebut memenuhi syarat?

Jawab :

1. PrinsipIodometri Chlorine akanmembebaskan ion bebasdarilarutan KI pada pH 8


ataukurang.Iodium ini akan dititrasi dengan larutan standar sodium thiosulfate dengan
indikator starch dalam keadaan pH 3-4, sebab pada pH netral reaksi ini tidak stoikiometri
dengan reaksi oksidasi parsial thiosulfate menjad isulfat. Iodometri berguna untuk
menetapkan kadar larutan iodin, larutan natrium tiosulfat dan zat-zat yang dapat bereaksi
dengan iodide membebaskan iodin.
2. Titrasi dengan blanko merupakan titrasi tanpa sampel, digunakan sebagai koreksi untuk
memastikan bahwa pelarut yang digunakan baik, tidak menimbulkan zat lain yang akan
bereaksi dengan semua bahan yang akan digunakan.
Titrasi blanko dilakukan untuk meminimalisasi gangguan pada kadar hasil akhir titrasi.
yang mungkin terjadi karena adanya pelarut pada larutan uji bereaksi dengan peniter.
Titrasi blanko dilakukan dengan mencampurkan HCl dan Zn dan didiamkan selama 1 jam
agar campuran bereaksi sempurna.

3. Dik : - C = 1,24 mg/ml


- P= 950 μg per mg
- ILart. Uji &Lart. Baku 2,0 ml
- B= Lart Uji 9,15 ml &Lart. Baku 9,60 ml

Dit :Faktorkesetaraan F (μg C16H19N3O4S / ml natrium tiosulfat 0,01N) ?

2 CP
Jawaban :¿
B−I

2 (1,24 ) (950)
¿
( 9,15+9,60 ) −(2,0+2,0)

2356
=
14,75

= 159,73

4. Dik : - T = 50 mg/500,0 ml
- D = 1,25 mg per mg
- I = Lart. Uji &Lart. Baku 2,0 ml
- B = Lart Uji 9,15 ml &Lart. Baku 9,60 ml
- F = 159,73

Dit :Kadar ampisilindalammg C16H19N3O4S per tablet ?

❑ ❑
T F
Jawaban:¿ ( )(
D 2000 ) (B−I )
❑ ❑
50 /500,0 159,73
¿ ( 1,25 )( 2000 ) ( 18,75−4)
❑ ❑
¿ ( 0,08 ) ( 0,079 ) (14,75)
= 0,094

5. Kadar ampisilin dalam sediaan tablet adalah tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
120,0%. Kadar yang diperoleh dari hasil percobaan untuk semua kaplet ampisilin yang
dianalisis memenuhi persyaratan kadar yang tertera pada Farmakope Indonesia edisi IV
(1995) yaitu mengandung ampisilin C16H19N3O4S tidak kurang dari 90,0% dan tidak
lebih dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

Anda mungkin juga menyukai