Anda di halaman 1dari 2

Imunofarmakologi merupakan bagian dari imunologi dan farmakologi, memfokuskan

obat-obatan yang mempengaruhi sistem imun, baik menekan, mengaktifkan atau manipulasi.
Dasar imunofarmakologi adalah sistem imun sendiri yang sangat kompleks. Obat yang
diharapkan dapat mengembalikan dan memperbaiki sistem imun dan fungsinya tergantung atau
untuk menekan fungsinya yang berlebihan merupakan obat ideal. Obat-obatan yang dapat
mengembalikan ketidakseimbangan sistem imun disebut imunomodulator. Obat yang sekaligus
memperbaiki fungsi komponen sistem imun yang satu (imunostimulator) dan menekan fungsi
komponen yang lain (imunosupresan), dewasa ini belum ditemukan. Imunorestorasi dan
imunostimulasi disebut imunopotensiasi atau upregulation, sedangkan imunosupresi disebut
downregulation. Obat-obatan imunosupresan termasuk GKS dan DMARD.

I. IMUNORESTORASI
Imunorestorasi adalah cara untuk mengembalikan fungsi sistem imun yang
terganggu dengan memberikan berbagai komponennya seperti imunoglobulin
dalam bentuk ISG, HSG, plasma, plasmaferesis, leukoferesis, transplantasi
sumsum tulang, hati dan timus. Imunoglobulin dapat digunakan sebagai
imunorestorasi dan imunosupresi.

A. Immune Serum Globulin dan Hyperimmune Serum Globulin


Immune Serum Globulin (ISG) dan Hyperimmune Serum Globulin
(HISG) adalah globulin imun dan hiperimun asal kumpulan darah
yang mengandung antibodi yang pada keadaan normal ditemukan
dalam darah orang dewasa, digunakan dalam imunisasi pasif terhadap
rubella, campak, hepatitis A, dan pengobatan hipogamaglobulinemia.
Imunoglobulin dapat diberikan sebagai imunorestorasi pada
penderita dengan defisiensi imun humoral, baik primer maupun
sekunder. Defisiensi imunoglobulin sekunder dapat terjadi bila tubuh
kehilangan Ig dalam jumlah besar, misalnya pada sindrom nefrotik,
limfangiektasi intestinal, dermatitis eksfoliatif dan luka bakar. Pada
luka bakar yang luas, imunitas dapat terganggu dan penderita
meninggal akibat sepsis yang tidak dapat ditolong dengan pemberian
antibiotik.
ISG diberikan secara IV dengan aman. Efek sampingnya berupa
menggigil, mual, muntah, pusing dan sakit otot yang ringan yang dapat
dihilangkan dengan menghentikan atau memperlambat pemberiannya.
Reaksi anafilaksis timbul bila terbentuk kompleks imun yang terdiri
dari Anti-IgA yang dibentuk resipien yang defisiensi IgA terhadap IgA
yang berasal dari preparat ISG. Kompleks tersebut dapat mengaktifkan
komplemen melalui jalur klasik atau alternatif. Antibodi dapat
dibentuk terhadap β-lipoprotein yang berada dalam ISG.

B. Plasma
Infus plasma segar sudah diberikan sejak tahun 1960 dalam usaha
memperbaiki sistem imun. Keuntungannya ialah karena semua jenis
imunoglobulin dapat diberikan dalam jumlah besar tanpa
menimbulkan rasa sakit. Efek samping yang dapat terjadi ialah
penularan virus dan reaksi anafilaksis. Antigen memacu produksi
berbagai antibodi, masing-masing dengan spesifisitas sendiri. Valensi
antigen adalah sama dengan jumlah total epitop yang dimiliki antigen.

C. Plasmaferesis
Plasmaferesis adalah terapi di luar tubuh. Komponen darah
dipisahkan, diterapi dan selanjutnya dimasukkan kembali ke dalam
tubuh. Exchange plasma adalah prosedur

Anda mungkin juga menyukai