Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KELOMPOK 6

KESEHATAN MENTAL

“BERBAGAI PERSPEKTIF TEORI TENTANG KESEHATAN MENTAL”

Dosen Pembimbing:

Frischa Meivilona Yendi, S.Pd, M.Pd

Oleh:

1. Fara Vanesha (18006099)


2. Febiola Silvi (18006102)
3. Hake Ramalia Sentika (18006110)
4. Karin Syofira (18006068)
5. Fithriani Hafizah (18006108)

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada allah swt yang telah memberi rahmat dan
karunianya beserta hidayahnya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah kesehatan mental
yang berjudul “berbagai perspektif teori tentang kesehatan mental” dengan lancar,dan tepat pada
waktunya

Terimakasih penulis ucapkan kepada, keluarga, rekan-rekan, serta semua pihak yang
telah membantu dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan makalah ini, dalam makalah ini
penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan, baik dalam
penulisan kata-kata maupun yang berkaitan dengan isi, Karena kekurangan dan keterbatasan
pengetahuan yang dimiliki oleh penulis dalam pembuatan makalah ini

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca demi
sempurnanya makalah ini, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca,
sehingga dapat menambah pengetahuan dengan informasi dari makalah ini beserta penambahan
wawasan yang berguna bagi kita semua

Padang, 3 Maret 2020

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………..…………………………………..……...……….i

DAFTAR ISI…………………………………………………...………………….……….…….ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.……...……………………………….……...….…………..….1
B. Rumusan masalah…………………...………………….……..………….……1
C. Tujuan penulisan………………………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN

A. Perspektif psikodinamika…….….……...……...……….………..……………2
B. Perspektif psikososial………….…………...…..…….…….….........................3
C. Perspektif psikokognitif……………………….......…….…………………….4
D. Perspektif neuroscience…………………………………..……………………4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………..…..……..……..6
B. Saran…………………...……….…………………………………………..….6

DAFTAR PUSTAKA…..……………………………………...…………………….…..…….....7

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


setiap individu untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dituntut untuk bekerja
dan berusaha agar keinginan dari dirinya dapat terpenuhi. Untuk memenuhi
kebutuhannya tersebut manusia memerlukan jasmani yang sehat. Karena apabila jasmani
atau tubuh terganggu maka semua aktivitas individu tersebutpu terganggu. Apabila
mental dan jasmani individu tersebut sehat tentunya akan sedikit kemungkinan terjadinya
gangguan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Jika mental individu tersebut sehat maka individu tersebut dapat terhindar dari
gejala-gejala gangguan dan penyakit jiwa, sehingga ia dapat menyesuaikan diri dan dapat
memanfaatkan segala potensi dan bakat yang dimiliki. Dengan keadaan mental yang
sehat maka individu tersebut dapat bekembang secara optimal. Maka dari  itu kita sebagai
mahasiswa, khususnya mahasiswa jurusan Bimbingan Konseling perlu mempelajari
kesehatan mental agar nanti saat menghadapi individu yang memiliki gejala-gejala
gangguan mental dapat segera diatasi, berkenan dengan itu untuk mengetahui lebih
mendalam tentang kesehatan mental, kita perlu mengetahui berbagai perspektif teori
tentang kesehatan mental yang akan dibahas dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perspektif psikodinamika?
2. Apa yang dimaksud dengan perspektif psikososial?
3. Apa yang dimaksud dengan perspektif psikokognitif?
4. Apa yang dimaksud dengan neuroscience?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perspektif psikodinamika
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perspektif psikososial
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perspektif psikokognitif
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perspektif neuroscience

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perspektif psikodinamika
Psikodinamika pada awalnya dikembangkan oleh Sigmund Freud (1974) dan
pengikut pengikutnya. Dikatakan psikodinamik, karena teori ini didasarkan pada asumsi
bahwa perilaku berasal dari gerakan dan interaksi dalam pikiran manusia, kemudian
pikiran merangsang perilaku dan keduanya saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungan sosialnya. Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan
hakikat dan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini
adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan
bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek
psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-anak dini.
Teori ini menggunakan berbagai teknik untuk menafsirkan bagaimana pikiran
orang yang bekerja dengan mengamati perilaku mereka. Teori Psikodinamika
menekankan cara dimana pikiran merangsang perilaku dan kedua pikiran dan perilaku
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan sosial seseorang. Ide-ide ini
merupakan titik awal dalam memahami yang penting sebagai dasar untuk keterampilan
pekerjaan social. Teori ini mempunyai kesamaan dengan teori belajar dengan teori
belajar dalam hal pandangan akan pentingnya pengaruh lingkungan, termasuk
lingkungan (mileu) primer terhadap perkembangan. Perbedaannya adalah bahwa teori
psikodinamika memandang komponen yang bersifat sosio-afektif sangat fundamental
dalam kepribadian dan perkembangan seseorang.
Menurut teori ini, perkembangan jiwa atau kepribadian seseorang ditentukan
oleh komponen dasar yang bersifat sosio-efektif, yakni ketegangan yang ada di dalam
diri seseorang itu ikut menentukan dinamikanya ditengah-tengah lingkungannya.
Menurut salah satu teori psikodinamaika yang terkenal, yaitu teori Freud (Sigmund
Freud), seseorang anak dilahirkan dalam dua macam kekuatan (energi) biologis, yaitu
libio dan nafsu mati, yang mana kekutan ini menguasai semua orang atau semua benda
yang berarti bagi anak yang melalui proses yang disebut kathesis yang berarti

2
konsentrasi energi psikis terhadap suatu objek atau suatu ide yang spesifik, atau
terhadap satu person yang spesifik. Teori Psikodinamika ditemukan oleh Sigmun Freud
(1856 – 1939). Dia memberi nama aliran psikologi yang dia kembangkan
sebagai psikoanalisis. Psikoanalisis dapat dipandang sebagai teknik terapi dan sebagai
aliran psikologi.

B. Perspektif psikososial
Psikososial adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan
antara kondisi sosial seseorang dengan kesehatan mental/emosionalnya. Dari katanya,
istilah psikososial melibatkan aspek psikologis dan sosial. Contohnya, hubungan antara
ketakutan yang dimiliki seseorang (psikologis) terhadap bagaimana cara ia berinteraksi
dengan orang lain di lingkungan sosialnya. Seseorang yang sehat mentalnya akan
bereaksi dengan cara yang positif dalam banyak situasi. Berbeda dengan orang yang
tidak stabil mentalnya, ia akan bereaksi negatif terhadap segala sesuatu yang terjadi
dalam hidup.
Pemikiran yang irasional (tidak rasional) merupakan salah satu tanda kurang
sehatnya kondisi psikososial seseorang. Sering munculnya prasangka buruk atau pikiran
negatif (negatif thinking) terhadap banyak hal yang ada dalam hidup adalah salah satu
wujud nyata dari kondisi psikososial yang buruk, yang bisa mengarah pada hubungan
sosial yang buruk pula. beberapa tanda kondisi psikososial yang baik (sehat) yaitu:
1. Memiliki perasaan yang baik (positif) terhadap diri sendiri
2. Merasa nyaman berada di sekitar orang lain
3. Mampu mengendalikan ketegangan dan kecemasan
4. Mampu menjaga pandangan atau pikiran positifnya dalam hidup
5. Memiliki rasa syukur terhadap apa yang dimiliki dalam hidup, bahkan untuk hal
sederhana sekalipun
6. Mampu menghormati dan menghargai alam dan lingkungan sosialnya

3
C. Perspektif psikokognitif
Pendekatan ini menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana
individu (Organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan dan
menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi.
Metode utama yang digunakan oleh perspektif kognitif adalah eksperimental.
Psikolog kognitif menggunakan prosedur eksperimen untuk menyimpulkan proses
pikiran saat bekerja. Psikoloh kognitif cenderung mempelajari proses, seperti ingatan
dan pemahaman dalam pengambilan keputusan yang melibatkan emosi dan motivasi.
Dalam penelitiannya, aliran ini memandang bahwa cara orang berfikir dan konsep-
konsep yang mereka pegang tentang keadaan takut atau senang, memainkan peran
substansial dalam pembentukan emosi.
Dalam perspektif psikokognitif, abnormalis disebabkan oleh proses berfikir yang
maladoptif yang mengakibatkaan disfungsi perilaku. Para teoritikus yang mengusung
teori belajar social tertarik untuk memahami bagaimana orang mengembangkan
gangguan psikologis melalui hubungan mereka dengan orang lain dan melalui observasi
orng lain. Beberapa teoritikus dalam perspektif ini juga memfokuskan diri pada kognisi
social, factor-faktor yang mempengaruhi perilaku, tetapi penguatan tidak langsung juga
dapat mempengaruhi perilaku, ketika orang memperoleh perilaku tersebut dengan
melihat orang lain melakukan perilaku tersebut dengan orang lain melakukan perilaku
tertentu dan melihat mereka diberi penghargaan atau hukuman.

D. Perspektif neuroscience
Menurut perspektif neuroscience, otak berperan dalam mengatur emosi,
penalaran, berbicara, dan proses psikologis lainnya. Perspektif neuroscience
dikembangkan oleh Santiago Ramon y Cajal yang memberikan deskripsinya tentang
neuron. Pernyataannya bahwa otak terdiri atas jaringan interaksi sel-sel neuron, menjadi
dasar bagi pemahaman modern dari peran otak dalam psikologi. Perspektif neuroscience
akan melihat penyebab tingkah laku abnormal pada seseorang, terutama dari dalam
individu tersebut.
Perspektif ini akan berkonsentrasi pada cara kerja otak dan sistem tubuh lainnya
dan bagaimana hal-hal tersebut mempengaruhi tingkah laku. Dapat dikatakan bahwa

4
perspektif neuroscience adalah koneksi anatara pikiran dan tubuh. Sama halnya dengan
yang dikatakan oleh ilmuan neuroscience, bahwa substansi kimia membawa rangsangan
dalam bentuk pesan dalam sistem saraf dari neuron satu ke yang lain, dan mereka
menemukan bagaimana obat-obatan seperti kokain dan marijuana, dapat mengganggu
pola pikir dan tingkah laku seseorang.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam memahami dan mengetahui tentang materi kesehatan mental dan apa yang
dimaksud dengan kesehatan mental tersebut harus diketahui berbagai macam aspek
dalam kesehatan mental tersebut, tak terkecuali mengenai berbagai perspektif teori
tentang kesehatan mental, dimana ada perspektif psikodinamika yang berasumsi bahwa
tingkah laku berasal dari interaksi, perspektif psikososial yang menghubungkan
kesehatan mental dengan hubungan sosial, serta perspektif psikokognitif bahwa tingkah
laku adalah proses mental, dimana individu (Organisme) aktif dalam menangkap,
menilai, membandingkan dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi, dan
perspektif neuroscience yang menghubungkan tingakah laku berdasarkan cara kerja
otak, yang dimana itu semua sangat membantu dalam mengetahui dan meberikan solusi
serta pencegahan untuk orang yang bermasalah akan mentalnya

B. Saran
Agar suatu usaha untuk mengetahui maupun memaknai apa itu kesehatan mental,
akan lebih baik kita seharusnya memahami dan mengetahui apa saja teori yang
mendukung atau berbagai berbagai perspektif teori apa saja tentang kesehatan mental,
yang dapat membantu kita meningkatkan pemahaman tentang apa itu kesehatan mental.
Untuk itu marilah kita menggali informasi tentang itu semua.

6
DAFTAR PUSTAKA

Informasi. 2012. Teori tentang psikososia.” http://informasitips.com/teori-tentang-psikososial”


diakses tanggal 2 maret 2020.

Masdampsi. 2012. Perspektif psikologi dan bidang dalam


psikologi .http://masdampsi.wordpress.com/2012/12/07/perspektif-psikologi-dan-bidang-dalam-
psikologi/ diakeses tanggal 2 maret 2020

Moeljono Notosoedirjo. 1999. Kesehatan Mental Konsep & Penerapan. Malang : Universitas
Muhammadiyah Malang.

Musthafa Fahmi. 1977. Kesehatan Jiwa dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat, jilid 1, alih
bahasa. Jakarta: Bulan bintang.

Zakiah Daradjat. 1983. Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung.

Anda mungkin juga menyukai