Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“era scientific management Dan tokoh teknik industri ”


Dosen Pembimbing
Oleh DR.TGK.ANWAR ALI.ST.M.Ag.M.T

Disusun Oleh
Kelompok 3:
1.Agus Tri yono (140130001)
2.irvan (140130032 )
3.hanun hasturi
4.ZAKIAL FUADI (100130051 )
( KELAS AI )
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK
INDUSTRI
Universitas malikussaleh
Tp.2014/2015
KATA PENGATAR
Teknik industri sebagai suatu ilmu pengetahuan tentang teknik yang berkaitan
dengan perancangan ,perbaikan serta sistem integrasi yaitu suatu sistem yang
terdiri dari komponen-komponen manusia ,material,mesin/fasilitas
produksi,informasi dan energi.Disiplin teknik industri akan memberikan
kemampuan untk menganalisa dan memberikan solusi dalam permasalahan
industri dengan konsep pendekatan sistem (system approach ) bukanseara persial.
Untuk itu diperlukan pengetahuan yang memadai tidak hanya di bidang teknik
tetapi juga di bidang sosial dan ekonomi.
Pengantar teknik industri ini bertujuan untuk memberi pengetian mengenai sejarah
dan perkembangan teknk industri,hubungan dengan disiplin-disiplin ilmu yang
lain serta memahami secara garis besar metode-metode teknik industri dalam
upaya peningkatan efektifitas,efisiensi dan produktifitas kerja.

Reuleut, 25 September 2014

Daftar isi
Kata Pengantar……………..
Daftar Isi…………………...
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………
1.2 Rumusan Masalah…………………..
1.3 Tujuan……………………………….
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Munculnya Era Scientific Management.
1.2 Tokoh-tokoh pemikiran berkaitan dengan Era Scientific
Management
1.3 Tahap- tahap Era Scientific Management
1.4 Tokoh –tokoh dalam Teknik Industri

1.5 BAB III PENUTUP


1.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Teknik industri muncul untuk meningkatkan kebutuhan dan peningkatan
efisiensi maupun produktifitas sistem produksi.Teknik industri dapat
difinisikan sebagai suatu ilmu teknik yang berkaitan dengan
perancangan,perbaikan serta instalasi sistem integrasi.sistem integrasi
meliputi manusia,mesin/peralatan,informasi dan energi.Dengan teknik
industri manusia harus mampu untuk menganalisa dan memberikan
suatu solusi dalam permasalahan industri dengan menggunakan konsep
pendekatan sistem dan lingkungan,karena teknik industri meliputi
semua bidang baik bidang produksi(manufaktur) maupun bidang
jasa.Dengan mempelajari teknik industri kita dapat menghemat waktu
yang terbuangb sia-sia,biaya produksi dan juga mendapatkan kualitas
yang lebih banyak.

1.2 Rumusan Masalah


1.Proses Era Scientific Management?
2. Apa prinsip-prinsip Era Scientific management?
3.Tahap-tahap Era Scientific Management?
3.Sebutkan nama tokoh –tokoh pada Era Scientific Management?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Memamparkan dan menjelaskan Era scientific management
2. Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan akan pengantar Teknik Industri

BAB II PEMBAHASAN
Era Scientific Management
Perkembangan aliran scientific management diawali dengan terjadinya
revolusi industri.Scientific management menekankan organisasi memiliki satu
struktur dan bekerja di dalam dengan cara-cara yang logis, sistematis, dan
rasional. Anggota organisasi dipersepsikan sebagai instrumen utama yang
pasif, dapat mengerjakan pekerjaan, dan menerima pengarahan, tetapi tidak
menciptakan pekerjaan atau menggunakan pengaruh secara
memadai. Scientific management dimulai dengan gagasan Taylor yang
menganalisis secara sistematis perilaku manusia dalam bekerja.
Taylor mengemukakan bahwa dalam suatu organisasi, perlu diadakan
pembatasan secara tegas antara kegiatan pelaksanaan atau operasional dan
tugas-tugas manajerial, Dengan kata lain, para pekerja seperti tukang atau
operator mesin, hanya bertugas sebagai pelaksana saja, sementara tugas
untuk merencanakan metode kerja, pengorganisasian atau koordinasi
dilakukan oleh pihak manajemen. Hal ini dimaksudkan agar kedua kelompok
karyawan tadi akan menjadi lebih ahli dalam melaksanakan tugasnya.
Disamping itu, keuntungan yang bisa diraih dengan sistem kerja ini adalah
terbukanya kesempatan untuk menetapkan waktu baku bagi setiap pekerja
untuk menyelesaikan tugas. Namun keberatannya, pekerja diperlakukan
sebagai mesin, dalam arti bekerja secara mekanistis menurut suatu metode
kerja tertentu, tanpa kebebasan untuk memilih cara kerja sendiri yang
dianggap lebih sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya.
Taylor merupakan pelopor gerakan manajemen ilmiah. Prinsip manajemen
ilmiah menurut Taylor dalam Wisnu dan Nurhasanah yaitu
1) mengembangkan suatu ilmu bagi setiap elemen dari suatu pekerjaan, yang
mengganti petunjuk praktisnya yang usang.
2) memilih secara ilmiah dan melatih, mendidik dan mengembangkan
pekerja, mengingat pada waktu ia memilih pekerjaannya sendiri, dan
melatihnya sendiri sebaik mungkin.
3) manajemen kerja sama yang sungguh-sungguh dengan orang-orang seperti
itu misalnya jaminan bagi seluruh pelaksanaan kerja dalam hubungannya
dengan prinsip ilmiah yang telah dikembangkan.
4) terdapat suatu bagian (divisi) pekerjaan yang hampir sama dan demikian
pula tanggung jawab antara pengusaha dan para pekerja. Pimpinan akan
mengambil alih semua tugas yang kemampuannya lebih baik daripada para
pekerja, sedangkan pada masa lalu seluruh tugas dan sebagian tanggung
jawab besar dibebankan kepada setiap pekerja.
Tokoh scientific management yang lain adalah Weber yang mencetuskan
teori birokrasi. Unsur birokrasi merupakan bagian yang vital dari organisasi.
Unsur-unsur ini membentuk birokrasi yang ideal. Unsur birokrasi menurut
Weber adalah hierarki (urutan kewenangan dalam organisasi), kualitas
keahlian, aspek karier/profesionalisme, dan kewenangan yang legal. Birokrasi
memeliki beberapa fungsi yang dapat menguntungkan organisasi yaitu
spesialisasi, struktur, kemungkinan untuk meramalkan dan stabilisasi,
rasionalisasi, dan menunjang demokrasi dengan penekannya pada kompetensi
teknis sebagai basis utama untuk memperoleh dan mempertahankan suatu
pekerjaan atau jabatan.
Organisasi mekanik (mechanism paradigm) merupakan paradigma
era scientific management. Paradigma mekanik menganggap organisasi
sebagai suatu mesin yang bekerja dengan suatu keteraturan tertentu yang
menekankan adanya suatu tingkat produktivitas tertentu, yang ingin mencapai
taraf efisiensi tertentu, dan yang dikendalikan oleh suatu legitimasi otoritas
pimpinan. Model organisasi mekanik memandang tujuan organisasi dapat
dicapai secara efektif dan efisien melalui mekanisme pembagian kerja,
spesialisasi, dan hubungan kerja yang hierarkis.
Paradigma mekanik berasumsi efisiensi dalam organisasi dapat ditingkatkan
hanya apabila terdapat pengerangkaan (structuring) dan pengendalian
(controlling) terhadap partisipasi anggota organisasi.menerapkan kesatuan
komando, jenjang pengawasan yang berlapis, spesialisasi berdasarkan fungsi,
serta penerapan pembagian kerja lini dan staf. Dikaitkan dengan sifat
organisasi, maka pada paradigma mekanik, organisasi lebih menganut sistem
tertutup, dimana organisasi dilihat sebagai suatu kesatuan yang merdeka
serta tidak ada ikatan dengan variabel lainnya.
Ciri-ciri era scientific management atau menajemen ilmiah sebagai berikut :
1. Menggunakan cara kerja keilmuan dan prinsip –prinsip keilmuan sebagai
hasil percobaan dan penyelidikan yang ilmih
2. Terdapat nasionalisasi yaitu bekerja berdasarkan perhitungan –perhitungan
atau pemikiran yang cermat,dan teliti
3. Terdapat standarisasi yaitu bekerja berdasarkan ukuran-ukuran
tertentu,baik dalam cara kerja,waktu yang digunakan maupun hasil
produksi yang diharapkan.
4. Terjadinya peningkatan produktifitas sebagai hasil kerja yang efektif dan
efisien.
5. Tahap-tahap perkembangan era scientific management :

A.Era Survival (1886-1930)


Pada tahun 1886 adalah tahun lahirnya ilmu menajemen yang ditandai dengan
gerakan menajemen ilmiah yang dipelopori oleh frederick winslow taylor.Dalam
tahap survival ini,para ahli memperjuangkan untuk diakuinya manajemen sebagai
salah satu cabang ilmu pengetahuan .
B. Human Relation(hubungan manusia ) 1945-1959
Era human relation menekankan pada faktor manusia dan hubungan
antarpribadi dalam mengatur kegiatan organisasi. Konsep menurut human
relation yang sesuai untuk digunakan oleh administrator dalam praktik adalah
1) semangat kerja,
2) dinamika kelompok,
3) supervisi,
4) hubungan pribadi
5) konsep perilaku tentang motivasi
 Human relation menekankan pada sosio psikologis sebagai faktor yang tidak
dapat dijelaskan scientific management, pekerja lebih tertarik
pada reward (hadiah) dan punishment (hukuman), dan lebih mematuhi
pimpinan informal daripada formal. Teknik hadiah menurut Mustiningsih
berusaha menjembatani kepentingan lembaga dan anggota organisasi,
sedangkan teknik hukuman didasari asumsi bahwa seseorang akan bekerja
dengan baik jika ada paksaan dari luar, misalnya atasan.
Asumsi yang dikembangkan era human relation adalah
1) organisasi adalah sistem sosial, tidak sekedar sistem ekonomi tetapi
terdapat ikatan batin
2) manusia dimotivasi oleh beberapa kebutuhan,
3) manusia saling bergantung, diluar perilaku dalam konteks sosial
4) manajemen sebagai salah satu faktor dalam mempengaruhi perilaku
5) kerja tim adalah esensi kerja sama dan menyuarakan keputusan teknis,

Organisasi organik (organism organik )merupakan era human relation.


Paradigma organik memandang organisasi sebagai suatu sistem yang
menekankan pada unsur manusia sebagai pelaku utama Dalam model
organisasi ini, efisiensi dan efektivitas bukan merupakan aspek utama dalam
pencapaian tujuan organisasi, sebab produk (output) tidak dipandang sebagai
hal yang utama. Aspek yang dianggap lebih penting dalam organisasi model
organik ini adalah adanya keseimbangan antara faktor manusia dan faktor
lingkungannya.
Organisasi organik menerapkan pendekatan sistem terbuka (open system)
yang menitik beratkan faktor manusia dan cara manusia tersebut berperilaku
dalam kegiatan-kegiatan organisasi senyatanya. Oleh karenanya, dalam
pendekatan ini faktor lingkungan yang memiliki kemungkinan pengaruh
terhadap organisasi, sangat diperhatikan.
Tokoh era human relation adalah Follett yang mengemukakan bahwa
organisasi dapat dipandang dari perspektif perilaku individual dan kelompok.
Follett dalam mengemukakan gagasan yang lebih berorientasi pada orang.
Gagasannya mempunyai implikasi yang jelas untuk perilaku organisasi.
Organisasi seharusnya didasarkan pada suatu etika kelompok bukan
individualisme. Potensi individual hanya akan tetap potensial sampai
dibebaskan melalui asosiasi kelompok. Tugas manajer adalah menyerasikan
dan mengkoordinasikan upaya kelompok. Manajer mengandalkan pada
keahlian dan pengetahuan mereka daripada otoritas formal dari jabatan
mereka untuk memimpin bawahan.
C. Behavioristic(behavioristik ) 1959-sekarang.
Era behavioristic menekankan kajian perilaku manusia di dalam lingkungan
formal organisasi. Menurut Subejo perilaku organisasi merupakan penelaahan
perilaku, sikap, dan prestasi manusia/individu dalam kerangka organisasi.
Era behavioristic berupaya mendeskripsikan, memahami, dan memprediksi
perilaku manusia dalam lingkungan organisasi. Karakteristik perilaku
organisasi sebagai disiplin ilmu adalah pengakuan bahwa organisasi
menciptakan setting kontekstual internal atau lingkungan yang memiliki
pengaruh besar terhadap perilaku orang-orang di dalamnya dan lingkungan
organisasi dipengaruhi oleh lingkungan yang lebih luas dimana organisasi itu
berada.
Tokoh era behavioristic adalah Barnard yang menjelaskan manajemen dan
organisasi dalam pandangan modernisasi. Barnard mengemukakan bahwa
organisasi sebagai suatu sistem sosial yang dinamis antarkegiatan secara
bersama-sama dengan tujuan agar dapat memuaskan kebutuhan individu.
Pimpinan yang efektif harus mengikuti interaksi antara kebutuhan dan aspirasi
pekerja, di satu sisi, dan kebutuhan dan tujuan organisasi di lain sisi.
konsep behavioristic tentang organisasi mengakui adanya dinamika hubungan
antara karakteristik struktural organisasi dan karakteristik pribadi individu.
Perilaku orang bekerja terdapat hubungan dinamis antara struktur organisasi
dan orang-orang yang ada di dalamnya.

Tokoh –Tokoh Dalam Teknik Indutri

1.  Frederic Winslow Taylor


             Frederick Winslow Taylor adalah seorang insinyur mekanik asal
Amerika Serikat yang terkenal atas usahanya meningkatkan efesiensi industri.
Ia dikenal sebagai "bapak manajemen ilmiah”.Frederic W. Taylor dikenal
sebagaiBapak Teknik Industri karena beliau merupakan ilmuwan yang
mencetuskan tentang konsep teknik industri. Beliau mengemukakan hal-hal
yang menyangkut perancangan, pengukuran, perencanaan, penjadwalan
maupun pengendalian kerja dalam proses kerja keilmuan teknik industri.
          Hasil penelitian lainnya dari Taylor adalah penentuan metode untuk
pengaturan jam kerja yang optimum. Pada penelitian ini Taylor melakukan
pemindahan besi gumbal untuk menentukan metode pemindahan, kecepatan,
waktu kerja dan waktu istirahat yang optimal. Hasil penelitian menyebutkan
bahwa pekerjaan sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu bekerja, lamanya
waktu istirahat, dan frekuensi istirahat. Analisis spesifikasi dan kebutuhan
kerja yang dikembangkannya dikenal sebagai Work Design or Method Study.
Taylor juga dikenal sebagai pelopor aktivitas yang sekarang dikenal dengan
pengukuran kerja. System yang dikembangkan Taylor dalam upaya
peningkatan efisiensi kerja difokuskan pada perbaikan metode kerja,
mengurangi jam kerja, dan mengembangkan standar kerja.
2.      Adam Smith
Adam smith merupakan Orang pertama yang memberikan perhatian
terhadap bagaimana berproduksi secara efisien (production economics) dalam
bukunya The Wealth of Nations, mengemukakan konsep perancangan
produksi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga–tenaga kerja, yang
menekankan pentingnya spesialisasi.
      Menurut Adam Smith ada 3 keuntungan yang diperoleh dari adanya
spesialisasi pekerja, yaitu :
Ø  Bertambahnya kecakapan atau keterampilan seseorang, jika orang tersebut
mengerjakan sesuatu secara berulang-ulang.
Ø  Hemat waktu, yang biasanya hilang karena sering bergantinya pekerjaan,
dari mengerjakan sesuatu berpindah mengerjakan yang lain.
Ø  Ditemukannya mesin-mesin atau alat – alat terspesialisir. Dengan
mengkombinasikan ketiga keuntungan tersebut, maka hal ini akan
memberikan efisiensi dalam suatu perusahaan yang mengadakan devision of
labor karena ongkos/ biaya rendah dan jumlah produksi meningkat.
3.    Charles Babbage     
Charles Babbage merupakan seorang ahli matematik dan ilmuwan yang
menyelidiki proses produksi lebih mendalam lagi. Setelah melalui penyelidikan
yang mendalam, dia berpendapat bahwa pada proses produksi barang-barang
terdapat keadaan yang tidak ekonomis, dalam hal pemakaian mesin-mesin
dan tenaga manusia. Dalam bukunya yang berjudul On The Economy of
Machinery and Mfg mengemukakan persoalan bagaimana kita menggunakan
mesin-mesin dan mengorganisir orang-orang untuk memproduksi barang-
barang dengan efisien dan efektif produsen menggunakan “Scientific
Methods“ (Mengkombinasikan faktor-faktor produksi sehingga produksi
meningkat dan biaya rendah). Selain memperkuat pendapat Adam Smith
,Charles Babbage juga memperkenalkan Limiting Skill sebagai dasar untuk
pembayaran upah.
“ Time Studies”. Pada dasarnya Charles Babbage telah memperbaiki idea
divison of labornya Adam Smith dan mengajukan persoalan yang dinamakan “
fair day’s wage, for a fair day’s work” (Upah yang layak untuk pekerjaannya
satu hari).Hal ini menunjukkan bahwa skills dan waktu yang diperlukan untuk
setiap pekerja harus ditentukan atas dasar penyelidikan yang rasional (Skill
and Time Studies ). Dalam hal ini Charles Babbage melakukan penyelidikan
atas time studies terhadap pembuatan peniti yaitu menyelidiki berapa waktu
yang dibutuhkan untuk proses produksinya
4.   Henry Towne 
    Henry Robinson Towne adalah seorang insinyur mekanik dan pengusaha di
Amerika. Dalam bukunya The Engineers as Economist, mengemukakan
pentingnya peran para insinyur dalam memperhatikan unsur profitabilitas dari
keputusan yang diambil dalam melakukan proses produksi. Hal ini
dikemukakan olehnya mengenai pentingnya pengaturan dalam merancang,
tata cara, dan prosedur kerja secara sederhana suatu industri, sehingga
memperoleh cara kerja yang efisien dan efektif.
5.      Frank B. Gilbreth
       Frank Bunker Gilbreth adalah pembela awal manajemen ilmiah dan
perintis studi gerak. Dia dan istrinya Lilian Gilbreth seorang ahli psikologi
organisasi memperkenalkan analisis gerakan yang disebut Micromotion.
Gilberth sangat berjasa dalam upaya memberi landasan untuk
mengidentifikasi dan menganalisis gerakan-gerakan dasar manusia pada saat
melakukan kerja manual. Selain itu, Gilberth banyak sekali memberi kesadaran
bagi manajemen arti pentingnya penyederhanaan di dalam perancangan, cara
dan prosedur kerja guna memperoleh cara kerja yang efektif dan efisien.
Berbeda dengan Taylor yang lebih fokus pada aspek waktu, Gilberth lebih
menekankan pada aspek metode kerja. Salah satu penelitian yang dilakukan
Gilberth didasari atas apa yang dilihatnya bahwa dalam proses pembangunan,
gerakan yang dilakukan para tukang batu sangat tidak efektif. Untuk itu dia
mengajukan konsep tentang gerakan-gerakan dasar yang dilakukan manusia
dalam bekerja. Prosedur yang dilakukan adalah dengan membagi pekerjaan
menjadi elemen-elemen gerakan dasar. Dia mempertimbangkan bahwa
pengambilan satu batu bata akan diganti posisinya dengan batu bata yang
lainnya, dengan cara satu dari dua batu bata didorong untuk menempati posisi
batu bata yang terambil sebelum pekerja mengambil batu bata lagi. Gilberth
berharap bahwa kepala tukang batu bata dapat mengambil batu bata dengan
sangat efisien. Oleh karena itu, dia dapat meminimkan biaya tenaga kerja
dalam menyusun batu bata dari sebuah palet. Dia kemudian menyediakan
tangga yang dapat disesuaikan, lokasi yang tepat untuk batu bata dan adukan
semen, dan hasil inovasi merupakan kemajuan yang pesat dalam hal
produktivitas kerja.
7.      Henry  Gantt & Ralph Barnes 
   Henry Laurence Gantt memfokuskan teknik industri pada konsep studi
pekerjaan dengan pendekatan penyederhanaan kerja dan mengembangkan
prosedur penjadwalan rencana kerja dengan menggunakan peta balok atau
peta Gantt. Juga Ralph Barnes, doktor teknik industri pertama dari Cornell
University tahun 1933. Karya dia adalah buku klasik yang berjudul “Motion
and Time Study”.Kemudian dalam karirnya sebagai seorang konsultan
manajemen, di samping grafik Gantt, ia lebih membuat sejarah manajemen
ilmiah dengan menyusun para 'tugas dan bonus' sistem. Teori di balik 'tugas
dan bonus' metode pembayaran upah (1901) adalah bahwa hal itu akan
menciptakan efisiensi dan produktivitas pekerja yang lebih besar dengan
bermanfaat tugas dipantau melalui grafik Gantt. Langsung melawan dengan
benda kerja sistem membayar Taylor, yang juga dihukum kinerja yang buruk,
metode Henry Gantt's diperbolehkan pekerja untuk mendapatkan tingkat
biasa mereka dengan bonus tambahan untuk mencapai target produktivitas
mereka. Hal ini memungkinkan pekerja untuk mempertahankan gaji yang
stabil saat mereka belajar pekerjaan, dan dihargai mereka untuk
meningkatkan kemampuan tambahan ini.
8.      Eli Whitney
     Konsep yang paling terkenal dari Whitney adalah Interchangable Parts.
Dengan konsep ini bagian mesin yang rusak dapat digantikan dengan yang
lain. Whitney juga seorang perencana yang sistematik dengan menggunakan
pekerja yang berkemampuan biasa digunakan untuk mengendalikan mesin
yang telah ia rancang. Ia melatih pekerjanya untuk menggunakan mesin
tersebut hingga akhirnya menjadi advance operator. Dengan cara ini terbukti
tingkat produksi bisa meningkat.
9.   Matthias Aroef
     Pendidikan teknik industri di Indonesia diperkenalkan oleh Mathias
Aroef dikenal sebagai  “The Father of Indonesian Industrial Engineering” pada
tahun 1958, seorang dosen ITB yang pernah menyelesaikan studinya di Cornell
University. Tahun 1960, ITB membuka sub jurusan teknik produksi di jurusan
teknik mesin, sebagai awal berdirinya teknik industri. Matthias Aroef adalah
seorang Guru Besar yang telah berhasil menanamkan “IE Virus” yang
dibawanya saat pulang dari Cornell University. Pada saat itu, beberapa mata
kuliah yang mencakup konsep-konsep Teknik Industri ditawarkan pada
Jurusan Teknik Produksi yang pada waktu itu merupakan salah satu pilihan
keahlian di Jurusan Teknik Mesin ITB. Baru pada tahun 1971 didirikan Jurusan
Teknik Industri di ITB yang terpisah dari Teknik Mesin, dimana ini mengawali
Pendidikan Tinggi Teknik Industri baik Perguruan Tinggi Negeri maupun
Swasta di Indonesia. Sebagai penghormatan atas jasa-jasa Matthias Aroef ini
maka Ikatan Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri (ISTMI)
mengabadikan namanya dalam bentuk Matthias Aroef Award yang diberikan
kepada mereka yang dianggap berjasa mengaplikasikan dalam dan
mengembangkan profesi Teknik Industri setiap tahunnya di Indonesia.

BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Teknik industri tidak hanya menghasilkan ahli-ahli
perencanaan,pengorganisasian dan pengendalian suatu sistem produksi yang
luas dan komplek ,tetapi juga dalam bidang jasa.

Dengan mempelajari teknik industri kita dapat merancang suatu keadaan agar
mendapatkan suatu produk yang berkualitas dan dengan waktu yang sedikit
dengan biaya yang keluarkan minimum,dan dapat mengolah suatu produk yang
masih mentah menjadi barang jadi atau jasa yang dapat digunakan oleh
masyarakat atau manusia.

DAFTAR PUSTAKA
1. Hari Purnomo,Pengantar Teknik Industri,Edisi Kedua,Yogyakarta,Penerbit
Graha Ilmu ,2004
2. Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Yogyakarta: BPFE
3. Stephen,P.Robbins and Timothy A. Judge. 2009. Perilaku Organisasi.
Jakarta: Salemba Empat
4. Thoha, Miftah. 2009. Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya.
Jakarta: PT Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai