Anda di halaman 1dari 15

ANALISA ARTIKEL JURNAL

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II


NURSING DIAGNOSIS IN PATIENTS WITH LIVER
CIRRHOSIS IN USE OF FEEDING TUBE

Dosen Pembimbing: Agianto, S. Kep., Ns., M.N.S., Ph. D

Disusun Oleh:
Kelompok I

Erna Auliana Ariantina P. 1610913320008


M. Afrizal 1610913210011
Rahmah 1710913120007
Robiatul Adawiyah 1810913120001
Sri Erna Kristanti 1810913120004
Zakianor Isnarawati 1810913120003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWTAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyanyang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah analisis jurnal ini dengan cukup baik.
Adapun analisis jurnal ini telah kami buat dengan kesepakatan bersama
dianggota kelompok kami, untuk itu kami tidak lupa mengucapkan terimakasih
pada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah analisis jurnal.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun dari segi lainnya. Oleh
karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-
lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini untuk kedepannya. Semoga dari
pembuatan makalah analisis jurnal ini dapat diterima dengan baik, dan bermanfaat
bagi pembaca.

Banjarbaru, 23 Maret 2020

Penulis

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................iii
BAB I ANALISA JURNAL
1.1 Tujuan dan Manfaat Jurnal..............................................................................1
1.2 Metode Penelitian............................................................................................2
1.3 Hasil Penelitian................................................................................................3
BAB II ANALISA PICO.....................................................................................5
BAB III IMPLIKASI KEPERAWATAN.........................................................11
BAB IV PENUTUP..............................................................................................12

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah II


Dosen Pengajar : Agianto, S. Kep., Ns., M.N.S., Ph. D
Kelompok : Kelompok I (Satu)
Nama Anggota :
Erna Auliana Ariantina P. 1610913320008
M. Afrizal 1610913210011
Rahmah 1710913120007
Robiatul Adawiyah 1810913120001
Sri Erna Kristanti 1810913120004
Zakianor Isnarawati 1810913120003

Banjarbaru, 23 Maret 2020

Agianto, S. Kep., Ns., M.N.S., Ph. D

iii
BAB I
ANALISA ARTIKEL JURNAL

Judul Jurnal :
Nursing Diagnosis in Patients with Liver Cirrhosis in Use of Feeding Tube
Penulis :
Fernanda Raphael Escobar Gimenes (Departemen Umum dan Khusus
Keperawatan, Universitas Sao Paulo di Ribeirao Preto College of Nursing
Ribeirao Preto Brasil), Patricia Costa dos Santos da Silva Andreia Regina Lopes
(Universitas Federal Uberlandia, Uberlandia Brasil), Renata Karina Reis
(Akademi Angkatan Udara Brasil Pirassununga Brasil), Rebecca Shasanmi
(Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Penelitian, Philadelphia, PA, USA),
Emilia Campos de Carvalho.
Tahun Terbit
Juli 2016
Major/ Minor subject (Key Words)
Nursing Diagnosis, Enteral Nutrition, Liver Cirrhosis
Abstrak
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi diagnosis yang paling sering dalam
label keperawatan pada pasien dengan sirosis hati pada penggunaan Feeding
Tube. Sebuah penelitian deskriptif dilakukan di Rumah Sakit Brasil dengan
sebanyak 20 pasien dewasa. Pengumpulan data yang sistematis memanfaatkan
Model konseptual Wanda Horta, perawat pertama yang memperkenalkan konsep
Proses Keperawatan di Brasil. Enam tahap keperawatan yang dipenalaran
agnostik yang diusulkan oleh Risner digunakan, diagnosis keperawatan
digambarkan menurut NANDA-Itaksonomi II. Pasien terutama laki-laki, setengah
dari mereka adalah orang dewasa usia pertengahan, mereka memiliki rata-rata
12,8 label diagnosis keperawatan dan yang paling sering adalah resiko aspirasi
dan risiko infeksi. Perawat yang dibutuhkan untuk mengembangkan keterampilan
yang efektif untuk benar mendiagnosis untuk memberikan perawatan yang aman
dan meningkatkan hasil pasien.

1
1.1 Tujuan dan Manfaat Jurnal
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi diagnosis yang paling sering
dalam label keperawatan pada pasien dengan sirosis hati pada penggunaan
Feeding Tube.

1.2 Metode Penelitian


Menggunakan sebuah desain penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan
di Rumah Sakit Brasil University, di negara bagian Sao Paulo, dari Januari
2013 hingga Desember 2013. Peserta sampel terdiri dari 20 pasien dewasa
dengan sirosis hati pada penggunaan Feeding Tube. Pasien dalam penggunaan
Feeding Tube enteral perkutan tidak termasuk. Pasien tidak sadar atau pasien
dengan gangguan kognitif dimasukkan dalam studi setelah persetujuan tertulis
keluarga mereka. Studi ini disetujui oleh komite etika yang sesuai.
Pasien dan atau keluarga mereka yakin bahwa identitas mereka akan tetap
rahasia dan mereka menandatangani formulir persetujuan secara sukarela.
Pengumpulan data yang sistematis dilakukan dan itu termasuk interaksi,
pengamatan, dan pengukuran. Data juga dikumpulkan dari sumber lainnya
termasuk keluarga dan signifikan lain, catatan medis, hasil tes tic diagnosis,
catatan keperawatan, perubahan laporan shift, dan anggota tim kesehatan. Alat
yang digunakan untuk pengumpulan data dikembangkan oleh para peneliti dan
itu didasarkan pada Model Konseptual Wanda Horta.
Pedoman diusulkan oleh Risner diikuti untuk alasan diagnosis, meliputi
enam tahapan untuk analisis dan sintesis data:
1. Data pasien yang relevan dikategorikan. Dalam penelitian ini Konseptual
Model Wanda Horta digunakan dengan tujuan mengungkapkan hubungan
antara isyarat, sehingga membuat data yang hilang lebih jelas.
2. Data yang hilang dan tidak sesuai didentifikasi untuk menunjukkan area
penilaian lebih lanjut.
3. Isyarat terkait terkumpul ke dalam pola untuk menggabungkan elemen
pasien menjadi satu kesatuan, dengan tujuan menyusun pola yang berisi
informasi tentang respon pasien terhadap masalah kesehatan aktual atau
potensial, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan respon.

2
4. Pola pasien kemudian dibandingkan dengan rentang normal, nilai-nilai,
harapan, dan dasar pasien informasi untuk mengidentifikasi tanggapan
terkait kesehatan mereka.
5. Berdasarkan tanggapan pasien, kesimpulan yang dibuat tentang status
kesehatan, kondisi, atau situasi di setiap kategori penilaian.
6. Akhirnya, hubungan etiologi diusulkan untuk mengidentifikasi faktor yang
mempengaruhi atau berkontribusi terhadap tanggapan pasien.
Setelah analisis dan sintesis dari data semua pasien yang revelan, diagnosis
keperawatan digambarkan sesuai dengan NANDA-I taksonomi II, Yang
memiliki tiga tingkatan: domain, kelas, dan diagnosis. Semua diagnosis
keperawatan dianalisis dan didiskusikan dengan tiga panel perawat dengan
pengalaman di Model Konseptual Wanda Horta dan NANDA-I taksonomi II.
Domain dan kelas masing-masing label diagnosis keperawatan juga
diidentifikasi.

1.3 Hasil Penelitian


Sampel penelitian terdiri dari 20 pasien rawat inap dengan sirosis hati pada
penggunaan Feeding Tube. Teridiri dari 6 (30%) adalah perempuan dan 14
(70%) adalah laki-laki, dengan masing-masing usia rata-rata 56,3 dan 59,7.
Rentang usia 28-81 tahun, dan hampir setengah (n= 11) dari pasien adalah
orang dewasa usia pertengahan (41-64 tahun). Suatu penyebab paling umum
dari sirosis hati adalah alkoholisme kronis (10, 50%), diikuti oleh etiogi
lainnya (6, 30%), dan infeksi virus (4, 20%). Semua pasien memiliki penyakit
penyerta lainnya, termasuk hipertensi arteri, diabetes mellitus, atau penyakit
ginjal. Saat masuk rumah sakit, pasien disertai komplikasi umum yang terkait
dengan sirosis hati: enselopati hepar (7, 35%); perdarahan gastrointestinal
sebelumnya dan peritonitis bakteri spontan (6, masing-masing 30%);
penurunan berat badan (5, 25%); asites, varises esofagus, dan sindrom
hepatopulmonary (3, masing-masing 15%); dan hipertensi portal (2, 10%).
Dari analisis dan sintesis dari data yang relevan pasien, ada 255 diagnosis
keperawatan label diidentifikasi. Setiap pasien memiliki rata-rata 12,8
diagnosis keperawatan dengan minimal 9 sampai maksimum 16; 36 berbeda

3
diagnosis keperawatan label diidentifikasi dalam sampel dan 12 perawat
diagnosis label menunjukkan persentase sama dengan atau lebih besar dari
50%. Domain yang paling sering untuk pasien ini adalah: Domain-4
Aktivitas/Istirahat (11, 30.6%) dan Domain-11 Keselamatan /Perlindungan
(10, 27,8%), diikuti oleh Domain-3 Penghapusan dan Exchange (5, 13,9%)
dan domain 2- Nutrisi (4, 11.1%). Tidak ada diagnosis yang diidentifikasi dari
Domain-1 Promosi Kesehatan, Domain-6 Persepsi Diri, Domain-7 Peran
Hubungan, Domain-8 Seksualitas, dan Domain-10 Prinsip Hidup.
Analisis tingkat kelas diagnosis keperawatan diidentifikasi dalam sampel,
cedera fisik (7, 19,4%), perawatan diri (4, 11,1%), dan fungsi gastrointestinal
(4, 11.1%) adalah yang paling sering. Pada hasil penelitian menunjukkan
domain, kelas, dan label diagnosis NANDA-I untuk pasien dirawat di rumah
sakit dengan sirosis hati pada penggunaan Feeding Tube.

4
BAB II
ANALISA PICO

2.1 Problem

Masalah yang dibahasa dalam artikel ini adalah mengenai diagnosis


keperawatan yang paling sering muncul pada pasien dengan sirosis hati dengan
penggunaan Feeding tube. Sirosis hati dan penyakit hati kronis adalah penyebab
delapan kematian secara keseluruhan. Prevalensi malnutrisi pada pasien dengan
penyakit sirosis hati cukup tinggi. Oleh karena itu, pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi harus dipertimbangkan untuk menggunakan Feeding
Tube enteral dalam rangka untuk memastikan kebutuhan gizi sehari-hari.
Manajemen yang tepat bagi pasien denngan sirosis hati pada Feeding Tube harus
menjadi fokus dari semua rencana asuhan keperawatan dalam rangka
meningkatkan manajemen untuk mengurangi risiko yang terkait dengan
dekompensasi lanjut, dan untuk meningkatkan keselamatan pasien.

2.2 Intervention

Artikel ini tidak menggunakan intervensi karena penelitian dilakukan


menggunakan metode deskrifitif, sehingga hanya memaparkan data-data terkait
penelitian ini. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dikembangkan
oleh para peneliti dan itu didasarkan pada Model Konseptual Wanda Horta. Model
konseptual Wanda Horta digunakan dalam penelitian ini karena dapat membantu
perawat untuk mengumpulkan data yang relevan dalam rangka
memberikan asuhan keperawatan daripada obat-obatan. Dengan demikian, model
ini dapat membantu perawat dalam berpikir kritis dan memberikan dukungan
kepada praktisi dalam identifikasi hasil dan pengembangan rencana asuhan
keperawatan.
Peserta terdiri dari 20 pasien dewasa dengan sirosis hati pada penggunaan
makan tabung. Pedoman diusulkan oleh Risner diikuti untuk alasan diagnosis,
yang meliputi enam tahapan untuk analisis dan sintesis data:
1. Data pasien yang relevan dikategorikan.

5
2. Informasi yang hilang dan ketidaksesuaian diidentifikasi untuk
menunjukkan area untuk penilaian lebih lanjut.
3. Isyarat terkait berkerumun ke dalam pola untuk menggabungkan elemen
pasien menjadi satu kesatuan, dengan tujuan menyusun pola yang berisi
informasi tentang respon pasien terhadap masalah kesehatan aktual atau
potensial, dan faktor-faktor yang berhubungandengan respon.
4. Pola pasien kemudian dibandingkan dengan rentang normal, nilai-nilai,
harapan, dan dasar pasien untuk mengidentifikasi tanggapan terkait
kesehatan mereka.
5. Berdasarkan tanggapan pasien, kesimpulan yang dibuat tentang status
kesehatan, kondisi, atau situasi di setiap kategori penilaian.
6. Akhirnya, hubungan etiologi diusulkan untuk mengidentifikasi faktor yang
mempengaruhi atau berkontribusi terhadap pasien tanggapan.

Setelah analisis dan sintesis dari data yang relevan semua pasien, diagnosis
keperawatan digambarkan sesuai dengan NANDA-I taksonomi II yang memiliki
tiga tingkatan: domain, kelas, dan diagnosis.

2.3 Compare

Artikel Pembanding: Identifying Nursing Intervention Associated with the


Accuracy Used Nursing Diagnoses for Patients with Liver Cirrhosis.

Pada artikel ini peneliti bertujuan untuk mengidentifikasi intervensi keperawatan


yang terkait dengan paling akurat dan sering digunakan dari diagnosis
keperawatan NANDA International untuk pasien dengan sirosis hati di Rumah
Sakit Brazil. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, cross
sectional. Hasil penelitian menunjukkan total 12 diagnosis keperawatan divaluasi
dan tujuh diantaranya menunjukkan akurasi tinggi (IVC> 0,8), 70 intervensi
diidentifikasi dan 23 (32, 82%) adalah umum untuk lebih dari satu diagnosis.

Jadi, persamaan dari kedua artikel tersebut yaitu sama dalam penggunaan metode
penelitian deskriptif, membahas tentang diagnonis keperawatan serta intervensi
yang sesuai dengan penyakit sirosis hati berdasarkan NANDA. Namun, dari
kedua artikel tersebut memiliki perbedaan dalam hal responden, artikel utama

6
respondennya adalah pasien sedangkan pada artikel pembanding respondennya
adalah perawat yang bekerja di RS Brazil tersebut. Hasil dari kedua artikel
menyebutkan bahwa diagnosis yang sering diangkat dari penderita sirosis hati
yaitu risiko infeksi (00004) dan risiko aspirasi (00039). Jadi, kedua artikel
berkesinambungan karena artikel utama membahas tentang diagnosis keperawatan
yang paling sering terjadi pada penderita sirosis hati dan artikel pembanding
membahas tentang intervensi yang sesuai dan akurat dari diagnosis keperawatan
yang paling sering diangkat pada penderita sirosis hati.

2.4 Outcome

Artikel ini telah menjawab masalah yang dibahas diawal yang mana
disebutkan bahwa ada dua diagnosis yang sering muncul pada pasien dengan
sirosis hati dengan penggunaan Feeding tube yaitu Risiko aspirasi (00.039) dan
risiko infeksi (00.004).

Risiko aspirasi (00.039) adalah hal umum yang terjadi pada pasien dengan
penggunaan slang makan, terutama pada mereka dengan penyakit hati kronis dan
hipertensi portal karena mereka telah menunda pengosongan lambung untuk
kedua komponen yang diganti cair dan padat. Selain itu, sirosis hati tidak
memungkinkan bagian bebas dari darah yang terakumulasi di saluran pencernaan
dan limpa, sehingga terjadi kemacetan kronis di daerah ini. Akibatnya, gangguan
pencernaan karena tekanan intra-abdomen. Selain itu, kehadiran slang juga
meningkatkan sekresi dari iritasi tabung.

Risiko infeksi (00.004) juga disajikan pada semua pasien dalam penelitian
ini. Infeksi bakteri adalah komplikasi utama sirosis hati dan beban serius diantara
pasien karena dapat menjadi faktor pemicu terjadinya perdarahan gastrointestinal,
ensefalopatihepatik, gagal ginjal, dan selanjutnya memburuknya fungsi hasi.
Sebagian besar infeksi pada pasien sirosis yang disebabkan oleh bakteri enterik,
akuntansi untuk approximately. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme
pertahanan pasien dengan penyakit hati kronis gagal untuk pra ventilasi
mikroorganisme hadir dalam lumen usus mencapai sirkulasi sistemik,
berkontribusi terhadap risiko peritonitis bakteri spontan.

7
Selain itu, juga terdapat diagnosis keperawatan lain yang muncul pada
pasien ini yaitu defisit perawatan diri: mandi, risiko perdarahan, risiko kerusakan
integritas kulit, risiko konfusi akut, risiko jatuh, ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh, kelebihan volume cairan. Hasil penelitian ini
mempertahankan bahwa diagnosis keperawatan harus dilihat sebagai dasar untuk
tindakan independen dan kolaboratif sebagai acuan dalam penentuan intervensi
keperawatan.

8
BAB III
IMPLIKASI KEPERAWATAN

3.1 Manfaat Hasil Penelitian Bagi Keperawatan


Manfaat hasil penelitian ini bagi keperawatan yaitu :

1. Model konseptual Wanda Horta digunakan dalam penelitian ini dapat


membantu perawat untuk mengumpulkan data yang relevan dalam rangka
keperawatan daripada obat-obatan.

2. model konseptual wanda horta juga dapat membantu perawat dalam berpikir
kritis dan memberikan dukungan kepada praktisi dalam identifikasi hasil dan
pengembangan rencana asuhan keperawatan.

3. Diagnosis keperawatan yang merupakan proses analisis data yang


menggunakan penalaran klinis dapat digunakan untuk menentukan apakah
keperawatan Intervensi dilakukan ditunjukkan, berkontribusi terhadap
kualitas pelayanan dan keselamatan pasien melalui Praktisnya berbasis
bukti .

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Diagnosis keperawatan yang paling sering pada label diidentifikasi pada
pasien dengan sirosis hati pada penggunaan Feeding Tube yaitu Risiko
aspirasi(00.039) dan Risiko infeksi (00.004), membutuhkan dari perawat
manajemen yang tepat dari komplikasi. Ini adalah penelitian pertama yang
dilakukan dalam pengaturan praktek dengan pasien dengan sirosis hati.
Temuan ini didukung bahwa identifikasi diagnosis keperawatan paling sering
dalam populasi tertentu membantu perawat untuk mengidentifikasi fokus
perawatan pada pasien dengan masalah kesehatan yang kompleks dan untuk
mencegah komplikasi di masa depan berkenaan dengan evolusi penyakit.

9
4.2 Saran
Dengan adanya analisa artikel jurnal ini semoga dapat bermanfaat
bagi para pembaca. Kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu,
dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang
ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini untuk kedepannya. Semoga dari pembuatan
makalah analisis artikel ini dapat diterima dengan baik, dan bermanfaat bagi
pembaca.

Point Utama dalam Artikel yang Berjudul “ Nursing Diagnosis in Patients with
Liver Cirrhosis in Use of Feeding Tube”
Ada dua diagnosis yang sering muncul pada pasien dengan sirosis hati
dengan penggunaan Feeding tube yaitu Risiko aspirasi (00.039) dan risiko infeksi
(00.004).

Risiko aspirasi (00.039) adalah hal umum yang terjadi pada pasien dengan
penggunaan slang makan, terutama pada mereka dengan penyakit hati kronis dan
hipertensi portal karena mereka telah menunda pengosongan lambung untuk
kedua komponen yang diganti cair dan padat.Selain itu, sirosis hati tidak
memungkinkan bagian bebas dari darah yang terakumulasi di saluran pencernaan
dan limpa, sehingga terjadi kemacetan kronis di daerah ini. Akibatnya, gangguan
pencernaan karena tekanan intra-abdomen. Selain itu, kehadiran slang juga
meningkatkan sekresi dari iritasi tabung.

10
Risiko infeksi (00.004) juga disajikan pada semua pasien dalam penelitian
ini. Infeksi bakteri adalah komplikasi utama sirosis hatidan beban serius diantara
pasien karena dapat menjadi faktor pemicu terjadinya perdarahan gastrointestinal,
ensefalopatihepatik, gagal ginjal, dan selanjutnya memburuknya fungsi hati.
Sebagian besar infeksi pada pasien sirosis yang disebabkan oleh bakteri enterik,
akuntansi untuk approximately. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme
pertahanan pasien dengan penyakit hati kronis gagal untuk pra ventilasi
mikroorganisme hadir dalam lumen usus mencapai sirkulasi sistemik,
berkontribusi terhadap risiko peritonitis bakteri spontan

DAFTAR PUSTAKA

1. Fernanda Raphael Escobar Gimenes, Patricia Costa dos Santos da Silva


Andreia Regina Lopes, Renata Karina Reis, Rebecca Shasanmi, Emilia
Campos de Carvalho. Nursing Diagnosis in Patients with Liver Cirrhosis
in Use of Feeding Tube. 2016.
2. Fernanda Raphael Escobar Gimenes, Anna Paula Gobbo, Patrician Costa,
Ama Flora, Elisabeth Atila, Emilia Campos de Carvalho. Idetifying
Nursing Interventions Assosiated with the Accuracy Used Nursing
Diagnoses for Patients with Liver Cirrhosis. 2017.

11

Anda mungkin juga menyukai