Anda di halaman 1dari 31

ABSTRAK

Penggunaan alat listrik yang terus menerus dan dalam jangka waktu yang cukup
lama bisa mengakibatkan penurunan performa pada alat itu sendiri. Penurunan
ini bisa disebabkan oleh adanya komponen bergerak yang aus seperti contoh
bearing pada segala jenis motor listrik. Pemeriksaan alat listrik ini bertujuan
untuk menilai kondisi sebuah alat listrik, dimana hasil dari penilaian ini bisa
dijadikan pertimbangan untuk memperbaiki atau mengganti dengan alat yang
baru jika memang diperlukan. Alat-alat listrik yang diuji pada praktikum ini
antara lain motor DC shunt, motor DC compound, motor induksi 1 fase, motor
asinkron 3 fase, generator sinkron 3 phase, transformator 3 fase dan
transformator 1 fase. Langkah kerja pemeriksaan alat adalah dengan
mengalibrasikan multitester dan menggunakannya untuk mengukur tahanan
kumparan serta menggunakan megger (insulation) tester untuk mengukur
tahanan isolasi, dan mencatat hasil pengukuran dari masing-masung alat serta
mengecek kondisi bearing motor dengan mendengarkan suaranya saat diputar.
Pada praktikum ini didapatkan nilai tahanan isolasi pada; motor DC shunt: 400
MΩ untuk R. shunt-body , dan tahanan kumparan pada R shunt 540 Ω,
selanjutnya kondisi bearing sangat baik karna tidaak ada bunyi gesekan yang
berlebih
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Suatu peralatan listrik jika bekerja terus menerus akan mengalami penurunan kinerjanya.
Untuk mengetahui bagaimana kondisi suatu alat tersebut apakah ada kerusakan ataupun tidak.
Maka di butuhkan pemeriksaan alat karena dapat mengetahui kondisi alat setelah pemakaian
untuk mengurangi insiden atau kecelakaan saat mengoperasikan alat serta untuk mengetahui
waktu perawatan.
Pemeriksaan alat listrik di tujukan khusus untuk mengetahui dan mencari tahanan isolasi dan
tahanan ground. Tahanan isoalasi merupakan tahanan yang ada diantara 2 kawat saluran yang
diisolasi satu sama lain atau bias di katakana tahanan antara satu kawat saluran dengan tanah
(ground). Hasil dari pemeriksaan kedua tahanan tersebut dapat mengindikasi apakah motor masih
layak ataupun tidak. Maka dari itu kami melakukan praktikum agar memahami dan mengerti
tentang kondisi suatu alat dan nilai tahanan isolasi serta tahan ground

1.2 Rumusan Masalah


Dari praktikum yang akan dilakukan, maka rumusan masalah yang didapatkan adalah:
1. Bagaimana cara mengetahui apabila kondisi mesin-mesin listrik ini bekerja baik
secara fisik dan kinerjanya?
2. Berapa tahanan isolasi antar kumparan rotor dengan bodi mesin?
3. Berapa tahanan isolasi antar kumparan stator dengan bodi mesin?
4. Berapa tahanan isolasi antar kumparan stator dengan rotor?
5. Berapa tahanan isolasi antar kumparan?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui cara memeriksa kondisi dan kinerja mesin-mesin listrik ini
2. Mahasiswa mengetahui total tahanan isolasi antar kumparan rotor dengan bodi mesin.
3. Mahasiswa mengetahui total tahanan isolasi antar kumparan stator dengan bodi
mesin.
4. Mahasiswa mengetahui total tahanan isolasi antar kumparan stator dengan rotor
5. Mahasiswa mengetahui total tahanan isolasi antar kumparan
BAB 2
DASAR TEORI
Dalam Praktikum Pemeriksaan Alat ini, memiliki beberapa alat yang diperiksa antara
lain adalah sebagai berikut :

2.1 Alat yang diperiksa


1. Motor DC
Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus searah pada
kumparan medan untuk diubah menjadi energi gerak mekanik. Prinsip dasar motor
listrik arus searah adalah jika kumparan jangkar yang dialiri listrik dan kumparan
medan diberi penguatan, maka akan timbul gaya lorenz pada tiap-tiap sisi kumparan
jangkar tersebut. Dengan memberi arus pada kumparan  jangkar yang dilindungi oleh
medan maka menimbulkan perputaran pada motor.
Motor DC memiliki 2 bagian dasar :
1. Bagian yang tetap/stasioner yang disebut stator. Stator ini menghasilkan medan
magnet, baik yang dibangkitkan dari sebuah koil (elektro magnet) ataupun
magnet permanen.
2. Bagian yang berputar disebut rotor. Rotor ini berupa sebuah koil dimana arus
listrik mengalir.

Gambar bagian-bagian motor DC


Sumber:[1] https://blogs.itb.ac.id/2013/04/28/motor-dc/

Berdasarkan sumber arus eksitasinya, motor DC dibagi menjadi dua jenis yaitu motor
DC eksitasi terpisah (biasanya berupa motor DC magnet permanen atau
motor stepper), motor DC eksitasi Sendiri.
A. Motor DC Eksitasi Terpisah
Motor DC eksitasi terpisah mempunyai sumber tegangan yang terpisah antara
kumparan medan (pada stator) dan belitan jangkar (pada rotor). Umumnya, pada
motor DC eksitasi terpisah, stator terbuat dari magnet permanen dan ukurannya
kecil.
Gambar Motor DC Eksitasi Terpisah
[2]
Sumber: https://blogs.itb.ac.id/2013/04/28/motor-dc/

B. Motor DC Eksitasi Sendiri


Motor DC eksitasi sendiri mempunyai sumber tegangan yang sama antara
kumparan medan dan belitan jangkar. Motor DC eksitasi sendiri ini dibagi lagi
menjadi tiga macam berdasarkan konstruksinya, yaitu:

1. Motor DC Seri
Motor DC yang menggunakan lilitan penguat magnet yang dihubungkan seri
dengan lilitan jangkar.

Gambar Rangkaian Motor DC Seri


Sumber:[3] https://blogs.itb.ac.id/2013/04/28/motor-dc/

2. Motor DC Shunt
Motor DC yang menggunakan kumparan penguat yang disambungkan pararel
(shunt) dengan lilitan jangkar.

Gambar Rangkaian Motor DC Shunt


Sumber:[4] https://blogs.itb.ac.id/2013/04/28/motor-dc/
3. Motor DC Compound
Pada motor DC jenis ini, merupakan motor dengan gabungan dari motor seri
dan shunt. Terdapat 2 jenis :
1. Motor DC Compound Panjang
2. Motor DC Compound Pendek

Gambar Rangkaian Motor DC Compound Pendek


[5]
Sumber: https://blogs.itb.ac.id/2013/04/28/motor-dc/

2. Motor Induksi 1 Fasa


Pada motor satu fasa memiliki dua belitan stator, yaitu belitan fasa utama dan belitan
fasa bantu. Sumber tegangan 1 phase dihubungkan dengan kumparan stator maka
akan timbul medan putar. Medan putar akan memutar konduktor pada rotor dan
menimbulkan tegangan induksi sehingga timbul momen kopel yang akan memutar
stator yang arahnya searah medan putar stator.
Gambar Motor Induksi 1 Phase
[6]
Sumber: https://docplayer.info/Pengenalan-motor-induksi-1-fasa.html

3. Motor Induksi 3 Fasa


Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi energi
gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip antara
medan stator dan medan rotor. Salah satu jenis yang banyak di pakai adalah motor
asinkron atau motor induksi.

Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa adalah Listrik yang masuk ke dalam lilitan motor
akan menghasilkan fluks magnetic sehingga membuat stator menjadi magnet,
sehingga rotor berputar karena tarikan dari magnet tersebut.

2.8 Gambar Motor Induksi 3 Phase [4]


Gambar Motor Induksi 3 Phase
Sumber:[7] http://elektro-unimal.blogspot.com/2013/05/konstruksi-motor-listrik-3-fasa.html

4. Generator 3 Fasa
Generator adalah suatu sistem yang menghasilkan tenaga listrik dengan masukan
tenaga mekanik. Generator 3 phase yang dimana dalam sistem terdiri dari tiga
kumpulan kumparan yang mana kumparan tersebut masing-masing dinamakan lilitan
fasa. Ada 2 cara untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik, yaitu dengan
generator arus searah (DC Generator) dan generator arus bolak balik (AC Generator).
Prinsip kerja generator tiga phase adalah:
1. Motor memberikan energi mekanik yang didapatkan olehnya melalui sumber
listrik AC, ke generator yang kemudian diterima oleh rotor. Rotor di dalam
generator pun bergerak.
2. Regulator yang memiliki arus AC melewati rectifier terlebih dahulu agar arus
yang dimiliki diubah terlebih dahulu menjadi arus DC. Tujuan diubah seperti itu
adalah agar arus tersebut dapat mengaktifkan arus medan magnet yang ada pada
generator (fero magnet).
3. Pada generator, terjadi putaran rotor yang kemudian memotong garis-garis medan
magnet yang terjadi pada stator, sehingga terbentuk gaya gerak listrik, yang
kemudian listrik tersebutlah yang disalurkan ke output
Gambar Generator 3 Phase
[8]
Sumber: www.alibaba.com/product-detail/harga-generator-3-phase-5kv-
alternator_60558565181.html

5. Transformator
Komponen elektronika yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan
listrik. Oleh karena itu pula transformator merupakan piranti listrik yang termasuk ke
dalam golongan mesin listrik statis.

Gambar Rangkaian Tranformator


[9]
Sumber: https://konversi.wordpress.com/2008/12/02/mendapatkan-rangkaian-ekivalen-trafo/

Sumber: Drs.Sumanto, MA 1991 “Teori transformator”


Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan
masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang
idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini
menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya
pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.

Transformator sederhana terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama


(primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak
sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang
dihasilkan.
Jenis-jenis tranformator :
1. Step-Up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih
banyak daripada lilitan primer.
Gambar Rangkaian Tranformator
[10]
Sumber: https://www.wikikomponen.com/jenis-dan-fungsi-trafo-step-up-step-down/

2. Step-Down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan
primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan.

Gambar Rangkaian Tranformator


[11]
Sumber: https://www.wikikomponen.com/jenis-dan-fungsi-trafo-step-up-step-down/

3. Autotransformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik,
dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga
merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan
dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa
dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa.

Gambar Rangkaian Tranformator


[12]
Sumber: https://konversi.wordpress.com/2008/12/02/mendapatkan-
rangkaian-ekivalen-trafo/

2.2 Alat yang Digunakan


2.2.1 Multitester
Multitester adalah alat ukur yang bertujuan untuk mengukur tegangan listrik, arus
listrik, dan tahanan (resistansi). sedangkan pada perkembangannya multimeter
masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur,
induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Multimeter di bagi menjadi 2, yaitu :
a. Multimeter analog

Gambar. Multitester analog


Sumber:[13] http://zonaelektro.net/mengenal-jenis-dan-fungsi-pada-multimeter/

b. Multimeter digital 

Gambar Multimeter digital


Sumber:[14]
http://zonaelektro.net/mengenal-jenis-dan-
fungsi- pada-multimeter/
Cara Membaca Multimeter digital
Sumber:[15] http://zonaelektro.net/mengenal-jenis-dan-fungsi-pada-multimeter/

2.2.2 Insulator/Megger Test


Insulation tester atau megger test adalah suatu alat pemeriksa tahanan isolasi
pada alat-alat listrik terutama motor listrik baik itu tahanan antar kumparan maupun
tahanan antara kumparan dengan body.
Tujuan :
1. Dipergunakan untuk menghindari terjadinya direct contact seperti short circuit
atau ground fault.
2. Meminimalisir kerusakan alat dengan cara pendeteksian arus secara tepat dan
akurat

Insulator/Megger test di bagi menjadi 2 :

a. Insulator/megger test analog

Gambar Megger Analog


Sumber:[16] http://electricalacademia.com/instrumentation-and-
measurements/megohmmeter-definition-megger/
b. Insulator/megger test digital

Gambar Megger Test Digital


Sumber:[17] http://electricalacademia.com/instrumentation-and-measurements/megohmmeter-
definition-megger/

CARA KERJA MEGGER TEST


Cara kerja dari alat ini yaitu setelah menghubungkan megger dengan alat listrik yang
ingin kita hitung tahanan isolasinya, putar tuas pada megger. Kemudian perhatikan nilai
resistansi yang ditunjukkan alat tersebut pada saat jarum menunjukkan angka konstan.

2.3 Standarisasi
2.3.1 IEEE
IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers)
Petunjuk yang menyatakan ialah:"Direkomendasikan resistansi isolasi minimum
untuk arus bolak-balik dan gulungan arus searah mesin dinamo dan gulungan untuk
bidang arus bolak-balik dan arus searah mesin dapat ditentukan oleh:
1 IR(1min) kV + 1 untuk winding yang di buat sebelum 1970
2 IR(1min) 100 untuk DC armature & winding yang di buat setelah 1970
3 IR(1min 5 untuk hampir semua motor-wound coils rated < 1kV
IR(1min) = kV + 1 untuk winding yang di buat sebelum 1970
IR(1min) = 100 untuk DC armature & winding yang di buat setelah 1970
IR(1min) = 5 untuk hampir semua motor-wound coils rated < 1kV
dimana:
Rm = direkomendasikan tahanan isolasi minimum mega ohmspada 40 ° C dari
seluruh mesin lilitan
kV = dinilai mesin terminal voltage, dalam kilo volt
IR(1min) adalah tahanan isolasi yg direkomendasikan
Untuk standarisasi trafo menurut standard VDE (catalouge 228/4) minimum
besarnya tahanan isolasi kumparan trafo, pada suhu operasi dihitung “1 kilo Volt = 1
MΩ (Mega Ohm)”. Dengan catatan 1 kV = besarnya tegangan fasa terhadap tanah,
kebocoran arus yang diijinkan setiap kV = 1 mA.

2.4 Definisi
2.4.1 Rewinding
Penyepulan atau penggulungan ulang motor listrik 1 fasa maupun 3 fasa yang
rusak ( kontak body dengan spool atau spool dengan spool ) atau terbakar
kumparannya,baik kumparan primer maupun kumparan sekunder. Rewinding ini
dapat mempengaruhi efisiensi motor

Gambar Rewinding
[18]
Sumber: http://www.robsonandfrancisrewinds.co.uk/armature-rewind/

2.4.2 Reinsulating
Re insulating ialah dimana proses vernish yang dilakukan pada lilitan kumparan
agar tidak terjadi short antara lilitan yang satu dengan lilitan yang lainnya. Karena
pada suatu kumparan lilitan didalamnya bisa terjadi kontak langsung dengan lilitan
lainnya karena lilitan kumparan berdempetan dengan cara memvernish bagian lilitan
agar lilitan tersebut terlapisi sehingga tidak ada lilitan yang bersentuhan langsung
dengan lilitan lainnya . Dengan memperkuat lilitan tersebut agar lilitan menjadi kuat
dan tidak mudah patah sehingga umur pakai pada lilitan bisa bertambah panjang.

2.5 Aplikasi
2.5.1 Aplikasi di darat

No Nama Gambar Fungsi


1 Motor Induksi 3
Phase
Crane adalah Alat
pengangkat yang biasa
digunakan didalam
dok
Gambar 2.17 Container Crane
Sumber : http://electric-
mechanic.blogspot.co.id

Transformator
(distribusi) berguna
untuk menyalurkan
2 Transformator
listrik dari gardu induk
ke pelanggan
Gambar 2.18 Transformator
Sumber : http://kelaselektro.blogspot.co.id/

Altenator adalah alat


yang digunakan untuk
mensuplai kebutuhan
Motor Dc pada tenaga listrik mobil
3 altenator saat kendaraan hidup
atau ketika mesin
hidup.
Gambar 2.19 Altenator
Sumber : https://dbdirect.ca

2.5.2 Aplikasi di laut


No Nama Gambar Fungsi
1 Motor Induksi 3
phase sebagai diesel
electric propulsion Sistem transmisi
system diesel-elektrik
mempunyai sebuah
mesin diesel yang
dihubungkan dengan
generator elektrik,
sehingga
menghasilkan listrik
yang digunakan
Gambar 2.20. Diesel electric propulsion sebagai sumber tenaga
motor elektrik.
Sumber : http://www.maritimeworld.web.id

Pompa ini digunakan


untuk memindahkan
Motor 3 phase pada fluida khususnya air
Marine Water Pump laut yang nantinya
2
Motor disedot menuju kapal
dan digunakan untuk
berbagai keperluan.

Gambar 2.21 Water Pump Motor


Sumber : https://www.indiamart.com

Generator–set atau
yang biasa disebut
genset merupakan
pembangkit tenaga
listrik yang utama di
kapal. Genset
digunakan untuk
Generator 3 phase mensupply hampir
pada Emergency seluruh peralatan
3 Generator kapal listrik di
kapal. Sebagian besar
mesin listrik di kapal
Gambar 2.22 Emergency Generator Kapal
menggunakan arus 3
Sumber : http://infomarso2.blogspot.com
Phase. Kemudian
listrik disupply ke
seluruh peralatan
listrik di kapal.

BAB 3
DATA PRAKTIKUM
3.1 Peralatan dan Fungsi
Tabel 3.1 Peralatan yang digunakan

No
Nama Alat Gambar Fungsi
.
1. Motor DC Shunt Untuk mengubah energi
listrik menjadi energi
mekanik.
2. Motor DC Compound Untuk mengubah energi
listrik menjadi energi
mekanik.

3. Generator 3 phase Untuk mengubah energi


mekanik menjadi energi
listrik.

4. Motor 1 phase Untuk mengubah energi


listrik menjadi energi
mekanik.
5. Motor Asinkron 3 Untuk mengubah energi
phase listrik menjadi energi
mekanik.

6. Transformator Untuk menaikkan atau


menurunkan tegangan
AC.

7. Multitester Untuk mengukur


hambatan, arus listrik
dan tegangan listrik.

8. Megger tester Untuk mengukur tahanan


isolasi pada suatu alat.
9. Trafo 3 Phase Untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan
AC.

2.12 Langkah Praktikum


a. Motor DC Shunt
1. Mengkalibrasi multitester dengan cara menghubungkan antara ujung kabel satu
dengan yang lain.
2. Mengukur tahanan kumparan dari R.shunt dan R. Jangkar menggunakan
multitester.
3. Mengukur tahanan isolasi kumparan dengan body meliputi R.shunt dengan body,
R.jangkar dengan body. Mengukur tahanan isolasi kumparan dengan kumparan
yaitu R.shunt dengan R.jangkar dengan menggunakan megger tester.
4. Menganalisa kondisi bearing dari motor, dengan memutar bearing kemudian
mendengarkan suaranya saat diputar.
5. Mencatat hasil pemeriksaan.

b. Motor DC Coumpound
1. Mengkalibrasi multitester dengan cara menghubungkan antara ujung kabel satu
dengan yang lain.
2. Mengukur tahanan kumparan dari R.shunt, R. Seri, dan R. Jangkar menggunakan
multitester.
3. Mengukur tahanan isolasi kumparan dengan body meliputi R.shunt dengan body,
R.Seri dengan body, R.jangkar dengan body. Mengukur tahanan isolasi kumparan
dengan kumparan meliputi R.jangkar dengan R.shunt, R.Shunt dengan R.Seri, R.
Seri dengan R.Jangkar dengan menggunakan megger tester.
4. Menganalisa kondisi bearing dari motor, dengan memutar bearing kemudian
mendengarkan suaranya saat diputar.
5. Mencatat hasil pemeriksaan.

c. Motor induksi 1 phase


1. Mengkalibrasi multitester dengan cara menghubungkan antara ujung kabel satu
dengan yang lain.
2. Mengukur tahanan kumparan dari D1-D3 dan D2- D4 menggunakan multitester.
3. Mengukur tahanan isolasi kumparan dengan body meliputi D1 dengan body, D2
dengan body, dan D1 – D2 menggunakan megger test.
4. Menganalisa kondisi bearing dari motor, dengan memutar bearing kemudian
mendengarkan suaranya saat diputar
5. Mencatat hasil pemeriksaan.

d. Motor Asinkron 3 phase


1. Mengkalibrasi multitester dengan cara menghubungkan antara ujung kabel satu
dengan yang lain.
2. Mengukur tahanan kumparan dari U-X, V-Y, dan W-Z menggunakan multitester.
3. Mengukur tahanan isolasi kumparan dengan body meliputi U dengan body, V
dengan body, dan W dengan Body, U-V, V-W dan W-U menggunakan megger
test
4. Menganalisa kondisi bearing dari motor, dengan memutar bearing.
5. Mencatat hasil pemeriksaan.

e. Generator Sinkron 3-phase


1. Mengkalibrasi multitester dengan cara menghubungkan antara ujung kabel satu
dengan yang lain.
2. Mengukur tahanan kumparan P-N, U-X, V-Y, W-Z menggunakan multitester.
3. Mengukur tahanan isolasi kumparan dengan body meliputi P-Body, U-Body, V-
Body, W-Body. Mengukur tahanan isolasi jangkar dengan kumparan body yaitu
P-U, P-V, P-W menggunakan megger tester.
4. Mencatat hasil pemeriksaan.

f. Transformator
1. Mengkalibrasi multitester dengan cara menghubungkan antara ujung kabel satu
dengan yang lain.
2. Mengukur tahanan kumparan primer dan sekunder menggunakan multitester.
3. Mengukur tahanan isolasi kumparan meliputi kumparan primer dengan kumparan
sekunder, kumparan primer – kumparan body, kumparan sekunder – kumparan
body menggunakan megger tester.
4. Mencatat hasil pengukuran.

g. Trafo 3 Phase
1. Mengkalibrasi multitester dengan cara menghubungkan antara ujung kabel satu
dengan yang lain.
2. Mengukur tahanan kumparan primer dan sekunder menggunakan multitester.
3. Mengukur tahanan isolasi kumparan meliputi kumparan primer dengan kumparan
sekunder, kumparan primer – kumparan body, kumparan sekunder – kumparan
body menggunakan megger tester.
4. Mencatat hasil pengukuran.

Tabel 3.2. Data Hasil Pemeriksaan Motor


1. Motor
Tahanan Isolasi
Tahanan Kondisi
Jenis Motor Kumparan dengan Kumparan dengan
Kumparan Bearing
body kumparan
Motor DC Shunt R. Shunt - Body : R. Shunt-Jangkar:
540 
- R. Shunt (JK) 180 M 220 M
- R. Jangkar (AH) Baik
R. Jangka - Body :
450 
550 M
R. Shunt - Body : R. Jangkar – Shunt
1100 
Motor DC 240 M : 300 M
Compound
R. Shunt R. Seri - Body : R. Shunt – Seri : Baik
400 
R. Seri 240 M 350 M
R. Jangkar R. Jangkar-Body : R. Seri - Jangkar :
240 
400M 300 M
Motor Induksi 1 D1 – Body : 320
440  D1 - D2 : 370 M
Phase M
Baik
- D1 - D3 D2 – Body : 350
90 
- D2 - D4 M
Motor Asinkron 3 500  U - Body : 380 M U - V : 400 M
Phase
5000  V - Body : 350 M V - W : 410 M
- U–X Baik
- V–Y
550  W - Body : 360 M W - U : 500 M
- W–Z

2. Generator
Tabel 3.3 Data Hasil Pemeriksaan Generator

Tahanan Tahanan Isolasi


Jenis Mesin
Kumparan Kumparan dgn Body Kumparan dgn Kumparan
Generator Sinkron 3 Phase P-N : 2  P-body : 470 M P-U : 280 M
U-X : 500  U-body : 500 M P-V : 320 M
V-Y : 100  V-body : 500 M P-W : 350 M
Z-W : 4  W-bodiy : 510 M

3. Transformator
Tabel 3.4. Data Hasil Pemeriksaan Transformator

Tahanan Kumparan Tahanan Isolasi


Jenis Peralatan Kump
Kump
Listrik Kumpara Kumparan Primer- Kump Sekunder-
Primer-
n Primer Sekunder Kump. Body
Body
Sekunder
Transformator 40  50  320  300  240 
Trafo 3 Phase 400  300  300  390  3300 

BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN

1. Motor DC
Nilai Nilai
Kondisi
NO Tahanan Isolasi Tahanan Standart Keterangan
Bearing
Isoslasi I.E.E.E

1 R. Shunt – Body 180 MΩ 100 MΩ


Tidak ada
2 R. Shunt – jangkar 200 MΩ 100 MΩ Sudah baik
bunyi
3 R. Jangkar – Body 550 MΩ 100 MΩ

Pembahasan :

Pengukuran tahanan kumparan pada R.Shunt sebesar 540 Ω


Pengukuran tahanan kumparan pada R. Jangkar sebesar 450 Ω
Hasil pengukuran tahanan isolasi pada R.Shunt – Body yaitu sebesar 180 MΩ. Dengan
melihat nilai standart minimal bedasarkan I.E.E.E maka nilai tahanan isolasi motor tersebut
sudah sangat baik, karena nilai tahanan isolasi tersebut sudah memenuhi nilai standard dari
I.E.E.E.
Hasil pengukuran tahanan isolasi pada R.Shunt – Jangkar yaitu sebesar 200 MΩ. Dengan
melihat nilai standart minimal berdasarkan I.E.E.E maka motor tersebut memiliki nilai
tahanan isolasi yang sangat baik. Dikarenakan nilai tahanan isolasi yang jauh dari nilai
standart I.E.E.E, sehingga dapat dikatakan motor DC tersebut layak untuk digunakan.
Hasil pengukuran tahanan isolasi pada R. Jangkar – Body yaitu sebesar 550 MΩ. Dengan
melihat nilai standart minimal berdasarkan I.E.E.E, motor tersebut memiliki nilai tahanan
isolasi jauh diatas minimal, sehingga dapat dikatakan motor DC tersebut layak untuk
digunakan.
Kondisi bearing pada motor DC shunt ini sudah baik. Dikarenakan tidak adanya bunyi
kebisingan yang keluar dari bearing tersebut.
Spesifikasi Motor :

Type :DDH-N
Output : 1 HP
Rat : Cont Base 1750 RPM
Arm : 190 V.20A
Date : 1992.1 BRG
Tahun : 1994
WT : 24 kg

2. Motor DC – Compound
Nilai Nilai
Kondisi
NO Tahanan Isolasi Tahanan Standart Keterangan
Bearing
Isoslasi I.E.E.E

1 R. Shunt – Body 240 MΩ 100 MΩ

2 R. Seri - Body 240 MΩ 100 MΩ

3 R. Jangkar – Body 400 MΩ 100 MΩ Tidak ada


Sudah baik
4 R. Jangkar – Shunt 300 MΩ 100 MΩ bunyi

5 R. Shunt – Seri 350 MΩ 100 MΩ


6 R.Seri - Jangkar 300 MΩ 100 MΩ
Pembahasan :

Pengukuran tahanan kumparan pada R.Shunt sebesar 1100 Ω


Pengukuran tahanan kumparan pada R. Jangkar sebesar 400 Ω
Pengukuran tahanan kumparan pada R.Seri sebesar 240 Ω
Hasil pengukuran tahanan isolasi pada R.Shunt – Body adalah 240 MΩ. Dengan melihat
nilai standart minimal bedasarkan I.E.E.E maka nilai tahanan isolasi motor tersebut sudah
sangat baik, karena nilai tahanan isolasi tersebut sudah memenuhi nilai standard dari
I.E.E.E. sehingga motor DC compound tersebut layak untuk digunakan.
Hasil pengukuran tahan isolasi pada R.Seri – Body adalah 240 MΩ. Dengan melihat nilai
standart minimal bedasarkan I.E.E.E maka nilai tahanan isolasi motor tersebut sudah
sangat baik, karena nilai tahanannya sudah melampaui dari standart I.E.E.E. Sehingga
dapat dikatakan motor layak untuk digunakan.
Hasil pengukuran tahanan isolasi pada R. Jangkar – Body adalah 400 MΩ. Dengan melihat
nilai standart minimal bedasarkan I.E.E.E maka nilai tahanan isolasi motor tersebut sudah
sangat baik, karena nilai tahanannya sudah melampaui dari standart I.E.E.E. Sehingga
dapat dikatakan motor layak untuk digunakan.
Hasil pengukuran tahanan isolasi pada R. Jangkar – Shunt adalah 300 MΩ. Dengan melihat
nilai standart minimal bedasarkan I.E.E.E, motor tersebut dalam kondisi baik karena
menunjukkan posisi diatas standart dari IEEE.
Hasil pengukuran tahanan isolasi pada R. Shunt – Seri adalah 350 MΩ. Dengan melihat
nilai standart minimal bedasarkan I.E.E.E, motor tersebut dalam kondisi baik karena
menunjukkan posisi diatas standart dari IEEE.
Hasil pengukuran tahanan isolasi pada R. Seri – Jangkar adalah 300 MΩ. Dengan melihat
nilai standart minimal bedasarkan I.E.E.E, motor tersebut dalam kondisi baik karena
menunjukkan posisi diatas standart dari IEEE.
Kondisi bearing pada motor DC compound ini sudah baik karena tidak ada bunyi berisik
maupun hal lainnya yang dapat mengganggu dari kerja motor DC tersebut.
Spesifikasi Motor :

Type : DDH-N
Output : 1HP
Rat : Cont
Frame : 90 P
Ins.B
Motor THn 11 CM-1
230400
0,55/1,0 KBT 4 NT 220/230
3,0/3,9 A Komn
2200/3000 0G/MHH BEC 62 Kr

3. Motor induksi 1 phase


Nilai Nilai
Kondisi
NO Tahanan Isolasi Tahanan Standart Keterangan
Bearing
Isoslasi I.E.E.E
1 D1 – Body 320 MΩ 100 MΩ
Tidak ada
2 D2 - Body 350 MΩ 100 MΩ Baik
bunyi
3 D1 – D2 370 MΩ 100 MΩ

Pembahasan :

Pengukuran tahanan kumparan pada D1 –D3 sebesar 440 Ω


Pengukuran tahanan kumparan pada D2 – D4 sebesar 90 Ω
Hasil pengukuran tahanan isolasi pada D1 - Body adalah 3200 MΩ. Dengan melihat nilai
standart minimal bedasarkan I.E.E.E maka nilai tahanan isolasi motor tersebut sudah
sangat baik, karena nilai tahanan isolasi tersebut sudah memenuhi nilai standard dari
I.E.E.E. sehingga motor layak untuk digunakan.
Hasil pengukuran tahan isolasi pada D2 – Body adalah 350 MΩ. Dengan melihat nilai
standart minimal bedasarkan I.E.E.E, motor tersebut dalam kondisi baik karena
menunjukkan posisi diatas standart dari IEEE sehingga layak digunakan.
Hasil pengukuran tahanan isolasi pada D1 – D2 adalah 370 MΩ. Dengan melihat nilai
standart minimal bedasarkan I.E.E.E, motor tersebut dalam kondisi baik karena
menunjukkan posisi diatas standart dari IEEE sehingga layak digunakan.
Kondisi bearing pada motor induksi 1 phase ini sudah baik, dikarenakan tidak ada bunyi
yang ditimbulkan dari motor tersebut.
Spesifikasi Motor :

Type JY 2A-4
Output 1 HP Cycles 50~ Rpm 1420
Volts 110/220 AMPs 1316/6.8
Rating Cont Class E

4. Motor Asinkron 3 phase


Nilai Nilai
Kondisi
NO Tahanan Isolasi Tahanan Standart Keterangan
Bearing
Isoslasi I.E.E.E
1 U – Body 380 MΩ 100 MΩ Baik Tidak ada
bunyi
2 V - Body 350 MΩ 100 MΩ
3 W – Body 360 MΩ 100 MΩ
4 U–V
400 MΩ 100 MΩ
5 V–W
410 MΩ 100 MΩ
6 W–U
500 MΩ 100 MΩ
Pembahasan :

Pengukuran tahanan kumparan pada U – X sebesar 500 Ω


Pengukuran tahanan kumparan pada V – Y sebesar 5000 Ω
Pengukuran tahanan kumparan pada W – Z sebesar 550 Ω
Hasil pengukuran tahanan isolasi pada U - Body adalah 380 MΩ. Dengan melihat nilai
standart minimal bedasarkan I.E.E.E maka nilai tahanan isolasi motor tersebut sudah
sangat baik, karena nilai tahanan isolasi tersebut sudah memenuhi nilai standard dari
I.E.E.E. sehingga motor layak untuk digunakan.
Hasil pengukuran tahan isolasi pada V – Body adalah 350 MΩ. Dengan melihat nilai
standart minimal bedasarkan I.E.E.E, motor tersebut dalam kondisi baik karena
menunjukkan posisi diatas standart dari IEEE sehingga layak digunakan.
Hasil pengukuran tahanan isolasi pada W – Body adalah 360 MΩ. Dengan melihat nilai
standart minimal bedasarkan I.E.E.E, motor tersebut dalam kondisi baik karena
menunjukkan posisi diatas standart dari IEEE sehingga layak digunakan.
Hasil pengukuran tahanan isolasi pada U - Vadalah 400 MΩ. Dengan melihat nilai standart
minimal bedasarkan I.E.E.E, motor tersebut dalam kondisi baik karena menunjukkan posisi
diatas standart dari IEEE sehingga layak digunakan.
Hasil pengukuran tahanan isolasi pada V – W adalah 410 MΩ. Dengan melihat nilai
standart minimal bedasarkan I.E.E.E, motor tersebut dalam kondisi baik karena
menunjukkan posisi diatas standart dari IEEE sehingga layak digunakan.
Hasil pengukuran tahanan isolasi pada W – U adalah 500 MΩ. Dengan melihat nilai
standart minimal bedasarkan I.E.E.E, motor tersebut dalam kondisi baik karena
menunjukkan posisi diatas standart dari IEEE sehingga layak digunakan.
Kondisi bearing pada motor asinkron 3 phase ini sudah baik, karena tidak adanya bunyi
berisik yang berasal dari bearing motor tersebut.
Spesifiasi Motor :

Type UK G7 60-4
2,2 / 3 KW / PK 1420 O/M 50 Hz
380 V 5 A 0.8 Cos
5. Generator Sinkron 3 phase
Nilai Nilai
Kondisi
NO Tahanan Isolasi Tahanan Standart Keterangan
Bearing
Isoslasi I.E.E.E

1 P – Body 470 MΩ 100 MΩ

2 U - Body 500 MΩ 100 MΩ

3 V – Body 500 MΩ 100 MΩ


Tidak ada
4 W- Body 510 MΩ 100 MΩ Baik
bunyi
5 P–U 280 MΩ 100 MΩ
6 P–V 320 MΩ 100 MΩ
7 P–W 350 MΩ 100 MΩ
Pembahasan :
Pengukuran tahanan kumparan pada P - N sebesar 2 Ω
Pengukuran tahanan kumparan pada U - X sebesar 500 Ω
Pengukuran tahanan kumparan pada V - Y sebesar 100 Ω
Pengukuran tahanan kumparan pada W - Z sebesar 4 Ω
Hasil pengukuran tahanan isolasi pada P - Body adalah 470 MΩ. Dengan mengacu pada
nilai standart minimal I.E.E.E, maka generator tersebut dikatakan layak digunakan karena
sudah memenuhi standart minimal yang ditentukan.
Hasil pengukuran tahan isolasi pada U – Body adalah 500 MΩ. Dengan melihat nilai
standart minimal bedasarkan I.E.E.E, generator tersebut dalam kondisi baik karena
menunjukkan posisi diatas standart dari IEEE sehingga layak digunakan.
Hasil pengukuran tahanan isolasi pada V - Body adalah 500 MΩ. Jika dilihat pada standart
minimal maka generator tersebut memiliki nilai tahanan isolasi yang jauh diatas nilai
standart I.E.E.E yang sudah ditetapkan. Sehingga generator tersebut sudah layak untuk
digunakan.
Hasil pengukuran tahanan isolasi pada W - Body adalah 510 MΩ. Jika dilihat pada
standart minimal maka generator tersebut memiliki nilai tahanan isolasi yang jauh diatas
nilai standart I.E.E.E yang sudah ditetapkan. Sehingga generator tersebut sudah layak
untuk digunakan
Pengukuran tahanan isolasi pada P - U adalah 2800 MΩ. Jika ditinjau pada standart
minimal, generator tersebut dalam kondisi baik karena menunjukkan posisi diatas standart
dari IEEE.
Pengukuran tahanan isolasi pada P - V adalah 320 MΩ. Jika ditinjau pada standart
minimal, generator tersebut dalam kondisi baik karena menunjukkan posisi diatas standart
dari IEEE.
Pengukuran tahanan isolasi pada P – W adalah 350 MΩ. Jika ditinjau pada standart
minimal, generator tersebut dalam kondisi baik karena menunjukkan posisi diatas standart
dari IEEE.
Kondisi bearing pada generator sudah baik, dikarenakan tidak ada bunyi berisik yang dapat
mengganggu sistem dari generator tersebut.
Spesifikasi :

Generator ( K M E R B 112 M 4 )
4KW 220 V / 380 V
1420 rpm 5.3 A / 8.85A
50 Hz IP 54
3~IM B3
37 Kg DIN 57530 / 0.530 / 1984

6. Transformator
Nilai Nilai
NO Tahanan Isolasi Tahanan Standart Keterangan
Isoslasi VDE

 Trfo 1fasa
1 Primer - Sekunder
320 MΩ
2 Primer - Body 300 MΩ
3
Sekunder – Body 240 MΩ
1 MΩ Baik
 Trafo 3 fase
Primer – Sekunder
1
2 Primer – Body 300 MΩ
3 Sekunder – Body 390 MΩ
330 MΩ
Pembahasan :

 Transformator 1 fasa

Pengukuran tahanan kumparan primer sebesar 40 Ω


Pengukuran tahanan kumparan sekunder sebesar 400 Ω
Pengukuran tahanan isolasi pada Primer - Sekunder adalah 320 MΩ. Dengan melihat nilai
standart minimal maka motor tersebut sudah layak pakai dikarenakan sudah memenuhi
standart minimal yang dipakai.
Pengukuran tahan isolasi pada Primer – Body adalah 300 MΩ. Jika dilihat pada standart
minimal maka motor tersebut memiliki nilai tahanan isolasi yang jauh diatas nilai standart
VDE yang sudah ditetapkan. Sehingga motor tersebut sudah layak untuk digunakan
Pengukuran tahanan isolasi pada Sekunder - Body adalah 240 MΩ. Jika dilihat pada
standart minimal maka motor tersebut memiliki nilai tahanan isolasi yang jauh diatas nilai
standart VDE yang sudah ditetapkan. Sehingga motor tersebut sudah layak untuk
digunakan
 Transformator 3 Fase

Pengukuran tahanan kumparan primer sebesar 400 Ω


Pengukuran tahanan kumparan sekunder sebesar 300 Ω
Pengukuran tahanan isolasi pada Primer - Sekunder adalah 300 MΩ. Dengan melihat nilai
standart minimal maka motor tersebut sudah layak pakai dikarenakan sudah memenuhi
standart minimal yang dipakai.
Pengukuran tahan isolasi pada Primer – Body adalah 390 MΩ. Jika dilihat pada standart
minimal maka motor tersebut memiliki nilai tahanan isolasi yang jauh diatas nilai standart
VDE yang sudah ditetapkan. Sehingga motor tersebut sudah layak untuk digunakan
Pengukuran tahanan isolasi pada Sekunder - Body adalah 330 MΩ. Jika dilihat pada
standart minimal maka motor tersebut memiliki nilai tahanan isolasi yang jauh diatas nilai
standart VDE yang sudah ditetapkan. Sehingga motor tersebut sudah layak untuk
digunakan
BAB 5
KESIMPULAN
a. KESIMPULAN
1. Dalam praktikum ini, untuk mengetahui suatu alat listrik masih dalam
kondisi bagus maka digunakan dua alat ukur yaitu multimeter dan megger
test.
2. Dalam memeriksa alat listrik diukur dia tahanan utama yaitu tahanan isolasi
dan tahanan kumparan pada alat listrik tersebut. Untuk tahanan isolasi
diukur menggunakan megger test sedangkan untuk tahanan kumparan
menggunakan multi meter.
3. Berikut hasil pengukuran tahanan pada masing masing alat

 Motor DC shunt didapatkan tahanan kumparan pada R.shunt 450 Ω


dan R.jangkar 4,5 Ω. Sedangkan pada tahanan isolasi didapatkan
R.shunt – body 400 MΩ; R.jangkar – body 300 MΩ; R.shunt – jangkar
200 MΩ. Sehingga mesin dikategorikan masih dalam keadaan baik,
karena tahanan isolasinya melebihi dari standart I.E.E.E yang di
tentukan yaitu 100 MΩ.
 Motor DC Compund: didapatkan 3 tahanan kumparan yaitu R.Shunt
600 Ω; R.Seri 1,8 Ω dan R.Jangkar 6,5 Ω. Untuk tahanan isolasi antar
kumparan pada motor DC yaitu R.Shunt – Body 200 MΩ; R. Seri - Body
450 MΩ; R. Jangkar - Body 400 MΩ; R. Jangkar – Shunt 500 MΩ; R.
Shunt – Seri 490 MΩ dan R. Seri – Jangkar 300 MΩ semuanya melebihi
atau lebih besar dari 100 MΩ yaitu dari standart I.E.E.E. Maka dapat
disimpulkan motor dalam performa yang baik.
 Motor induksi 1 phase: didapatkan nilai tahanan kumparan dan
tahanan isolasi. Nilai tahanan kumparan yang didapat D1 – D3 10 Ω;
D2 – D4 25 Ω. Untuk tahanan isolasi yang didapatkan yaitu D1 – Body
300 MΩ, D2 – Body 400 MΩ dan D1 – D2 350 MΩ. Motor dapat
dikatakan baik karena sudah memenuhi nilai minimum standart dari
I.E.E.E yaitu sebesar 100 MΩ.
 Motor asinkron 3 phase: didapatkan hasil tahanan kumparan yaitu U –
X 3 Ω; V – Y 5 Ω dan W – Z 10 Ω. Dan untuk hasil nilai tahanan isolasi
yaitu U – Body 300 MΩ; V – Body 350 MΩ; W – Body 350 MΩ; U – V 200
MΩ; V – W 200 MΩ dan W – U 300 MΩ. Semua nilai dari tahanan isolasi
memenuhi/melebihi dari nilai standart I.E.E.E yaitu sebesar 100 MΩ,
maka dapat dikatakan motor dalam performa yang baik.
 Generator sinkron 3 phase: dilakukan percobaan dan dalam percobaan
tersebut didapatkan tahanan kumparan P – N 0,5 Ω; U– X 15 Ω; V – Y 3
Ω; W – Z 1 Ω. Sedangkan tahanan isolasinya P – Body 200 MΩ; U –
Body 350 MΩ; V – Body 210 MΩ; W – Body 350 MΩ; P – U 450 MΩ; P –
V 450 MΩ dan P – W 400 MΩ berada di atas 100 MΩ yang merupakan
standart dari I.E.E.E, maka generator masih dalam kondisi baik.
 Transformator 1 Phase: dilakukan pengukuran tahanan kumparan dan
tahanan isolasi. Tahanan Kumparan Primer : 3 Ω dan Kumparan
Sekunder: 10 Ω. Sedangkan tahanan isolasi pada Kumparan primer -
Kumparan Sekunder: 300 MΩ; Kumparan Primer - Body 400 MΩ dan
Kumparan Sekunder - Body 400 MΩ. transformator 1 phase. Jadi
transformator masih dalam keadaan baik karena tahanan isolasi
minimal dari VDE yaitu 1.0 MΩ.
 Transformator 3 Phase: dilakukan pengukuran tahanan kumparan dan
tahanan isolasi. Tahanan Kumparan Primer : 10 Ω dan Kumparan
Sekunder: 4 Ω. Sedangkan tahanan isolasi pada Kumparan primer -
Kumparan Sekunder: 350 MΩ; Kumparan Primer - Body 300 M Ω dan
Kumparan Sekunder - Body 250 MΩ. pada transformator 3 phase. Jadi
transformator masih dalam keadaan baik karena tahanan isolasi
minimal dari VDE yaitu 1.0 MΩ.
 Dalam praktikum ini didapatkan bahwa semua alat listrik dalam
kondisi baik dengan dibuktikan dengan nilai tahanan isolasinya yang
lebih dari
nilai minimal standar yang telah ditentukan. Semua alat yang
mempunyai poros memiliki kondisi bearing yang baik, tidak ada bunyi
gesekan yang sangat keras yang menghambat rotasi dari poros.
4. Dalam menentukan suatu alat listrik dalam kondisi baik atau tidak maka
dilakukan dengan cara membandingkan nilai tahanan isolasi hasil
pengukuran dan nilai tahanan minimum yang diijinkan oleh standar. Jika
nilai tahanan isolasinya diatas nilai tahanan yang diijinkan oleh standar
maka alat listrik tersebut masih layak pakai.
5. Nilai acuan atau kondisi dalam menentukan suatu alat listrik dalam kondisi
baik ada tiga yang pertama adalah tahanan isolasi yaitu tahanan antara
kumparan pada alat listrik dengan body atau casing dari alat tersebut, tahan
kumparan, cara pnegujiaanya kumparan satu dengan kumparan lain
pengujiannya pada saat motor tersebut dalam keadaan tidak nyala,
selanjutnya kondisi yang menentukan alat listrik masih baik yaitu kondisi
bearing yang masih bagus yang ditandai dengan tidak adanya bunyi gesekan
berlebih.

Anda mungkin juga menyukai