Penggunaan alat listrik yang terus menerus dan dalam jangka waktu yang cukup
lama bisa mengakibatkan penurunan performa pada alat itu sendiri. Penurunan
ini bisa disebabkan oleh adanya komponen bergerak yang aus seperti contoh
bearing pada segala jenis motor listrik. Pemeriksaan alat listrik ini bertujuan
untuk menilai kondisi sebuah alat listrik, dimana hasil dari penilaian ini bisa
dijadikan pertimbangan untuk memperbaiki atau mengganti dengan alat yang
baru jika memang diperlukan. Alat-alat listrik yang diuji pada praktikum ini
antara lain motor DC shunt, motor DC compound, motor induksi 1 fase, motor
asinkron 3 fase, generator sinkron 3 phase, transformator 3 fase dan
transformator 1 fase. Langkah kerja pemeriksaan alat adalah dengan
mengalibrasikan multitester dan menggunakannya untuk mengukur tahanan
kumparan serta menggunakan megger (insulation) tester untuk mengukur
tahanan isolasi, dan mencatat hasil pengukuran dari masing-masung alat serta
mengecek kondisi bearing motor dengan mendengarkan suaranya saat diputar.
Pada praktikum ini didapatkan nilai tahanan isolasi pada; motor DC shunt: 400
MΩ untuk R. shunt-body , dan tahanan kumparan pada R shunt 540 Ω,
selanjutnya kondisi bearing sangat baik karna tidaak ada bunyi gesekan yang
berlebih
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu peralatan listrik jika bekerja terus menerus akan mengalami penurunan kinerjanya.
Untuk mengetahui bagaimana kondisi suatu alat tersebut apakah ada kerusakan ataupun tidak.
Maka di butuhkan pemeriksaan alat karena dapat mengetahui kondisi alat setelah pemakaian
untuk mengurangi insiden atau kecelakaan saat mengoperasikan alat serta untuk mengetahui
waktu perawatan.
Pemeriksaan alat listrik di tujukan khusus untuk mengetahui dan mencari tahanan isolasi dan
tahanan ground. Tahanan isoalasi merupakan tahanan yang ada diantara 2 kawat saluran yang
diisolasi satu sama lain atau bias di katakana tahanan antara satu kawat saluran dengan tanah
(ground). Hasil dari pemeriksaan kedua tahanan tersebut dapat mengindikasi apakah motor masih
layak ataupun tidak. Maka dari itu kami melakukan praktikum agar memahami dan mengerti
tentang kondisi suatu alat dan nilai tahanan isolasi serta tahan ground
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui cara memeriksa kondisi dan kinerja mesin-mesin listrik ini
2. Mahasiswa mengetahui total tahanan isolasi antar kumparan rotor dengan bodi mesin.
3. Mahasiswa mengetahui total tahanan isolasi antar kumparan stator dengan bodi
mesin.
4. Mahasiswa mengetahui total tahanan isolasi antar kumparan stator dengan rotor
5. Mahasiswa mengetahui total tahanan isolasi antar kumparan
BAB 2
DASAR TEORI
Dalam Praktikum Pemeriksaan Alat ini, memiliki beberapa alat yang diperiksa antara
lain adalah sebagai berikut :
Berdasarkan sumber arus eksitasinya, motor DC dibagi menjadi dua jenis yaitu motor
DC eksitasi terpisah (biasanya berupa motor DC magnet permanen atau
motor stepper), motor DC eksitasi Sendiri.
A. Motor DC Eksitasi Terpisah
Motor DC eksitasi terpisah mempunyai sumber tegangan yang terpisah antara
kumparan medan (pada stator) dan belitan jangkar (pada rotor). Umumnya, pada
motor DC eksitasi terpisah, stator terbuat dari magnet permanen dan ukurannya
kecil.
Gambar Motor DC Eksitasi Terpisah
[2]
Sumber: https://blogs.itb.ac.id/2013/04/28/motor-dc/
1. Motor DC Seri
Motor DC yang menggunakan lilitan penguat magnet yang dihubungkan seri
dengan lilitan jangkar.
2. Motor DC Shunt
Motor DC yang menggunakan kumparan penguat yang disambungkan pararel
(shunt) dengan lilitan jangkar.
Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa adalah Listrik yang masuk ke dalam lilitan motor
akan menghasilkan fluks magnetic sehingga membuat stator menjadi magnet,
sehingga rotor berputar karena tarikan dari magnet tersebut.
4. Generator 3 Fasa
Generator adalah suatu sistem yang menghasilkan tenaga listrik dengan masukan
tenaga mekanik. Generator 3 phase yang dimana dalam sistem terdiri dari tiga
kumpulan kumparan yang mana kumparan tersebut masing-masing dinamakan lilitan
fasa. Ada 2 cara untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik, yaitu dengan
generator arus searah (DC Generator) dan generator arus bolak balik (AC Generator).
Prinsip kerja generator tiga phase adalah:
1. Motor memberikan energi mekanik yang didapatkan olehnya melalui sumber
listrik AC, ke generator yang kemudian diterima oleh rotor. Rotor di dalam
generator pun bergerak.
2. Regulator yang memiliki arus AC melewati rectifier terlebih dahulu agar arus
yang dimiliki diubah terlebih dahulu menjadi arus DC. Tujuan diubah seperti itu
adalah agar arus tersebut dapat mengaktifkan arus medan magnet yang ada pada
generator (fero magnet).
3. Pada generator, terjadi putaran rotor yang kemudian memotong garis-garis medan
magnet yang terjadi pada stator, sehingga terbentuk gaya gerak listrik, yang
kemudian listrik tersebutlah yang disalurkan ke output
Gambar Generator 3 Phase
[8]
Sumber: www.alibaba.com/product-detail/harga-generator-3-phase-5kv-
alternator_60558565181.html
5. Transformator
Komponen elektronika yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan
listrik. Oleh karena itu pula transformator merupakan piranti listrik yang termasuk ke
dalam golongan mesin listrik statis.
2. Step-Down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan
primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan.
3. Autotransformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik,
dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga
merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan
dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa
dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa.
b. Multimeter digital
2.3 Standarisasi
2.3.1 IEEE
IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers)
Petunjuk yang menyatakan ialah:"Direkomendasikan resistansi isolasi minimum
untuk arus bolak-balik dan gulungan arus searah mesin dinamo dan gulungan untuk
bidang arus bolak-balik dan arus searah mesin dapat ditentukan oleh:
1 IR(1min) kV + 1 untuk winding yang di buat sebelum 1970
2 IR(1min) 100 untuk DC armature & winding yang di buat setelah 1970
3 IR(1min 5 untuk hampir semua motor-wound coils rated < 1kV
IR(1min) = kV + 1 untuk winding yang di buat sebelum 1970
IR(1min) = 100 untuk DC armature & winding yang di buat setelah 1970
IR(1min) = 5 untuk hampir semua motor-wound coils rated < 1kV
dimana:
Rm = direkomendasikan tahanan isolasi minimum mega ohmspada 40 ° C dari
seluruh mesin lilitan
kV = dinilai mesin terminal voltage, dalam kilo volt
IR(1min) adalah tahanan isolasi yg direkomendasikan
Untuk standarisasi trafo menurut standard VDE (catalouge 228/4) minimum
besarnya tahanan isolasi kumparan trafo, pada suhu operasi dihitung “1 kilo Volt = 1
MΩ (Mega Ohm)”. Dengan catatan 1 kV = besarnya tegangan fasa terhadap tanah,
kebocoran arus yang diijinkan setiap kV = 1 mA.
2.4 Definisi
2.4.1 Rewinding
Penyepulan atau penggulungan ulang motor listrik 1 fasa maupun 3 fasa yang
rusak ( kontak body dengan spool atau spool dengan spool ) atau terbakar
kumparannya,baik kumparan primer maupun kumparan sekunder. Rewinding ini
dapat mempengaruhi efisiensi motor
Gambar Rewinding
[18]
Sumber: http://www.robsonandfrancisrewinds.co.uk/armature-rewind/
2.4.2 Reinsulating
Re insulating ialah dimana proses vernish yang dilakukan pada lilitan kumparan
agar tidak terjadi short antara lilitan yang satu dengan lilitan yang lainnya. Karena
pada suatu kumparan lilitan didalamnya bisa terjadi kontak langsung dengan lilitan
lainnya karena lilitan kumparan berdempetan dengan cara memvernish bagian lilitan
agar lilitan tersebut terlapisi sehingga tidak ada lilitan yang bersentuhan langsung
dengan lilitan lainnya . Dengan memperkuat lilitan tersebut agar lilitan menjadi kuat
dan tidak mudah patah sehingga umur pakai pada lilitan bisa bertambah panjang.
2.5 Aplikasi
2.5.1 Aplikasi di darat
Transformator
(distribusi) berguna
untuk menyalurkan
2 Transformator
listrik dari gardu induk
ke pelanggan
Gambar 2.18 Transformator
Sumber : http://kelaselektro.blogspot.co.id/
Generator–set atau
yang biasa disebut
genset merupakan
pembangkit tenaga
listrik yang utama di
kapal. Genset
digunakan untuk
Generator 3 phase mensupply hampir
pada Emergency seluruh peralatan
3 Generator kapal listrik di
kapal. Sebagian besar
mesin listrik di kapal
Gambar 2.22 Emergency Generator Kapal
menggunakan arus 3
Sumber : http://infomarso2.blogspot.com
Phase. Kemudian
listrik disupply ke
seluruh peralatan
listrik di kapal.
BAB 3
DATA PRAKTIKUM
3.1 Peralatan dan Fungsi
Tabel 3.1 Peralatan yang digunakan
No
Nama Alat Gambar Fungsi
.
1. Motor DC Shunt Untuk mengubah energi
listrik menjadi energi
mekanik.
2. Motor DC Compound Untuk mengubah energi
listrik menjadi energi
mekanik.
b. Motor DC Coumpound
1. Mengkalibrasi multitester dengan cara menghubungkan antara ujung kabel satu
dengan yang lain.
2. Mengukur tahanan kumparan dari R.shunt, R. Seri, dan R. Jangkar menggunakan
multitester.
3. Mengukur tahanan isolasi kumparan dengan body meliputi R.shunt dengan body,
R.Seri dengan body, R.jangkar dengan body. Mengukur tahanan isolasi kumparan
dengan kumparan meliputi R.jangkar dengan R.shunt, R.Shunt dengan R.Seri, R.
Seri dengan R.Jangkar dengan menggunakan megger tester.
4. Menganalisa kondisi bearing dari motor, dengan memutar bearing kemudian
mendengarkan suaranya saat diputar.
5. Mencatat hasil pemeriksaan.
f. Transformator
1. Mengkalibrasi multitester dengan cara menghubungkan antara ujung kabel satu
dengan yang lain.
2. Mengukur tahanan kumparan primer dan sekunder menggunakan multitester.
3. Mengukur tahanan isolasi kumparan meliputi kumparan primer dengan kumparan
sekunder, kumparan primer – kumparan body, kumparan sekunder – kumparan
body menggunakan megger tester.
4. Mencatat hasil pengukuran.
g. Trafo 3 Phase
1. Mengkalibrasi multitester dengan cara menghubungkan antara ujung kabel satu
dengan yang lain.
2. Mengukur tahanan kumparan primer dan sekunder menggunakan multitester.
3. Mengukur tahanan isolasi kumparan meliputi kumparan primer dengan kumparan
sekunder, kumparan primer – kumparan body, kumparan sekunder – kumparan
body menggunakan megger tester.
4. Mencatat hasil pengukuran.
2. Generator
Tabel 3.3 Data Hasil Pemeriksaan Generator
3. Transformator
Tabel 3.4. Data Hasil Pemeriksaan Transformator
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
1. Motor DC
Nilai Nilai
Kondisi
NO Tahanan Isolasi Tahanan Standart Keterangan
Bearing
Isoslasi I.E.E.E
Pembahasan :
Type :DDH-N
Output : 1 HP
Rat : Cont Base 1750 RPM
Arm : 190 V.20A
Date : 1992.1 BRG
Tahun : 1994
WT : 24 kg
2. Motor DC – Compound
Nilai Nilai
Kondisi
NO Tahanan Isolasi Tahanan Standart Keterangan
Bearing
Isoslasi I.E.E.E
Type : DDH-N
Output : 1HP
Rat : Cont
Frame : 90 P
Ins.B
Motor THn 11 CM-1
230400
0,55/1,0 KBT 4 NT 220/230
3,0/3,9 A Komn
2200/3000 0G/MHH BEC 62 Kr
Pembahasan :
Type JY 2A-4
Output 1 HP Cycles 50~ Rpm 1420
Volts 110/220 AMPs 1316/6.8
Rating Cont Class E
Type UK G7 60-4
2,2 / 3 KW / PK 1420 O/M 50 Hz
380 V 5 A 0.8 Cos
5. Generator Sinkron 3 phase
Nilai Nilai
Kondisi
NO Tahanan Isolasi Tahanan Standart Keterangan
Bearing
Isoslasi I.E.E.E
Generator ( K M E R B 112 M 4 )
4KW 220 V / 380 V
1420 rpm 5.3 A / 8.85A
50 Hz IP 54
3~IM B3
37 Kg DIN 57530 / 0.530 / 1984
6. Transformator
Nilai Nilai
NO Tahanan Isolasi Tahanan Standart Keterangan
Isoslasi VDE
Trfo 1fasa
1 Primer - Sekunder
320 MΩ
2 Primer - Body 300 MΩ
3
Sekunder – Body 240 MΩ
1 MΩ Baik
Trafo 3 fase
Primer – Sekunder
1
2 Primer – Body 300 MΩ
3 Sekunder – Body 390 MΩ
330 MΩ
Pembahasan :
Transformator 1 fasa