Anda di halaman 1dari 18

1

Gambaran Umum Sistem Ventilasi Ruang Kargo

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, segala puji senantiasa penulis panjatkan


kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyusun paper ini yang berjudul “Gambaran Umum Sistem
Ventilasi Ruang Kargo”.
Pembuatan paper ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pengaturan Udara dan Sistem Refrigerasi (HVACR) sekaligus sebagai media belajar
bagi penulis untuk menambah pengetahuan tentang ventilasi ruang kargo di kapal.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar penulis dapat lebih baik dalam hal penulisan, isi dan penjabaran
yang terstruktur rapi. Dengan segala keterbatasan yang ada, semoga paper ini
memberikan manfaat terutama bagi penulis dalam proses belajar di Departemen
Teknik Sistem Perkapalan FTK – ITS.

Madura, Oktober 2019

Penulis

1
Adam Leonardo (04211740000060)
Gambaran Umum Sistem Ventilasi Ruang Kargo

DAFTAR ISI

KENAPA DIPERLUKAN ADANYA VENTILASI KARGO DI KAPAL?....................................1


Cargo Sweat......................................................................................................................................1
Ship Sweat.........................................................................................................................................2
HYGROSCOPIC DAN NON-HYGROSCOPIC CARGOES............................................................4
Hygroscopic cargo.............................................................................................................................4
Non-hygroscopic cargo......................................................................................................................5
MENDAPATKAN TEMPERATUR PENGEMBUNAN (DEW POINT)......................................6
THREE-DEGREE RULE.....................................................................................................................6
KAPANKAH VENTILASI HARUS DIBERHENTIKAN?.............................................................8
TIPE SISTEM VENTILASI.................................................................................................................9
Natural Ventilation...........................................................................................................................9
Mechanical Ventilation...................................................................................................................10
Contoh Perhitungan: Relative Humidity dan Dew Point................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................15

2
Adam Leonardo (04211740000060)
Gambaran Umum Sistem Ventilasi Ruang Kargo

KENAPA DIPERLUKAN ADANYA VENTILASI KARGO DI KAPAL?


Salah satu aspek penting pada sistem transportasi kargo di kapal adalah menjaga kondisi
kargo agar selalu berada pada kondisi baik. Sangat penting untuk mejaga kondisi kargo agar
terhindar dari kerugian karena rusaknya kargo dan tuntutan dari pemilik kargo.

Kerusakan pada kargo bisa disebabkan oleh beberapa sebab diantaranya; kecelakaan,
masuknya air laut ke dalam cargo hold kapal, air hujan, dan lainnya. Dari berbagai macam
sebab tersebut, kelembaban adalah salah satu penyebab paling umum dari rusaknya kargo.

Untuk mencegah agar kargo tidak rusak karena kelembaban, kapal curah kering ataupun
kapal kargo pada umunya dilengkapi dengan sistem ventilasi. Kelembaban dapat
menyebabkan sweat atau dalam bahasa indonesia adalah adanya air pada kargo ataupun
dinding kapal. Jenis sweat pada kapal dibagi menjadi dua jenis, diantaranya:

Cargo Sweat : Terjadinya kondensasi atau pengembunan pada permukaan kargo yang
disebabkan temperatur kargo lebih rendah dari udara luar. Jenis sweat ini biasanya terjadi
ketika kapal berlayar dari daerah yang dingin ke daerah yang lebih panas dan udara luar
memiliki titik pengembunan yang lebih tinggi dari pada temperatur kargo.

Gambar. 1. Besi yang Berkarat Disebabkan Terjadinya Cargo Sweat

Kargo dimuat di tempat yang bertemperatur dingin dan ditransportasikan ke tempat yang
lebih bertemperatur lebih tinggi akan meningkatkan temperatur secara perlahan karena
pengaruh temperatur air laut dan udara sekitar. Selama temperatur kargo berada di bawah
temperatur pengembunan udara luar, ventilator kargo harus ditutup sehingga tidak ada
3
Adam Leonardo (04211740000060)
Gambaran Umum Sistem Ventilasi Ruang Kargo

ventilasi. Cargo hold atau palkah sebaiknya mempunyai fungsi kedap udara. Ketika penutup
dari ruang kargo atau cargo hold hatch dibuka sedangkan temperatur cargo di bawah
temperatur pengembunan udara luar maka udara luar akan masuk ruang kargo dan
mengakibatkan cargo sweat.

Gambar. 2. Beras yang berjamur akibat dari cargo sweat

Ship Sweat : adalah munculnya air pada baja kapal terutama pada konstruksi cargo
hold kapal terjadi karena adanya kontak udara lembab hangat dari kargo dengan baja kapal.
Ship sweat akan terbentuk ketika titik pengembunan dari udara di ruang kargo lebih tinggi
dari pada titik pengembunan baja kapal. Saat udara hangat lembab mengenai baja dari kapal
yang dingin karena pengaruh luar maka akan terjadi kondensasi pada baja yang berakibat
munculnya air pada baja. Air ini tidak hanya akan merusak baja karena akan terjadi korosi
namun juga akan merusak kargo itu sendiri, karena pengaruh gravitasi, air yang menempel
pada dinding palkah akan jatuh dan mengenai kargo.

“Keringat” pada kapal umumnya terjadi ketika kargo dimuat ke kapal di daerah
bertemperatur yang tinggi kemudian dibawa berlayar ke tempat dengan temperatur lebih
rendah. Pada kondisi seperti ini ventilasi harus dibuka kecuali udara luar memiliki tingkat
kelembaban yang sangat tinggi dan titik pengembunan dari udara luar lebih tinggi dari pada
udara dalam kargo.

4
Adam Leonardo (04211740000060)
Gambaran Umum Sistem Ventilasi Ruang Kargo

Gambar. 3. Karat Pada Konstruksi Disebabkan Oleh Ship Sweat

Gambar. 4. Cargo Sweat dan Ship’s Sweat

5
Adam Leonardo (04211740000060)
Gambaran Umum Sistem Ventilasi Ruang Kargo

Gambar. 5. Kerusakan pada dinding cargo hold dan pada muatan

Ventilasi ruang kargo di kapal diperlukan untuk:

 Mencegah cargo sweat dan ship’s sweat


 Mensuplai udara segar ke dalam kargo
 Menjegah terjadinya akumulai gas berbahaya pada cargo hold
 Menghilangkan aroma/bau dari kargo sebelumnya
 Membuang panas dan kelembaban yang di sebabkan oleh beberapa jenis kargo.

HYGROSCOPIC DAN NON-HYGROSCOPIC CARGOES


Terdapat dua jenis kargo pada kapal. Pembagian ini berdasarkan kemampuan kargo untuk
mempengaruhi kelembaban udara pada palkah. Ventilasi kargo di kapal diperlukan untuk tiap
jenis kargo baik hygroscopic dan non-hygroscopic cargoes

Hygroscopic cargo adalah jenis kargo di kapal yang memiliki kandungan air atau
kelembaban. Umumnya jenis kago ini diantaranya produk tanaman, dimana yang mampu
menyerap atau mengeluarkan air. Air ini akan berpengaruh besar terhadap kelembaban udara
pada ruang kargo

6
Adam Leonardo (04211740000060)
Gambaran Umum Sistem Ventilasi Ruang Kargo

Gambar. 6. Kayu adalah salah satu jenis hygroscopic cargo

Non-hygroscopic cargo adalah jenis kargo yang tidak memiliki kandungan air atau konten
kelembaban atau minimal tidak mengandung zat yang dapat bereaksi dengan udara di dalam ruang
kargo. Contoh dari jenis kargo ini diantarnya; baja, besi, permesinan, dll.

Gambar. 7. Baja adalah salah satu dari non-hygroscopic cargo

7
Adam Leonardo (04211740000060)
Gambaran Umum Sistem Ventilasi Ruang Kargo

MENDAPATKAN TEMPERATUR PENGEMBUNAN (DEW POINT)


Mengambil keputusan untuk melakukan ventilasi atau tidak pada ruang kargo harus
berdasarkan prinsip sains. Titik pengembunan umumnya didapat dengan membandingkan
pembacaaan dari temperatur bola kering atau dry-bulb temperature dan temperatur bola
basah atau wet-bulb temperature. Termometer ini umumnya digantung di sayap dari bridge
deck. Alat ini umumnya dikenal sebagai “Stevenson Screen”. Alat ini berfungsi untuk
mengetahu titik pengembunan udara luar.

Gambar. 8. Stevenson Screen

THREE-DEGREE RULE
Untuk hampir semua jenis kargo, temperatur kargo akan berubah meskipun sedikit selama
pelayaran berlangsung. Perubahan ini diakibatkan oleh temperatur udara luar yang lebih
tinggi atau lebih rendah dari kargo. Aturan ini akan digunakan untuk menentukan apakah
akan dilakukan ventilasi atau tidak pada ruang kargo. Berikut adalah beberapa kondisi
temperatur kargo yang dijumpai ketika kapal dalam pelayaran.

8
Adam Leonardo (04211740000060)
Gambaran Umum Sistem Ventilasi Ruang Kargo

Gambar. 9. Temperatur udara luar lebih rendah dari pada temperatur kargo

Pada kondisi seperti ini, jika temperatur udara luar adalah 3 oC lebih rendah dari pada
temperatur cargo pada saat dimuat maka dilakukan ventilasi.

Gambar. 10. Temperatur udara luar hampir sama dengan temperatur kargo

9
Adam Leonardo (04211740000060)
Gambaran Umum Sistem Ventilasi Ruang Kargo

Pada kondisi ini ketika temperatur udara luar hampir sama dengan temperatur kargo maka
tidak dilakukan ventilasi.

Gambar. 11. Temperatur udara luar lebih tinggi dari pada temperatur kargo

Pada kondisi seperti ini dimana temperatur udara luar lebih tinggi dari pada temperatur kargo
maka tidak dilakukan ventilasi.

Aturan ini memiliki banyak kelebihan untuk diterapkan.. Pertama, metode ini mudah
digunakan. Kedua, perhitungan tempratur hanya dilakukan ketika kargo dimuat dan
temperatur udara luar saat ventilasi akan dilakukan atau tidak. Dan juga dengan metode ini
kru kapal tidak perlu masuk ruang kargo saat menentukan bahwa akan dilakukan ventilasi
atau tidak.

KAPANKAH VENTILASI HARUS DIBERHENTIKAN?


Kru kapal atau petugas ventilasi (duty officer) tidak hanya harus tau kapan ventilasi harus
dilakukan, namun juga harus tau kapan ventilasi harus diberhentikan. Petugas harus tau
terhadap perubahan temperatur udara luar. Ketika aturan 3 derajat tau three degree rule
digunakan, maka petugas harus mengecek temperatur pengembunan pada stevenson screen
secara berkala. Ketika temperatur udara luar meningkat dan perbedaan 3 derjat tidak bisa
diberlakukan maka ventilasi harus diberhentikan.

10
Adam Leonardo (04211740000060)
Gambaran Umum Sistem Ventilasi Ruang Kargo

Namun, jika perbandingan dibuat dengan membandingkan titik pengembunan udara luar
dengan udara yang ada pada ruang kargo, kondisi ini akan sedikit lebih rumit. Sedikit sulit
untuk mendapatkan temperatur bola basah dalam kargo kecuali kargo tersebut aman untuk
dimasuki kru. Selain itu pengukuran temperatur bola basah tidak akan akurat jika dilakukan
ketika sistem ventilasi sedang berjalan. Pengukuran temperatur bola basah bisa mudah
dilakukan dengan cara mematikan kipas, namun kru harus menunggu waktu yang cukup lama
akar udara di dalam kargo menjadi setimbang.

Kesimpulannya, meskipun secara teori perbandingan temeratur pengembunan adalah metode


yang paling handal untuk pertimbangan pengandaan ventilasi namun pada praktiknya,
metode three degree rule lebih banyak digunakan karena kepraktisannya dan mengurangi
resiko dari human error.

TIPE SISTEM VENTILASI


Secara umum sistem ventilasi dibagi menjadi dua jenis yaitu alami dan mekanik atau kipas.
Sangat mungkin untuk mengkombinasikan dua jenis sistem ventilasi ini.

Natural Ventilation adalah jenis sistem ventilasi dimana pada sistem ini tidak
menggunakan tenaga mekanik seperti kipas. Sistem ini hanya bergantung pada kekuatan
angin udara luar. Pada sistem ini umumnya terdapat beberapa pasang ventilator pada tiap
sudut akhir dari cargo hold. Sistem ini sangat bergantung pada kekuatan angin, jika kekuatan
angin tidak ada atau dalam lain kata adalah tidak adanya angin, maka tidak terjadi sirkulasi
udara antara udara luar dan udara dalam palkah.

11
Adam Leonardo (04211740000060)
Gambaran Umum Sistem Ventilasi Ruang Kargo

Gambar. 12. Ventilator yang terletak pada sisi akhir cargo hold

Mechanical Ventilation adalah sistem ventilasi dengan memanfaatkan kipas sebagai alat
untuk mensirkulasikan udara. Kapasitas dari kipas umumnya didefinisikan dalam jumlah
udara yang diterima atau masuk dalam ruang kargo.

Gambar. 13. Sistem ventilasi pada tween-deck dengan sistem ducting terpisah

12
Adam Leonardo (04211740000060)
Gambaran Umum Sistem Ventilasi Ruang Kargo

Gambar. 14. Ventilator bisa dipasang di salah satu sisi dari hatch cover

Gambar. 15. Ventilator bisa dipasang di ujung tiang kapal (top of mast)

Contoh Perhitungan: Relative Humidity dan Dew Point


Sebagai contoh bagaimana data dapat digunakan, pada Tabel 1. Ini menunjukkan bahwa pada
30°C, massa uap air (uap air) di udara jenuh adalah 30,39 g/ m 3. Kelembaban relatif dapat
didefinisikan sebagai jumlah kelembaban yang terkandung dalam udara yang dinyatakan
sebagai persentase dari kadar air saturasi pada suhu tersebut. Untuk melanjutkan contoh, jika
udara pada suhu 30°C hanya mengandung 20 g/m3 kelembaban, kelembaban relatifnya adalah
20 ÷ 30,39 x 100 = 65,8%. Juga lihat Tabel 1 / Gambar. 16, udara pada suhu sekitar 23ºC
akan jenuh jika mengandung 20 g/m3 kelembaban, dan karenanya titik embun udara pada
13
Adam Leonardo (04211740000060)
Gambaran Umum Sistem Ventilasi Ruang Kargo

30ºC dan kelembaban relatif 65,8% adalah 23 ºC. Ini menunjukkan poin penting. Titik embun
udara pada suhu tertentu dan kelembaban relatif adalah suhu di mana udara perlu didinginkan
untuk menjadi jenuh. Di bawah titik embun, terjadi kondensasi. Karena suhu saturasi (dan
karenanya titik embun) semata-mata ditentukan oleh jumlah uap air di udara, titik embun itu
sendiri merupakan ukuran langsung dari jumlah uap air di udara. Ini dapat diilustrasikan lebih
lanjut dengan menggunakan data tekanan uap pada Tabel 2. Udara pada 25°C memiliki
tekanan uap air saturasi 23,76 mmHg. Jadi, udara pada 25°C dengan kelembaban relatif 72%
akan memiliki tekanan uap air 23,76 x 72 ÷ 100 = 17,1 mmHg. Dapat dilihat pada Tabel 2 /
Gambar 17 bahwa udara jenuh pada suhu sekitar 19,5°C juga memiliki tekanan uap air
sebesar 17.1 mmHg. Ini berarti udara pada 25 °C dan kelembaban relatif 72% memiliki titik
embun 19,5°C. Kondensasi akan mulai terjadi jika udara didinginkan di bawah 19,5°C.

Tabel. 1. Massa dari uap air di udara saturasi (Mass of water vapour in saturated air)

14
Adam Leonardo (04211740000060)
Gambaran Umum Sistem Ventilasi Ruang Kargo

Gambar. 16. Massa dari uap air di udara saturasi berdasarkan temperatur udara luar (Mass of water
vapour in saturated air plotted against air temperature)

15
Adam Leonardo (04211740000060)
Gambaran Umum Sistem Ventilasi Ruang Kargo

Tabel. 2. Tekanan uap air pada udara saturasi (Pressure of water vapour in saturated air)

Gambar. 17. Tekanan uap air pada udara saturasi berdasarkan temperatur udara (Pressure of water
vapour in saturated air plotted against air temperature)

16
Adam Leonardo (04211740000060)
Gambaran Umum Sistem Ventilasi Ruang Kargo

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, David. Sheard, Daniel. 2006. “ Cargo Ventilation: A guide To Good Practice”.
North of England P&I Association Limited. Newcastle.

http://marinegyaan.com/what-is-ship-sweat-and-cargo-sweat/ (di akses pada 18 oktober


2019)

https://www.marineinsight.com/marine-safety/why-is-cargo-ventilation-important-on-ships/
(di akses pada 18 oktober 2019)

https://www.ukpandi.com/knowledge-publications/publications/bulk-carrier-practice-cargo-
ventilation/#targetText=Cargo%20Ventilation,gases%20from%20the%20cargo%20spaces.
(di akses pada 18 oktober 2019)

https://www.steamshipmutual.com/publications/Articles/CargoDamageBB0413.htm (di akses


pada 19 oktober 2019)

17
Adam Leonardo (04211740000060)

Anda mungkin juga menyukai