Anda di halaman 1dari 3

Sosialisasi Skabies di Pondok Pesantren Al – Istiqomah Bersama dr.

Umi Qulsum

A. Latar Belakang

Penyakit scabies merupakan penyakit kulit menular yang disebabkan oleh sarcoptes
scabie dengan keluhan gatal terutama malam hari yang ditandai dengan adanya kelainan pada
kulit berupa papula, vesikula, urtikaria, dan krista (Yasin, 2009. Scabies sering diabaikan
karena tidak mengancam jiwa sehingga prioritas penanganannya rendah, namun sebenarnya
scabies kronis dan berat dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Scabies
menimbulkan gejala ketidaknyamanan karena menimbulkan lesi yang sangat gatal, dapat
menyebar pada semua orang, semua umur, ras, dan level social ekonomi (Raza et.al 2009).
Pondok pesantren merupakan yang terbesar penyumbang penyakit skabies ( gudik ), tidak
hanya di faktorkan oleh lingkungan dan kekumuhan para santri, tetapi juga skabies sudah
menjadi penyakit yang wajar dalam kehidupan santri terutama untuk santri baru. Ada pepatah
mengatakan bahwasanya setiap santri yang terkena skabies ( gudik ) itu tertanda ilmunya
sudah mulai masuk.

B. Tujuan Program.

Jumlahnya santri yang banyak dan kurangnya pengetahuan tentang informasi kesehatan
tentang upaya menjaga kebersihan lingkungan pondok pesantren mengakibatkan prevalensi
scabies sangat tinggi. Terutama di Indonesia pada lingkungan masyarakat pesantren banyak
tidak menggunakan handuk, mandi menggunakan sabun secara bersama-sama, mandi
bersama dalam satu kamar mandi 2-3 santri, ada yang menceburkan diri dalam bak mandi
kemudian airnya juga untuk mandi bersama, memakai pakaian secara bergantian antara
teman satu dan teman lainnya, santri tidur dalam 1 kamar yang berisikan 15-25 santri .
Pencegahan yang dilakukan oleh santri agar terhindar dari penyakit scabies diantaranya
adalah dengan membiasakan hidup dengan perilaku sehat. Perilaku sehat sendiri yaitu
aktivitas atau kegiatan seseorang baik diamati maupun yang tidak diamati berkaitan dengan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan ini mencakup pencegahan dan
perlindungan diri dari penyakit maupun masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan,
dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan, untuk menciptakan
pencegahan tersebut dibutuhkan Health Education pada santri agar santri mengetahui
berperilaku sehat yang baik.

C. Pentingnya Program
Perilaku hidup sehat sangat menentukan kesehatan seseorang dan lingkungannya. 
Masalah kesehatan dapat berupa timbulnya penyakit dalam suatu pemukiman tertentu di
tengah masyarakat. Salah satu penyakit yang sering ditemui adalah penyakit kulit karena
bisa diderita oleh siapa saja. Di Indonesia penyakit kulit begitu populer. Salah satunya
skabies ( gudik ) yang merangsang penderitanya untuk menggaruk kulit karena terasa
gatal-gatal. Penyakit ini mudah menyebar terutama di asrama, penjara, panti asuhan,
pondok pesantren dan pengungsian. Pondok Pesantren Al – Istiqomah
Petanahan,Kebumen, diketahui santrinya mengalami penyakit skabies ( gudik ) yang
perlu segera mendapat penanganan. Persoalan ini menjadi hal yang biasa di pesantren.
Namun jika tidak diberantas akan sangat menggangu para santri dan kualitas belajarnya
selama di ponpes. Mengingat para santri ponpes berisiko tinggi terpapar penyakit kulit,
maka dr Umi Qulsum sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Al – Istiqomah bersama
ratusan santri mengadakan sosialisasi tentang skabies ( gudik ) atau GDG, pemberantasan
dan pencegahan Skabies ( Gudik ) di lingkungan Pondok Pesantren Al – Istiqomah
Tnjungsari,Petanahan, Kebumen.Diawali dengan sosialisasi perilaku hidup bersih dan
sehat, sekitar 500an santri antusias mengikuti sosialisasi.
Menurutnya faktor risiko tinggi skabies di pesantren karena kepadatan penghuni
dan perilaku kebersihan. Kenyataannya tingkat kebersihan di pesantren umumnya masih
rendah dan santri masih ada yang menderita skabies, belum jadi santri jika belum
mengalami kudisan, perlu dimaknai kembali. Ia manilai skabies jika dibiarkan akan
kronik hingga bisa menimbulkan komplikasi berupa infeksi dan bakteri. Kualitas belajar
santri akan menurun. Ini harus ada tindakan. Ia menambahkan penderita skabies juga bisa
menjadi sumber infeksi bagi lingkungannya. Sehingga harus diobati. Semoga para santri
dapat menerima manfaat dari program ini. dr Umi Qulsum nenberikan obat-obatan untuk
mengobatinya juga disediakan.
D. Teknis Pelaksanaan Program
Dalam upaya pencegahan penularan penyakit Skabies ( gudik ) di Pondok Pesantren Al –
Istiqomah, kami melakukan kegiatan sosialisasi bersama dr Umi Qulsum sekaligus
pengasuh Pondok Pesantren Al – Istiqomah. Dalam sosialisai tersebut santri di ajari
untuk mengenali gejala penyakit skabies dan pelatihan dasar bagaimana pencegahan
penyakit skabies. Oleh karena itu kami melakukan kegiatan sosialisasi yang akan
menjjadi solusi permasalahan di Pondok Pesaantren Al – Istiqomah dalam beberapa
tahap.
a. Tahap pertama : pemaparan materi.

Sebelum menjelaskan tentang apa itu skabies dan bagimana pencegahanya, dr Umi
Qulsum Bersama tim KKN IAINU Kebumen memaparkan materi tentang skabies
agar mudah di pahami oleh santri. Dalam pemaparan ini, di jelaskan tentang apa itu
skabies hingga pencegahanya.

b. Tahap kedua : Pemahaman Penyakit Skabies


Setelah seluruh santri mengetahui apa itu skabies, dr Umi Qulsum menjelaskan
lebih detail mengenai penyakit skabies. Di dalam penjelasanya, santri juga
diminta untuk menjaga kebersihan lingkungan pesantren, pakaian yang bersih,
kamar mandi, dan tempat tidur yang bersih guna untuk mencegaah penyakit
skabies. dr Umi Qulsum juga menjelaskan skabies hal yang lumrah yang terjadi
dalam sebuah pesantren, namun hal tersebut dapat di cegah apabila santri menjaga
kebersihan.
c. Tahap ketiga : Sesi tanya jawab
Setelah penjelasan tentang apa itu skabies dan bagaimana pencegahanya, seluruh
santri di beri kesempatan utnuk bertanya tentang penyakit skabies. beberapa
pertanyaan pun muncul dengan bermacam macam, mulai dari bagaiman pakaian
yang bersih, berapa hari penggunaan, lantai yang bersih, solusi menghindari
skabies dan lainnya.
d. Tahap keempat : pemberian obat dan solusi pencegahan
Dalam sesi terskhir, dr Umi Qulsum memberikan beberapa solusi mengenai
pencegahan penyakit Skabies, adanya piket kkebersihan setiap hari, pola makan,
pakai an yang tidak sembarang menggunakan milik orang lain, hingga mandi dan
pembersihan kamar mandi yang rutin. dr Umi Qulsum juga memberikan
bermacam – macam obat sesuai kadar gejala, ada obat gatal, kudis , skabies
( gudik ) dan lainnya. Sebelum sosialisasi selesai, dr Umi Qulsum berpesan
kepada seluruh santri untuk selalu menjsgs kesehatan dan menjaga lingkungan
yang bersih.
e. Kendala
Santri merupakan cermin kehidupan yang harmonis dalam masyarakat dengan
segala kemandirian, kebersamaan, dan toleransi yang sangat terjaga sesama santri.
Salah satu hal menjadikan adanya kendala dalam pelaksanaan program adalah
proses pengumpulan santri. Kendala tersebut di sebabkan banyaknya santri dan
sedikitnya yang mengumpulkan, sehingga santri bisa kembali ke kamar setelah
orang yang menguprak untuk mrngumpulkan pergi.
f. Solusi
Untuk menangani tidak seimbangnya antara yang mengumpulkan dan mahasiswa
kkn, kami bekerjasama dengan pengurus pondok untuk melakukan pengumpulan
santrti, sehingga memudahkan dalam pengumpulan santri yang cukup banyak
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai