Anda di halaman 1dari 13

KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL DAN

KROMATOGRAFI CAIR VAKUM

LABORATORIUM FITOKIMIA 2
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL


DAN KROMATOGRAFI CAIR VAKUM

OLEH :
NAMA : INDAH PRATIWI
STAMBUK : 15020170162
KELAS : C7C8
KELOMPOK : 2
ASISTEN : ERIKA CAESAR HIDAYAH S.Farm

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020

INDAH PRATIWI ERIKA CAESAR HIDAYAH S.Farm


15020170162
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL DAN
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu batang
pengaduk, botol UC, corong kaca, gelas kimia, gelas ukur, pipet tetes,
pompa vakum, sendok tanduk besi, seperangkat alat kromatografi, statif,
timbangan analitik dan vial.
B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu alumunium foil, eluen, etil asetat,
fraksi rimpang kunyit (Curcuma longa), daun kumis kucing (Orthosiphon
aristatus Folium) kloroform, kapas, kertas saring, methanol, n-heksan, silika
gel kasar dan silica gel halus, dan tissu.
C. Prosedur Kerja
a. Kromatografi kolom konvensional
1. Penyiapan Kolom Kromatografi Kolom Konvensional
Alat-alat perangkat kromatografi kolom dicuci dengan metanol
dan dikeringkan, dirangkai alat kolom dan ditegakkan dengan bantuan
statif dan klem.
2. Penyiapan Silika
Ditimbang silika kasar sebanyak 40 gram, kemudian masukkan
silika gel kasar dalam kolom, sebelum memasukkan silika gel,
masukkan terlebih dahulu kapas, lalu kertas saring, kemudian
masukkan silika dan sedikit demi sedikit pelarut n-heksan sampai
terjadi kemampatan yang sempurna pada silika yang berada dikolom.
Kemudian setelah itu tutupi dengan kertas saring lagi, agar sampel
tidak berkontak langsung dengan silika.

INDAH PRATIWI ERIKA CAESAR HIDAYAH S.Farm


15020170162
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL DAN
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM

3. Penyiapan fraksi
Disiapkan alat dan bahan, ditimbang fraksi sebanyak 1 gram dan
dimasukkan ke dalam kolom.
4. Prosedur Kerja Kromatografi Kolom Konvensional
Disiapkan alat dan bahan. Kolom yang telah dipasang
dimasukkan kapas dan kertas saring pada ujung kolom (dasar kolom).
Kemudian dimasukkan silika gel kasar secara perlahan dengan
penambahan pelarut/eluen. Kemudian ditunggu beberapa saat sampai
membentuk kemampatan yang sempurna. Lalu, dimasukkan kertas
saring dan dimasukkan sampel perlahan-lahan. Dimasukkan
perbandingan eluen dengan perbandingan yaitu kloroform: methanol
95 : 5 . Masing-masing eluen dibuat 50 mL; dan ditampung dalam vial
hingga mencapai volume 5 mL dan dipisahkan berdasarkan
perbedaan warna dan kepolaran pelarut.
b. Kromatografi cair vakum
1. Penyiapan kolom
Kolom hisap dengan berbagai ukuran, dibersihkan dan dibilas
dengan methanol kemudian dipasang tegak lurus pada statif. Bagian
kolom dihubungkan dengan pompa vakum dan siap digunakan
2. Pengemasan Fase Diam
Fase diam dikemas dalam keadaan vakum agar diperoleh
kerapatan kemasan maksimum. Adsorben silika gel kasar dan halus
sebanyak 100 gram (atau sesuai kapasitas kolom yang digunakan)
dimasukkan kedalam kolom dan dimampatkan kemudian permukaan
adsorben diratakan dengan batang pengaduk (adsorben ini dapat
dicampur dengan silika gel halus). Dalam keadaan vakum dialirkan n-
heksan beberapa kali agar diperoleh kerapatan kemasan yang maksimal.
Vakum dihentikan, pelarut yang kepolarannya rendah dituangkan ke

INDAH PRATIWI ERIKA CAESAR HIDAYAH S.Farm


15020170162
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL DAN
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM

permukaan adsorben, vakum di ON kan kebali dan kolom dihisap sampai


kering dan siap digunakan. Sampel disiapkan dengan melarutkan dengan
pelarut yang cocok, dimasukkan ke dalam kolom dan dihisap dengan
vakum, kemudian dimasukkan cairan pengelusi ke dalam kolom dimulai
dengan cairan pengelusi yang terendah kepolarannya dan cairan
pengelusi ditingkatkan kepolarannya yaitu n-heksan : etil asetat dengan
perbandingan 7: 3, 8:2, 9:1, 10:0. kolom dihisap hingga kering pada
setiap pengumpulan fraksi, setiap fraksi ditampung dalam wadah yang
sama berdasarkan perbandingan cairan pengelusi.

INDAH PRATIWI ERIKA CAESAR HIDAYAH S.Farm


15020170162
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL DAN
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data kolom konvensional

_________________________________________________

Eluen Perbandingan (mL) Vial

n-heksan : etil asetat 95: 5 1-5


n-heksan : etil asetat 95 : 5 6
n-heksan : etil asetat 95 : 5 7
n-heksan : etil asetat 95 : 5 8
n-heksan : etil asetat 95 : 5 9-10
n-heksan : etil asetat 95 : 5 11-14
n-heksan : etil asetat 95 : 5 15-24
n-heksan : etil asetat 96: 5 25-29
n-heksan : etil asetat 95: 5 30-39
n-heksan : etil asetat 95 : 5 40-49

Vial warna
1-5 Bening
6 Kuning
7 Kuning keruh
8 Kuning tua
9-10 Kuning orange
11-14 Kuning pekat
15-24 Orange tua
25-29 Orange pekat
30-34 dan 39 Orange jernih
35-38 Kuning pucat
40-49 Kuning jernih

INDAH PRATIWI ERIKA CAESAR HIDAYAH S.Farm


15020170162
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL DAN
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM

B. Data kromatografi cair vakum

Eluen Perbandingan (mL) warna


n-heksan : etil asetat 7:3 bening
n-heksan : etil asetat 8:2 Hijau pekat
n-heksan : etil asetat 9:1 Hijau muda
n-heksan : etil asetat 10 : 0 bening

Kromatografi kolom merupakan teknik kromatografi yang paling


awal ditemukan dari mekanismenya, kromatografi kolom merupakan
serapan atau absobsi yang tidak boleh larut dalam fasa gerak, ukuran
partikel fasa diam harus  seragam . Kromatografi  kolom  konvensional
merupakan metodekromatografi klasik yang sampai saat ini masih
banyak digunakan. Metode ini banyak digunakan oleh peneliti-peneliti
bahan alam pada umumnya dan juga digunakan oleh percobaan-
percobaan praktikan mahasiswa.
Prinsip kerja kromatografi  kolom  adalah dengan adanya
perbedaan daya serap dari masing-masing komponen, campuran yang
akan diuji, dilarutkan dalam sedikit pelarut lalu di masukan lewat puncak
kolom dan dibiarkan mengalir kedalam zat menyerap. Senyawa yang
lebih polar akan terserap lebih kuat sehingga turun lebih lambat dari
senyawa non polar  terserap lebih lemah dan turun lebih cepat. Zat yang
di serap dari larutan secara sempurna oleh bahan penyerap berupa pita
sempit pada kolom. Pelarut lebih lanjut / dengan tanpa tekanan udara
masin-masing zat akan bergerak turun dengan kecepatan khusus
sehingga terjadi pemisahan dalam kolom.
Mekanisme dari kolom konvensional dalam isolasi yaitu eluen
akan berpenetrasi masuk ke dalam fase diam (silica gel) kemudian terjadi
proses isolasi dan didapatkan isolate.

INDAH PRATIWI ERIKA CAESAR HIDAYAH S.Farm


15020170162
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL DAN
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM

Aliran eluen diatur, agar tidak terlalu cepat, agar komponen


dapat terpisah. Alirannya pun diusahakan tidak terlalu lambat agar
proses tidak terlalu lama. Eluen mengalir mengelusi sampel menyusuri
fase diam di sepanjang kolom dengan memanfaatkan gaya gravitasi.
Dengan adanya perubahan tingkat kepolaran secara bertahap,
keterikatan komponen terhadap pelarut dan keterikatan masing-masing
komponen terhadap fase diam akan berubah-ubah, sesuai dengan sifat-
sifat masing-masing komponen. Komponen ini dibawa oleh pelarut dan
tertampung pada vial penampung. Hasil pemisahan dapat
diakumulasikan dan masih dalam keadaan terlarut dalam pelarut. Kita
bisa saja mendapatkan komponen murninya dengan pemekatan,
meskipun hasilnya tidak terlalu banyak.
Alasan penggunaan eluen pada praktikum kali ini dengan tingkat
kepolaran yang rendah terlebih dahulu dimasukkan ke dalam kolom yaitu
karena jika yang dimasukkan terlebih dahulu adalah pelarut polar maka
ditakutkan senyawa non polar pada sampel akan tertarik juga sementara
kita akan melakukan proses pemisahan antara senyawa polar dan
nonpolar. Dan pada akhir dari proses isolasi tidak ada lagi senyawa non
polar yang akan ditarik jika pelarut non polar digunakan lebih akhir.

Adapun alasan pada kromatogarfi kolom digunakan kolom


dengan adsorben sillika gel karena kolom yang dibentuk dengan silika
gel memiliki tekstur dan struktur yang lebih kompak dan teratur. Silika gel
memadat dalam bentuk tetrahedral raksasa, sehingga ikatannya kuat dan
rapat. Dengan demikian, adsorben silika gel mampu menghasilkan
proses pemisahan yang lebih optimal.Silica gel dapat membentuk ikatan
hidrogen di permukaannya, karena pada permukaannya terikat gugus

INDAH PRATIWI ERIKA CAESAR HIDAYAH S.Farm


15020170162
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL DAN
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM

hidroksil. Oleh karenanya, silica gel sifatnya sangat polar. Sementara itu,
fasa gerak yang digunakan sifatnya non-polar. Apabila digunakan lebih
dari satu jenis fase diam senyawa yang akan keluar dikhawatirkan akan
sangat lama tertahan pada kolom.
Sampel atau fraksi yang turun itu sesuai dengan kepolaran
pelarut yang digunakan. Bila pelarut yang digunakan adalah n-heksana
(non polar) maka fraksi yang akan turun adalah senyawa non polar,
sedangkan senyawa polar tidak turun karena tidak larut dengan pelarut
n-heksana. Sebelum fraksi itu diturunkan, kita akan melihat pita-pita
warna pada kolom kromatografi.
Alasan digunakan 1 jenis silika gel adalah untuk mencegah fraksi
menjadi sulit keluar dari kolom karena 2 jenis silika yaitu kasar dan halus
bisa memperlambat keluarnya fraksi akibat kerapatannya.
Hasil pada praktikum kali ini yang didapatkan yaitu ada 11 fraksi
yang dipisahkan berdasarkan kepolaran dan ada juga berdasarkan warna
dimana warnanya yang di dapatkan yaitu bening, kuning, kuning keruh,
kuning tua, kuning orange, kuning pekat, orange tua, orange pekat,
orange jernih, kuning pucat dan kuning jernih
Sedangkan untuk percobaan kromatografi cair vakum
menggunakan silika kasar dan halus agar proses fraksi lebih cepat dan
tidak ada senyawa pengotor yang dapat lolos, karena pori-pori pada silika
kasar dan halus ketika didalam kolom sudah mampat dengan sangat
baik.
Untuk hasil yang diperoleh pada kromatografi kolom vakum cair
yang menggunakan eluen n-Heksan : etil asetat ,hasil yang didapatkan
ialah 4 fraksi yang dipisahkan berdasarkan kepolaran dan berdasarkan
warna dimana jika semakin terang warna yang dihasilkan oleh fraksi
maka semakin polar senyawa tersebut dan jika semakin pekat warna

INDAH PRATIWI ERIKA CAESAR HIDAYAH S.Farm


15020170162
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL DAN
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM

fraksi maka sebaliknya, dimana fraksi tersebut kurang polar atau non
polar dan encer.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada praktikum KKK hasil yang didapatkan dari kromatografi
kolom yaitu 11 fraksi berdasarkant kepolaran dan berdasarkan warna
dimana warnanya yaitu bening, kuning, kuning keruh, kuning tua, kuning
orange, kuning pekat, orange tua, orange pekat, orange jernih, kuning

INDAH PRATIWI ERIKA CAESAR HIDAYAH S.Farm


15020170162
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL DAN
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM

pucat dan kuning jernih sedangkan pada KCV yaitu 4 fraksi yang
dipisahkan berdasarkan kepolaran dan berdasarkan warna dimana
semakin terang warna yang dihasilkan oleh fraksi maka semakin polar
senyawa tersebut dan apabila semakin pekat warna fraksi tersebut maka
sebaliknya, yaitu fraksi tersebut kurang polar atau non polar dan encer.
B. Saran
Diharapkan semua praktikan mengetahui cara kerja dan dapat
bekerja sama supaya praktikum dapat berjalan lancar.

LAMPIRAN GAMBAR

No vial warna

INDAH PRATIWI ERIKA CAESAR HIDAYAH S.Farm


15020170162
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL DAN
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM

Vial 1-5

Vial 6

Vial 7

Vial 8

INDAH PRATIWI ERIKA CAESAR HIDAYAH S.Farm


15020170162
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL DAN
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM

Vial 9-10

Vial 11-14

Vial 15-24

Vial 25-29

INDAH PRATIWI ERIKA CAESAR HIDAYAH S.Farm


15020170162
KROMATOGRAFI KOLOM KONVENSIONAL DAN
KROMATOGRAFI CAIR VAKUM

Vial 30-34 dan 39

Vial 40-49

Botol UC (KCV)

INDAH PRATIWI ERIKA CAESAR HIDAYAH S.Farm


15020170162

Anda mungkin juga menyukai