Anda di halaman 1dari 7

RESPONSE TIME PERAWAT DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT

RESPONSE TIME NURSE’ IN EMERGENCY GENERAL INSTALLATION


Sri Hartati 1; Halimuddin 2
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Gawat Darurat Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala
E-mail: shartati589@yahoo.com; halimuddin@unsyiah.ac.id

ABSTRAK

Response time atau ketepatan waktu yang diberikan oleh pada pasien yang datang ke IGD memerlukan
standar sesuai dengan kompetensi dan kemampuannya sehingga dapat menjamin suatu penanganan gawat
darurat dengan response time yang cepat dan penangananan yang tepat. Tujuan dari Penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan karakteristik perawat dengan response time di ruang instalasi gawat darurat
Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa kota Banda Aceh. Jenis penelitian kuantitatif; deskriptif korelatif,
desain cross sectional study. Populasi adalah perawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum
Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh yang berjumlah 32 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini menggunakan total sampling. Alat pengumpulan data penelitian menggunakan lembar kuesioner dan
observasi. Analisa data uji chi square. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan antara faktor tingkat
pengetahuan dengan response time pada perawat (p-value 0,007), tidak ada hubungan antara faktor tingkat
pendidikan dengan response time pada perawat (p-value 1.000), tidak ada hubungan umur dengan response
time perawat (p-value 0.142) dan ada hubungan lama kerja dengan response time perawat (p-value 0.001).
Saran lebih ditingkatkan response time yang sudah baik sehingga tercapai rasa puas pada pasien atas jasa
yang mereka pilih.

Kata kunci : Karakteristik, Perawat, Response Time

ABSTRACT

Response time or timeliness given to patients coming to the ER requires standards according to their
competence and capability so as to ensure an emergency response with prompt response time and appropriate
handling. The purpose of this research is to know the relation of nurse characteristic with response time in
emergency room installation room of Meuraxa General Hospital of Banda Aceh city. Types of quantitative
research; Descriptive correlative, cross sectional study design. Population is a nurse at Emergency
Installation (IGD) Meuraxa General Hospital of Banda Aceh City, amounting to 32 people. Sampling
technique in this study using total sampling. The research data collection tool uses questionnaires and
observation sheet. Analysis of chi square test data. The result of the research shows that there is correlation
between knowledge level factor with response time at nurse (p-value 0,007), there is no correlation between
education level factor with response time at nurse (p-value 1,000), no age relation with nurse response time
P-value 0.142) and there is a long working relationship with nurse response time (p-value 0.001).
Suggestions further improved the response time is good so as to achieve a sense of satisfaction in patients for
the services they choose

Keywords : Characteristic, Nurse, Response Time

1
PENDAHULUAN pelayanan dokter (menit).Waktu tanggap
Instalasi gawat darurat merupakan tersebut memiliki standar maksimal 5 menit
gerbang utama penanganan kasus gawat di tiap kasus. Waktu tanggap pelayanan
darurat di rumah sakit yang memegang perlu diperhitungkan agar terselenggaranya
peranan yang sangat penting dalam pelayanan yang cepat, responsif dan mampu
kelangsungan hidup pasien. Pelayanan menyelamatkan pasien gawat darurat
gawat darurat memerlukan pertolongan (Kemenkes, 2008 dalam Fadhillah, Harahap
penanganan segera yaitu cepat, tepat dan & Lestari, 2015, p.196).
cermat untuk menentukan prioritas Berdasarkan data Direktorat
kegawatdaruratan pasien untuk mencegah Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes,
kecatatan dan kematian (Mahyawati, 2015, pada tahun 2007, data kunjungan pasien ke
p.2). Salah satu indikator keberhasilan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di seluruh
penanggulangan medik penderita gawat Indonesia mencapai 4.402.205 pasien
darurat adalah kecepatan memberikan (13,3% dari total seluruh kunjungan di
pertolongan yang memadai kepada RSU) dengan jumlah kunjungan 12% dari
penderita gawat darurat (Muwardi, 2005). kunjungan IGD berasal dari rujukan dengan
Kecepatan dan ketepatan pertolongan jumlah Rumah Sakit Umum 1.033 unit dari
yang diberikan pada pasien yang datang ke 1.319 unit Rumah Sakit yang ada. Jumlah
Instalasi Gawat Darurat (IGD) memerlukan yang signifikan ini kemudian memerlukan
standar sesuai dengan kompetensi dan perhatian yang cukup besar dengan
kemampuannya sehingga dapat menjamin pelayanan pasien gawat darurat
suatu penanganan gawat darurat dengan (Kepmenkes RI, 2009).
response time yang cepat dan penanganan Penelitian di RSUP Dr. Wahidin
yang tepat. Waktu tanggap yang baik bagi Sudirohusodo menyatakan bahwa faktor-
pasien yaitu ≤ 5 menit. (Kepmenkes RI, faktor yang mempengaruhi waktu tanggap
2009). di IGD Bedah adalah ketersediaan stretcher
Pelayanan gawat darurat harus sesuai dan ketersediaan petugas triase. Dari
dengan waktu tanggap yang cepat dan observasi penelitian tersebut tercatat waktu
penanganan yang tepat. Semua itu dapat tanggap penanganan kasus IGD bedah yang
dicapai antara lain dengan meningkatkan tepat sebanyak 67,9% dan tidak tepat
sarana, prasarana, sumber daya manusia sebanyak 32,1% (Sabriyanti, 2012 dalam
dan manajemen Instalasi Gawat Darurat Fadhillah, harahap & Lestari, 2015, p.196).
Rumah Sakit sesuai dengan standar Meskipun penelitian tentang waktu
(Kepmenkes RI, 2009 dalam Fadhillah, tanggap pelayanan IGD telah dilakukan di
harahap & Lestari, 2015, p.196). berbagai negara, namun belum sepenuhnya
Menurut Keputusan Menteri dapat dimengerti. Hal ini disebabkan oleh
Kesehatan Nomor 129 tahun 2008 masih terbatasnya penelitian yang
mengenai Standar Pelayanan Minimal mengangkat isu tersebut. Oleh karena itu,
Rumah Sakit (SPM-RS), waktu tanggap penulis ingin melakukan penelitian tentang
pelayanan dokter di gawat darurat memiliki “Hubungan Karakteristik Perawat Dengan
dimensi mutu keselamatan dan efektifitas. Response Time Di Ruang Instalasi Gawat
Kecepatan pelayanan dokter di gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah
darurat adalah kecepatan pasien dilayani Meuraxa Kota Banda Aceh 2016”.
sejak pasien datang sampai mendapat

2
METODE Tabel 2. Pendidikan dengan response time
Jenis penelitian kuantitatif, dengan pada perawat di Instalasi Gawat Darurat
pendekatan deskriptif korelatif, yang (IGD)
dilaksanakan pada 19 sampai dengan 23
September 2016 di Instalasi Gawat Darurat Response Time Total α p
(IGD) Rumah Sakit Umum Daerah Kategori Cepat Lambat
f % f % f %
Meuraxa Kota Banda Aceh. Sampel dalam
0,05 1.000
penelitian ini adalah 32 perawat di Instalasi D-III 8 25 17 53,1 25 78,1
Gawat Darurat (IGD) dengan teknik total NERS 2 6,3 5 15,6 7 21,9
sampling. Pengumpulan data dilakukan
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
dengan menggunakan lembar kuesioner.
bahwa p-value 1.000 yang berarti p-value >
Penelitian dilakukan setelah mendapatkan
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
surat lulus uji etik dari Komite Etik
tidak ada hubungan antara tingkat
Fakultas Keperawatan Universitas Syiah
pendidikan dengan response time di
Kuala yang bertujuan untuk melindungi dan
Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit
menjamin kerahasiaan responden. Analisa
Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh.
data digunakan dengan analisis univariat
dan bivariat dengan uji Chi-Square.
Tabel 3. Umur dengan response time pada
perawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan penelitian didapatkan
Response Time
hasil sebagai berikut: Total α p
Kategori Cepat Lambat
f % f % f %
Tabel 1. Pengetahuan dengan response Remaja 0 0 6 18.8 6 18.8 0,05 0,148
time pada perawat di Instalasi Gawat Dewasa 10 31.3 16 50 26 81.3
Darurat (IGD)
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
Response Time Total α p bahwa p-value 0.142 yang berarti p-value >
Kategori Cepat Lambat 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
f % f % f % tidak ada hubungan antara umur dengan
0,05 0,007
Tinggi 9 28.1 8 25.0 17 53,1 response time di Instalasi Gawat Darurat
Rendah 1 3.1 14 43,8 15 46,9 (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah
Meuraxa Kota Banda Aceh.
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
bahwa p-value 0,007 yang berarti p-value <
Tabel 4. Lama kerja dengan response time
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
pada perawat di Instalasi Gawat Darurat
hubungan antara tingkat pengetahuan
(IGD)
dengan response time di Instalasi Gawat
Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah
Response Time
Meuraxa Kota Banda Aceh. Total α p
Kategori Cepat Lambat
f % f % f %
1-5 tahun 2 6.3 19 59.4 21 65.6 0,05 0,021
>5 tahun 8 25 3 9.4 11 34.4

3
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan kinerja klinis perawat berdasarkan
bahwa p-value 0.01 yang berarti p-value > penerapan sistem pengembangan
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen kinerja klinis rumah sakit
ada hubungan antara lama kerja dengan menunjukkan bahwa pengetahuan
response time di Instalasi Gawat Darurat mempengaruhi Kinerja klinis perawat.
(IGD) Rumah Sakit Umum Daerah Hal ini diasumsikan bahwa dengan
Meuraxa Kota Banda Aceh. pengetahuan yang baik akan dapat
membuat perawat berfikir dengan cepat
PEMBAHASAN tindakan apa yang harus dilakukan untuk
pasien gawat darurat, sehingga pengetahuan
Pengetahuan dengan Response Time sangat mempengaruhi kinerja perawat.
Perawat di Instalasi Gawat Darurat pengetahuan variasinya sangat luas
(IGD) tergantung dari faktor yang
Berdasarkan hasil uji statistik yang mempengaruhinya. Khusus untuk perawat
telah dilakukan, didapatkan p-value 0,007 IGD, pengetahuan penanganan gawat
yang berarti p-value < 0,05 sehingga dapat darurat bisa didapat dari berbagai seminar
disimpulkan bahwa hipotesa null (H0) ataupun media informasi yang sudah
ditolak, yang berarti ada hubungan antara berkembang saat ini.
faktor tingkat pengetahuan dengan response
time pada perawat di Instalasi Gawat Pendidikan dengan Response Time
Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah Perawat di Instalasi Gawat Darurat
Meuraxa Kota Banda Aceh tahun 2016. (IGD)
Menurut Wahjono (2010, p.50), Berdasarkan hasil uji statistik yang
setiap orang mempunyai kekuatan dan telah dilakukan, didapatkan p-value 1.000
kelemahan dalam hal kemampuan yang yang berarti p-value > 0,05 sehingga dapat
membuatnya lebih unggul atau rendah disimpulkan bahwa hipotesa null (H0)
dibandingkan orang-orang lain dalam diterima, yang berarti tidak ada hubungan
melakukan tugas atau kegiatan tertentu. antara faktor tingkat pendidikan dengan
Berdasarkan hasil penelitian Rahil response time pada perawat di Instalasi
(2012) diketahui pengetahuan yang dimiliki Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum
oleh perawat IGD RSUD Panembahan Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh tahun
Senopati dalam kategori yang baik yaitu 2016.
sebanyak 13 orang (65%), sedangkan yang Menurut Andrew E. Sikula (dalam
dalam kategori cukup sebanyak 7 orang Mangkunegara, 2003) tingkat pendidikan
(35%). Hasil ini menunjukkan bahwa adalah suatu proses jangka panjang yang
pengetahuan perawat tentang waktu menggunakan prosedur sistematis dan
tanggap, asma dan penanganan asma adalah terorganisir, yang mana tenaga kerja
baik, selain itu didukung dengan perawat manajerial mempelajari pengetahuan
yang mayoritas memiliki pengalaman kerja konseptual dan teoritis untuk tujuan-tujuan
yang >5 tahun, sehingga pengetahuan yang umum. Dalam penelitian ini menunjukkan
mereka miliki juga meningkat seiring tidak ada hubungan yang signifikan antara
dengan lama kerja. tingkat pendidikan dengan response time.
Menurut Hasmoko (2008), tentang Hubungan yang terjadi sifatnya positif,
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

4
dimana tingkat pendidikan rendah maka jiwanya. Sedangkan menurut Suryabudhi
response time pada perawat lambat. (2003), seseorang yang menjalani hidup
Penelitian ini sesuai dengan hasil secara normal dapat diasumsikan bahwa
penelitian oleh Malara, Mulyadi & Maatilu semakin lama hidup maka pengalaman
(2015), yang didapatkan bahwa tidak semakin banyak, pengetahuan semakin luas,
adanya hubungan yang bermakna antara keahliannya semakin mendalam dan
pendidikan perawat dengan response time kearifannya semakin baik dalam
perawat pada penanganan pasien gawat pengambilan keputusan tindakannya.
darurat. Hal ini ditunjukkan dengan angka Hasil penelitian ini berbanding
signifikan p-value 0,084 dengan jumlah terbalik dengan hasil penelitian Rahil
sampel 30 orang perawat. Dengan demikian (2012) didapatkan bahwa rata-rata perawat
bahwa jika tingkat pendidikan perawat yang bekerja di IGD RSUD Panembahan
tinggi maka tingkat response time pada Senopati berumur antara 41-60 tahun
perawat juga semakin baik. (Dewasa madya). Berdasarkan hasil analisis
Perawat dengan pendidikan D3 fisher’s exact di peroleh p-value sebesar
mempunyai peluang untuk mengurangi 0.004 berarti ada hubungan antara umur
lama waktu tanggap yang lambat. Hasil ini dengan lama waktu tanggap perawat pada
sesuai dengan teori yang dikemukakan 16 penanganan asma di IGD RSUD
yang menyatakan pendidikan dapat Panembahan Senopati Bantul.
mempengaruhi seseorang termasuk juga Hasil ini sesuai dengan teori yang
perilaku seseorang. Dalam menilai menyatakan bahwa semakin bertambah
ketrampilan seseorang yang dalam hal ini umur seseorang akan semakin bertambah
response time perawat, bisa saja kedewasaannya dan semakin menyerap
dipengaruhi adanya faktor lain Keadaan ini informasi yang akan mempengaruhi
tergantung dari motivasi perawat dalam kinerjanya. Individu akan lebih berperan
mempraktikkan ketrampilan kerja yang aktif dalam masyarakat dan kehidupan
didapat dari pendidikannya. sosial serta lebih banyak melakukan
persiapan demi suksesnya upaya
Umur dengan Response Time Perawat di menyesuaikan diri menuju usia tua. Akan
Instalasi Gawat Darurat (IGD) tetapi umur seseorang belum menjamin
Berdasarkan hasil penelitian untuk seseorang cepat untuk mengambil
didapatkan tidak ada hubungan umur tindakan (response time), karena kecepatan
dengan response time perawat di Instalasi dalam bertindak juga dipengaruhi oleh
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum pengetahuan dan tindakan yang sesuai
Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh (p-value dengan standar.
0.142).
Menurut Hurlock (1998), semakin Lama Kerja dengan Response Time
cukup umur, tingkat kematangan dan Perawat di Instalasi Gawat Darurat
kekuatan seseorang akan lebih matang (IGD)
dalam berfikir dan bekerja. Dari segi Berdasarkan hasil penelitian
kepercayaan masyarakat, seseorang yang didapatkan ada hubungan lama kerja
lebih dewasa lebih dipercaya dari orang dengan response time perawat di Instalasi
yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum
dilihat dari pengalaman dan kematangan

5
Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh ( p- pada penanganan asma di IGD RSUD
value 0.001). Panembahan Senopati Bantul. Berdasarkan
Menurut Nitisemito (2006), length hasil analisis diperoleh pula nilai OR =
of service atau masa bekerja adalah 18.333, artinya perawat yang mempunyai
lamanya karyawan seorang masa kerja > 5 tahun mempunyai peluang
menyumbangkan tenaganya pada memiliki waktu tanggap cepat 18.333 kali
perusahaan tertentu. Sejauh mana tenaga dibandingkan dengan perawat yang
kerja dapat mencapai hasil yang memiliki masa kerja < 5 tahun.
memuaskan dalam bekerja tergantung dari Masa kerja yang telah dijalani oleh
kemampuan, kecakapan dan ketrampilan perawat akan membentuk pengalaman kerja
tertentu agar dapat melaksanakan sehingga akan mampu meningkatkan
pekerjaannya dengan baik. Sedangkan pengetahuan dan kompetensi dalam
menurut Ismani (2001), durasi masa kerja melaksanakan tugasnya. Semakin lama
yang lama juga akan membentuk pola kerja masa kerja yang dijalani seorang perawat
yang efektif, karena berbagai kendala yang maka akan semakin banyak pengalaman
muncul akan dapat dikendalikan yang diperolehnya sehingga akan mampu
berdasarkan pengalamannya. Sehingga melaksanakan tugasnya dengan baik.
perawat yang berpengalaman akan
mempunyai pengetahuan yang semakin KESIMPULAN
banyak dan dapat menyelesaikan tugas Berdasarkan hasil penelitian ada
yang sebaiknya. hubungan antara faktor tingkat pengetahuan
Menurut Robin (2007) yang dengan response time pada perawat (p-
mengatakan bahwa tidak ada alasan yang value 0,007), tidak ada hubungan antara
meyakinkan bahwa orang-orang yang telah faktor tingkat pendidikan dengan response
lebih lama berada dalam suatu pekerjaan time pada perawat (p-value 1.000), tidak
akan lebih produktif dan bermotivasi tinggi ada hubungan umur dengan response time
ketimbang mereka yang senioritasnya yang perawat (p-value 0.142) dan ada hubungan
lebih rendah. lama kerja dengan response time perawat (
Berdasarkan penelitian yang p-value 0.001).
dilakukan Rahil (2012) didapatkan bahwa Bagi pelayanan kesehatan
sebagian besar perawat di IGD RSUD Penelitian ini diharapkan bisa menjadi
Panembahan Senopati bantul mempunyai bahan masukan tentang pelayanan perawat
lama kerja yang lebih dari 5 tahun (lama) berdasarkan karakteristik perawat terhadap
mempunyai waktu tanggap yang lebih cepat response time di ruang Instalasi Gawat
daripada perawat yang mempunyai masa Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah
kerja kurang dari 5 tahun (baru) yaitu Meuraxa Banda Aceh. Penelitian ini
sebanyak 11 orang atau 78.6%. Analisis hendaknya dapat digunakan untuk wawasan
terhadap hubungan antara lama kerja dan pengetahuan peneliti dan mahasiswa
dengan lama waktu tanggap perawat pada keperawatan tentang hubungan karakteristik
penanganan asma di IGD RSUD perawat terhadap response time di ruang
Panembahan Senopati Bantul menunjukkan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit
ρ- value sebesar 0.018. Hasil ini Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh.
menunjukkan ada hubungan antara lama
kerja dengan lama waktu tanggap perawat

6
REFERENSI Muwardi. (2005). Materi Pelatihan PPGD,
Surakarta
Fadhilah, N., Harahap, W. A., & Lestari, Y.
Nitisemito. (2006). Manajemen Personalia,
(2015). Faktor-Faktor yang
Edisi kedua, Ghalia Indonesia.
Berhubungan dengan Waktu
Tanggap pada Pelayanan Kasus Suryabudhi (2003). Cara Merawat Bayi
Kecelakaan Lalu Lintas di Instalasi dan Anak-anak”. Bandung :
Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Alfabeta
Pusat Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Wahjono. (2010). Perilaku Organisasi.
Kesehatan Andalas, 4(1): 195-201 Yogyakarta: Graha Ilmu
Hasmoko. (2008). Analisis Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Kinerja Klinis
Perawat Berdasarkan Penerapan
Sistem Pengembangan Manajemen
Kinerja Klinis (SPMKK) di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Panti
wilasa Citarum Semarang Tahun
2008
Hurlock. (1998). Psikologi Perkembagan
(Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan). Jakarta:
Erlangga
Ismani. (2001). Etika Keperawatan. Jakarta
: Widya
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129
tahun 2008 mengenai Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
(SPM-RS)
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. (2009). Nomor
856/Menkes/SK/IX/2009 Tentang
Standar Instalasi Gawat Darurat
(IGD) Rumah Sakit. Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
Maatilu, V., Mulyadi, & Malara, R. T.
(2015). Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Response
Time Perawat Pada Penanganan
Pasien Gawat Darurat di IGD
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado. Jurnal Keperawatan,

Anda mungkin juga menyukai