Anda di halaman 1dari 10

Kasus neuro infeksi

Kelompok :
Ika Luthfiah 22010119220081
Ratna Ruby Mutiarin 22010119220082
Maghfira Hutami 22010119220084
Fathurrahman 22010119220087
Acidalia Bella Minerva 22010119220187

Scenario 1.
Seorang pasien laki-laki 28 tahun datang ke UGD dengan penurunan kesadaran,
kejang, nyeri kepala dan demam sejak 2 hari. Lakukan penatalaksanaan awal
sesuai dengan kemungkinan diagnosa
Tindakan awal yang harus dilakukan :
1. Atasi kegawatan : lihat ABC, putus kejang (bila masih kejang) dan periksa
GCS serta tanda vital
Pada pasien ini ABC baik dan tanda vital didapatkan T : 124/87 mmHg
(monitor), N : 102 x/menit, RR : 24x/menit, t : 38,5. GCS : E3M6V4 = 13
2. Lakukan anamnesa cepat dengan keluraga sesuai dengan sacred seven dan
fundamental four
Dari anamnesa didapatkan :
Pasien 10 hari demam, naik turun, tidak ada batuk, nyeri menelan, mual
ataupun muntah. BAK dan BAB dbn. Masih bisa bekerja, namun terbatas.
7 hari leher dan kepala nyeri, demam semakin tinggi, pasien tidak dapat
bekerja, hanya beristirahat di rumah, muntah 1 x, makan minum sedikit,
2 hari pasien terlihat mengantuk, sulit dibangunkan, makan minum sulit
karena pasien cenderung tidur, tidak ada kelemahan anggota gerak, merot
atau kesemutan. Pasien kejang 1 x selama 1-2 menit, seluruh tubuh. Lalu
pasien dibawa ke UGD oleh keluarga.
Riw. Demam lama, penurunan berat badan disangkal, riw. Pengobatan
lama disangkal.
Pasien pegawai swasta : kesan social ekonomi cukup
3. Pemeriksaan Fisik :
Status internus : leher : tidak ada pembesaran nnll, kaku kuduk (+), thorax
: c/p dbn, abdomen : dbn
Status neurologis : motoric : tidak didapatkan leteralisasi, didapatkan
R.patologis (Babinski) bilateral, serta R. Fisiologis yang meningkat pada
keempat ekstremitas. Sesorik sulit dinilai, otonom : dbn
P. tambahan : Brudzinki 1 dan 2 positif
DISKUSI :
1. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang didapatkan maka etiologi
penyakit yang memungkinkan adalah INFEKSI.
Karena pada pasien didapatkan kejang dan penurunan kesadaran, maka
topis di ensefalon dan didapatkan juga rangsang meningeal yang positif
maka meningen juga terlibat
Sehingga meningoensefalitis merupakan diagnose yang paling
memungkinkan
2. Meningoensefalitis (ME) dapat disebabkan : bacterial, tuberculosis, jamur
dan virus (jarang)
Secara epidemiologi di Indonesia yang terbanyak adalah TB diikuti
bacterial (karena Indonesia adalah daerah endemis TB) sehingga DD yang
dapat disusun :
MEningoensefalitis ec dd/ tuberkulosa
Bakterial
jamur

3. Untuk penegakkan diagnose pasti (menyingkirkan DD) kita perlu


melakukan pemeriksaan penunjang :
- Pemeriksaan darah lengkap
- Pemeriksaan X-foto thorax
- Pemeriksaan analisis LCS (bila tidak ada kontra indikasi)
- CT scan kepala dengan kontras (bila ureum creatinine normal)
- Lakukan scoring awal dengan THWAITHS score untuk DD dengan
bacterial
- Perlu diperhatikan adalah pada setiap infeksi SSP dengan
kemungkinan penyebab apapun (kecuali sudah dapat dipastikan bila
penyebab adalah autoimun) perlu dilakukan pemeriksaan HIV dan
CD4.
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG :

Hb 14,2

Hematokrit 41,0

Leukosit 20.300

Trombosit 354,0

GDS 117

Ureum 38

Kreatinin 0,76

Natrium 113

Kalium 4,1

Klorida 80

Kalsium 2,28
TUGAS :
1. Intepretasikan pemeriksaan penunjang yang tersedia
2. Hitunglah thwaites score dari data yang tersedia
3. Sebutkan diagnosa serta penatalaksanaan untuk pasien tersebut
JAWABAN :
1. Interpretasi pemeriksaan penunjang yang tersedia
a. Pemeriksaan darah lengkap
Hb : normal
Ht : normal
Leukosit : meningkat (leukositosis)
Trombosit : normal
GDS : normal
Ureum : meningkat
Kreatinin : normal
Natrium : menurun (hiponatremi)
Kalium : normal
Klorida : menurun
Kalsium : normal

b. Pemeriksaan CT Scan :
tampak sulcus enhancement di region parietal dextra-sinistra dan
temporal dextra
tampak lesi infark luas dengan batas tegas di region temporal
sinistra

c. Pemeriksaan LCS
Warna : tidak berwarna
Kekeruhan : agak keruh
Protein : meningkat
Glukosa : meningkat
Leukosit PMN: meningkat
Leukosit MN : normal
Eritrosit : meningkat

2. Thwaites score
Variabel Hasil Score
Usia 28 tahun 0
Blood WCC 20.300 4
History of Illness > 6 hari -5
CSF total WCC <900 0
CSF % neutrofil <75 0

Thwaites Score : -1
Score > 4 = Bacterial Meningitis ≤ 4 = TB Meningitis

3. Berdasarkan hasil Thwaites Score maka diagnosis dari pasien ini adalah
meningoensefalitis TB karena Thwaites Score yang didapat <4.
Penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien ini adalah :
 Penderita sebaiknya dirawat di perawatan intensif
 Perawatan penderita meliputi kebutuhan cairan dan elektrolit,
kebutuhan gizi, posisi penderita, perawatan kandung kemih, dan
defekasi.
 Pengobatan:
- Isoniazid (INH) 10-20 mg/KgBB/hari (anak), 400 mg/hari
(dewasa).
- Rifampisin 10-20 mg/KgBB/hari, dosis 600 mg/hari dengan dosis
tunggal (dewasa).
- Etambutol 25 mg/KgBB/hari sampai 150 mg/hari.
- PAS (Para-Amino-Salicilyc0-Acid) 200 mg/KgBB/hari dibagi
dalam 3 dosis dapat diberikan sampai 12 g/hari.
- Streptomisin IM kurang lebih 3 bulan dengan dosis 30-50
mg/KgBB/hari.
- Kortikosteroid: prednisone 2-3 mg/KgBB/hari (dosis normal), 20
mg/hari dibagi dalam 3 dosis selama 2-4 minggu kemudian
diteruskan dengan dosis 1 mg/KgBB/hari selama 1-2 minggu.
Deksametason IV (terutama bila ada edema otak) dengan dosis 10
mg setiap 4-6 jam, bila membaik dapat diturunkan sampai 4 mg
setiap 6 jam.
 Tatalaksana operatif
Jika terdapat tanda hidrosefalus, pemasangan VP shunt atau EVD
Pengobatan Tuberkulosis dibagi dalam 2 tahap

- Tahap 1 (2 bulan) : rifampisin, isoniazid, Pirasinamid, Etambutol,


Streptomisin
- Tahap 2 (7 bulan) : rifampisin, isoniazid

 Edukasi
- Penjelasan Sebelum MRS (rencana rawat, biaya,
pengobatan, prosedur, masa dan tindakan pemulihan dan
latihan, manajemen nyeri, risiko dan komplikasi)
- Penjelasan mengenai risiko dan komplikasi selama
perawatan
- Penjelasan mengenai faktor risiko dan pencegahan
rekurensi
- Penjelasan program pemulangan pasien (Discharge
Planning)
- Penjelasan mengenai gejala dan apa yang harus dilakukan
sebelum dibawa ke RS

Anda mungkin juga menyukai