Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIK TEKNOLOGI MOTOR BENSIN

“OVERHAUL”

Kelompok 3 :
1. Reno Arif Jolangga (18504241050)
2. Arman Alfaridzi (18504241051)
3. David Setiawan S (18504241052)
4. Bahrul Ulum (18504244001)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
 Teori singkat
Overhaul engine adalah kegiatan pembongkaran mesin dan memeriksa
komponen didalam mesin untuk mengembalikan performa mesin atau merokondisi
mesin, overhaul juga biasa kita kenal dengan turun mesin. Adapun fungsi pelaksaan
pekerjaan dasar dari tutun mesin ini :
1. Menjaga agar engine dapat berfungsi secara optimal dan aman.
2. Meningkatkan umur pemakaian.
3. Menghemat biaya pemeliharaan.

 Tujuan praktek
1. Mahasiswa diharapkan dapat memahami cara kerja dari motor bensin.
2. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan analisis awal kerusakan pada
kendaraan.
3. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan overhaul engine dengan baik.
4. Mahasiswa diharapkan dapat mengenali nama nama komponen dari engine.

 Alat dan bahan


1. Engine stand
2. Tool box
3. Kunci momen
4. Kunci sock 1 box
5. Kunci T 10
6. Kunci T 12
7. Piston ring expander
8. Piston ring compressor
9. Impact driver
10. Buku manual
11. Majun
12. Mistar geser
13. Micrometer luar
14. Cylinder gauge
15. Feeler gauge
 Langkah kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Mengamati secara global tentang kondisi dan fungsi kerjanya
3. Melakukan pembongkaran mesin dengan langkah yang efektif
4. Mempelajari kerja unit mesin dan membuat sketsa kerjanya
5. Mengembalikan alat dan bahan serta membersihkan tempat kerja

 Keselamatan kerja
1. Gunakan alat pratikum yang sesuai.
2. Gunakan alat sesuai dengan fungsi dan cara pemakaiannya.
3. Berhati-hatilah dalam memasang dan membongkar komponen mesin.
4. Bekerjalah dengan serius dan selalu waspada.

 Prinsip kerja motor bensin 4 TAK


Prinsip kerja motor bensin
Prinsip kerja motor bensin ada 5 hal yaitu :
1. Pengisian campuran udara dan bahan bakar.
2. Pemampatan/pengkompresian campuran udara dan bahan bakar.
3. Pembakaran campuran udara dan bahan bakar.
4. Pengembangan gas hasil pembakaran.
5. Pembuangan gas bekas.
Prinsip kerja motor bensin diatas pada motor 4 tak diselesaikan dalam empat
gerakan piston atau dua putaran poros engkol.

 Landasan teori
A. Kepala Silinder

Kepala silinder (Cylinder head) merupakan


salah satu komponen utama mesin yang
dipasangkan pada blok silinder dan diikat
memakai baut. Kepala silinder harus tahan
dari temperatur dan tekanan yang tinggi
selama mesin bekerja. Oleh karena itu umumnya kepala silinder diciptakan dari
besi. Untuk saat ini banyak mesin yang kepala silindernya terbuat dari paduan
aluminium. Kepala silinder yang terbuat dari paduan Aluminium memiliki
kemampuan pendinginan lebih besar di Banding dengan yang terbuat dari besi
tuang. Kepala silinder memiliki fungsi untuk menutup lubang silinder pada blok
silinder dan sebagai tempat dudukan busi. Kepala silinder ini bertumpu diatas blok
silinder. Pada titik tumpunya dipasang atau disekat oleh gasket yang berguna untuk
mencegah kebocoran kompresi. Kepala silinder dibuat dari bahan alumunium
campuran agar tahan karat dan juga tahan terhadap panas pada suhu tinggi serta
konstruksinya ringan. Pada kepala silinder biasanya ada sirip-sirip yang membentuk
alur, sirip-sirip ini berfungsi untuk membantu melepaskan panas pada mesin atau
biasa kita sebut dengan pendingin udara.

B. Blok Silinder

Blok silinder memiliki fungsi sebagai wadah bergeraknya piston. Blok silinder
piston terdiri dari dua komponen yang digabung menjadi satu, yaitu silinder liner dan
blok silinder, keduanya saling melekat. Blok silinder dan silinder liner dibuat
terpisah, hal ini akan memberikan keuntungan ketika silinder liner keausannya
sudah berlebihan akibat gesekan dengan piston, maka silinder liner dapat diganti.
Blok silinder mesin dibuat dengan syarat-syarat sebagai berikut, tahan terhadap
panas atau suhu yang tinggi, bisa menghantarkan panas dengan baik, dan tahan
terhadap gesekan. Silinder liner yang bergesekan langsung dengan piston
mendapat pelumasan supaya tidak terjadi keausan, namun meskipun mendapat
pelumasan tetap saja keausan silinder liner tidak dapat dihindari, untuk itu perlu
adanya pengecekan secara rutin pada silinder liner dengan bantuan dial indikator.
Pada dinding silinder sepeda motor juga terdapat sirip-sirip yang berfungsi untuk
mendinginkan mesin melalui udara yang masuk ke kisi-kisi atau celah sirip tersebut.

C. Piston

Piston adalah komponen mesin yang membentuk ruang bakar bersama –


sama dengan silinder blok dan silinder head. Piston jugalah yang melakukan
gerakan naik turun untuk melakukan siklus kerja mesin, serta piston harus mampu
meneruskan tenaga hasil pembakaran ke crankshaft. Jadi dapat kita lihat bahwa
piston memiliki fungsi yang sangat penting dalam melakukan siklus kerja mesin dan
dalam menghasilkan tenaga pembakaran.
Piston adalah sumbat geser yang terpasang di dalam sebuah silinder mesin
pembakaran dalam silinder hidrolik, pnaumatik, dan silinder pompa.
Tujuan piston dalam silinder adalah:
 Mengubah volume dari isi silinder, perubahan volume bisa diakibatkan
karena piston mendapat tekanan dari isi silinder atau sebaliknya piston
menekan isi silinder. Piston yang menerima tekanan dari fluida dan akan
mengubah tekanan tersebut menjadi gaya (linear).
 Membuka-tutup jalur aliran.
Torak (piston) berfungsi untuk memindahkan tenaga yang diperoleh dari hasil
pembakaran ke poros engkol. Pada piston terdapat komponen-komponen
pelengkapnya, yaitu :
1. Batang penghubung (connecting rod untuk menghubungkan piston dengan
poros engkol
2. Pena torak (piston pin), untuk mengikat piston dengan batang penghubung
melalui lubang bushing
Cincin torak (ring piston), berfungsi membentuk perapat yang kedap terhadap
kebocoran gas antara celah torak dan silinder,sekaligus mengatur pelumasan torak
dan dinding silinder.
Cincin torak terdiri atas cincin kompresi dan cincin pelumas.

D. Poros Engkol

Poros engkol atau juga disebut dengan kruk as atau crankshaft merupakan
bagian dari mesin yang berfungsi untuk merubah gerakan naik turun piston menjadi
gerakan putar. Selain untuk mengubah gerakan, poros enkol juga berfungsi untuk
meneruskan gaya putar ini menuju ke fly wheel dan selanjutnya ke system
pemindah tenaga Poros engkol akan menerima beban dan tekanan yang sangat
tinggi ketika kendaraan beroperasi, oleh sebab itu poros engkol harus terbuat dari
bahan yang sangat kuat dan tahan terhadap tekanan. Pada umumnya poros engkol
terbuat dari bahan baja karbon tinggi. Poros engkol diletakkan diantara blok silinder
dan karter (bak oli) yang terhubung langsung dengan batang piston (connecting rod)
dan fly wheel. Antara poros engkol dengan blok silinder akan ditopang dengan
bantalan atau juga sering disebut dengan bantalan luncur (metal jalan) untuk
mengurangi tingkat keausan pada poros engkol ketika beroperasi.

Tipe-tipe poros engkol yang sering digunakan pada kendaraan adalah :


1. Poros engkol tipe terpisah untuk mesin dengan satu silinder (pada umumnya
terdapat pada sepeda motor).

2. Poros engkol tipe menyatu untuk mesin dengan multi silinder atau silinder
lebih dari satu (pada umumnya digunakan pada kendaraan mobil).
Konstruksi poros engkol selain dipengaruhi oleh banyaknya silinder juga
dipengaruhi berdasarkan urutan pengapian (firing order) atau FO pada mesin
tersebut untuk mesin yang memiliki silinder lebih dari satu.

E. Rantai Timing dan Roda Gigi

Rantai timing menghubungkan roda gigi poros noken as. Roda gigi poros
noken as adalah penggerak atau penekan rocker arm. Roda gigi poros noken as
digerakan oleh roda gigi poros engkol. Secara garis besar rantai mesin berfungsi
untuk menggerakkan klep isap dan klep buang agar proses pembakaran pada
sepeda motor menjadi sempurna. Mengacu fungsi rantai mesin diatas berarti
diperlukan ketegangan rantai yang tepat untuk menyelaraskan antara putaran kruk
as dan noken as. Keselarasan ini membantu kesempurnaan performa mesin motor
atau ketepatan pengapian (lignition timing) guna mandapatkan debit pemasukan
bahan bakar dan debit pembuangan gas bakar yang ideal.

F. Katup dan Pegas Katup


Pegas katup atau valve spring adalah salah satu komponen mekanisme
katup yang berperan penting dalam proses pembakaran pada ruang bakar mesin.
Prinsip kerja pegas katup adalah mengembalikan posisi katup yang terbuka akibat
daya tekanan noken as agar kembali tertutup rapat. Gaya pegas yang mampu
menutup katup dengan cepat, akan berdampak pada proses pembakaran mesin
yang lebih baik. Alhasil, tenaga mesin yang dihasilkan akan lebih optimal. Lain
halnya jika gaya pegas katup lemah, proses menutup katup akan lebih lama dan
tingkat kerapatan katup juga diyakini akan menjadi berkurang. Untuk itu, kondisi
pegas katup harus dicek secara berkala. Khususnya, terkait dimensi panjang pegas
katup. Panjang komponen ini harus sesuai dengan spesifikasi pabrikan mobil.
Apabila panjangnya ada perubahan atau kurang dari spesifikasi, ada baiknya pegas
katup segera diganti. Kondisi tersebut akan mengakibatkan terjadi kebocoran
kompresi mesin. Ini berimbas pada tenaga mesin yang dihasilkan kurang optimal.

 Hasil Pemeriksaan
a. Kepala Silinder

1. Kerataan kepala silinder :


 Sisi Blok silinder :

a. 0,05 mm
b. 0,01 mm
c. 0,15 mm
d. 0,15 mm

 Sisi manifold

a. 0,15 mm
b. 0,25 mm
2. Kebocoran katup dengan dudukannya :

 Katup masuk :
a. Silinder 1 : tidak
b. Silinder 2 : tidak
c. Silinder 3 : tidak
d. Silinder 4 : tidak

 Katup buang :
a. Silinder 1 : tidak
b. Silinder 2 : tidak
c. Silinder 3 : tidak
d. Silinder 4 : tidak

c. Blok silinder
1. Diameter silinder
a. Silinder 1 : 76,65 mm
Posisi 1 : a. 76,47 mm
b. 76,47 mm
c. 76,45 mm
Posisi 2 : a. 76,49 mm
b. 76,50 mm
c. 76,44 mm
b. Silinder 2 : 76, 6 mm
Posisi 1 : a. 76,47 mm
b. 76,47 mm
c. 76,47 mm
Posisi 2 : a. 76,46 mm
b. 76,46 mm
c. 76,46 mm
c. Silinder 3 : 76,65 mm
Posisi 1 : a. 76,47 mm
b. 76,48 mm
c. 76,45 mm
posisi 2 : a. 76,48 mm
b. 76,47 mm
c. 76,47 mm
d. Silinder 4 : 76,65 mm
Posisi 1 : a. 76,46 mm
b. 76,46 mm
c. 76,45 mm
Posisi 2 : a. 76,47 mm
b. 76,48 mm
c. 76,44 mm

d. Torak dan Ring Torak


1. Diameter luar torak :
a. Silinder 1 : 76,35 mm
b. Silinder 2 : 76,35 mm
c. Silinder 3 : 76,39 mm
d. Silinder 4 : 76,28 mm
Spesifikasi : 74,96-74,99 mm

2. Piston ring

a. Silinder 1 : Ring 1 : - Ring 2 : 0,01 mm


b. Silinder 2 : Ring 1 : 0,06 mm Ring 2 : 0,01 mm
c. Silinder 3 : Ring 1 : 0,02 mm Ring 2 : 0,01 mm
d. Silinder 4 : Ring 1 : 0,01 mm Ring 2 : -
Spesifikasi : Ring 1 : 0,03 – 0,07 mm Ring 2 : 0,02 – 0,06 mm
3. Piston ring end gap
a. Silinder 1 : Ring 1 : - Ring 2 : 0,7 mm
b. Silinder 2 : Ring 1 : 0,2 mm Ring 2 : 0,4 mm
c. Silinder 3 : Ring 1 : 0,7 mm Ring 2 : 1 mm
d. Silinder 4 : Ring 1 : 0,5 mm Ring 2 : -
Spesifikasi : Ring 1 : 0,26 – 0,39 mm Ring 2 : 0,15 – 0,42 mm

e. Batang Torak
1. Kebengkokan batang torak

a. Silinder 1 : 0,7 mm
b. Silinder 2 : 0,7 mm
c. Silinder 3 : 0,7 mm
d. Silinder 4 : 0,5 mm
Limit kebengkokan : 0, 05 mm per 100 mm

2. Puntiran batang torak :


a. Silinder 1 : 0,20 mm
b. Silinder 2 : 0
c. Silinder 3 : 0,30 mm
d. Silinder 4 : 0

e. Poros engkol
1. Diameter luar jurnal utama :

a. 1. 49,75 mm
2. 49,70 mm
3. 49,66 mm
4. 49,63 mm
5. 49,66 mm
b. 1. 49,63 mm
3. 49,67 mm
4. 49,72 mm
5. 49,69 mm
6. 49,67 mm

2. Keovalan dan ketirusan jurnal utama :


.

a. Keovalan : 1. 0,13 mm
2. 0,14 mm
3. 0,09 mm
4. 0,14 mm
5. 0,04 mm
b. Ketirusan : 1. 0,12 mm
2. 0,03 mm
3. 0,06 mm
4. 0,06 mm
5. 0,02 mm
Limit ketirusan dan keovalan : 0,01 mm

3. Diameter pena engkol :


a. 1. 41,95 mm
2. 41,95 mm
3. 41,95 mm
4. 41,95 mm
5. 41,95 mm
b. 1. 41,95 mm
2. 41,95 mm
3. 41,95 mm
4. 41,95 mm
5. 41,95 mm
Standar diameter pena engkol : 41,976 – 42 mm

4. Run out poros engkol

a. Run out poros engkol : 0,1 mm


Limit run out poros engkol : 0,01 mm

f. Rantai timing dan roda gigi


1. Panjang rantai : 273 mm
Limit pemanjangan pada tarikan 5 kg : 272,7 mm

2. Diameter rantai :
a. Chank shaft : 62,02 mm
b. Cam shaft : 117,04 mm
Diameter rantai minimum :
a. Chank shaft : 59 mm
b. Cam shaft : 114 mm

3. Tebal penegang rantai dan peredam getaran

a. Penegang rantai : 13,14 mm


b. Peredam getaran : 7,74 mm
Tebal minimum :
a. Penegang rantai : 12 mm
b. Peredam getaran : 4 mm

g. Katup dan pegas katup

1. Diameter batang katup


Silinder 1 :
a. Masuk : 1. 7,961 mm
: 2. 7,952 mm
b. Buang : 1. 7,937 mm
: 2. 7,925 mm
Silinder 2 :
a. Masuk : 1. 7,957 mm
: 2. 7,963 mm
b. Buang : 1. 7,949 mm
: 2. 7,930 mm
Silinder 3 :
a. Masuk : 1. 7,945 mm
: 2. 7,945 mm
b. Buang : 1. 7,942 mm
: 2. 7,949 mm
Silinder 4 :
a. Masuk : 1. 7,957 mm
: 2. 7,958 mm
b. Buang : 1. 7,938 mm
: 2. 7,933 mm
Limit batang katup :
a. Katup masuk : 7,965 – 7,980 mm
b. Katup buang : 7,960 – 7,975 mm

2. Tebal margin
Silinder 1 :
a. Katup masuk : 1,05 mm
b. Katup buang : 1,2 mm
Silinder 2 :
a. Katup masuk : 1,2 mm
b. Katup buang : 1 mm
Silinder 3 :
a. Katup masuk : 1,65 mm
b. Katup buang : 1,35 mm
Silinder 4 :
a. Katup masuk : 1,5 mm
b. Katup buang : 1,6 mm
Limit tebal :
a. Katup masuk : 0,8 mm
b. Katup buang : 0,9 mm

3. Kelurusan

Silinder 1 :
a. Katup masuk : 1 mm
b. Katup buang : 0,2 mm
Silinder 2 :
a. Katup masuk : 1,1 mm
b. Katup buang : 1,1 mm
Silinder 3 :
a. Katup masuk : 1,5 mm
b. Katup buang : 0,2 mm
Silinder 4 :
a. Katup masuk : 1 mm
b. Katup buang : 1,7 mm
Limit ketidaklurusan : 1,6 mm

4. Tegangan pegas pada panjang spesifikasi terpasang ( panjang


terpasang : 38,4 mm )

Silinder 1 :
a. Katup masuk : 37 kg
b. Katup buang : 29 kg
Silinder 2 :
a. Katup masuk : 23 kg
b. Katup buang : 28 kg

Silinder 3 :
a. Katup masuk : 28 kg
b. Katup buang : 37 kg
Silinder 4 :
a. Katup masuk : 26 kg
b. Katup buang : 27 kg
Beban terpasang :
a. STD : 31,8 kg
b. Limit : 25,0 kg

 Kesimpulan
Unit mesin yang lami gunakan bisa dikatakan sudah tidak layak untuk
digunakan. Hal tersubut dapat terlihat dari beberapa komponen sudah tidak
ada seperti ring piston, beberapa baut pengikat yang sudah hilang dan
mengalami keausan. Juga komponen lain yang memerlukan perbaikan dan
penggantian komponen baru seperti kepla silinder yang perlu diratakan
ulang, blok silider perlu di bore up, dan penggantian piston set.

Anda mungkin juga menyukai