“OVERHAUL”
Kelompok 3 :
1. Reno Arif Jolangga (18504241050)
2. Arman Alfaridzi (18504241051)
3. David Setiawan S (18504241052)
4. Bahrul Ulum (18504244001)
Tujuan praktek
1. Mahasiswa diharapkan dapat memahami cara kerja dari motor bensin.
2. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan analisis awal kerusakan pada
kendaraan.
3. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan overhaul engine dengan baik.
4. Mahasiswa diharapkan dapat mengenali nama nama komponen dari engine.
Keselamatan kerja
1. Gunakan alat pratikum yang sesuai.
2. Gunakan alat sesuai dengan fungsi dan cara pemakaiannya.
3. Berhati-hatilah dalam memasang dan membongkar komponen mesin.
4. Bekerjalah dengan serius dan selalu waspada.
Landasan teori
A. Kepala Silinder
B. Blok Silinder
Blok silinder memiliki fungsi sebagai wadah bergeraknya piston. Blok silinder
piston terdiri dari dua komponen yang digabung menjadi satu, yaitu silinder liner dan
blok silinder, keduanya saling melekat. Blok silinder dan silinder liner dibuat
terpisah, hal ini akan memberikan keuntungan ketika silinder liner keausannya
sudah berlebihan akibat gesekan dengan piston, maka silinder liner dapat diganti.
Blok silinder mesin dibuat dengan syarat-syarat sebagai berikut, tahan terhadap
panas atau suhu yang tinggi, bisa menghantarkan panas dengan baik, dan tahan
terhadap gesekan. Silinder liner yang bergesekan langsung dengan piston
mendapat pelumasan supaya tidak terjadi keausan, namun meskipun mendapat
pelumasan tetap saja keausan silinder liner tidak dapat dihindari, untuk itu perlu
adanya pengecekan secara rutin pada silinder liner dengan bantuan dial indikator.
Pada dinding silinder sepeda motor juga terdapat sirip-sirip yang berfungsi untuk
mendinginkan mesin melalui udara yang masuk ke kisi-kisi atau celah sirip tersebut.
C. Piston
D. Poros Engkol
Poros engkol atau juga disebut dengan kruk as atau crankshaft merupakan
bagian dari mesin yang berfungsi untuk merubah gerakan naik turun piston menjadi
gerakan putar. Selain untuk mengubah gerakan, poros enkol juga berfungsi untuk
meneruskan gaya putar ini menuju ke fly wheel dan selanjutnya ke system
pemindah tenaga Poros engkol akan menerima beban dan tekanan yang sangat
tinggi ketika kendaraan beroperasi, oleh sebab itu poros engkol harus terbuat dari
bahan yang sangat kuat dan tahan terhadap tekanan. Pada umumnya poros engkol
terbuat dari bahan baja karbon tinggi. Poros engkol diletakkan diantara blok silinder
dan karter (bak oli) yang terhubung langsung dengan batang piston (connecting rod)
dan fly wheel. Antara poros engkol dengan blok silinder akan ditopang dengan
bantalan atau juga sering disebut dengan bantalan luncur (metal jalan) untuk
mengurangi tingkat keausan pada poros engkol ketika beroperasi.
2. Poros engkol tipe menyatu untuk mesin dengan multi silinder atau silinder
lebih dari satu (pada umumnya digunakan pada kendaraan mobil).
Konstruksi poros engkol selain dipengaruhi oleh banyaknya silinder juga
dipengaruhi berdasarkan urutan pengapian (firing order) atau FO pada mesin
tersebut untuk mesin yang memiliki silinder lebih dari satu.
Rantai timing menghubungkan roda gigi poros noken as. Roda gigi poros
noken as adalah penggerak atau penekan rocker arm. Roda gigi poros noken as
digerakan oleh roda gigi poros engkol. Secara garis besar rantai mesin berfungsi
untuk menggerakkan klep isap dan klep buang agar proses pembakaran pada
sepeda motor menjadi sempurna. Mengacu fungsi rantai mesin diatas berarti
diperlukan ketegangan rantai yang tepat untuk menyelaraskan antara putaran kruk
as dan noken as. Keselarasan ini membantu kesempurnaan performa mesin motor
atau ketepatan pengapian (lignition timing) guna mandapatkan debit pemasukan
bahan bakar dan debit pembuangan gas bakar yang ideal.
Hasil Pemeriksaan
a. Kepala Silinder
a. 0,05 mm
b. 0,01 mm
c. 0,15 mm
d. 0,15 mm
Sisi manifold
a. 0,15 mm
b. 0,25 mm
2. Kebocoran katup dengan dudukannya :
Katup masuk :
a. Silinder 1 : tidak
b. Silinder 2 : tidak
c. Silinder 3 : tidak
d. Silinder 4 : tidak
Katup buang :
a. Silinder 1 : tidak
b. Silinder 2 : tidak
c. Silinder 3 : tidak
d. Silinder 4 : tidak
c. Blok silinder
1. Diameter silinder
a. Silinder 1 : 76,65 mm
Posisi 1 : a. 76,47 mm
b. 76,47 mm
c. 76,45 mm
Posisi 2 : a. 76,49 mm
b. 76,50 mm
c. 76,44 mm
b. Silinder 2 : 76, 6 mm
Posisi 1 : a. 76,47 mm
b. 76,47 mm
c. 76,47 mm
Posisi 2 : a. 76,46 mm
b. 76,46 mm
c. 76,46 mm
c. Silinder 3 : 76,65 mm
Posisi 1 : a. 76,47 mm
b. 76,48 mm
c. 76,45 mm
posisi 2 : a. 76,48 mm
b. 76,47 mm
c. 76,47 mm
d. Silinder 4 : 76,65 mm
Posisi 1 : a. 76,46 mm
b. 76,46 mm
c. 76,45 mm
Posisi 2 : a. 76,47 mm
b. 76,48 mm
c. 76,44 mm
2. Piston ring
e. Batang Torak
1. Kebengkokan batang torak
a. Silinder 1 : 0,7 mm
b. Silinder 2 : 0,7 mm
c. Silinder 3 : 0,7 mm
d. Silinder 4 : 0,5 mm
Limit kebengkokan : 0, 05 mm per 100 mm
e. Poros engkol
1. Diameter luar jurnal utama :
a. 1. 49,75 mm
2. 49,70 mm
3. 49,66 mm
4. 49,63 mm
5. 49,66 mm
b. 1. 49,63 mm
3. 49,67 mm
4. 49,72 mm
5. 49,69 mm
6. 49,67 mm
a. Keovalan : 1. 0,13 mm
2. 0,14 mm
3. 0,09 mm
4. 0,14 mm
5. 0,04 mm
b. Ketirusan : 1. 0,12 mm
2. 0,03 mm
3. 0,06 mm
4. 0,06 mm
5. 0,02 mm
Limit ketirusan dan keovalan : 0,01 mm
2. Diameter rantai :
a. Chank shaft : 62,02 mm
b. Cam shaft : 117,04 mm
Diameter rantai minimum :
a. Chank shaft : 59 mm
b. Cam shaft : 114 mm
2. Tebal margin
Silinder 1 :
a. Katup masuk : 1,05 mm
b. Katup buang : 1,2 mm
Silinder 2 :
a. Katup masuk : 1,2 mm
b. Katup buang : 1 mm
Silinder 3 :
a. Katup masuk : 1,65 mm
b. Katup buang : 1,35 mm
Silinder 4 :
a. Katup masuk : 1,5 mm
b. Katup buang : 1,6 mm
Limit tebal :
a. Katup masuk : 0,8 mm
b. Katup buang : 0,9 mm
3. Kelurusan
Silinder 1 :
a. Katup masuk : 1 mm
b. Katup buang : 0,2 mm
Silinder 2 :
a. Katup masuk : 1,1 mm
b. Katup buang : 1,1 mm
Silinder 3 :
a. Katup masuk : 1,5 mm
b. Katup buang : 0,2 mm
Silinder 4 :
a. Katup masuk : 1 mm
b. Katup buang : 1,7 mm
Limit ketidaklurusan : 1,6 mm
Silinder 1 :
a. Katup masuk : 37 kg
b. Katup buang : 29 kg
Silinder 2 :
a. Katup masuk : 23 kg
b. Katup buang : 28 kg
Silinder 3 :
a. Katup masuk : 28 kg
b. Katup buang : 37 kg
Silinder 4 :
a. Katup masuk : 26 kg
b. Katup buang : 27 kg
Beban terpasang :
a. STD : 31,8 kg
b. Limit : 25,0 kg
Kesimpulan
Unit mesin yang lami gunakan bisa dikatakan sudah tidak layak untuk
digunakan. Hal tersubut dapat terlihat dari beberapa komponen sudah tidak
ada seperti ring piston, beberapa baut pengikat yang sudah hilang dan
mengalami keausan. Juga komponen lain yang memerlukan perbaikan dan
penggantian komponen baru seperti kepla silinder yang perlu diratakan
ulang, blok silider perlu di bore up, dan penggantian piston set.