Disusun oleh:
antara lain :
genetik Diabetes Mellitus dapat lebih mudah terkena faktor pemicu dari
kali tidak ada faktor pencetus yang pasti. Pada saat diagnosis tipe 1
sebagian pasien.
disebut Diabetes Mellitus tipe II. Selain itu terjadi defek sekresi insulin
Diabetes Mellitus tipe II, lebih banyak wanita yang mengidap penyakit
ini di bandingkan pria. Presdsiposisi genetik yang kuat dan faktor
penyakit ini cukup kuat. Diperkirakan bahwa terdapat sifat gemuk yang
Mellitus tipe II, ada beberapa individu yang mengidap Diabetes Mellitus
tipe II di usia muda dan individu yang kurus atau dengan berat badan
c) Diabetes Gestasional
masalah persalinan.
3. Etiologi
yang bertanggung jawab atas antigen transplantasi dan proses imun lainnya.
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut
sel-sel Pulau Langerhans dan insulin endogen (internal) terdeteksi pada saat
perkembangan anti bodi yang merusak sel-sel beta atau degenerasi sel-sel
degenerasi sel-sel beta sebagai akibat penuaan pada orang yang rentan dan
(Sukarmin, 2008)
Pada pasien diabetes mellitus tipe 1 tanda dan gejala yang sering
c) Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada
energi.
g) Kelainan genekologis
i) Kelemahan tubuh
secara optimal.
dan unsur makanan yang lain. Pada penderita Diabetes Mellitus bahan
mengalami gangguan. Selain itu luka yang sulit sembuh juga dapat
anatara lain :
Kadar Glukosa
Darah Sewaktu Diabetes Mellitus Belum Pasti
Diabetes Mellitus
Plasma Vena
200 100-200
Darah kapiler 200 80-200
Sumber : (Nurarif & kusuma, 2015 Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dl)
Jenis tes pada pasien Diabetes Mellitus dapat berupa tes saring, tes
komplikasi.
c. Tes aring
1) GDP, GDS
d. Tes diagnostik
lain :
1) Mikroalbuminuria : urin
7. Komplikasi
antara lain :
1) Koma hipoglikemia
2) Ketoasidosis
sumber altrnatif untuk dapat memperoleh energi sel. Kalau tidak ada
glukosa maka benda-benda keton akan dipakai sel. Kondisi ini akan
vaskuler perifer.
lensa.
c) Neuropati diabetika
nyeri.
f) Kaki diabetik
8. Penatalaksanaan umum
pengobatan berupa pemberian insulin. Ada hal – hal lain selain insulin
1. Diet
2. Aktivitas fisik
3. Edukasi
a. Diet
Secara umum diet pada anak DM tipe 1 tetap mengacu pada upaya
terdiri dari 50-55% karbohidrat, 15-20% protein dan 30% lemak. Pada
pertumbuhannya.
b. Latihan fisik
insulin serta monitoring gula darah yang aman. Apabila gula darah
c. Edukasi
1. Pengkajian
tanggal lahir, anak ke, tanggal pengkajian, tanggal masuk, nama orang
b. Riwayat kesehatan
1) Keluahan utama
virus coxsakie B4, oleh agen kimia yang bersifat toksik, atau
pernafasan sebelumnya.
2) Eliminasi
berkemih, diare.
waktu.
d. Pengkajian fisik
1) Keadaan umum
2) Kesadaran
Pada pasien DM kesadaran composmentis.
3) Tanda-tanda vital
140Mmhg
4) Pemeriksaan fisik
(2009) meliputi :
a) Aktivitas / istirahat
istirahat aktivitas.
b) Sirkulasi
c) Pernapasan
d) Neurosensori
e) Nyeri / kenyamanan
sangat berhati-hati.
f) Eliminasi
hiperaktif.
g) Integritas ego
a) Kepala
dan kering )
b) Wajah
rahang
c) Telinga
kotoran telinga
d) hidung
Inspeksi : hidung eksternal, bentuk, ukuran, warna,
e) mulut
f) Leher
bening)
g) Paru
keton.
nafas vasikuller
h) Jantung
arteri karotis
i) Abdomen
pembesaran organ
j) ekstermitas
1. ekstremitas atas
Pergerakan : tangan dapat bergerak ke segala
2. ektremitas bawah
achiles +/+
k) Genetalia
genitalia
2.Analisa Data
2. Mual/muntah sel
3. Berat badan
merangsang hipotalamus
DO : menurun jaringan
menurun
Nekrosis luka
DO : jaringan
Vikositas darah
1. tanda-tanda vital
meningkat
meningkat
Aliran darah lambat
2. wajah tampak
pucat
Iskemik jaringan
3. aktivitas
terganggu
DS: hiperglikemia Resiko
DO : ketidakseimbangan
batas melebihi ambang
1. kulit / membran cairan
ginjal
mukosa keirng
glukosuria
2. turgor kulit buruk
3. muntah
diuresis osmotik
4. konjungtiva pucat
poliuri
dehidrasi
DO : ginjal
1. kulit / membran
Poliuri
3. frekuensi
Dehidrasi
DS : Resiko infeksi
Gula dalam darah tidak
DO :
dapat dibawa masuk
1. terdapat luka
dalam sel
tebuka
Anabolisme protein
2. luka tampak
menurun
merah
Kekebalan tubuh
menurun Kerusakan
pada antibodi
Kekebalan tubuh
menurun
Resiko infeksi
lemas
menurun
pucat aktivitas
BB menurun
3 Diagnosa Keperawatan
insulin, makanan Dengan kriteria hasil pembatasan diet uang gangguan keseimbangan cairan
informasi
dalam darah
2. Kerusakan Setelah dilakukan 1. Observasi luka : 1. Mengidentifikasi tingkat
dengan nekrosis selama 3x24 jam jaringan nekrotik 2. mengidentifikasi akan adanya
4. menunjukan informasi
pemahaman dalam
proses perbaikan
terjadinya cedera
berulang
3. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Mengobservasi kulit 1. Wajah kulit khas terjadi pada
perfusi jaringan tindakan jika ada lesi atau fase pucat intermiten (akibat
1. Tekanan systole
diharapkan
tanda tekanan
intracranial
3.
Mendemonstrasikan
kemampuan kognitif
yang ditandai
dengan :
4. berkomunikasi
dengan jelas
5. Menunjukan
perhatian,
konsentrasi dan
orientasi
6. Membuat
keputusan dengan
benar
4. Resiko Setelah dilakukan 1. Pantau tanda-tanda 1. Hipovolemia dapat
ketidakseimbangan tindakan
vital dimanifestasikan oleh hipotensi
cairan keperawatan
2. Pantau masukan dan takikardia
berhubungan tindakan
dengan gejala keperawatan dan pengeluaran, 2. Memberikan perkiraan
poliuria dna selama 3x24 jam
catat berat jenis urine kebutuhan akan cairan pengganti,
dehidrasi diharapkan
3. Kaji nadi perifer, fungsi ginjal, dan keefektifan dari
kebutuhan cairan
elektrolit kembali pengisian kapiler, terapi yang diberikan
seimbang.
turgor kulit, dan 3. Merupakan idikator dari ringkat
Dengan kriteria hasil
membrane mukosa dehidrasi, atau volume sirkulasi
:
1. Mempertahankan yang adekuat
urine output sesuai
4. Memberikan hasil pengkajian
dengan usia dan
yang terbaik dari status cairan
BB, urine noermal
2. Tekanan darah, yang sedang berlangsung dan
nadi, suhu tubuh, memberikan cairan pengganti
dalam batas normal.
3. Tidak ada tanda-
tanda dehidrasi,
elastisitas turgor
kulit baik, membran
mukosa lembab,
tidak ada rasa haus
yang berlebihan
ketidakmampuan selama 3x24 jam jantung, HR, dan 2. Mengetahui balance cairan
: output
1. Nadi dalam batas 3. Berikan cairan
2. Irama jantung
diharapkan
3. Frekuensi nafas
dalam yang
diharapkan
4. Irama nafas
diharapkan
6. Resiko infeksi setelah dilakukan 1. Observasi tanda- 1. Pasien mungkin masuk dengan
pada jaringan, selama 3x24 jam demam, kemerahan, ketoasidosis atau dapat
proses penyakit diharapkan resiko adanya pus pada luka mengalami infeksi nasocomial
infeksi dapat 2. Tingkatkan upaya 2. Mencegah timbulnya infeksi
1. Klien bebas dari semua orang yang terbaik bagi pertumbuhan kuman
kemampuan untuk
mencegah
timbulnya infeksi
4. Jumlah leukosit
5. Menunjukan
baik alternative
mengatasi diganggu
menurun sebelum/sesudah
normal 4. Tingkatkan
6. melakukan
dapat ditoleransi
DAFTAR PUSTAKA