Anda di halaman 1dari 5

PERILAKU HIDUP SEHAT DAN BERSIH PADA LANSIA DI PUSKESMAS

KEMBARAN II

Putriana Rachmawati, Hilda Suherman


Staf Pengajar Stikes Harapan Bangsa Purwokerto

Abstrak

Kesehatan merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia, tanpa


kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitasnya dengan baik. Anak adalah
agen of change yang dapat mempromosikan kesehatan baik di lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat sekitar sehingga dapat tercipta sumber
daya manusia yang berkualitas, sadar, mau, dan mampu untuk hidup sehat.
Beberapa permasalahan kesehatan yang kerap muncul pada lansia di
kembaran antara lain pola hidup sehat. Permasalahan tersebut disebabkan oleh
kurangnya perhatian terhadap kebersihan diri dan lingkungan. Salah satu upaya
untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat yaitu dengan memberikan
informasi dan pelatihan tentang cara perilaku hidup bersih dan sehat sedini
mungkin kepada lansia, seperti cara mencuci tangan dan menggosok gigi yang
benar.
Pelatihan PHBS di kembaran diikuti oleh 50 anak usia 50-70 tahun.
Pelatihan dilakukan dengan metode ceramah dan demonstrasi menggunakan
media video, poster, dan phantom. peserta sangat antusias dalam mengikuti
seluruh kegiatan pelatihan. Hasil monitoring kegiatan pelatihan PHBS
menunjukkan bahwa peserta di kembaran secara umum telah melaksanakan PHBS
dalam kehidupan sehari-hari.

Kata kunci : PHBS, lansia, kesehatan,pola hidup sehat


PENDAHULUAN
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat
berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes RI, 2007).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan
paradigma sehat dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat yang
berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan
melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Selain
itu juga program perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,
kelompok, keluarga, dengan membuka jalur komunikasi, informasi, dan
edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku sehingga
masyarakat sadar, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan
sehat melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support),
dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan demikian
masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri terutama pada
tatanannya masing-masing (Depkes RI, 2002).
Keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya di dominasi
oleh perorangan, akan tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok dan bahkan
oleh masyarakat.Dalam UU Kesehatan RI No.36 Tahun 2009, “ Kesehatan
adalah keadaan sehat, baiksecara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis”. Hal ini berarti bahwa kesehatan pada diri seseorang atau individu
itu mencakup aspek fisik, mental, spiritual dan sosial demi tercapainya
keadaan yang sejahtera bagi seseorang baik dengan produkivitasnya dan juga
ekonominya.
Menurut Bloom (1974), derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu
faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor keturunan dan faktor pelayanan
kesehatan. Dari keempat faktor tersebut, faktor kedua, yaitu faktor perilaku
sangat berpengaruh dalam kesehatan seseorang, terutama dalam penerapan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) baik dilingkungan pribadi, keluarga,
maupun masyarakat.
Perilaku Hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan langkah yang harus
dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang.
Kondisi sehat tidak serta merta terjadi, tetapi harus senantiasa diupayakan dari
yang tidak sehat menjadi hidup yang sehat serta menciptakan lingkungan yang
sehat. Upaya ini harus dimulai dari menanamkan pola pikir sehat kepada
masyarakat yang harus dimulai dan diusahakan oleh diri sendiri.
Upaya ini adalah untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya sebagai satu investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif. Dalam mengupayakan perilaku ini dibutuhkan
komitmen bersama-sama saling mendukung dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat khususnya keluarga sehingga pembangunan kesehatan
dapat tercapai maksimal.

METODOLOGI
Pengabdian ini dilakukan dengan cara kesehatan peserta dilanjutkan dengan
konsultasi kesehatan secara bergilir. Masyarakat yang datang dicatat identitasnya
(nama, umur, jenis kelamin) lalu dipersilahkan menuju meja konsultasi.
Masyarakat yang telah melakukan konsultasi lalu diberikan kertas hasil
pemeriksaan untuk konsultasi bersama pakar secara dua arah. Kegiatan ini
diselenggarakan pada hari Minggu, tanggal16 juli 2017. Lokasi kegiatan
dilakukan di puskesmas kembaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan pengabdian pemeriksaan pola hidup sehat dan konsultasi hasil
telah dilakukan kepada 50 orang masyarakat kembaran. Peserta yang mengikuti
kegiatan ini dapat diklasifikasikan dari usia dan jenis kelamin, yakni ada 30
orang perempuan dan 20 orang laki-laki. Rentang usia peserta yang mengikuti
pengabdian ini adalah usia 50-70 tahun.
Tabel 2. Data peserta berdasarkan usia
Usia Jumlah
50-55 tahun 10
55-60 tahun 15
65-70 tahun 25
Total 50

Dari hasil pencatatan pemeriksaan tekanan darah, didapatkan sebanyak


sejumlah 27 orang (45%) memiliki pola hidup tidak sehat dan jarang olahraga, 19
orang (31,67%) memiliki kebiasaan olahraga, 9 orang (15%) memiliki pola makan
sehat dan 5 orang (8,33%) memiliki pola hidup sehat.
Menurut referensi, laki-laki lebih beresiko terkena penyakit jantung koroner.
Pada kegiatan pengabdian, kami dapatkan data sebagai berikut :
Series 1
70%

60%

50%

40% Series 1

30%

20%

10%

0%
laki-laki perempuan

Gambar 2. Jumlah peserta yang mengikuti penyuluhan


Adanya perbedaan hasil pengabdian, kemungkinan disebabkan oleh peserta
yang tidak menjalani pola hidup sehat. Oleh karena itu diperlukan pengabdian di
lokasi kembaran, sehingga hasilnya pun dapat meningkatkan pola hidup warga.

KESIMPULAN
Tahapan pelaksanaan pengabdian yang sudah dilakukan sampai saat ini
adalah tahapan pelatihan PHBS padalansia . Hasil yang diharapkan pada tahap ini
adalah lansia mengetahui cara menjaga kebersihan dan kesehatan dengan benar.
Tahapan selanjutnya adalah monitoring pelaksanaan PHBS
SARAN
Kegiatan pengabdian pada masyarakat sudah dilakukan, yaitu berupa
pelatihan cara menjaga kebersihan dan kesehatan dengan benar pada lansia.
Pelatihan diawali dengan kegiatan sosialisasi akan arti pentingnya penerapan
PHBS dalam kehidupan sehari-hari, kemudian diikuti dengan praktik menjaga
kebersihan dan kesehatan. Peserta sangat antusias dalam mengikuti seluruh
rangkaian kegiatan pelatihan.
DAFTAR PUSTAKA

http://nanangmura.blogspot.com/2016/01/satuan-acara-penyuluhan-sap-pola-
hidup.html diakses pada 14 september 2018
Andriansyah Yuli dan Desi Natalia Rahmantari. Penyuluhan Dan Praktik Phbs
(Perilaku Hidup Bersih Sehat) Dalam Mewujudkan Masyarakat Desa Peduli
Sehat. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan. Volume 2 Halaman 45-50.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Buletin Jendela Data dan
Informasi Kesehatan semester I. Jakarta : Kemenkes RI
Notoatmodjo, soekidjo. 2011. Kesehatan masyarakat Ilmu dan seni. Jakarta:
Rineka Cipta.
Padila.2013. Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha medika.

Anda mungkin juga menyukai