BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
− Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
− Mengetahui ketergantungan laju reaksi terhadap teori tumbukan
− Menentukan laju reaksi suatu reaksi kimia
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Cepat lambatnya suatui reaksi berlangsung disebut laju reaksi. Laju reaksi
dapat dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi
persatuan waktu. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol perliter, tetapi
untuk reaksi fase gas satuan konsentrasi dapat diganti dengan satuan tekanan,
seperti Atmosfer (atm), millimeter merkorium (mmHg) atau pascal (Pa). satuan
waktu dapat detik, menit, jam, hari, bulan bahkan tahun bergantung pada reaksi
itu berjalan cepat atau lambat. Dapat dirumuskan sebagai berikut.
perubahan konsentrasi
Laju reaksi =
satuan waktu
Untuk mengukur laju reaksi, perlu menganalisis secara langsung maupun tak
langsung banyaknya produk yang terbentuk atau banyaknya pereaksi yang tersisa
setelah penggal-penggal waktu tertentu.
Reaksi kimia menyangkut perubahan dari suatu pereaksi (reaktan) menjadi
hasil reaksi (produk), yang dinyatakan dalam persamaan reaksi:
Pereaksi (reaktan) hasil reaksi (produk)
Seperi halnya contoh diatas, maka laju reaksi dapat dinyatakan sebagai
berkurangnya jumlah pereksi untuk setiap satuan waktu atau bertambahnya
jumlah hasil reaksi untuk setiap satuan waktu.
Ukuran jumlah zat dalam reaksi kimia umumnya dinyatakan sebagai
konsentrasi molar atau molaritas (M). Dengan demikian maka laju reaksi
menyatakan berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi zat
hasil reaksi setiap satuan waktu. Satuan laju reaksi umumnya dinyatakan dalam
satuan mol.dm-3.det-1 atau mol/Liter detik. Satuan mol dm-3 atau molaritas,
merupakan satuan konsentrasi larutan.
Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan cara fisika atau kimia. Dengan cara
fisika, penentuan konsentrasinya dilakukan secara tidak langsung yaitu
berdasarkan sifat-sifat fisis campuran yang dipengaruhi oleh konsentrasi
campuran, misalnya daya hantar listrik, tekanan (untuk reaksi gas). Adsorpsi
4
Reaksi itu berlangsung lambat sehingga konsentrasi asma asetat yang terbentuk
dengan mudah dapat ditentukan dengan menggunakan suatu larutan basah. Cara
yang lebih umum ialah menggunakan suatu alat yang dapat menunjukkan secara
kontinyu salah satu perubahan fisis yang menyertai reaksi, misalnya untuk reaksi
yang membebaskan gas, alat dirancang agar dapat mencatat volume gas yang
terbentuk ; untuk reaksi yang diserati perubahan warna, alat dirancang agar dapat
mengukur perubahan itensitas warna, untuk reaksi gas yang disertai perubahan
jumlah mol, alat dirancang agar dapat mengukur perubahan tekanan gas.
Gambar diatas memperlihatkan bagan suatu alat yang dapat mengukur perubahan
tekanan pada suatu reaksi gas, seperti penguraian dinitrogen pentaoksida
membentuk nitrogen dioksida dan oksigen.
2N2O5 (g) 4NO2 (g) + O2 (g)
reaksi itu disertai pertambahan jumlah mol gas, yang menyebabkan pertambahan
tekanan, yang dapat dibaca pada manometer. Semakin banyak N2O5 yang terurai
semakin besar tekanan. Bila reaksi dilangsungkan pada volume dan suhu tetap,
maka pertambahan tekanan dapat dikaitkan dengan pertambahan jumlah mol.
Dengan demikian laju penguraian N2O5 itu dapat ditentukan.
Dalam laju reaksi dikenal juga laju reaksi sesat, yaitu laju reaksi rata-rata
yang dihitung dalam selang waktu yang berbeda-beda dan diperlukan perhitungan
5
laju reaksi yang berlaku dalam setiap saat. Lajureaksi juga dapat ditentukan
melalui cara grafik. Laju reaksi sesaat merupkan gradient dari kurva antara waktu
dengan perubahan konsentrasi pada selang waktu tertentu. Oleh karena itu,
terdapat suatu bilangan tetap yang merupakan angka faktor perkalian terhadap
konsentrasi yang disebut sebagai tetapan laju reaksi (K). dengan demikian, laju
reaksi sesaat secara umum dapat dinyatakan sebagai :
Laju reaksi ≈ K [Konsentrasi Zat]
Konsentrasi
Secara umum konsentrasi pereaksi akan mempengaruhi laju reaksi.
Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi adalah khas untuk setiap reaksi.
Semakin tinggi konsentrasi berarti makin banyak molekul-molekul dalam setiap
satuan luas ruangan, dengan demikian tumbukan antar molekul makin sering
terjadi. Semakin banyak tumbukan yang terjadi berarti kemungkinan untuk
menghasilkan tumbukan efektif semakin besar dan reaksi berlangsung lebih
cepat. Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan
matematik yang dikenal dengan hukum laju reaksi atau persamaan laju reaksi.
Luas Permukaan
Reaksi yang berlangsung dalam system homogen sangat berbeda dengan
reaksi yang berlangsung dalam system heterogen. Pada reaksi yang homogen,
campuran zatnya bercampur seluruhnya. Hal ini dapat mempercepat
berlangsungnya reaksi kimia karena molekul-molekul ini dapat bersentuhan satu
sama lainnya. Dalam system heterogen, reaksi hanya berlangsung pada bidang-
bidang perbatasan dan pada bidang-bidang yang bersentuhan dari kedua fase.
Reaksi kimia dapat berlangsung jika molekul-molekul, atom-atom atau ion-ion
dari zat-zat yang bereaksi terlebih dahulu bertumbukan. Makin halus suatu zat
maka makin luas permukaannya sehingga makin besar kemungkinan bereaksi dan
makin cepat reaksi itu berlangsung.
Temperatur
6
Harga tetapan laju reaksi (K) akan berubah bila suhunya berubah. Laju
reaksi meningkat dengan naiknya suhu. Biasanya kenaikkan suhu sebesar 100C
akan menyebabkan kenaikan laju reaksi dua atau tiga kali. Kenaikkan laju reaksi
ini disebabkan dengan kenaikkan suhu akan menyebabkan makin cepatnya
molekul-molekul pereaksi bergerak, sehingga memperbesar kemungkinan
terjadinya tabrakan antar molekul. Energi yang diperlukan untuk menghasilkan
tabrakan yang efektif atau untuk menghasilkan suatu reaksi disebut energi
pengaktifan kinetik.
Perumusan laju reaksi sebagai berikut:
t −t 0
Vt = V0 .2 10
Dimana:
Vt = laju reaksi akhir t = suhu akhir
Vo = laju reaksi awal to = suhu awal
Katalisator
Beberapa reaksi kimia yang berlangsung lambat dapat dipercepat dengan
menambahkan suatu zat kedalamnya, tetapi zat tersebut setelah reaksi selesai
ternyata tidak berubah. Misalnya pada peruraian kalium klorat untuk
menghasilkan gas oksigen.
2KClO3 (s) 2KCl(s) + 3O2
Reaksi berlangsung pada suhu tinggi dan berjalan lambat, tetapi dengan
penambahan kristal MnO2 kedalamnya ternyata reaksi akan dapat berlangsung
dengan lebih cepat pada suhu yang lebih rendah. Setelah semua KClO3 terurai
ternyata MnO2 masih tetap ada (tidak berubah). Dalam reaksi tersebut MnO2
disebut sebagai katalisator.
Katalisator adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa
dirinya mengalami perubahan yang kekal. Suatu katalisator mungkin akan terlibat
dalam proses reaksi atau mengalami perubahan selama reaksi berlangsung, tetapi
setelah reaksi itu selesai maka katalisator akan diperoleh kembali dalam jumlah
yang sama. Katalisator mempercepat reaksi dengan cara mengubah jalannya
7
reaksi. Jalur reaksi yang ditempuh tersebut mempunyai energi aktivasi yang lebih
rendah dari pada jalur reaksi yang biasa ditempuh. Jadi dapat dikatakan bahwa
katalisator berperan dalam menurunkan energi aktivasi.
Tekanan gas
Jika tekanan gas diperbesar, maka volume gas itu diperkecil, sehingga
letak partikel makin berdekatan dan makin mudah bertumbukkan. Jadi, makin
besar tekanan gas maka makin cepat reaksinya.
Teori tumbukan
Pengaruh dari berbagai faktorterhadap laju reaksi dapat dijaleaskan dengan
teori tumbukan. Menurut teori ini, suatu reaksi berlangsung sebagai hasil
tumbukan antar partikel pereaksi. Akan tetapi, tidaklah setiap tumbukan
menghasilkan reaksi, melainkan hanya tumbukan antar partikel yang memiliki
energi cukup serta arah tumbukan yang tepat. Tumbukan yang menghasilkan
reaksi, kita sebut tumbukan efektif. Energi minimum yang harus dimiliki oleh
partikel pereaksi sehingga menghasilkan tumbukan efektif disebut energi
pengaktifan (Ea = energi aktivasi). Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu
tumbukan adalah sebagai berikut :
1. Jumlah partikel atau konsentrasi,
2. Temperatur
3. Luas permukaan
4. Menambah katalisator
[X]
b. Orde satu
Suatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksinya jika
laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu. Jika konsentrasi
pereaksi itu dilipat-tigakan maka laju reaksi akan menjadi 31 atau 3 kali lebih
besar. Orde satu dapat dijalaskan dengan grafik dibawah :
9
[X]
c. Orde Dua
Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi jika laju
reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu. Apabila
konsentrasi zat itu dilipat-tigakan, maka laju pereaksi akan menjadi 32 atau 9
kali lebih besar.orde dua dapat juga dijelaskan seperti grafik berikut :
[X]
d. Orde Negatif
Laju reaksi berbanding terbalik terhadap konsentrasi pereaksi.
[X]
[X]
10
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Pengaruh konsentrasi
Konsentrasi larutan Kosentrasi larutan
No Waktu (sekon)
Na2S2O3 HCl
1. 0,1 M 1M 217
2. 0,1 M 2M 726
3. 0,2 M 2M 184
4.2 Reaksi
Na2S2O3 + 2HCl → 2 NaCl + S + SO2 + H2O
4.3 Perhitungan
4.3.1 Pengaruh konsentrasi
0,304=2x
x= 2log 0,304
x=
x=-1,7
X
[Na2S2O3]y
3,86=2y
y= 2log 3,86
y=
y= 1,9
X
[Na2S2O3]y
0,0046= k [HCl]x[Na2S2O3]y
0,0046= k (1)(0,0126)
k= 0,365
jadi persamaan laju reaksi
X
[Na2S2O3]y
= 0,365 [HCl]-1,7[Na2S2O3]1,9
0,74=[2]x
x= 2log 0,74
15
x=
X= -0,43
X
[Na2S2O3]y
1,1875=[2]y
y = 2log 1,1875
y=
y = 0,25
X
[Na2S2O3]y
0,043 = k [1]-0,43[0,1]0,25
0,043 = k (1)(0,562)
k = 0,076
16
4.4 Pembahasan
Laju reaksi adalah cepat lambatnya suatu reaksi berlangsung atau dapat
juga dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi per
satuan waktu. Konsentrasi biasanya dinyatakn dalam mol per liter. Orde reaksi
adalah bilangan pangkat yang menyatakan naiknya laju reaksi akibat naiknya
reaksi. Menentukan orde reaksi dari suatu reaksi kimia pada prinsipnya
menentukan seberapa besar pengaruh perubahan konsentrasi pereaksi terhadap
laju reaksinya.tumbukan efektif merupakan tumbukan yang menghasilkan
reaksi, dan energi minimum yang diperlukan supaya reaksi dapat berlangsung
disebut energi aktifasi(Ea).
Dalam percobaan laju reaksi ini ada beberapa faktor yang mempengaruhinya,
yaitu:
Konsentrasi
Secara umum konsentrasi pereaksi akan mempengaruhi laju reaksi.
Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi adalah khas untuk setiap reaksi.
Semakin tinggi konsentrasi berarti makin banyak molekul-molekul dalam
setiap satuan luas ruangan, dengan demikian tumbukan antar molekul makin
sering terjadi. Semakin banyak tumbukan yang terjadi berarti kemungkinan
untuk menghasilkan tumbukan efektif semakin besar dan reaksi berlangsung
lebih cepat. Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan dalam
persamaan matematik yang dikenal dengan hukum laju reaksi atau persamaan
laju reaksi.
Luas Permukaan
Reaksi yang berlangsung dalam system homogen sangat berbeda dengan
reaksi yang berlangsung dalam system heterogen. Pada reaksi yang homogen,
campuran zatnya bercampur seluruhnya. Hal ini dapat mempercepat
17
Dimana:
Vt = laju reaksi akhir t = suhu akhir
Vo = laju reaksi awal to = suhu awal
Katalisator
Beberapa reaksi kimia yang berlangsung lambat dapat dipercepat dengan
menambahkan suatu zat kedalamnya, tetapi zat tersebut setelah reaksi selesai
ternyata tidak berubah
Katalisator adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa
dirinya mengalami perubahan yang kekal. Suatu katalisator mungkin akan
terlibat dalam proses reaksi atau mengalami perubahan selama reaksi
18
berlangsung, tetapi setelah reaksi itu selesai maka katalisator akan diperoleh
kembali dalam jumlah yang sama. Katalisator mempercepat reaksi dengan
cara mengubah jalannya reaksi. Jalur reaksi yang ditempuh tersebut
mempunyai energi aktivasi yang lebih rendah dari pada jalur reaksi yang biasa
ditempuh. Jadi dapat dikatakan bahwa katalisator berperan dalam menurunkan
energi aktivasi.
Tekanan gas
Jika tekanan gas diperbesar, maka volume gas itu diperkecil, sehingga
letak partikel makin berdekatan dan makin mudah bertumbukkan. Jadi, makin
besar tekanan gas maka makin cepat reaksinya.
Teori tumbukan
Pengaruh dari berbagai faktorterhadap laju reaksi dapat dijaleaskan dengan
teori tumbukan. Menurut teori ini, suatu reaksi berlangsung sebagai hasil
tumbukan antar partikel pereaksi. Akan tetapi, tidaklah setiap tumbukan
menghasilkan reaksi, melainkan hanya tumbukan antar partikel yang memiliki
energi cukup serta arah tumbukan yang tepat. Orde reaksi juga bisa dikatakan
sebagai besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi.
Orde reaksi memiliki beberapa makna diantaranya :
1. Orde Nol
Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya apabila
perubahan konsentrasi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Artinya,
asalkan terdapat dalam jumlah tertentu, perubahan konsentrasi pereaksi itu
tidak mempengaruhi laju reaksi. Reaksi yang berorde nol dapat dijelaskan
juga seperti gambar grafik berikut :
[X]
19
2. Orde satu
Suatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksinya
jika laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu. Jika
konsentrasi pereaksi itu dilipat-tigakan maka laju reaksi akan menjadi 31
atau 3 kali lebih besar. Orde satu dapat dijalaskan dengan grafik dibawah :
[X]
3. Orde Dua
Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi jika
laju reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu. Apabila
konsentrasi zat itu dilipat-tigakan, maka laju pereaksi akan menjadi 32 atau
9 kali lebih besar.orde dua dapat juga dijelaskan seperti grafik berikut :
[X]
4. Orde Negatif
Laju reaksi berbanding terbalik terhadap konsentrasi pereaksi.
[X]
20
[X]
tempratur tersebut diturunkan akan membuat laju reaksi lambat dan apabila
temperature tersebut dinaikkan akan membuat laju reaksi menjadi cepat.
Sehingga hal ini akan membuat Na2S2O3 menguap. Dengan begitu
menguapnya Na2S2O3 maka HCl tidak akan bisa bereaksi karena Na2S2O3 nya
tela habis menguap. Tentunya hal ini tidak dapat menentukan laju reaksi suatu
reaksi kimia. Sehingga pada temperature 400C inilah yang digunakan sebagai
pembanding antara suhu yang lebih rendah (temperature kamar).
Pada percobaan kali ini konsentrasi zat dibuat berbeda adalah untuk
menghasilkan suatu laju reaksi yang berbeda pula. Sehingga dapat
membandingkan laju reaksi suatu reaksi kimia satu sama lain baik yang
dipengaruhi oleh konsentrasi maupun temperature terhadap laju reaksi.
Dengan bertambahnya suatu konsentrasi zat maka laju reaksinya akan
semakin cepat pula, sehingga waktu yan diperlukan pun lebih sedikit
dibandingkan dengan kecilnya konsentrasi suatu zat. Karena zat yang
konsentrasinya kecil atau rendah mengandung jumlah pertikel yang lebih
sedikit, sehingga partikel-patkelnya lebih renggang disbanding zat yang
konsentrasina besar. Partikel yang susunannya lebih renggang akan jarang
bertumbukan sehingga kemungkinan terjadi reaksi kecil.
Dapat dilihat perbedaan antara larutan yang dipanaskan dan lautan yang
tidak dipanaskan atau anatara yang dipengaruhi oleh konsentrasi atau
temperature. Pada larutan yang tidak dipanaskan (dipengaruhi konsentrasi),
reaksi larutan berlangsung lambat dan laju reaksinya pun lebih kecil,
sebaliknya pada larutan yang dipanaskan (dipengaruhi oleh temperature),
reaksi larutan berlangsung dengan cepat dan laju reaksinya pun lebih besar.
Dalam melakukan percobaan laju reaksi terdapat berbagai kesalahan yang
dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:
− Kurang teliti dalam melakukan perhitungan waktu yang menggunakan
stopwatch.
− Saat memanaskan larutan tidak sesuai dengan suhu yang ditentukan
− Tidak dilakukan pengadukan saat mencampurkan larutan.
23
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
− Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu luas permukaan,
konsentrasi, suhu, tekanan, dan katalis.
− Laju reaksi menyatakan ukuran kelajuan berlangsungnya reaksi kimia, dan
dapat ditentukan dengan mengukur laju berkurangnya salah satu pereaksi
atau laju terbentuknya suatu produk.
– Berdasarkan teori tumbukan, kelajuan reaksi bergantung pada:
∗ Frekuensi tumbukan
∗ Energi partikel pereaksi
∗ Arah tumbukan
5.2 Saran
diharapkan dalam melakukan praktikum laju reaksi janga hanya
mengganakan larutan Na2S2O3 dan HCl, tapi juga menggunakan larutan H2SO4
agar dapat dibandingkan laju reaksinya.
24
DAFTAR PUSTAKA