Laporan Praktikum Dan Perhitungan Mix de
Laporan Praktikum Dan Perhitungan Mix de
Oleh :
ZUHROTUL MUNIROH 3113041093
SUWARNI 3113041099
2014
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................i
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah.......................................................................................................................2
1.4 Manfaat.......................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................................3
2.1 Rencana Campuran Beton...........................................................................................................3
2.2 Alat dan Bahan Mix Design........................................................................................................16
2.3 Prosedur Pelaksanaan................................................................................................................16
BAB III..............................................................................................................................................17
3.1 Menentukan Kuat Tekan Rencana.........................................................................................17
BAB IV..................................................................................................................................................22
Kesimpulan..........................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................23
i
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia teknik sipil, teknologi mengenai beton merupakan hal yang wajib untuk
dipahami secara teoritis maupun praktis mengingat bahwa beton merupakan salah satu
material paling penting di dalam dunia konstruksi menyangkut kegunaannya sebagai struktur
dari sebuah bangunan. Beton sendiri memiliki banyak nama dan jenisnya bergantung pada
konstruksi apa yang akan dibuat. Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai proses
pembuatan Beton khususnya untuk beton Pracetak, dimulai dari pengukuran berat setiap
material penyusun, hingga proses Testing mutu beton sebagai aplikasi dari mata kuliah
Teknologi Beton.
Dengan melakukan praktikum Teknologi Beton ini, diharapkan mahasiswa untuk bisa
menerapkan cara cara membuat beton dan bisa menerapkannya dalam dunia pekerjaan nanti
dengan menghasilkan beton dengan kualitas tinggi.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum pengerjaan mix desain beton adalah untuk mengetahui informasi
tentang komposisi dari agregat halus, agregat kasar, semen serta air yang dipergunakan
sebagai pedoman dalam pembuatan beton dengan mutu tertentu, sehingga beton memiliki
kualitas dan kuantitas yang sebaik-baiknya.
1
1.3 Rumusan Masalah
Berapakah komposisi dari agregat halus yang diperlukan dalam pembuatan beton
dengan mutu tertentu?
Berapakah komposisi dari agregat kasar yang diperlukan dalam pembuatan beton
dengan mutu tertentu?
Berapakah komposisi dari semen yang diperlukan dalam pembuatan beton dengan
mutu tertentu?
Berapakah komposisi dari air yang diperlukan dalam pembuatan beton dengan
mutu tertentu?
1.4 Manfaat
Dapat mengetahui komposisi dari agregat halus yang diperlukan dalam pembuatan
beton dengan mutu tertentu
Dapat mengetahui komposisi dari agregat Kasar yang diperlukan dalam pembuatan
beton dengan mutu tertentu
Dapat mengetahui komposisi dari semen yang diperlukan dalam pembuatan beton
dengan mutu tertentu
Dapat mengetahui komposisi dari air yang diperlukan dalam pembuatan beton
dengan mutu tertentu
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Di indonesia rancangan dengan cara ini dikenal dengan nama cara DOE ( department of
environment ). Di indonesia cara ini dipakai sebagai standar perencanaan oleh department
pekerjaan umum, dan di muat dalam buku standar no. SK. SNI T-15-1990-03 dengan judul
buku “ tata cara pembuatan rencana campuran beton normal”. Perencanaan dengan cara ini
mengunakan tabel-tabel dan grafik. Langkah-langkah pokok rancangan dapat dijelaskan
sebagai berikut.
3
Faktor perkalian : 1,0 1,03 1,08 1,16 Tidak boleh
3) Nilai deviasi standar dapat juga ditentukan dengan melihat volume beton yang
dibuat, yang dibedakan atas volume kecil, sedang, dan besar dan atas dasar mutu
pelaksanaannya yang dibedakan atas mutu baik sekali, baik, dan cukup, seperti
disajikan pada tabel 17.2 berikut.
Tabel 17.3 nilai deviasi standar untuk berbagai tingkat pengendalian mutu
pekerjaan
5) Penetapan nilai tambah (margin): M jika nilai tambah dihitung berdasarkan nilai
deviasi standar yang dipilih margin (M) dapat dihitung dengan rumus:
M=K.S
Dengan : M = nilai tambah, dalam MPa
K = konstanta yang besarnya=1,64
S = deviasi standar dalam MPa
Jika nilai tambah tidak berdasarkan penetapan deviasi standar, dapat ditetapkan M=12
MPa
4
c. Menetapkan kuat desak rata-rata yang hendak dicapai (direncanakan diperoleh
dengan rumus:
F’cr=F’c+M
5
Tabel 17.4. perkirakan kuat desak beton (N/mm2) dengan faktor air semen 0,50 dan jenis
semen serta agregat kasar yang biasa dipakai di indonesia.
3 7 28 91
S-475 √ √ √ √
6
Grafik 1.1. Grafik hugungan Faktor air semen dengan kuat tekan rata-rata
yang dikehendaki
h. Menentukan slump
Harga slump dapat ditentukan sebelumnya atau tidak ditentukan. Penetapan nilai
slump dilakukan dengan mempertimbangkan atas dasar pelaksanaan pembuatan, cara
mengangkut (alat yang digunakan), penuangan (pencetakan), pendapatan, maupun
jenis strukturnya. Cara pengangkutan aduk beton dengan mengunakan pipa yang
dipompa dengan tekanan, membuhtukan nilai slump yang tinggi; sedang pemadatan
yang membutuhkan alat getar (triller) dapat dilakukan dengan nilai slump yang agak
kecil.
7
Nilai slump yang diinginkan dapat diperoleh dari tabel 17.6 berikut.
7,5 5
7,5 2,5
j. Menetapkan kadar air bebas atau banyaknya air yang diperlukan per meter
kubik beton
Untuk menetapkan banyaknya air yang diperlukan untuk setiap meter kubik beton,
dapat dicari dengan mengunakan tabel 17.7 dengan cara sebagai berikut.
8
1) Jika agregat halus dan agregat kasar yang digunakan dari jenis yang sama,
misalnya pasir alam dan kerikil alam atau pasir dari batu pecah dan kerikil dari
batu pecah, maka dengan melihat besar butir maksimum dan slump yang
digunakan dapat ditentukan banyaknya air yang diperlukan ( perhatikan tabel 17.7
) misalnya dengan butir maksimum 40 mm dan slump yang digunakan yang
diperlukan adalah 160 liter per meter kubik beton.
2) Jika agregat halus dan agregat kasar yang dipakai dari jenis yang berbeda (alami
dan batu pecah), banyaknya air yang diperlukan ditentukan dengan mengunakan
rumus:
A=0,67 Wf +0,33 Wc
Dengan: A = banyaknya air yang dibutuhkan ( liter ) per meter kubik beton
Wf = banyaknya air yang dibutuhkan menurut agregat halus
Wc = banyaknya air yang dibutuhkan menurut agregat kasar
Misalnya contoh di atas tadi (a) mengunakan agregat halus berupa pasir alam dan
agregat kasar mengunakan batu pecah, air yang diperlukan untuk satu meter kubik
beton adalah
A=(0,67 x 160) liter + (0,33 x 190) liter.
9
m. Kebutuhan semen minimum
Kebutuhan semen minimum ini disyaratkan, untuk menghindarkan beton dari
kerusakan yang diakibatkan oleh adanya pengaruh lingkungan khusus, misalnya
lingkungan korosif, air payau, air laut, dan sebagainya.
Kebutuhan semen minimum dapat ditetapkan dengan tabel 17.8, tabel 17.9,
atau tabel 17.10.
Semen Minimum
(kg/m3 beton)
Jenis Pembetonan
beton di dalam ruang bangunan
275
a. Beton keliling non korosif 235
b. Keadaan keliling korosif, disebabkan
oleh kondensasi atau uap korosif
Beton di luar ruang bangunan
325
a. Tidak terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung 275
b. Terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung
Beton yang masuk ke dalam tanah
325
a. Mengalami keadaan basah dan kering
berganti-ganti
b. Mendapat pengaruh sulfat dan alkali Lihat tabel 8a
dari tanah beton yang selalu
berhubungan dengan air
tawar/payau/laut
Tabel 17.9 kandungan semen minimum untuk beton bertulang dalam air
10
dengan Agregat (mm)
40 20
Tipe II atau V
Tipe I tanpa
0,2-0,5 1,0-1,9 0,3-1,2 pozolan tipe I 290 330 380
dengan pozolan
(15%-40%) atau
semen Portland
pozolan
tipe II atau V
11
Tipe I dengan
pozolan (15%-
40%) atau semen
Portland pozolan 250 290 430
tipe II atau V
0,5-1,0 1,9-3,1 1,2-2,5
Tipe II atau V
340 380 430
Tipe II atau V dan
lapisan pelindung
12
Grafik 1.2 a grafik hubungan presentase agregat halus dengan factor air
semen untuk ukuran agregat maksimum 20 mm
13
BJ.AK = berat jenis agregat kasar
A = persentase agregat halus terhadap agregat relatif ( campuran )
B = persentase agregat kasar terhadap agregat campuran (relatif)
Berat jenis agregat halus dan agregat kasar diperoleh dari hasil pemeriksaan
( pengujian ) di laboratorium terhadap agregat yang akan digunakan. Jika belum
diketahui agregat mana yang akan digunakan, dapat ditentukan berat jenis relatif
agregat = 2,50 gr/cm3 untuk agregat alami, dan 2,60 untuk agregat batu pecah. Harga-
harga yang diperoleh kemudian dibetulkan jika agregat yang akan dipakai sudah
ditetapkan dan diuji berat jenisnya.
Grafik 1.3 grafik hubungan berat jenis beton dengan kadar air bebas
14
s. Menentukan kebutuhan agregat gabungan
Kebutuhan agregat gabungan ditentukan dengan mengunakan rumus sebagai berikut :
BAg = B.Jb-BS-BA dengan
BAg = berat agregat gabungan
BJb = berat jenis beton
BS = berat semen
BA = berat air
Demikian secara teoritis sudah dapat diketahui susunan bahan-bahan untuk beton.
Langkah berikutnya adalah menguji apakah hasil perhitungan itu jika dilaksanakan
dapat menghasilkan beton dengan kekuatan yang direncanakan. Caranya adalah
15
dengan membuat campuran uji ( trial mix ) untuk mengetahui berapa slump dan
kuat desak yang dihasilkan dari beton dengan komposisi campuran yang telah
ditemukan tersebut. Jika harga-harga yang didapat sesuai dengan harga-harga yang
diharapkan campuran perlu dibetulkan. Jika slump terlalu tinggi/rendah, kadar air
perlu dikurangi/ditambah demikian juga kadar semennya harus disesuaikan karena
faktor air semen harus dijaga agar tetap/tidak berubah. Jika kekuatan beton terlalu
tinggi/rendah, faktor air semen dapat/harus ditambah/dikurangi sesuai grafik 1.1.
angka-angka yang didapat pada langkah a sampai dengan u kemudian dimasukan
ke dalam tabel 17.11 dan tabel 17.12 (formulir) berikut.
16
19. Berat jenis beton Grafik 1.3 …….kg/m3
20. Kadar agregat gabungan 19-12-11 …….kg/m3
21. Kadar agregat halus …….kg/m3
22. Kadar agregat kasar …….kg/m3
Cetakan-cetakan silinder
Bahan – bahan yang akan dicampur : Semen, kerikil, air, pasir (sesuai jumlah dalam
perhitungan sebelumnya)
Alat slump test
Besi rojokan
Molen untuk pengaduk beton.
Sekop
17
2.3 Prosedur Pelaksanaan
1. Ayak bahan material pengisi beton untuk memastikan pasir dan kerikil tidak
bercampur.
4. Lalu masukan kerikil, lalu pasir, lalu semen, baru air, biarkan sampai homogen betul
campurannya, bila kurang encer kita tambah lagi air secukupnya, lalu campuran beton
dituang kedalam bak dan di aduk – aduk dan siap untuk dimasukkan cetakan.
18
BAB III
Analisa data
Agregat kasar berat jenis SSD 2,67 %, resapan air adalah 3.04%, dan kadar air
0.58%.
Cara perhitungan
19
3. Nilai tambah (margin)
Tidak ada karena belum pernah melakukan pengujian sebelumnya
4. Kekuatan rata-rata yang hendak dicapai
Kekuatan rata-rata yang hendak dicapai sebesar =(25 + 8.5 ) Mpa=31 Mpa
5. Jenis semen ditetapkan S-550
6. Jenis agregat halus dan agregat kasar
Jenis agregat halus alami, agregat kasar batu pecah.
Gunakan grafik 1.1 untuk menentukan harga kekuatan beton dasar yang diharapkan
dapat dicapai, dengan semen S-550 dan agregat kasar batu pecah. Dari tabel tersebut
didapat harga pada beton umur 28 hari dan f.a.s 0,50 kekuatan desak= 37 N/mm2.
Kemudian lihat grafik 1.1: ikutilah garis tegak untuk f.a.s 0,50 ke arah atas sampai
memotong garis mendatar yang menunjukkan kekuatan desak dasar tadi (= 45 Mpa ).
Buat kurva melalui titik potong tadi. Tentukan titik potong antara kurva baru tersebut
dengan kuat desak rata-rata yang hendak dicapai (33.5 Mpa ). Dari titik potong tadi tarik
garis tegak ke bawah, maka didapat harga f.a.s yang dicari =0,535.
8. Faktor air semen maksimum
Untuk beton yang terlindung dari hujan dan terik matahari, ditentukan f.a.s maksimum
0,60.
9. Slump
Tinggi slump ditentukan antara 60 mm – 180 mm.
10. Ukuran agregat maksimum
Ukuran agregat maksimum ditentukan 20 mm.
11. Kadar air bebas
Untuk menentukan nilai kadar air bebas, periksa tabel 17.7 untuk agregat gabungan,
alami atau batu pecah. Untuk agregat gabungan antara pasir alami dan kerikil (batu
pecah), maka kadar air bebas harus diperhitungkan antara 195 – 225 kg/ m3. Nilai slump
30 mm – 60 mm dan baris maksimum agregat 40 mm dipakai sebagai dasar
penghitungan.
Rumus yang digunakan A=2/3 Wf + 1/3 Wc
Dengan A= jumlah air yang diperlukan/m3 beton;
Wf= perkiraan jumlah air untuk agregat halus
Wc= perkiraan jumlah air untuk agregat kasar.
Jadi, A= (2/3 x 195 + 1/3 x 225) kg/m3= 205 kg/m3
12. Kadar semen
Kadar semen = 205 : 0.535 = 383.18 kg/m3
20
Dengan melihat tabel 17.5 , maka pada konstruksi yang dimaksud harus menggunakan
semen minimum 275 kg/m3. Karena kadar semen yang diperoleh sebanyak 384.18
kg/m3, maka yang digunakan adalah 383.18 kg/m3 tersebut.
15. Faktor air semen yang disesuaikan
Karena kadar semen minimum sudah terpenuhi, maka faktor air semen tidak berubah.
16. Susunan besar butir agregat halus
Pasir gabungan yang termasuk zone 4.
17. Persen bahan lebih halus dari 4,8 mm
Harga persen agregat lebih halus dari 4,8 mm dicari pada grafik 1.2.b untuk kelompok
butir agregat maksimum 20 mm pada nilai slump 60 mm – 180 mm, dan nilai faktor air
semen 0,535. Untuk agregat halus zone 4, diperolehharga 31%.
18. Berat jenis relatif agregat
Berat jenis relatif agregat adalah berat jenis agregat gabungan antara agregat halus dan
agregat kasar. Karena agregat halus sendiri sudah merupakan gabungan dari dua jenis
agregat halus, maka terlebih dahulu dicari berat jenis relatif agregat halus yang
merupakan gabungan tersebut. Sesudah itu baru dicari berat jenis agregat gabungan
antara agregat halus dan kasar.
Dengan demikian perhitungannya menjadi sebagai berikut.
Berat jenis agregat kasar = 2,67.
Jadi, berat jenis relatif agregat = (0,31 x 2,82) + (0,69 x 2,67) = 2,7.
19. Berat jenis beton
Berat jenis beton diperoleh dengan grafik 1.3), dengan cara membuat grafik baru yang
sesuai dengan nilai berat jenis relatif agregat gabungan, yaitu 2,7. Titik potong grafik
baru tadi dengan garis tegak yang menunjukkan kadar air bebas 170 kg/m3
menunjukkan nilai berat jenis 2.410 kg/m3.
20. Kadar agregat gabungan
Kadar agregat gabungan = berat jenis beton – kadar semen – kadar air
= 2.410 -383.18 – 205 = 1821.82 kg/m3
21. Kadar agregat halus
Kadar agregat halus = 0,31 x 1821.82 kg/m3 = 564.76 kg/m3
22. Kadar agregat kasar
Kadar agregat kasar = (1821.82 – 564.76 ) kg/m3 = 1257.06 kg/m3.
Dari langkah 1 sampai dengan langkah 22, kita dapatkan susunan campuran beton
teoritis untuk setiap 1 m3, sebagai berikut:
Semen Portland (S-550) = 383.18 kg
21
Air seluruhnya = 205 kg
Agregat halus = 564.76 kg
Agregat kasar = 1257.06 kg
Untuk mendapatkan campuran sebenarnya, yaitu yang akan kita pakai sebagai
campuran uji (untuk membuat benda uji), angka-angka teoritis tersebut perlu
dikoreksi dengan memperhitungkan banyaknya air bebas yang terdapat dalam
agregat, atau air yang masih dibutuhkan oleh masing-masing agregat yang dipakai.
Dalam contoh tersebut, air yang terdapat dalam :
Pasir = 546.76 + {(0.41-0.04) x (546.76:100} = 562.6753
Kerikil = 1257.06+{(3.04-0.58) x (1257.06:100)} = 1226.133 kg
22
23
Tabel/grafik
N
Uraian perhitunga Nilai Satuan
o
n
semen normal
5 Jenis semen Ditetapkan S-550/S-475
Jenis
agrega
6 t Kasar Ditetapkan Batu pecah
24
19 Berat jenis beton grafik 16 2410 kg/m3
Proporsi Campuran
Bahan Terkoreksi
Penyerapan air
kg/m3 Kadar air (%) Terkoreksi
Bahan (%)
BAB IV
Kesimpulan
Dari hasil percobaan rencana campuran (Mix Design) harus dikorelasikan dengan
hasil uji tekan yang telah dilakukan, sebab kita dapat mengetahui apakah beton dengan mutu
K-250 hasil praktikum kami sudah memenuhi syarat atau tidak. Hal ini bisa dilihat dari hasil
25
sampel uji yang memiliki rata-rata kuat tekan 272.0808 kg/cm2 dan hanya 3 dari 30 sampel
uji yang kuat tekannya tidak mencapai kuat tekan yang direncanakan.
Chart Title
350
300
250
Kuat tekan (kg/cm2)
200
150
100
50
0
0 5 10 15 20 25 30 35
nomer sampel
26
DAFTAR PUSTAKA
http://alan-sipil-struktur-ubb.blogspot.com/p/mutu-beton.html
http://eprints.undip.ac.id/34148/6/1655_chapter_II.pdf
http://lauwtjunnji.weebly.com/curing-beton.html
https://www.academia.edu/3636945/BAHAN_KULIAH_TEKNOLOGI_BETON
http://www.researchgate.net/publication/26844024_CONCRETE_MIX_DESIGN_OPTIMIZ
ED_APPROACH
Buku Petunjuk Praktikum Teknologi Beton Jurusan Teknis Sipil ITS Surabaya
SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh
Departemen Pekerjaan Umum.
27