Anda di halaman 1dari 32

PASAR MODAL SYARIAH

TUGAS BESAR 1
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Lembaga Keuangan Syariah

Oleh:
Ibah Firmansah 43219120073

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata‟ala


atas karunia, rahmat, dan nikmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Tugas Besar 1 yang berjudul Pasar Modal Syariah.
Tugas Besar 1 ini juga masih jauh dari kata sempurna karena memiliki
banyak kekurangan, baik dalam hal isi dan sistematika maupun dalam teknik
penulisannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan Tugas Besar 1 ini. Semoga Tugas Besar 1
ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para
pembaca.

Jakarta, 05 April 2020

Ibah Firmansah

i
ii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

yang tidak sedikit. Dalam pelaksanaannya diarahkan untuk berlandaskan pada

kemampuan diri sendiri, di samping memanfaatkan dari sumber daya lainnya

sebagai pendukung. Sumber dari luar tidak mungkin selamanya diandalkan

untuk pembngunan. Oleh karena itu perlu ada usaha yang sungguh- sungguh

untuk mengarahkan dana investasi yang bersumber dari dalam, yaitu tabungan

masyarakat, tabungan pemerintah dan penerimaan devisa.

Menurut Bruce, yang tertulis pada buku Pasar Modal karangan Pandji

Anoraga, Salah satu ciri negara sedang berkembang adalah tingkat tabungan

masyarakat masih rendah, sehingga dana untuk investasi menjadi tidak

mencukupi. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif

untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal dimungkinkan karena

pasar modal merupakan wahana yang tepat menggalang pengerahan dana

jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor yang

produktif. Apabila pengerahan dana masyarakat melalui lembaga-lembaga

keuangan keuangan maupun pasar modal sudah dapat berjalan baik, maka dana

pembangunan yang bersumber dari luar negeri makin lama makin dikurangi.

3
Pertumbuhan pesat perbankan dan asuransi syariah telah mendorong

kebutuhan pasar akan perlunya produk-produk yang mampu mengatasi

masalah likuiditas industri keuangan syariah. Kehadiran pasar modal berbasis

intergrasi produk syariah di Indonesua diharapkan dapat membantu bank dan

asuransi syariah sesuai dengan prinsip syariah sembari menjaga keseimbangan

antara likuiditas dan tingkat keuntungan. Selain itu, kehadiran produk syariah

di pasar modal Indonesia juga membuka peluang berinvestasi bagi masyarakat

yang meyakini bahwa produk investasi konvensional mengandung elemen-

elemen yang diharamkan syariah.

Sejarah pasar modal syariah di Indonesia dimulai dengan

diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Onvesment

Managment pada 3 Juli 1997. Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa

Efek Jakarta) berkerja sama dengan PT Danareksa Investment Managment

meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan

untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah.

Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-

saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah.

Dari sisi kelembagaan Bapepam-LK, perkembangan Pasar modal

Syariah ditandai dengan pembentukan TIM Pengembangan Pasar Modal

Syariah pada 2003, Selanjutnya, Pada 2004 pengembangan Pasar Modal

4
Syariah masuk dalam struktur organisasi Bapepam dan LK, dan dilaksanakan

oleh unit setingkat eselon IV yang secara khusus mempunyai tugas dan fugsi

mengembangkan pasar modal syariah. Sejalan dengan perkembangan industri

yang ada, pada tahun 2006 unit eselon IV yang ada ditingkatkan menjadi unit

eselon III. DSN-MUI sebagai dewan yang dibentuk oleh MUI mempunyai

tugas dan wewenang antara lain mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan

keungan dan produk dan jasa keuangan.

Berbagai kebijakan yang telah diambil oleh Bapepam dan LK dan

DSN MUI dalam mengembangkan pasar modal syariah berbasis produk di

pasar modal di Indonesia tidak mengubah struktur pasar modal yang masih

konvensional meski menerbitkan produk syariah didalamnya. Undang-undang

yang digunakan untuk memayungi prktik dan penerbitan produk keuangan

syariah di pasar modal masih menginduk pada aturan konvensional yaitu UU

No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal. Demikian pula insfrastruktur yang lain

masih menyatu dengan infrastruktur pasar modal konvensional yang ada

selama ini. Hal ini berarti, produk dan mekanisme pasar modal di Indonesia

dapat dijalankan sesuai dengan prinsip syariah dan dapat pula dijalankan tidak

sesuai dengan prinsip syariah (konvensional).

Terkait model kebijakan pengembangan pasar modal syraiah, Michael

Saleh Gassner dan Mahmoud Amin El-Ghamal menyebutkan ada dua model

implementasi pasar modal syariah di berbagai belahan dunia. Pertama,

mengembangkan pasar modal yang secara penuh didasarkan pada aturan

5
syariah Islam. Model ini disebut juga dengan model separasi yaitu pola terpisah

yang berarti aplikasi keuangan syariah dikembangkan terpisah dengan

keuangan konvensional. Kedua, mengembangkan pasar modal syariah berbasis

prosuk yang memenuhi kriteria syariah di mana pasar modal syariahnya paralel

dengan konvensional dengan dilengkapi lembaga supervisi syariah. Pola kedua

ini disebut juga dengan model integrasi yang berarti keuangan syariah

dikembangkan berdampingan atau paralel sekaligus berkompetisi dengan

keuangan konvensional.

Sayangnya, dewasa ini penerapan ekonomi dan keuangan syariah

yang menggunakan pendekatan parsial pada lemabga keuangan syarah

termasuk pasar modal banyak kritik termasuk dari para tokoh yang menggagas

pola ini dilakukan, kritik yang mengemuka intinya terletak pada adanya

paradoks pada penerapan keuangan syariah yang dipandang tidak jauh berbeda

dengan keuangan konvensional. Pengembangan produk syariah yang dominan

mengambil model konvensional selama ini, menurut para kritikusnya sekedar

upaya duplikat yang lebih mengedepankan formalitas akad dan belum sampai

pada upaya mewujudkan substansi yang dituju syraiah (maqasid al-shari‟ah) di

bidang ekonomi dan keuangan.

Sebagaimana telah diperjelas diatas bahwa terdapat karaktersitik

tersendiri dalam melakukan investasi syariah, termasuk juga disektor pasar

6
modal. Berupa kesesuaian suatu produk invenstasi atas prinsip-prinsip

ajaran Islam. Dewan Syariah Nasional (DSN) tau Al-Hai‟ah as-

Syar‟iyah al- Wathaniyah alias Nasional Sharia Board adalah suatu

lembaga dibawah Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang dibentuk tahun

1999 telah mengeluarkan ketentuan mengenai kegiatan investasi di

pasar modal syariah. Lembaga bertugas untuk menggali, mengkaji, dan

merumuskan nilai dan prinsip-prinsip hukum Islam (Syariah) untuk

dijadikan pedoman dalam kegiatan transaksi di lembaga-lembaga

keuangan syariah, serta mengawasi pelaksanaan dan implementasinya.

Ketentuan tersebut di tuangankan kedalam beberapa fatwa MUI tentang

kegiatan investasi yang sesuai syraiah ke dalam produk-produk

investasi di Pasar Modal Indonesia.

Menyadari seberapa pentingnya bagaimana pasar modal

syariah sebagai sarana investasi syariah menjadi layak atau tidaknya

dilihat dari operasional pasar modal syariah berdasarkan fatwa MUI.

khususnya untuk mengetahui bagaiamana kesesuaian pasar modal

syariah sebagai sarana investasi syariah.

1
2

Rumusan Masalah
Dalam Tugas Besar 1 ini penulis akan membahas mengenai :
1. Apa yang dimaksud dengan pasar modal syariah?
2. Apa saja pertimbangan dalil hukum Islam pada pasar modal syariah?
3. Apa saja institusi pendukung pasar modal syariah?
4. Bagaimana prinsip dalam pasar modal syariah?
5. Apa saja fungsi pasar modal syariah?
6. Bagaimana karakteristik pasar modal syariah?
7. Apa saja instrumen dalam pasar modal syariah?

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan Tugas Besar 1 ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pasar modal syariah;
2. Untuk mengetahui apa saja pertimbangan dalil hukum Islam pada
pasar modal syariah;
3. Untuk mengetahui apa saja institusi pendukung pasar modal syariah;
4. Untuk mengetahui bagaimana prinsip dalam pasar modal syariah;
5. Untuk mengetahui apa saja fungsi pasar modal syariah;
6. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik pasar modal syariah;
7. Untuk mengetahui apa saja instrumen dalam pasar modal syariah.

Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan Tugas Besar 1 ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat bagi penulis dalam penulisan Tugas Besar 1 ini adalah untuk
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai pasar modal
syariah di Indonesia;
2. Manfaat bagi pembaca dalam penulisan Tugas Besar 1 ini yaitu
sebagai acuan atau sarana untuk lebih b bbbbb megetahui tentang
3

pasar modal syariah, serta sebagai salah satu referensi dalam


sistematika penulisan Tugas Besar 1.
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Pasar Modal Syariah


Istilah pasar biasanya digunakan istilah bursa, exchange, dan market.
Sementara untuk modal sering digunakan istilah efek, sekuritas, dan stock.
Pasar modal merupakan salah satu cara atau kaidah untuk melakukan
kegiatan investasi. Pasar modal sama seperti pasar biasa pada umumnya, yaitu
tempat bertemunya penjual dan pembeli dengan objek yang diperjual belikan
adalah hak kepemilikan perusahaan dan surat pernyataan utang perusahaan.
Pasar modal juga dikenal dengan nama bursa efek. Bursa efek menurut
UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah pihak yang
menyelenggarakan dan menyedikan sistem dan/atau sarana untuk menemukan
penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek di antara mereka. Dengan demikian objek transaksi di
pasar modal berupa efek, yaitu surat berharga berupa surat pengakuan utang,
surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit peenyertaan
kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari
efek.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Pasar Modal
adalah transaksi modal diantara pihak penyedia dana (investor) dengan pihak
yang memerlukan modal (pengusaha) dengan menggunakan instrumen saham
(adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang
mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan), obligasi (suatu istilah
yang digunakan dalam dunia keuangan yang merupakan suatu pernyataan
utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk
membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat
tanggal jatuh tempo pembayaran), reksadana, dan instrumen turunannya.
Sedangkan yang dimaksud dengan Pasar Modal Syariah adalah pasar
modal yang seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten

4
5

(perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau


melakukan emisi di bursa), jenis efek yang di perdagangkannya telah sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah. Adapun yang dimaksud dengan Efek Syariah
adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di
bidang pasar modal yang akad, pengelolaan perusahaan, maupun cara
penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip syariah.

Pertimbangan Dalil Hukum Islam pada Pasar Modal Syariah


1. Al-Qur‟an
a. QS. Al-Baqarah [2]:275
“... dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba ...”
b. QS. An-Nisaa‟ [4]:29
“Hai orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu ...”
c. QS. Al-Maa‟idah [5]:1
“Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu ...”
2. Hadits
a. “Rasulullah SAW bersabda, „Allah Ta‟ala berfirman: „Aku adalah
pihak ketiga dari dua pihak yang berserikat selama salah satu pihak
tidak mengkhianati yang lainnya. Maka, apabila salah satu pihak
mengkhianati yang lain, Aku pun meninggalkan keduanya.” (HR. Abu
Dawud, al-Daruquthni, al-Hakim, dan al-Baihaqi)
b. “Nabi SAW melarang pembelian ganda pada satu transaksi
pembelian.” (HR. Abu Dawud, al-Tirmidzi, dan al-Nasa‟i)
3. Kaidah Fiqh
“Pada dasarnya, segala bentuk muamalah boleh dilakukan sepanjang tidak
ada dalil yang mengharamkannya”.
4. Pendapat Ulama
a. Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni Juz 5/173 (Beirut: Dal al-
Fikr, tanpa tahun): “Jika salah seorang dari dua orang berserikat
6

membeli porsi mitra serikatnya, hukumnya boleh karena ia membeli


pihak lain”.
b. Pendapat Dr. Wahab al-Zuhaili dalam Al-Fiqh Al-Islami wa
Adillatuhu Juz 3/1841:”Bermuamalah dengan (melakukan kegiatan
transaksi di atas) saham hukumnya boleh, karena pemilik saham
adalah mitra dalam perseroan sesuai dengan saham yang dimilikinya”.
c. Keputusan muktamar ke-7 Majma‟ Fiqh Islami tahun 1992 di Jeddah:
“Boleh menjual atau menjaminkan saham dengan tetap
memperhatikan peraturan yang berlaku pada perseroan”.

Institusi Pendukung Pasar Modal


Ada beberapa institusi yang diperlukan institusi pasar modal yang akan
melakukan transaksi perdagangan sampai penyelesaian transaksi. Di antara
institusi-institusi tersebut yaitu:
1. Bapepam
Dalam melakukan aktivitas pasar modal diperlukan suatu institusi
yang berwenang mengawasi semua aktivitas, karena keberadaan dan
aktivitas pasar modal melibatkan banyak pihak. Maka untuk
mewujudkan tempat investasi yang lebih baik, diperlukan instansi
yang berfungsi sebagai pengatur (regulator).
2. Bursa Efek
Bursa efek merupakan tempat dilakukannya aktivitas perdagangan
sekuritas (modal), dan penyediaan sistem untuk mempertemukan
penjual dan pembeli.
3. Lembaga Kriling dan Penjamin (LKP) serta Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)
Lembaga kriling dan penyimpanan dibentuk untuk melakukan
kliring, yang merupakan proses yang digunakan untuk menetapkan
dan memberi hak dan kewajiban kepada anggota bursa atas transaksi
yang dilakukan.
7

4. Kustodian
Kustodian adalah pihak yang memberi jasa terhadap penitipan
sekuritas atau harta lain yang berkaitan dengan sekuritas. Lembaga
kustodian ini terdiri dari LPP, perusahaan sekuritas atau perusahaan
efek dan bank umum yang disetujui pemerintah.
5. Biro Administrasi Efek
Biro administrasi efek merupakan lembaga pendukung pasar modal
di Indonesia, yang mempunyai peranan dalam pengelolaan sekuritas.
Dalam hal ini Biro Administrasi Efek memberi jasa terhadap
perusahaan penerbit (emiten) dalam bentuk pencatatan dan pengalihan
kepemilikan sekuritas bagi perusahaan penertbit.
6. Wali Amanat
Wali amanat merupakan pihak yang dipercaya untuk mewakili
kepentingan seluruh pemegang obligasi. Jadi, peranan wali amanat
diperlukan pada saat penerbitan obligasi. Dan bertindak sebagai wali
amanat bagi investor.
7. Underwriter
Underwriter adalah pihak yang bertugas untuk menjual sekuritas.
Underwriter akan mengambil resiko untuk menjual sekuritas dengan
mendapatkan fee (imbalan yang diterima atas usaha yang telah
dikerjakan untuk pihak lain) dan komisi dari perusahaan yang dijamin.
8. Pasar Perdana
Pasar perdana adalah pasar di mana sekuritas pertama kali
dikeluarkan dengan kerja sama perusahaan dan pemerintah. Pada
pasar perdana perusahaan akan memperoleh dana dengan menjual
sekuritas.
9. Pasar Sekunder
Pasar sekunder merupakan tempat di mana pembeli dan penjual
datang bersama untuk memperdagangkan sekuritas dengan teratur,
melalui harga yang jelas bagi pihak penjual dan pembeli. Yang
dimaksud pasar sekunder adalah penjualan efek/sertifikat setelah pasar
8

perdananya berakhir. Pasar sekunder merupakan pasar di mana surat


berharga dijual setelah pasar perdana.

Prinsip-Prinsip Pasar Modal Syariah


Terdapat beberapa prinsip dasar transaksi menurut syariah dalam investasi
keuangan yang ditawarkan menurut Puntjowinoto, sebagaimana dikutip oleh
Prof. Dr. Abdul Ghafur Anshari sebagai berikut:
1. Transaksi dilakukan atas harta yang memberi nilai manfaat dan
menghindari setiap transaksi yang zalim. Setiap transaksi yang
memberi manfaat akan dilakukan dengan bagi hasil.
2. Uang sebagai alat pertukaran, bukan komoditas perdagangan dimana
fungsinya adalah sebagai alat pertukaran nilai yang menggambarkan
daya beli suatu barang atau harta. Adapun manfaat atau keuntungan
yang ditimbulkannya berdasarkan asas pemakaian barang atau harga
yang dibeli dengan uang tersebut.
3. Setiap transaksi harus transparan, tidak menimbulkan kerugian atau
unsur penipuan di salah satu pihak baik secara sengaja maupun tidak
sengaja.
4. Resiko yang mungkin timbul harus dikelola sehingga tidak
menimbulkan resiko yang besar atau melebihi kemampuan
menanggung resiko.
5. Dalam Islam setiap transaksi yang mengharapkan hasil harus bersedia
menanggung resiko.
6. Manajemen yang tidak mengandung unsur spekulatif dan
menghormati hak asasi manusia serta menjaga kelestarian lingkungan
hidup.

Fungsi Pasar Modal Syariah


Fungsi pasar modal syariah di antaranya:
1. Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis
dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya.
9

2. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna


mendapatkan liquiditas.
3. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk
membangun dan mengembangkan lini produksinya.
4. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada
harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal
konvensional.
5. Memungkinkan investasi pada ekonomi ini ditentukan oleh kinerja
kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.

Karakteristik Pasar Modal Syariah


Pasar modal yang ideal adalah yang memenuhi unsur etik dan
fair/transparan, disamping adanya unsur efisien. Obaidullah yang mengutip
pandangan Baruch Lev mengatakan, bahwa “pengertian etik dan fair adalah
terdapatnya persamaan kesempatan (equality of opportunity), di mana seluruh
pihak dalam pasar modal mendapat akses informasi yang sama dan relevan
untuk mengevaluasi aset”.
Gambaran mengenai pasar modal yang efisien, etik, dan faur, menurut
Shefrin dan Statman (1993) yang dikutip oleh Obaidullah, mengandung tujuh
karakteristik sebagai berikut:
1. Bebas dari pemaksaan
Menurut kaidah ini investor memiliki hak untuk bertransaksi dan
bebas membuat kontrak juga berarti bahwa investor tidak boleh
dilarang dalam bertransaksi. Termasuk dalam kaidah ini adalah bahwa
investor berhak untuk mencapai informasi dan pada saat yang sama
tidak boleh ditekankan untuk membuka rahasia tertentu.
2. Bebas dari salah interpretasi
Bahwa investor mrmiliki hak untuk mendapat informasi yang
besar, sehingga tidak minimbulkan salah interpretasi.
10

3. Hak untuk mendapatkan informasi yang sama


Bahwa seluruh investor memiliki akses yang sama untuk
mendapatkan satu set informasi yang khusus. Apabila satu pihak
memiliki satu set informasi maka harus dikemukakan kepada yang
lain.
4. Hak untuk memproses informasi yang sama
Dalam hal ini investor memiliki hak dan kemampuan yang sama
untuk memproses informasi, di mana tidak ada satu pihak yang
dirugikan.
5. Bebas dari gejolak hati
Menurut kaidah ini, seluruh investor selayaknya terbebas dari
berbuat kesalahan karena kurang pengendalian diri.
6. Hak untuk bertransaksi pada harga yang efisien
Bahwa investor melakukan transaksi pada tingkat harga yang
menurut persepsinya efisien atau benar.
7. Hak untuk memiliki kekuatan tawar menawar yang sama
Bahwa dalam bertransaksi, para investor memiliki kekuatan tawar-
menawar yang sama untuk negosiasi.

Instrumen Pasar Modal Syariah


Instrumen pasar modal pada prinsipnya yaitu semua surat berharga (efek)
yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Adapun yang menjadi
instrumen pasar modal syariah yaitu:
1. Saham Syariah
Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan pada
suatu perusahaan. Pemegang saham memiliki hak klaim atas
penghasilan dan aktiva perusahaan. Saham merupakan surat berharga
yang mempresentasikan penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan.
Dalam syariah diatur ketentuan bahwa penyertaan modal tersebut
harus dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tidak melanggar
11

prinsip-prinsip syariah, seperti bidang perjudian, menjalankan riba,


memproduksi barang yang diharamkan seperti bir, dan lain-lain.
Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok
ukur untuk mengukur perkembangan kinerja suatu investasi pada
saham yang berbasis syariah. Saham-saham yang masuk dalam indeks
syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan
dengan syariah. Selain kriteria tersebut dalam proses pemilihan saham
yang masuk JII (Jakarta Islamic Index), BEI melakukan tahap-tahap
pemilihan yang juga mempertimbangkan aspek liquiditas dan kondisi
keuangan emiten, yaitu memilih kumpulan saham dengan jenis usaha
utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah
tercatat lebih dari 3 bulan (kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi
besar); memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau
tengah tahun berakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva
maksimal sebesar 90%; memilih 60 saham dari susunan saham di atas
berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar terbesar selama satu
tahun terakhir; memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat
liquiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama satu tahun
terakhir.
2. Obligasi Syariah
Obligasi adalah sertifikat yang berisi kontrak antara investor dan
perusahaan yang menyatakan bahwa investor sebagai pemegang
obligasi tersebut telah meminjamkan sejumlah uang kepada
perusahaan. Adapun yang dimaksud dengan obligasi syariah adalah
suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang
dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang
mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang
obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali
dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Sebelum melaksanakan investasi pada obligasi, disarankan bagi
para investor untuk memperhatikan peringkat obligasi, yaitu metode
12

penilaian akan kemungkinan gagal bayar pada suatu obligasi. Saat ini
terdapat dua perusahaan pemeringkat efek, yaitu PT PEFINDO dan
PT Kasnic Duff & Phelps Credit Rating Indonesia.
Tidak semmua emiten dapat menerbitkan obligasi syariah karena
untuk menerbitkan obligasi syariah terdapat beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi. Syarat pertama adalah aktivitas utama emiten
harus halal atau tidak bertentangan dengan substansi Fatwa No.
20/DSN-MUI/IV/2001. Syarat kedua adalah peringkat investment
grade, yaitu perusahaan harus memiliki fundamental usaha yang kuat;
memiliki fundamental keuangan yang kuat; memiliki citra yang baik
bagi publik.
Di Indonesia terdapat dua skema obligasi syariah yang telah
berjalan, yaitu obligasi syariah mudharabah dan obligasi syariah
ijarah. Obligasi mudharabah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad bagi hasil sedemikian rupa sehingga pendapaatan
yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah
mengetahui pendapatan emiten. Sedangkan obligasi ijarah
menggunakan akad sewa sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap
dan bisa diketahui sejak awal obligasi diterbitkan.
Obligasi syariah mudharabah memiliki pedoman khusus dengan
disahkannya Fatwa DSN No. 33/DSN-MUI/XI/2002, sedangkan
obligasi syariah ijarah tercantum dalam Fatwa No. 41/DSN-
MUI/III/2004. Dan obligasi syariah mudharabah konversi memiliki
payung hukum Fatwa No. 29/DSN-MUI/V/2007.
3. Reksadana Syariah
Reksadana adalah sekumpulan saham, obligasi, serta efek lain yang
dibeli oleh sekelompok investor dan dikelola oleh sebuah perusahaan
investasi yang profesional. Dengan membeli sebagian unit Penyertaan,
investor individual dengan dana yanng terbatas dapat menikmati
manfaat atas kepemilikan berbagai macam efek. Selain itu, investor
juga terbebas dari kesulitan untuk menganalisis efek.
13

Reksadana syariah merupakan reksadana yang mengalokasikan


seluruh dana atau portofolionya ke dalam instrumen syariah seperti
saham yang tergabung dalam JII, obligasi syariah, dan berbagai
instrumen keuangan syariah lainnya. Reksa dana syariah memiliki
payung hukum Fatwa DSN No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang
pedoman pelaksanaan investasi untuk reksa dana syariah.
14

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil.Penelitian

Pasar Modal syariah

Pasar modal syariah adalah pasar yang dijalankan dengan prinsip

syariah, setiap transaksi surat berharga di pasar modal diharapkan dapat

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan syari‟at Islam. Fatwa DSN MUI telah

menciptakan beberapa ketentuan yang wajib ditaati oleh Bursa Efek Indonesia

demi kesesuaian pasar modal syariah sebagai sarana investasi syariah.

Pasar modal syariah yang efektif dan memberikan keyakinan pada

masyarakat untuk mempercayakan harta dijalan halal merupakan tolak ukur

pasar modal syariah. Menghilangkan riba, ketidakjelasan, penipuan serta

rekayasa pasar yang dapat menimbulkan perilaku dzolim diharapkan dapat

dihindarkan dari pasar modal syariah. Hal ini bertujuan untuk kemaslahatan

umat manusia, baik muslim maupun non muslim. Perlu adanya pengawasan

dalam pelaksanaan pseluruh kegiatan pasar modal syariah sesuai dengan fatwa

DSN MUI itu sendiri, serta terlibatnya orang-orang yang paham dan ahli dalam

bidang syariah agar pasar modal syariah berfungsi aktif dan sesuai sebagai

sarana investasi syariah.


15

Table 4.1

Kesesuaian Pasar Modal Syariah Sebagai Sarana Investasi Syariah

Pertanyaan suai Sesuai


Syariah telah terlaksana sesuai dengan
Fatwa DSN MUI, dimana
diantaranya menghindari Riba,
Gharar, Tadlis, maysir dan sesuai
prinsip syariah lainnya.
ai agen pengawas perdagangan Pasar
Modal Syraiah yang paham dan
Mengerti mekanisme perdagangan
Syariah, Seperti International
Islamic Financial Market (IIFM)
dan International Islamic Rating
Agency (IIRA) yang di terapkan
Bahrein
an saham yang dilakukan pada Pasar
Modal Syariah telah mengikuti
standart yang sesuai dengan Prinsip
Syariah dan telah di akui oleh
Dewan Syariah Nasional dan
Otoritas Jasa Keuangan bagian
Pasar Modal Syariah.

ada keuangan syariah dengan bagi hasil


yang telah ditetapkan oleh Fatwa
DSN MUI dan tidak mengikuti
penyertaaan dengan suku bunga
konvensional
erdaftar pasa pasar modal syariah dalam
menghasilkan produk dan
menjalankan usaha sesuai dengan
prinsip syariah dan mengikuti
ketentuan Fatwa DSN MUI

n PT Bursa Efek Indonesia dalama


menciptakan pasar dan mengawasi
pasar perdagangan saham syariah
telah sesuai dengan prinsip syariah
dan mengacu pada Fatwa DSN
MUI
16

dikeluarkan PT Bursa Efek Indonesia


dalam perdagangan saham syariah
baik menyakut PT Bursa Efek
Indonesia, Emiten dan Anggota
Bursa yang tercatat telah Sesuai
Prinsip Syariah
kan Produk yang diperdagangkan pada
Pasar Modal Syariah telah
memiliki spesifikasi filter atau
pengelompokan yang dijalankan
sesuai dengan Prinsip Syraiah

tas aplikasi perdagangann yang dimiliki


Anggota Bursa (Sekuritas) telah
memiliki standart sesuai yang di
keluarkan Dewan Syariah Nasional
agar mengantisipasi kemungkinan
penyalahgunaan aplikasi berbasis
syraiah
an lebih jauh lagi tentang Pasar Modal
Syariah telah terlaksana dan sedang
dalam proses perjalanan yang
kiranya mampu menjadikan pasar
modal syraiah sebagai sarana
investasi syariah sesuai dengan
Fatwa DSN MUI dan Prinsip
Syraiah
17

Adapun tabulasi hasil observasi mengenai kecurangan yang mungkin

terjadi pada Pasar Modal Syariah :

Tabel 4.2

Kemungkinan Kecurangan Pada Pasar Modal Syariah

No Pertanyaan Bisa Tidak Bisa

1 Kemungkinan spekulasi atau rekayasa pasar


yang dilakukan nasabah atau pihak tertentu
demi kepentingan pribadi.
2 Tertutupnya emiten atau perusahaan yang
tercatat dalam pasar modal terhadap segala
kegiatan perusahaan termasuk keuntungan
usaha yang dijalankan.
3 Jumlah aset pendapatan tidak halal yang
melebihi batas yang telah ditetapkan PT
Bursa Efek Indonesia dan sesuai Fatwa DSN
MUI
4 Emiten yang tercatat dalam pasar modal
syariah menjalankan usaha diluar ketetapan
prinsip syariah dan fatwa DSN MUI
5 Money Loundry yang dilakukan perusahaan
yang tercatat pada Pasar Modal Syariah.
18

B. Pembahasan

Pasar Modal Syariah Sebagai Sarana Investasi Syariah

Pada masa sekarang ini pasar modal syariah telah menjadi salah satu

sarana investasi yang banyak dilirik masyarakat muslim sebagai salah satu

sarana investasi yang dikira layak dan aman memberikan keyakinan pada

masyarakat Muslim untuk menginvestasikan harta yang dimiliki. Karena pada

kenyataannya sendiri tidak hanya Nasabah Muslim yang tertarik dengan pasar

modal syariah nasabah non-muslim kemudian ikut melirik dan masuk dalam

pasar modal berbasis syariah ini. Tidak hanya itu, investor asing yang

menanamkan sahamnya pada Bursa Efek Indonesia juga ikut melirik pasar

modal syariah. Karena Bursa Efek Indonedia juga melakukan audiensi dan

sosialisasi terkait pasar modal syariah yang tidak kalah besarnya dengan pasar

modal konvensional. Hal ini dapat dilihat dari bertambahnya rekening syariah

setiap tahunnya dan peningkatan reutrn saham syariah yang semakin baik tiap

tahunnya.

Kemudian pasar modal syariah telah memiliki sistem perdagangan yang

telah sesuai dengan sistem syariah dan diawasi oleh Dewan Syariah Nasional

dimana tidak semua sekuritas bisa melakukan perdagangan saham syariah.


19

Kerena sekuritas yang ingin melakukan perdagangan saham syariah harus

memilliki sistem perdagangan yang mampu langsung memfilter kemungkinan

terjadinya perdangan yang dilarang dalam prinsip syariah, yang disebut dengan

Sistem Online Trading Syariah (SOTS).

MUI sendiri telah menerbitkan Fatwa DSN MUI tentang pasar modal

syariah yang diharapkan mampu menjadi pembenteng bahwa ada hal-hal yang

dilarang dalam perdagangan saham syariah. Seperti Riba, Gharar, Tadlis,

Maysir dan ikhtikar yang mampu menyebabkan kedzoliman bagi masyarakat

yang menjadi nasabah. Kemudian, Fatwa DSN MUI juga telah mengeluarkan

larangannya tentang perusahaan yang akan menjual efeknya pada pasar modal

syariah yakni :

1. Perusahaan bukan merupakan perusahaan yang mengandung riba,

seperti : Perbankan Konvensional, Asuransi Konvensional dan

lembaga keuangan yang menganut sistem konvensional.

2. Perusahaan bukan merupakan Perusahaan yang menjual produk-

produk yang diharamkan oleh Alquran dan Hadis. Seperti, Rokok,

minuman keras, makanan yang tidak hal (baik zat maupun cara

memperolehnya), menjual jasa-jasa yang dilarang dalam prinsip

syariah.

3. Perusahaan yang tercatat dalam pasar modal syariah diperbolehkan

memiliki pendapatan tidak halal sebanyak 10%, hal ini disepakatati


20

karena kemungkinan adanya utang yang dilakukan pihak

perusahaan atau penyertaan harta kekayaan perusahaan pada sektor

konvensional yang tidak sesuai syariah demi kelangsungan

perkembangan perusahaan. Namun, apabila pendapatan tidak halal

perusahaan tersebut lebih dari 10% maka perusahaan tersebut

dikeluarkan dari daftar emiten pasar modal syariah tentunya atas

penyelidikan atau audit yang dilakukan pihak bursa efek indonesia

terlebih dahulu.

4. Perusahaan yang tercatat dalam pasar modal syariah tidak boleh

memiliki utang yang lebih besar daripada aset yang dimiliki.

Untuk melakukan pengawasan atas hal-hal yang dilarang pasa pasar

modal syariah, Bursa Efek Indonesia yang bekerja sama dengan Dewan

Syariah Nasional berusaha untuk menciptakan tenaga kerja yang kiranya

mampu untuk menjadi pengawas serta pedagang yang tanggap tentang saham

syariah. Untuk itu, Bursa Efek Indonesia juga menganggap penting adanya

lisesnsi khusus yang dikeluarkan untuk setiap Anggota Bursa, baik Broker dan

maupun Analis agar lebih memahami pasar modal syariah dan diharapkan

dapat memberikan kenyakinan dan pelayanan tentang saham syariah yang lebih

mendalam pada nasabah yang memilih berinvestasi di saham syariah.36

Selain itu, adanya phak yang fokus terhadap saham syariah

dikiramampu untuk meminimalisir kemungkinan kecurangan yang terjadi pada


21

pasar modal syariah. Seperti halnya spekulasi yang mungkin masih bisa terjadi

di pasar modal syariah. Karena tidak menutup kemungkinan ada saja

masyarakat yang akan bermain dengan pasar. Namun, untuk hal ini sendiri

Bursa Efek Indonesia masih memiliki sanksi yang tetap akan diterapkan pada

pasar modal syariah maupun konvensional apabila mendapati nasabah yang

melanggar etika sebagai nasabah pasar modal.

Perkembangan pasar modal syariah sebagai sarana investasi syariah

semakin membaik. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan,

dimana mekanisme perdagangan yang sesuai, emiten yang terikat dengan

prinsip syariah dan fatwa DSN MUI, anggota bursa yang diharapkan memiliki

keahlian khusus dibidang pasar modal syraiah dengan adanya lisesi yang

kemudian akan dikeluarga oleh Bursa Efek Indonesia. Mengingat lisensi Ahli

Syariah yang telah ada, hanya sedikit sekali yang lulus dan memilikinya. Lalu,

kesiapan Bursa Efek Indonesia dalam memberikan sanksi apa bila ada tindakan

Emiten, Anggota bursa dan Nasabah yang melanggar kode Etik yang telah

ditetapkan Bursa Efek Indonesia.

Untuk hal itu, dengan peningkatan return saham syariah yang semankin

membaik, dan banyaknya nasabah yang tertarik menjadi investor syariah dapat

dikatakan Pasar Modal Syariah yang telah ada saat ini dianggap layak menjasi

pilihan nasabah untuk berinvestasi di sektor syariah yang berlandaskan pada

Alquran dan Hadis..............................................................................................................................................


22

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Pasar Modal Syariah sebagai

Sarana Investasi Syraiah dapt ditarik kesimpulan berikut :

1. Pasar modal syariah mengalami kemajuan yang pesat dapat dilihat dari

return yang semakin membaik tiap tahunnya dan jumlah investor yang

memilih saham syariah sebagai sarana investasi syariah semakin

bertambah. Dewan Syariah Nasional bidang pasar modal sebagai Dewan

Pengawas Pasar Modal Syariah agar kesesuaian sistem perdangan saham

syariah masih merujuk pada Fatwa DSN MUI. PT Bursa Efek Indonesia

pada setiap awal tahun, pertengahan tahun dan akhir tahun melakukan

audit yang dilakukan untuk mengetahui perjalanan perusahaan yang

tercatat sebagai emiten pasar modal syariah masih sesuai dengan Fatwa

DSN MUI atau tidak.

2. Bursa Efek Indonesia Bekerjasama dengan MUI yang kemudian

menerbitkan Fatwa Nomor/80/DSN-MUI/III/2011 agar terciptanya pasar

perdagangan yang sesuai dengan prinsip syariah dan berlandaskan

Alquran dan Hadis. Sistem perdagangan saham syariah telah memiliki

sistem perdagangan yang sesuai dengan sistem syariah yang disebut

dengan Sistem Online Trading Syariah (SOTS). Anggota bursa yang


23

ingin menjual saham syariah dipastikan memilki sistem trading berbasis

syariah dan memiliki keahlian dalam bidang pasar modal syariah.

Pasalnya, dari 114 hanya 12 sekuritas yang mendapat izin perdagangan

saham syariah.
B. Saran

Dari kesimpulan hasil penelitian diatas, maka penulis

mengajukan saran sebagai berikut :

1. PT Bursa Efek Indonesia khusus bidang pasar modal memberikan

sosialisasi lebih terkait perdagangan pada saham syariah.

2. PT Bursa Efek Indonesia diharapkan lebih meningkatkan ahli syariah

agar membeliki peluang lebih lagi atas kepada masyarakat yang

ingin tahu tentang sberinvestasi syariah secara keseluruhan.

3. Spekulasi yang diharapkan berkurang atau tidak ada dengan

dilakukan pengawasan yang lebih agar memberikan kenyamanan

bagi nasabah yang berinvestasi pada pasar modal syraiah.

24
DAFTAR PUSTAKA

Mardani. 2015. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. Jakarta:


PRENADAMEDIA GROUP.
Muhamad. 2014. Manajemen Keuangan Syari’ah: Analisis Fiqih dan Keuangan.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syariah Modern.

25

Anda mungkin juga menyukai