Makalah K3 Anemia
Makalah K3 Anemia
PENDAHULUAN
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset utama yang sangat besar
memberi perhatian penting terhadap SDM karena tanpa adanya SDM pihak
kebutuhannya dalam pencapaian hasil atau output yang maksimal dan berkualitas.
karena hal ini akan mempengaruhi cara karyawan dalam bekerja. 2 Salah satu
dan gizi terutama pada pekerja wanita adalah anemia 3. Hasil Riset Kesehatan
(15-54 tahun) pada tahun 2007 hingga tahun 2013 yaitu 19,7% di tahun 2007 dan
normal 12,0 mg/dl pada perempuan dewasa6 . Kelompok yang rentan terhadap
anemia adalah tenaga kerja wanita. Kurangnya asupan zat gizi merupakan faktor
yang mengakibatkan terjadinya anemia pada pekerja wanita, selain itu menstruasi
yang dialami wanita usia subur setiap bulan juga berpengaruh terhadap kadar
Anemia yang terjadi pada Wanita Usia Subur (WUS) dapat menimbulkan
dampak bagi kesehatan dan performa kerja seperti kelelahan dan penurunan
jika dibandingkan dengan wanita yang tidak anemia karena dapat terjadi
penurunan kapasitas kerja pada penderita anemia, artinya semakin rendah kadar
PT. Riau Andalan Pulp and Paper (PT RAPP) Pangkalan Kerinci adalah
Berdasarkan hasil MCU (Medical Check Up) dengan dokter K3 di PT. RAPP
hematologi didapatkan hasil bahwa anemia yang terjadi pada karyawati cenderung
mengarah kepada anemia ringan dengan hemoglobin rata-rata yaitu sebesar 9,5
mg/dL.
Pangkalan Kerinci.
Pangkalan Kerinci.
2. Perusahaan
3. Dokter muda
TINJAUAN PUSTAKA
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.10 Kesehatan kerja
mengarahkan pada promosi dan pemeliharaan derajat kesehatan yang paling tinggi
secara fisik, mental, dan social yang baik dari para tenaga kerja dalam semua jenis
1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain
di tempat kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja pada era globalisasi merupakan salah satu
persyaratan yang harus dipenuhi oleh seluruh industri. Beban ini sangat besar
mengingat status kesehatan dan gizi tenaga kerja pada umumnya kurang
produksi yang kurang efisien. Selain itu, gizi kerja yang kurang memadai
berpotensi menimbulkan penyakit akibat kerja bagi tenaga kerja yang berisiko.
Upaya meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja harus meliputi usaha
promotif, preventif, kuratif dan rahbilitatif. Salah satu upaya penting dalam
Gizi kerja adalah gizi yang diperlukan tenaga kerja untuk melakukan suatu
efisiensi kerja yang setinggi-tingginya. Kesehatan kerja erat kaitannya dengan gizi
kerja. Untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal, mutlak diperlukan zat gizi
yang diperoleh dari makanan dengan jumlah gizi secukupnya setiap hari. Dengan
keadaan gizi yang baik, maka akan dihasilkan ketahanan fisik yang baik dan pada
2.4 Anemia
eritrosit ialah kadar hemoglobin, hematokrit dan hitung eritrosit. Nilai normal
kehamilan.
3. Anemia makrositik
2.5 Anemia
penyediaan besi untuk proses eritropoesis akibat cadangan besi kosong yang
2.5.2 Etiologi
kualitas besi yang kurang baik dalam makanan (makanan tinggi serat,
pertumbuhan.
1. Gejala umum
dibawah 7-8 g/dl. Gejala ini dapat berupa badan lemah, lesu, lelah, mata
kadar hemoglobin yang terjadi secara perlahan-lahan, sindrom anemia sering tidak
muncul secara berarti dibandingkan dengan anemia lain yang penurunan kadar
hemoglobin terjadi lebih cepat. Hal ini disebabkan oleh mekanisme kompensasi
tubuh yang dapat berjalan dengan baik. Anemia bersifat simtomatik jika hb telah
turun dibawah 7g/dl. Pada pemeriksaan fisik diteukan pasien yang pucat terutama
2. atrofi papil lidah yaitu permukaan lidah menjadi licin dan menkilap
6. pica yaitu keinginan untuk memakan bahan yang tidak lazim seperti
MCV dan MCH menurun. MCV < 70 fl hanya didapatkan pada anemia
Untuk kriteria diagnosis ADB, kadar besi serum menurun < 50 µg/dl,
TIBC meningkat > 350 µg/dl dan saturasi transferrin < 15%.
2.5.4 Diagnosis
2.5.5 Terapi
Terapi besi oral merupakan terapi pilihan pertama karena lebih efektif,
murah dan aman. Preparat yang tersedia adalah ferrous sulfat. Dosis
hari yang dapat meningkatkan eritropoesis dua sampai tiga kali normal
Terapi besi parenteral sangat efektif tetapi mempunyai risiko lebih besar
3. Pengobatan lain
secara maksimal tetapi di satu sisi mereka diharuskan untuk tidak melupakan
mengalami haid, hami dan menyusui bayi. Kondisi ini haruslah mendapatkan
perhatian dan perawatan kesehatan yang baik. Dengan kondisi kesehatan yang
baik maka akan memberi dampak yang baik tidak saja bagi wanita pekerja dan
keluarganya saja tetapi juga akan memberikan dampak yang bagus bagi kinerja
laki. Perbedaan ini terlihat sangat jelas dalam karakteristik fisik dan psikisnya
sarapan pagi, makan tidak teratur, serta makan makanan yang tidak mengandung
zat-zat gizi yang memadai. Keadaan tersebut disebabkan bukan saja karena
terutama defisiensi zat besi yang paling umum dijumpai. Prevalensi anemia gizi di
Indonesia berkisar antara 50% hingga 70% pada wanita hamil dan 30% hingga
40% pada wanita dewasa. Penelitian yang dilakukan terhadap pekerja wanita pada
salah satu pabrik textile di Surakarta Jawa Tengah didapatkan prevalensi anemia
anemia adalah kurangnya asupan zat besi atau tidak terpenuhinya kebutuhan zat
bidang kesehatan karena keadaan ini mudah diukur dan gejalanya jelas seperti
kerja. Mengingat pekereja wanita berfungsi ganda maka anemia pada pekerja
Anemia pada kehamilan akan memberikan risiko yang sangat berat tidak
saja pada anak yang dikandung tetapi juga pada ibunya sendiri. pada
menurunnyak kadar hemoglobin darah. Akibar dari kedua hal ini maka
Sel darah putih juga tidak dapat bekerja efektif saat tubuh kekurangan
Protein pengikat besi yaitu transferin dan laktoferin yang dapat mencegah
terjadinya infeksi dengan cara memisahkan besi dari mikroorganisme.
Transferin dan laktoferin tersebut juga tidak dapat berfungsi dengan baik
gandanya disamping sebagai pekerja, dia juga sebagai ibu rumah tangga
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin
di dalam sel darah merah atau kadar hemoglobin di dalam sel darah merah kurang
World Health Organization (WHO) tahun 2005, secara global 1,62 miliar orang
atau sekitar 24,8% terkena anemia, dengan prevalensi pada wanita usia produktif
sebesar 30,2%.18 Anemia pada WUS dapat menimbulkan kelelahan, badan lemah,
(Briawan, 2014, berdasarkan data RISKESDAS dari tahun 2007 hingga tahun
oksigen ke otot yang bekerja sesuai dengan kebutuhan untuk memulihkan tubuh
dari efek bekerja.19 Semakin tinggi kadar hemoglobin maka semakin baik pula
produktivitas kerja.20
menyebabkan kebugaran tubuh dan daya tahan tubuh menurun sehingga semakin
mudah sakit, tidak dapat berkonsentrasi, tidak bersemangat, maka akan lamban
21
dalam bekerja yang akan menurunkan produktivitas kerja. Menurut Pertiwi
dengan produktivitas kerja pada tenaga kerja wanita bagian produksi industri
diantaranya adalah kecukupan zat gizi. Faktor ini akan menentukan prestasi kerja
tenaga kerja karena adanya kecukupan dan penyebaran kalori yang seimbang
selama bekerja. Kekurangan konsumsi zat gizi bagi seseorang dari standar
produktivitas kerja.22
BAB III
SOSIALISASI ANEMIA PADA KARYAWATI PT. RAPP
PANGKALAN KERINCI
perusahaan swasta yang bergerak dibidang pembuatan pulp dan kertas. PT RAPP
Berdasarkan hasil medical check up rutin yang telah dilakukan di klinik PT.
anemia.
3.2 Plan
kemampuan anggota mengubah dan biaya) dan skor (nilai 1, 2, dan 3) yaitu :
- nilai 2 penting
2. Solusi
- nilai 2 mudah
3. Kemampuan mengubah
- nilai 2 mudah
4. Biaya
- nilai 1 tinggi
- nilai 2 sedang
- nilai 3 rendah
dengan total paling tinggi sebagai ranking pertama dan menjadi prioritas masalah
Kriteria Masalah
No Masalah Total Rank
Urgensi Solusi Kemampuan Biaya
Mengubah
1 Belum adanya
sosialisasi anemia pada
karyawatiPT. RAPP 3 1 1 2 6 I
Pangkalan Kerinci
dilakukan analisis penyebab masalah dari berbagai aspek yaitu man, method,
material, dan market yang diperoleh melalui data medical check up di PT. RAPP
Market
Kurangnya pengetahuan Wawancara dengan
karyawati terkait anemia beberapa karyawati
pada karyawati bagian di PT.RAPP belum
office PT. RAPP mengetahui
Pangkalan Kerinci. mengenai anemia
pada karyawati
bagian office PT.
RAPP Pangkalan
Kerinci.
Masalah Penyebab Masalah Evidence Based
3.2.4 Fishbone Ishikawa anaysis
Dibawah ini dapat dilihat hubungan antara keempat faktor tersebut dengan menggunakan Fishbone Ishikawa pada gambar 3.1.
Material Man
Kurangnya petugas yang melakukan
Belum tersedia media informasi berupa
pencegahan dan penanggulangan
standing banner mengenai cara
anemia pada karyawati bagian office
pencegahan dan penanggulangan anemia
PT. RAPP Pangkalan Kerinci.
pada karyawati bagian office PT. RAPP
Pangkalan Kerinci.
ya sosialisasi pencegahan dan penanggulangan anemia pada karyawati bagian office di PT. RAPP Pangkalan Kerinci.
Market Method
Kurangnya pengetahuan karyawati terkait anemia Belum adanya kebijakan mengenai
pada karyawati bagian office PT. RAPP Pangkalan pencegahan dan penanggulangan anemia
Kerinci. pada karyawati bagian office PT.
RAPP Pangkalan Kerinci
3.2.5 Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah melakukan analisis penyebab masalah direncanakan beberapa strategi dan alternatif pemecahan masalah seperti terlihat
Jangka Panjang
Diharapkan pekerja
dapat melakukan
perubahan pola makan
dan cakupan gizi untuk
mengurangi anemia pada
karyawatiPT. RAPP
Pangkalan Kerinci.
No Penyebab Alternatif Tujuan Sasaran Tempat / Pelaksana Kriteria Keberhasilan
Masalah Pemecahan Waktu Kegiatan
Masalah
4. Market
Kurangnya Melaksanakan Meningkatkan Karyawati PT. Dokter Jangka Pendek
pengetahuan penyuluhan pengetahuan di PT. RAPP Muda Dilakukannnya
karyawati terkait mengenai karyawati dalam RAPP Pangkala IKM-KK sosialisasi mengenai
sosialisasi pencegahan dan pencegahan dan Pangkalan n FK UR anemia pada
pencegahan dan penanggulangan penanggulangan Kerinci. Kerinci / karyawatiPT. RAPP
penanggulangan anemia pada dampak anemia Tanggal 9 Pangkalan Kerinci.
anemia pada karyawatiPT. sehingga Juli 2019
karyawatiPT. RAPP Pangkalan diharapkan terjadi Jangka Panjang
RAPP Pangkalan Kerinci. peningkatan Dapat
Kerinci. performa dan mengimplementasikan
produktivitas kerja mengenai cara
pada karyawati PT. pencegahan dan
RAPP Pangkalan penanggulangan anemia
Kerinci. pada karyawatiPT. RAPP
Pangkalan Kerinci.
3.2.6 Definisi Operasional
Berikut ini adalah definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan dalam
terhadap pencegahan dan penanggulangan anemia pada karyawati PT. RAPP Pangkalan
Kerinci.
3. Menyediakan media informasi berupa video dan standing banner yang edukatif mengenai
3.3 Do
Seluruh alternatif pemecahan masalah dapat terlaksana sesuai Plan of Action (PoA).
Pelaksanaan sosialisasi anemia pada karyawati PT. RAPP Pangkalan Kerinci dapat di
No Kegiatan Keterangan
1. Merekomendasikan penambahan petugas yang Terlaksana sesuai PoA
ditunjuk untuk melakukan sosialisasi anemia
pada karyawati PT. RAPP Pangkalan Kerinci.
3.4 Check
sesudah intervensi.
Deskripsi keadaan
Deskripsi keadaan sebelum Deskripsi keadaan
No sebelum intervensi
intervensi sesudah intervensi
1. Kurangnya petugas yang Merekomendasikan Diterimanya rekomendasi
melakukan pencegahan dan penambahan petugas yang penambahan petugas
penanggulangan anemia ditunjuk untuk melakukan yang ditunjuk untuk
pada karyawati bagian sosialisasi anemia pada melakukan sosialisasi
office PT. RAPP karyawati PT. RAPP anemia pada
Pangkalan Kerinci. Pangkalan Kerinci karyawatiPT. RAPP
Pangkalan Kerinci.
Action
Alternatif pemecahan masalah pada makalah ini berupa sosialisasi, memberikan standing
banner edukatif yang dapat dijadikan standarisasi untuk pencegahan anemia pada karyawati PT.
RAPP Pangkalan Kerinci, ditinjau dari indikator jangka pendek yang sudah tercapai, serta jangka
panjang yang belum dapat dinilai karena memerlukan waktu untuk menilai keberhasilannya
sehingga perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut oleh pihak PT. RAPP Pangkalan Kerinci.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk melakukan upaya pencegahan dan penanganan
anemia pada karyawati yang bekerja di PT RAPP Pangkalan Kerinci terkait dengan
produktivitas kerja. Berdasarkan hasil MCU diagnostik anemia dan wawancara dengan dokter
OHS, Dokter Muda IKM-KK menemukan 20 % pekerja mengalami anemia defisiensi besi.
Pekerja juga belum mengetahui cara pencegahan dan penanganan anemia. Kemudian belum
adanya media informasi mengenai hal tersebut serta belum adanya kebijakan yang bertanggung
jawab terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ( anemia ) pada karyawati office PT.
pencegahan dan penanggulangan anemia pada karyawati bagian office PT. RAPP Pangkalan
Kerinci. Berdasarkan hasil medical check up dan wawancara pada dokter K3 yang baru (dr.
Achmad Gozali), Dokter Muda IKM-KK menilai bahwa penting menambah petugas yang
bertanggung jawab untuk melakukan sosialisasi anemia pada karyawati PT. RAPP Pangkalan
Kerinci.
Berdasarkan pedoman K3 oleh ILO melalui modul pedoman pelatihan para pekerja di
katakan bahwa sebuah kebijakan K3 yang baik akan memberikan panduan yang jelas dan dapat
diikuti akan mengurangi kecelakaan dan kasus-kasus akibat kerja. Jadi, salah satu hal yang
paling penting untuk memutuskan dan menulis kebijakan tersebut adalah sebuah tim yang
tugas dan tanggung jawab kepada anggota. Untuk memilih staff yang bijaksana, dapat
menggunakan pedoman yang terdiri dari: Kompetensi melalui perekrutan, pelatihan, dan
dukungan penasehat; Kontrol/pengendalian mengamankan komitmen, pengawasan, dan
instruksi; Kerjasama antara individu atau kelompok; dan Komunikasi berupa lisan, tertulis, dan
visual. Kebijakan pelatihan K3 harus dimulai dengan orientasi para pekerja, pekerja tidak harus
dilihat sebagai pengamat saja dalam K3. Mereka juga bertanggung jawab untuk melindungi
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) mereka sendiri di tempat kerja sehingga mereka perlu
mengambil bagian dalam memastikan fungsinya kebijakan K3. Untuk melakukan ini pekerja
perlu menyadari dan memahami berbagai bahaya kesehatan dan keselamatan, standard praktek-
praktek yang relevan dengan pekerjaan mereka.10 Harapan dari alternatif pemecahan masalah
(man) diharapkan petugas yang bertanggung jawab terhadap tugas sosialisasi anemia
pengendalian anemia pada karyawati office PT. RAPP Pangkalan Kerinci, untuk segera
tablet besi kepada dinas kesehatan untuk dapat diberikan pada karyawati office PT. RAPP setiap
bulanya. Hal ini sesuai dengan buku pedoman K3 oleh International Labor Organization (ILO)
yang mengatakan bahwa pada suatu lingkungan kerja diperlukan suatu penetapan kebijakan K3
dilakukan melalui tinjauan awal kondisi K3 dan proses konsultasi antara pengurus dan
perwakilan dari pekerja, 10 Harapan dari aklternatif pemecahan masalah (method) dengan adanya
kebijakan tersebut dapat mengurangi terjadinya anemia pada karyawati dan dapat meningkatkan
produktivitas perusahaan.
Kendala pada pembentukan kebijakan ini karena belum adanya perhatian khusus dari PT.
RAPP terhadap karyawati office PT. RAPP Pangkalan Kerinci yang mengalami anemia dan juga
terdapatnya keterbatasan waktu Dokter Muda IKM-KK sehingga hanya dapat melakukan
pengambilan data MCU dan mempelajari tentang sosialisasi pencegahan dan pengendalian stres,
Adapun alternatif pemecahan masalah (material) belum tersedia media informasi berupa
wawancara dengan dokter K3 dan standing banner mengenai cara pencegahan dan pengendalian
anemia terhadap performa kerja pada pekerja karyawati office PT. RAPP Pangkalan Kerinci
memberikan quiz seputar anemia dan juga Dokter Muda IKM-KK menyerahkan standing
banner kepada dokter K3 PT. RAPP Pangkalan Kerinci yang berisi. tentang pengertian anemia,
nilai normal, gejala, c ara pencegahan dan penanganan. Hasil wawancara dengan dokter OHS di
PT RAPP, didapatkan hasil bahwa belum pernah dilakukan sosialisasi dengan menggunakan
media informasi berupa media informatif seperti standing banner terkait pencegahan dan
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Khasanah (2018) menunjukan
banyak faktor yang mempengaruhi produktifitas kerja pada karyawati seperti status gizi dan
anemia, anemia merupakan masalah gizi yang dapat menyebabkan kelelahandan penurunan
kapasitas kerja serta produktivitas tenaga kerja.. 24 Penelitian Dita, Agil, Anita (2016) yang
dilakukan terhadap karyawati penyadap karet di PDP Gunung Pasang Jember menunjukkan
bahwa pengetahuan anemia yang masih rendah mempengaruhi hasil sadapan karet hingga 5 %
Standing banner yang diberikan kepada pihak K3 PT. RAPP yang berisi cara mengatasi
anemia seperti mengkonsumsi makanan yang tinggi zat besi, konsumsi vitamin C untuk
membatu penyerapan zat besi, hindari mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi
bersaan dengan kopi dan teh karena mengadung senyawa tannin, vitat dan pilifenol yang dapat
menghabat penyerapan zat besi dalam tubuh dan lakukan aktivitas fisik sesuai dengan
bagi para karyawati office PT. RAPP terhadap cara pencegahan dan mengatasi anemia.24
Adapun media informasi yang digunakan dalam penyuluhan adalah media elektronik
berupa presentasi dengan menggunakan powerpoint. Media informasi ini penting karena menjadi
salah satu sumber pengetahuan dasar tentang upaya pencegahan dan pengendalian anemia
terhadap performa kerja pada karyawati office PT. RAPP Pangkalan Kerinci. Sosialisasi yang
diberikan berisi tentang definisi anemia, jenis-jenis, penyebab, gejala dan dampak dari anemia
serta cara pengelolaan anemia, hubungan anemia dengan performa kerja sehingga melalui media
informasi ini, dapat meningkatkan pengetahuan pekerja terhadap pencegahan dan pengendalian
terkait sosialisasi pencegahan dan penanggulangan anemia pada karyawati PT. RAPP Pangkalan
Kerinci, maka Dokter Muda IKM-KK melakukan sosialisasi anemia pada karyawati PT RAPP
Pangkalan Kerinci. Saat dilakukan sosialisasi anemia pada karyawati didapatkan antusias
mengetahui cara mencegah dan menanggulangi anemia serta mengetahui dampak anemia
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan kegiatan PDCA yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
berupa:
1. Kepada dokter K3 untuk memberikan sosialisasi yang terjadwal mengenai anemia pada
2. Prioritas masalah pada makalah ini belum adanya sosialisasi anemia pada karyawati PT.
3. Penyebab timbulnya masalah belum adanya sosialisasi dan media edukatif terkait anemia
4. Alternatif pemecahan masalah yaitu mengadakan sosialisasi anemia pada karyawati PT.
mendukung pelaksanaan upaya pencegahan anemia pada karyawati PT. RAPP Pangkalan
Kerinci..
Pangkalan Kerinci..
6. Check dalam kegiatan sosialisasi anemia pada karyawati PT. RAPP Pangkalan Kerinci
telah dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2019 yaitu memberikan standing banner dan
5.2 Saran
Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, adapun saran yang dapat diberikan adalah:
1. Kepada dokter K3 untuk memberikan sosialisasi yang terjadwal mengenai anemia pada
2. Kepada karyawati untuk selalu menerapkan cara mencegah anemia sesuai dengan standing
3. Kepada PT. RAPP Pangkalan Kerinci untuk bekerjasama dengan dinas kesehatan provinsi
4. Kepada dokter muda angkatan selanjutnya, diharapkan dapat melaksanakan kegiatan lanjutan
mengenai evaluasi setelah sosialisasi anemia pada karyawati PT. RAPP Pangkalan Kerinci.
.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wuisan, Argo B. Pengaruh Stres terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT (Persero) Angkasa
Pura I Bandara Sam Ratulangi Manado. Jurnal Ilmu Administrasi. 2007. Vol.3, No.2. h.128-
132.
4. Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia. Diakses melalui http://www. depkes.
go. id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatanindonesia/profil-kesehatan-indonesia-
2014.pdf. Pada Senin.01-07-2019;1.
6. World Health Organization. Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and
assessment of severity. World Health Organization; 2011.
7. Khatun T, Alamin A, Saleh F, Hossain M, Hoque A, Ali L. Anemia among garment factory
workers in Bangladesh. Middle-East Journal of Scientific Research. 2013;16(4):502-7.
8. Widiastuti, S. & Dieny, F. F. Faktor determinan produktivitas kerja pada pekerja wanita. J.
Gizi Indones. (The Indones. J. Nutr. 4, 28–37 (2016).
9. Pertiwi AP. Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Kadar Hemoglobin dengan Produktivitas
Kerja pada Tenaga Kerja Wanita Industri Rumah Tangga Lia Garmen Boyolali (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
10. International Labour Organization. Keselamatan dan kesehatan kerja - sarana untuk
produktivitas. SCORE. 2013.
11. Triyono MB, Ismara KI, slamet, hargiyarto P, Solikhin M, Yuniarti M, dkk. Buku ajar
keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Universitas Negeri Yogyakarta. 2014. h.12-29.
12. Dasar-dasar kesehatan dan keselamatan kerja. Prenada Media. Edisi 1. Jakarta: 2016. p.19-
22.
13. Organisasi Perburuhan Internasional. Hidup Saya, Pekerjaan Saya, Pekerjaan Yang
Aman. Jakarta: 2008.
14. Sarafino, E. P. Health Psychology: Biopsychosocial Interactions Sixth Edition. USA: The
College of New Jersey. 2008.
15. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
16. Ani, LS. Buku Saku Anemia. Jakarta: EGC Adriani, M & Wirjatmadi, B. 2012. Pengantar
Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
17. Fitri L. Hubungan Pola Makan Dengan Anemia Pada Pekerja Wanita di PT. Indah Kiat
PULP And Paper (IKPP) Tbk. Perawang. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema
Kesehatan. 2016 Oct 29;1(3):152-7.
18. World Health Organization. Worldwide prevalence of anaemia 1993-2005: WHO global
database on anaemia.
19. Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Edisi 22. Jakarta: EGC. 2003.
20. Tarwaka, SHB., & Lilik, S. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan Kerja dan Produktivitas.
Surakarta: Uniba Press.
21. Almatsier S, Gizi PD. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2003
22. Aziiza F. Analisis aktivitas fisik, konsumsi pangan, dan status gizi dengan produktivitas
kerja pekerja wanita di industri konveksi [skripsi]. Bogor: Program Studi Gizi Masyarakat
dan Sumber Keluarga Fakultas Pertanian Institut Pertanian. 2008.
24. Putri D, Faktor-faktor yang berhubungan dengan produktivitas kerja pekerja wanita
penyadap karet di PDP gunung pasang Jember. Universitas Jember.2016.
25. Khasanah, Hubungan antara kadar hemoglobin dan status gizi dengan produktivitas pekerja
wanita dibagian percetakan dan pengemasan di UD X Sidoarjo.Surabaya. Universitas
Airlangga.2018.
26. Pusat data dan informasi kementrian kesehatan republic Indonesia. Situasi kesehatan
kerja.Jakarta.2015.
Lampiran