Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

JENIS PENGETAHUAN DAN CARA MEMPEROLEHNYA

Diajukan untuk memenuhi tugas


Mata kuliah Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu : Dr. Suhaidi Gazali, S.Ag.,M.Pd.I

DISUSUN OLEH
SILVIA AGUSTINA
(1911100338)

FAKULTAS TARBIYAH

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AR-RISALAH INHIL RIAU

TA 2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin saya tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Filsafat Ilmu”,
yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini memuat
tentang “Jenis pengetahuan dan cara memperolehnya”

Saya juga banyak mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing
saya agar dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah
ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya mohon untuk saran dan kritiknya. Terima
kasih.

Sungai Guntung, April 2020

penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... 2
BAB I .............................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN.............................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 3
C. Tujuan ................................................................................................................................ 3
BAB II ............................................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN................................................................................................................................ 4
A. DEFINISI PENGETAHUAN ................................................................................................. 4
B. JENIS PENGETAHUAN...................................................................................................... 4
C. CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN .............................................................................. 5
BAB III .......................................................................................................................................... 10
PENUTUP ..................................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan....................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 11

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ilmu merupakan suatu pengetahuan sedangkan pengetahuan merupakan


informasi yang didapatkan dan segala sesuatu yang diketahui manusia. Itulah
bedanya dengan ilmu, karena ilmu itu sendiri merupakan pengetahuan yang berupa
informasi yang didalami sehingga menguasai pengetahuan tersebut yang menjadi
suatu ilmu.
Dikalangan masyarakat saat ini, bahkan siswa, mahasiswa pun yang tiap
harinya ke sekolah, ke kampus, hilir mudik masuk gedung pendidikan untuk
menuntut ilmu, untuk menambah pengetahuan, yang mestinya mereka tahu akan
perbedaan dua kata tersebut, yang mestinya mereka tahu dengan jelas apa itu ilmu
dan pengetahuan, terkadang mereka masih bingung dengan perbedaan ilmu dan
pengetahuan.
Tapi , suatu pendapat mengatakan sebenarnya manusia tahu, siswa,
mahasiswa, masyarakat tahu, tapi tidak semua manusia dapat mendefinisikan suatu
perkara, tidak semua manusia bisa mengeluarkan isi dalam pikirannya. Karena
terkadang manusia, sebagian manusia hanya bisa mengeluarkan lewat menulis,
bukan karena ia bisu, tapi kemampuan untuk berbicara tidak sama dengan manusia
yang pada umumnya suka berbicara.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dan jenis-jenis pengetahuan?


2. Bagaimana cara memperoleh ilmu pengetahuan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dan jenis-jenis pengetahuan


2. Untuk mengetahui cara memperoleh ilmu pengetahuan

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. DEFINISI PENGETAHUAN

Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa


inggris yaitu „knowledge‟. Dalam Encyclopedia of philosophy dijelaskan bahwa
definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true
belief).
Secara terminologi akan dikemukakan beberapa definisi tentang
pengetahuan. Menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang diketahui
atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar,
insaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran.
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge)
adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya
sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui
(objek) didalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang diketahui pada
dirinya sendiri dalam kesatuan yang aktif.

B. JENIS PENGETAHUAN

Burhanuddin Salam, mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada


empat, yaitu:
1. Pengetahuan biasa
Adalah pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense
dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang memiliki sesuatu di
mana ia menerima secara baik.
2. Pengetahuan ilmu
Adalah ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian yang sempit
science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya
kuantitatif objektif. Ilmu dapat berupa suatu metode berpikir secara objektif
(objective thinking), tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna

4
dunia factual. Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperolehnya melalui
observasi, eksperimen dan klasifikasi. Analisis ilmu itu objektif dan
menyampingkan unsur pribadi, pemikiran logika diutamakan, netral, dalam arti
tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang bersifat kedirian (subjektif), karena dimulai
dengan fakta.
3. Pengetahuan filsafat
Adalah pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif
dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan
kedalaman kajian tentang sesuatu. Kalau ilmu hanya pada satu bidang
pengetahuan yang sempit dan rigid, filsafat membahas hal yang lebih luas dan
mendalam. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis,
sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi longgar
kembali.
4. Pengetahuan agama
Adalah pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-Nya.
Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk
agama. Pengetahuan mengandung beberapa hal yang pokok, yaitu ajaran tentang
cara berhubungan dengan tuhan, yang sering juga disebut dengan hubungan
vertical dan cara berhubungan dengan sesama manusia, yang sering juga disebut
dengan hubungan horizontal.

C. CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN

Cara atau usaha yang digunakan dalam mencari ilmu pengetahuan


disebut juga metode mencari ilmu pengetahuan. Metode yang dipakai dalam
mencari ilmu pengetahuan hendaknya juga merupakan metode yang efektif agar
ilmu pengetahuan yang tidak lagi diragukan kebenarannya. Sebab diusahakan
dengan cara yang benar. Adapun kebenaran yang dimaksud ialah kebenaran yang
tegas dan pasti sebab kebenaran adalah pernyataan tanpa ragu.
Landasan epistemologis suatu ilmu menjelaskan proses dan
prosedur yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan berupa ilmu serta hal-hal

5
yang harus diperhatikan agar diperoleh pengetahuan yang benar, menjelaskan
kebenaran serta kriterianya, dan cara yang membantu mendapatkan pengetahuan.
Dalam menjelaskan masalah kebenaran pengetahuan, pengetahuan
yang benar menurut kajian dalam epistemologis ialah pengetahuan yang telah
memenuhi unsur- unsur epistemologis yang dinyatakan secara sistematis dan logis.
Menurut Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani dalam
buku Filsafat Umum, mengatakan bahwa “pengetahuan diperoleh dengan tiga cara,
yaitu dari gagasan dalam pikiran atau ide, pengalaman, dan intuisi.
Adapun menurut Yuyun S. Suryasumantri (2001: 50) pada
dasarnya ada dua cara yang pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan
yang benar. Yang pertama adalah mendasarkan diri kepada rasio dan kedua
mendasarkan diri kepada pengalaman. Kaum rasionalis mengembangkan apa yang
kita kenal dengan rasionalisme. Sedangkan mereka yang mendasarkan diri kepada
pengalaman mengembangkan paham yang disebut dengan empirisme. Pendapat ini
sejalan dengan epistemologis dalam pemikiran barat yang bermuara dari dua
pangkal pandangannya, yaitu rasionalisme dan empirisme yang merupakan pilar
utama metode keilmuan (scientific method), dan pada gilirannya kajian
epistemologis tersebut dapat membuka perspektif baru dalam ilmu pengetahuan
yang multi-dimensional.
Metode memperoleh ilmu dalam konsep Islam tidak hanya terbatas
pada yang empiris saja atau rasio saja, tetapi juga menggunakan intuisi atau wahyu.
Berdasarkan uraian diatas, maka terdapat beberapa metode yang
dapat digunakan untuk mencari ilmu pengetahuan, menurut filsuf barat adalah
dengan metode Trial and Error metode mencoba-coba). Rasionalisme, Empirisme,
Fenomenalisme, Intusionalisme, Wahyu, Metode Ilmiah.
Pengetahuan dapat diperoleh kebenarannya dari dua pendekatan,
yaitu pendekatan non-ilmiah dan ilmiah.

Pendekatan Non Ilmiah

1. Akal sehat

6
Menurut Conant yang dikutip Kerlinger (1973, h. 3) akal sehat adalah
serangkaian konsep dan bagian konseptual yang memuaskan untuk penggunaan
praktis bagi kemanusiaan. Konsep merupakan kata yang dinyatakan abstrak dan
dapat digeneralisasikan kepada hal-hal yang khusus. Akal sehat ini dapat
menunjukkan hal yang benar, walaupun disisi lainnya dapat pula menyesuaikan.
2. Instuisi
Instuisi adalah penilaian terhadap suatu pengetahuan yang cukup cepat dan
berjalan dengan sendirinya. Biasanya didapat dengan cepat tanpa melalui proses
yang panjang tanpa disadari. Dalam pendekatan ini tidak terdapat hal yang
sistematik.
3. Prasangka
Pengetahuan yang dicapai secara akal sehat biasanya diikuti dengan kepentingan
orang yang melakukannya kemudian membuat orang mengumumkan hal yang
khusus menjadi terlalu luas dan menyebabkan akal sehat ini berubah menjadi
sebuah prasangka.
4. Penemuan coba-coba
Pengetahuan yang ditemukan dengan pendekatan ini tidak terkontrol dan tidak
pasti. Diawali dengan usaha coba-coba atau dapat dikatakan Trial and Error.
Dilakukan dengan tidak kesengajaan yang menghasilkan sebuah pengetahuan
dan setiap cara pemecahan masalahnya tidak selalu sama. Sebagai contoh
seorang anak yang mencoba meraba-raba dinding kemudian tidak sengaja
menekan saklar lampu dan lamou itu menyala kemudian anak tersebut
terperangah akan hal yang diitemukannya. Dan anak tersebut pun mengulangi
hal yang tadi ia lakukan hingga ia mendapatkan jawaban yang pasti akan hal
tersebut.
5. Pikiran kritis
Pikiran kritis ini biasa didapat dari orang yang sudah mengenyam pendidikan
formal yang tinggi sehingga banyak dipercaya benar oleh orang lain, walaupun
tidak semuanya benar karena pendapat tersebut tidak semuanya melalui

7
percobaan yang pasti, terkadang pendapatnya hanya didapatkan melalui pikiran
yang logis.

Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah adalah pengetahuan yang didapatkan melalui percobaan
yang terstruktur dan dikontrol oleh data-data empiris. Percobaan ini dibangun diatas teori-
teori terdahulu sehingga ditemukan pembenaran-pembenaran atau perbaikan-perbaikan
atas teori sebelumnya. Dan dapat diuji kembali oleh siapa saja yang ingin memastikan
kebenarannya.
Ilmu pengetahuan dianggap ilmiah apabila memenuhi 4 syarat, yaitu:
1. Objektif, yaitu pengetahuan itu sesuai dengan objek
2. Metodik, yaitu pengetahuan itu diperoleh dengan cara-cara tertentu dan terkontrol
3. Sistematis, yaitu pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri
sendiri satu sama lain saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga keseluruhan
menjadi kesatuan yang utuh
4. Berlaku Umum/Universal, yaitu pengetahuan tidak hanya diamati hanya oleh
seseorang atau oleh beberapa orang saja, tapi semua orang dengan eksperimentasi
yang sama akan menghasilkan sesuatu yang sama atau konsisten.
Menurut Notoatmodjo (2005) dari berbagai macam cara yang telah
digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat
dikelompokkan menjadi dua, yakni:
1. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh pengetahuan
kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode
penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara ini antara lain:
a. Cara coba-coba
Melalui cara coba-coba atau dengan kata yang lebih dikenal “Trial and Error”.
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

8
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba
kemungkinan yang lain.
b. Cara kekuasaan atau otoritas
Pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik
tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu
pengetahuan.
c. Berdasarkan pengalaman pribadi
Dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
d. Melalui jalan pikiran
Kemampuan manusia menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuannya dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia
menggunakan jalan pikirannya.
2. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan
Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih populer disebut metodologi
penelitian (research methodology). Menurut Deobold Van Dalen, mengatakan
bahwa dalam memperoleh kesimpulan pengamatan dilakukan dengan mengadakan
observasi langsung, dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta
sehubungan dengan objek yang diamati. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok,
yaitu:
a. Segala sesuatu yang positif, yakni gejala yang muncul pada saat dilakukan
pengamatan.
b. Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat
dilakukan pengamatan.
c. Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala yang berubah-
ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia


melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal
budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat
atau dirasakan sebelumnya. Sumber pengetahuan terdiri dari empirisme (indera),
rasionalisme (akal), intusionalisme (intuisi), dan wahyu.
Aliran-aliran filsafat dalam berbicara tentang pengetahuan yaitu yang
disebutkan adalah positivisme, kritisisme, naturalisme, empirisme dan rasionalisme.
Agama merupakan salah satu aspek yang terpenting dalam kehidupan manusia
dikarenakan, agama mempunyai pengaruh besar bagi kehidupan manusia. Manusia
memerlukan agama sebagai pegangan (pedoman) hidup dan penenang jiwa.
Manusia menganut agama berdasarkan keyakinan dan kepercayaan masing-masing.
Ditinjau dari sumbernya agama-agama yang dikenal manusia terdiri atas dua jenis
agama yaitu agama samawi dan agama ardhi.

10
DAFTAR PUSTAKA
Nurhayatielzahra (2016, Desember). Makalah filsafat ilmu: sumber pengetahuan,
ilmu, filsafat dan agama. Dikutip April 5, 2020, dari
http://nurhayatielzahra.blogspot.com/2016/12/makalah-filsafat-ilmu-sumber.html

Rohadatul Aisy, Makalah bagaimana cara memperoleh ilmu pengetahuan. Dikutip


April 4, 2020, dari
www.Academia.edu/11406176/BAGAIMANA_CARA_MEMPEROLEH_ILMU_PENGE
TAHUAN

Afid Burhanuddin (2013, April). Jenis pengetahuan dan ukuran kebenaran. Dikutip
April 5, 2020, dari
https://www.google.com/amp/s/afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/jenis -
pengetahuan-dan-ukuran-kebenaran/amp/

11

Anda mungkin juga menyukai