Anda di halaman 1dari 14

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas
“Pancasila”

Disusun Oleh :

alfian

aulia

Berty Aulia Elmianti

Joan Nofila Nurlinita

Rizki Amelia

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS ILMU TARBIYAH dan KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2014
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa
kita dari zaman kegelapan jahiliyah menuju zaman terang benderang addinul islam .
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Subar Junanto selaku
dosen pengampu Pancasila yang telah mengampu kami, kami juga ingin mengucapkan
rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membatu kami menyelesaikan
makalah ini.
Mungkin tugas yang kami buat ini, belum sempurna oleh karena itu, kami
meminta maaf jika makalah ini masih terdapat kekurangannya. Kami mohon saran dan
kritiknya untuk memperbaiki pembahasan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Daftar Isi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila selain sebagai dasar negara, juga merupakan falsafah hidup bangsa
Indonesia yang mengandung nilai-nilai dasar yang dijunjung tinggi oleh bangsa
Indonesia, bahkan oleh bangsa-bangsa yang beradab. Pancasila juga sebagai sistem
etika, yang dalam kehidupan berbangsa mengedepankan kejujuran, amanah,
keteladanan, sportifitas, disiplin, etos kerja, kemandirian, sikap toleransi, rasa malu,
tanggung jawab, menjaga kehormatan, serta martabat diri sebagai warga bangsa
sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila. yang kita gunakan
sebagai pedoman dan acuan dalam menjalankan aktivitas dalam segala bidang.
kadang nilai-nilai luhur yang ada dalam pancasila yang merupakan penjelmaan
dari seluruh bangsa Indonesia tidak dipraktekan dalam kehidupan sehari–hari,
tetapi diabaikan sehingga akibat dari itu nilai-nilai luhur tersebut dengan sendirinya
akan hilang. menyadari bahwa untuk kelestarian nilai-nilai pancasila itu perlu
diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
luhur yang terkandung didalamnya, oleh sebab itu setiap warga Negara Indonesia,
penyelenggara Negara, serta lembaga kenegaraan, dan lembaga kemasayarakatan
baik dipusat maupun didaerah harus sama-sama mengamalkan nilai-nilai pancasila
demi kelestariannya.
oleh karena itu, sebagai upaya nyata demi kelestarian nilai-nilai luhur pancasila,

perlu ditanamkan atau perlu ada pemahaman kepada generasi penerus bangsa,

salah satunya lewat pendidikan pancasila.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan umum dan khusus dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. agar kami mendapatkan nilai dari tugas dosen mata kuliah
2. mengetahui aspek dari isi pancasila sebagai sistem filsafat
3. Untuk mengetahui pengertian tentang Filsafat.
4. Mengetahui manfaat dalam mempelajari Filsafat.
5. Mengetahui pengertian tentang Filsafat Pancasila.
6. Mengetahui Pancasila sebagai sitem Filsafat.
7. Bagi dosen, sebagai tolak ukur atau penilaian terhadap mahasiswa dalam memahami
Pancasila sebagai sistem filsafat.
8. Bagi penulis, sebagai sarana yang bermanfaat untuk memperoleh keterampilan dalam
melakukan penulisan dan perbendaharaan pengetahuan tentang pancasila sebagai
sistem filsafat.

1.3 Rumusan Masalah


Masalah yang nantinya akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Filsafat,
2. Manfaat Mempelajari Filsafat,
3. Pengertian Filsafat Pancasila,
4. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila, Sistem, dan Filsafat


 Pengertian Pancasila
Pancasila adalah lima sila yang merupakan satu kesatuan rangkaian nilai-nilai
luhur yang bersumber dari nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang sangat
majemuk dan beragam dalam artian BHINEKA TUNGGAL IKA. Esensi seluruh
sila-silanya merupakan suatu kasatuan. Pancasila berasal dari kepribadian
Bangsa Indonesia dan unsur-unsurnya telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak
dahulu. Objek materi filsafat adalah mempelajari segala hakikat sesuatu baik
materal konkrit (manusia,binatang,alam dll) dan abstak (nilai,ide,moral dan
pandangan hidup). Pancasila mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai Dasar Negara atau sering juga disebut sebagai Dasar
Falsafah Negara ataupun sebagai ideologi Negara, hal ini mengandung
pengertian bahwa Pancasila sebagai dasar mengatur penyelenggaraan
pemerintahan. Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara mempunyai
fungsi dan kedudukan sebagai kaidah Negara yang fundamental atau
mendasar, sehingga sifatnya tetap, kuat dan tidak dapat dirubah oleh
siapapun, termasuk oleh MPR/DPR hasil pemilihan umum.
2. Pancasila sebagai Sumber Hukum Dasar Nasional
 Dalam ilmu hukum istilah sumber hukum berarti sumber nilai-nilai yang
menjadi penyebab timbulnya aturan hukum. Jadi dapat diartikan
Pancasila sebagai Sumber hukum dasar nasional, yaitu segala aturan
hukum yang berlaku di negara kita tidak boleh bertentangan dan harus
bersumber pada Pancasila.
3. Pancasila sebagai Pandangan hidup Bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa atau Way of Life mengandung
makna bahwa semua aktifitas kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari
harus sesuai dengan sila-sila daipada Pancasila, karena Pancasila juga
merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari
kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai yang dimiliki dan
bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri. 
4. Pancasila sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan adanya Bangsa Indonesia.
Jadi Pancasila lahir dari jiwa kepribadian bangsa Indonesia yang
terkristalisasi nilai-nilai yang dimilikinya.
5. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia.
 Pada saat bangsa Indonesia bangkit untuk hidup sendiri sebagai bangsa
yang merdeka, bangsa Indonesia telah sepakat untuk menjadikan
Pancasila sebagai Dasar Negara. Kesepakatan itu terwujud pada tanggal
18 Agustus 1945 dengan disahkannya Pancasila sebagai Dasar Negara
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang mewakili
seluruh bangsa Indonesia.
6. Pancasila sebagai Ideologi Negara 
Pancasila sebagai Ideologi Negara merupakan tujuan bersama Bangsa
Indonesia yang diimplementasikan dalam Pembangunan Nasional yaitu
mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan
spiritual berdasarkan Pancasila
7. Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa
Bangsa Indonesia yang pluralis dan wilayah Nusantara yang terdiri dari
berbagai pulau-pulau, maka sangat tepat apabila Pancasila dijadikan
Pemersatu Bangsa, hal ini dikarenakan Pancasila mempunyai nilai-nilai
umum dan universal sehingga memungkinkan dapat mengakomodir
semua perikehidupan yang berbhineka dan dapat diterima oleh semua
pihak.

 Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan, yang bagian dan
unsurnya saling berkaitan (singkron), saling berhubungan (konektivitas), dan
saling bekerjasama satu sama lain untuk satu tujuan tertentu dan merupakan
keseluruhan yang utuh.
 Pengertian Filsafat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata filsafat menunjukkan
pengertian yang dimaksud, yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal
budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab asal, dan hukumnya. Secara
etimologi istilah “filsafat” berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia. Kata itu
terdiri dari dua kata yaitu “philo”, “philos”, “alphilein” artinya “cinta” dan
“shopos” atau “shophia” artinya “hikmah” atau “kebijaksanaan” atau “wisdom”
(Nasution, 1973. Dengan sedikit perubahan).Jadi kata filsafat berarti cinta
kebenaran atau cinta kebijaksanaan atau kebijaksanaan yang hakiki.  
Filsafat dapat di klasifikasikan sebagai berikut :

1. Istilah “filsafat” dapat ditinjau dari dua segi, yakni:


 Segi Semantik: Perkataan filsafat berasal dari bahasa Arab ‘falsafah’,
yang berasal dari bahasa Yunani, ‘philosophia’, yang berarti ‘philos’ =
cinta, suka (loving), dan ‘sophia’ = pengetahuan, hikmah (wisdom).
Jadi ‘philosophia’ berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta
kepada kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafat akan
menjadi bijaksana.
 Segi Praktis : Dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat berarti ‘alam
pikiran’ atau ‘alam berpikir’. Berfilsafat artinya berpikir. Namun tidak
semua berpikir bererti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara
mendalam dan sungguh-sungguh. Sebuah semboyan mengatakan
bahwa “setiap manusia adalah filsuf”. Semboyan ini benar juga, sebab
semua manusia berpikir. Akan tetapi secara umum semboyan itu
tidak benar, sebab tidak semua manusia yang berpikir adalah filsuf.
Filsuf hanyalah orang yang memikirkan hakikat segala sesuatu
dengan sungguh-sungguh dan mendalam.
2. Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti
proses dan filsafat dalam arti produk.
 Filsafat dalam arti proses:
Filsafat di artikan dalam bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam
proses pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu
cara dan metode tertentu yang sesuai objeknya.
 Filsafat dalam arti produk:
Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi manusia.
Sehingga manusia mencari suatu kebenaran yang timbul dari
persoalan yang bersumber dari akal manusia, dan sebagai jenis
pengetahuan, ilmu, konsep, dan pemikiran dari para filsuf misalnya
rasionalisme, materialisme, pragmatisme.
3. Obyek Filsafat
 Obyek Material Filsafat : Obyek pembahasan filsafat yang mencakup
keseluruhan baik yang bersifat material kongkrit seperti alam,
manusia, benda, hewan, dll, maupun yang bersifat abstrak spiritual
seperti, nilai-nilai, ide, ideologi, moral, pandangan hidup, dll.
 Obyek Formal Filsafat : Cara pandang filsuf terhadap obyek material
tersebut.
4. Cabang-cabang Filsafat
 Metafisik : membahas hal-hal yang bereksistensi dibalik fisis,yang
meliputi bidang-bidang ontology(membicarakan teori sifat dasar
dan ragam kenyataan), kosmologi (membicarakan tentang teori
umum mengenai proses kenyataan) dan anthropologi.
 Epistemologi : membahas persoalan hakikat pengetahuan.
 Metodologi : membahas persoalan hakikat metode dalam ilmu
pengetahuan.
 Logika : membahas persoalan filsafat berpikir, yaitu rumus-rumus
dan dalil-dalil berfikir yang benar.
 Etika : berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia.
 Estetika : berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan.

2.2 Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat


Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara yang
terdiri dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan satu
tujuan yang sama untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di
Indonesia. Pancasila sebagai sistem filsafat atau sebagai dasar negara kita merupakan
sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di negara kita. Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa indonesia dapat mempersatukan kita, serta memberi petunjuk
dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan bathin dalam masyarakat kita
yang beraneka ragam sifatnya. Filsafat Pancasila adalah filsafat yang mempunyai obyek
Pancasila, yaitu obyek Pancasila yang benar dan sah sebagaimana tercantum didalam
pembukaan UUD 1945 alenia ke-4.
Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat  dapat dilakukan dengan cara
deduktif dan induktif.
1. Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis
dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang
komprehensif.
2. Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya
masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki
dari gejala-gejala itu.
Inti sila-sila Pancasila meliputi:
 Tuhan, yaitu sebagai kausa prima
 Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial
 Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri
 Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong
 Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi
haknya.
Fungsi Filsafat Pancasila:
 Memberi jawaban atas pertanyaan yang bersifat fundamental/mendasar dalam
kehidupan bernegara, Misalnya : susunan politik, sistem politik, bentuk negara,
susunan perekonomian dan dasar-dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Hal
ini harus dapat dikembangkan oleh filsafat.
 Mencari kebenaran yang bersifat substansi tentang hakikat negara, ide, negara
atau tujuan negara. (Kelima sila pancasila merupakan kesatuan yang utuh, tidak
terpisahkan)
 Berusaha menempatkan dan menjadi bernegara. (sehingga fungsi filsafat akan
terlihat jelas kalau negara itu sudah terbentuk keteraturan kehidupan
bernegara).
2.3 Bukti Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila merupakan suatu kesatuan yang utuh, sistem lazimnya memiliki ciri-ciri
suatu kesatuan bagian-bagian, bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-
sendiri, saling berhubungan dan ketergantungan, keseluruhannya dimaksud untuk
mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan sistem), dan terjadi dalam suatu lingkungan
yang kompleks. Pancasila menjadi landasan dan falsafah dasar negara telah
membuktikan dirinya sebagai wadah yang dapat menyatukan bangsa. Dengan Pancasila
bangsa Indonesia diikat oleh kesadaran sebagai satu bangsa dan satu negara. Pancasila
memberikan ciri khas dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
1. Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila Bersifat Organik
Secara filosofis inti dan isi sila-sila Pancasila bersumber pada hakikat
dasar ontologis manusia yaitu sebagai monopluralis yang memiliki unsur-
unsur susunan kodrat yaitu jasmani dan rohani, sifat kodrat sebagai mahluk
individu sosial serta memiliki kedudukan kodrat sebagai pribadi yang berdiri
sendiri dan sebagai mahluk ciptaan Tuhan YME. Hal ini terjadi karena
manusia (Rakyat Indonesia) sebagai pendukung utama inti dari isi
pancasila.Unsur hakikat manusia merupakan kesatuan yang bersifat organis
dan harmonis.
Sila-sila Pancasila merupakan  penjelasan dari hakikat manusia
monopluralis yang merupakan kesatuan organis maka memiliki kesatuan yang
organis pula.
2. Susunan sila-sila Pancasila yang bersifat Hierarkhis dan  berbentuk Piramida.
Pengertian matematis piramida digunakan untuk menggambarkan
hubungan hierarkis sila-sila Pancasila merupakan rangkaian tingkat
dalam urutan luas (kuantitas) dan juga dalam isi sifatnya (kualitas).
Sedangkan makna hierarkhis adalah susunan pancasila sudah dikemas
sedemikian rupa sehingga urutannya tidak akan berubah.Pancasila
merupakan suatu keseluruhan yang bulat dan memenuhi sebagian sistem
filsafat.
Kesatuan sila-sila pancasila memiliki susunan hierarkhis piramidal
maka sila Ketuhanan yang Maha Esa adalah ketuhan yang
berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan serta berkeadilan sosial
sehingga di dalam setiap sila senantiasa terkandung sila-sila lainnya.
Rumusan Pancasila yang Bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramidal :
 Sila pertama : meliputi dan menjiwai sila-sila kedua, ketiga,
keempat dan kelima.
 Sila kedua : diliputi dan dijiwai sila pertama, meliputi dan
menjiwai sila ketiga, keempat dan kelima. 
 Sila ketiga : diliputi dan dijiwai sila pertama dan kedua, meliputi
dan menjiwai sila keempat dan kelima. 
 Sila  keempat : diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga,
meliputi dan menjiwai sila kelima
 Sila kelima : diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga, dan
keempat.
3. Susunan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi
Hakikatnya sila-sila Pancasila tidak berdiri sendiri, akan tetapi
pada setiap sila terkandung keempat sila lainya. Dengan kata lain setiap
sila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya.
Rumusan kesatuan sila Pancasila yang saling mengisi dan
mengkualifikasi:
 Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah berkemanusiaan yang adil
dan beradab, berperikesatuan Indonesia, berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau
perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah ber-Ketuhanan
yang Maha Esa,berperisatuan Indonesia, berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau
perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Sila Persatuan Indonesia, adalah  ber-Ketuhanan yang Maha
Esa,berkemanusiaan yang adil dan beradab,berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau
perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan atau perwakilan, adalah ber-Ketuhanan yang
Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan
Indonesia dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah ber-
Ketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab,
berperisatuan Indonesia dan berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.


BAB III
PENUTU

Kesimpulan
Setelah membaca seluruh isi daripada makalah ini, maka kami mengambil beberapa
kesimpulan dari atas adalah filsafat merupakan ilmu yang paling umum yang mengandung
usaha nmencari kebijaksanaan dan cinta akan kebijakan. Pancasila dapat digolongkan sebagai
filsafat dalam arti produk, filsafat sebagai pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis.
Hal itu berarti pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan
dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia dimanapun mereka berada.

Anda mungkin juga menyukai