Anda di halaman 1dari 2

Nasib Makanan di Dalam Tubuh

Nasib makanan di dalam tubuh atau yang dikenal dengan proses pencernaan merupakan proses
pemecahan secara mekanik dan kimia, molekul-molekul besar yang masuk saluran pencernaan
berubah menjadi molekul yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh dinding saluran
pencernaan. Makanan yang diperoleh tersebut harus dicerna oleh sistem pencernaan yang
melalui empat tahap yaitu memasukkan makanan ke dalam tubuh (ingesti), mengubah makanan
yang kompleks menjadi sederhana (pencernaan), menyerap hasil pencernaan serta
membawanya ke dalam darah (penyerapan), dan mengeluarkan sisa makanan yang tidak
tercerna ataupun yang tidak diserap oleh tubuh (defakasi). Bahan makanan yang tercerna dan
terserap oleh tubuh digunakan oleh sel tubuh sebagai sumber energi dan bahan pembangun
tubuh. Dalam saluran pencernaan tersebut terjadi proses pencernaan secara mekanik dan
kimiawi, proses mekanik hanya mengubah molekul yang besar menjadi molekul yang lebih
kecil, proses kimianya menggunakan enzim agar molekul makanan tersebut menjadi molekul
sederhana yang dapat diserap oleh usus. Berbagai molekul yang besar harus diubah menjadi
lebih kecil, agar penyerapannya lebih mudah. Pemecahan molekul tersebut dapat menggunakan
enzim-enzim yang sesuai dengan substratnya. Di dalam tubuh terjadi proses pencernaan dan
penyerapan untuk karbohidrat, protein dan lipid, serta vitamin dan mineral.

Metabolisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan interkonversi senyawa kimia di
dalam tubuh, jalur yang diambil oleh tiap molekul, hubungan antar-molekul, dan mekanisme
yang mengatur aliran metabolit melalui jalur-jalur metabolisme. Jalur metabolik digolongkan
mejadi tiga kategori. (1) Jalur anabolik, yaitu jalur-jalur yang berperan dalam sintesis senyawa
yang lebih besar dan kompleks dari prekursor yang lebih kecil, misalnya sintesis protein dari
asam amino dan sintesis cadangan triasilgliserol dan glikogen. Jalur anabolik bersifat
endotermik. (2) Jalur katabolik, yang berperan dalam penguraian molekul besar, sering
melibatkan reaksi oksidatif; jalur ini bersifat eksotermik, yang menghasilkan ekuivalen
pereduksi, dan terutama melalui rantai respiratorik, ATP. (3) Jalur amfibolik, yang berlangsung
di "persimpangan" metabolisme, bekerja sebagai penghubung antara jalur katabolik dan
anabolik, misalnya siklus asam sitrat. Sifat alamiah makanan menentukan pola dasar
metabolisme. Terdapat kebutuhan untuk mengolah produk pencernaan karbohidrat, lipid, dan
protein makanan. Produkproduk ini masing-masing terutama adalah glukosa, asam lemak dan
gliserol, serta asam amino

Tujuan Makan

Makanan berfungsi sebagai sumber tenaga atau energi yang dibutuhkan untuk melakukan segala
aktivitas dalam tubuh seperti untuk melakukan aktivitas fisik, menghasilkan zat yang dibutuhkan
tubuh, proses pertumbuhan, serta menjaga suhu tubuh. Energi diperoleh dari makanan yang
mengandung karbohidrat, lemak, protein. Selain itu, makanan juga memiliki fungsi sebagai
pembangun yang berperan Dalam pertumbuhan, mempertahankan struktur tubuh , dan mengganti
sel- sel yang rusak.

Diet makanan harus mengandung bahan bakar metabolik (terutama karbohidrat dan lipid),
protein (untuk pertumbuhan dan pergantian protein jaringan), serat (untuk membentuk massa di
lumen usus), mineral (mengandung unsur-unsur dengan fungsi metabolik khusus), serta vitamin
dan asam lemak esensial (senyawa organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk fungsi
metabolik dan fisiologis lain) dan air. Polisakarida, triasilgliserol, dan protein yang membentuk
sebagian besar diet, masing-masing harus dihidrolisis menjadi monosakarida, asam lemak, dan
asam amino unsur pokoknya sebelum diserap dan digunakan. Mineral dan vitamin harus
dibebaskan dari matriks makanan yang kompleks sebelum dapat diserap dan digunakan.

Anda mungkin juga menyukai