Anda di halaman 1dari 7

YAYASAN PENDIDIKAN KESEHATAN ARNOLDUS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KATOLIK PERTEMUAN 1
ST. VINCENTIUS A PAULO SURABAYA

MODUL PEMBELAJARAN

Program Studi : Fisioterapi


Mata Kuliah : PROMOSI KESEHATAN
Kode Mata Kuliah : AMDFT205
Dosen Pengampu : Martha Sri Astuti, B.Pt
Sasaran Belajar : 2019-2020/ semester 4
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini mempelajari tentang dedaktik metodik promosi
kesehatan meliputi teknik menyampaikan informasi,
penguasaan media pembelajaran, psikologi massa dan perilaku
sehat serta konsep sehat sakit, kebutuhan manusia yang
meliputi bio-psiko-sosial, prinsip-prinsip kesehatan masyarakat,
pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan masyarakat
secara mandiri

A. PENDAHULUAN
Capaian Pembelajaran : Mampu melakukan pendidikan/penyuluhan (promosi
Mata Kuliah kesehatan) masalah gerak dan fungsi pada aspek
muskuloskeletal dan reproduksi, neuromuskuler dan perilaku,
kardiovaskuler dan pulmonal serta integument sepanjang
rentang kehidupan kepada pasien/klien, keluarga dan
masyarakat
Capaian Pembelajaran : Pada akhir perkuliahan, peserta didik mampu :
Khusus 1. Menerapkan metode pembelajaran
2. Dasar pemilihan metode pembelajaran
3. Macam-macam metode pembelajaran
Materi Pembelajaran : Metode pembelajaran
1. Metode pembelajaran
2. Dasar pemilihan metode pembelajaran
3. Macam-macam metode pembelajaran
Petunjuk Belajar : Pelajari materi sebelum masuk kelas.

B. PENYAJIAN
1) Uraian Materi
METODE PEMBELAJARAN
Dalam menyampaikan materi kesehatan dapat digunakan berbagai metode
pembelajaran. Ada beberapa metode pembelajaran yang masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangannya. Berikut disampaikan beberapa metode pembelajaran untuk
menyampaikan materi kesehatan.

A. Teknik Kasus
Teknik kasus adalah pembelajaran dengan menganalisa kasus anonym.
Prosedurnya adalah sebagai berikut:
1. Case report
YAYASAN PENDIDIKAN KESEHATAN ARNOLDUS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KATOLIK PERTEMUAN 1
ST. VINCENTIUS A PAULO SURABAYA

MODUL PEMBELAJARAN

Tahap ini adalah tahap mempresentasikan kasus, dengan menggunakan alat


audiovisual. Setelah pemaparan kasus setiap peserta disarankan mempelajari
sendiri kasus tersebut selama beberapa menit. Agar tidak bias, instruktur bisa
menggali informasi dari sasaran
2. Case analysis
Tahap case analysis dilakukan sekitar 5-10 menit. Peserta menentukan masalah
utama kasus yang dipresentasikan serta cara mengatasi.
3. Case discussion
Setelah merumuskan masalah utama, maka peserta dibagi dalam beberapa
kelompok untuk menemukan solusi masalah yang terumuskan. Lama diskusi
sekitar 20-30 menit.

B. Kuliah
Metode kuliah adalah bentuk ceramah, menyampaikan informasi, motivasi dan
pengaruh terhadap cara berpikir mengenai satu topic. Ada 2 pihak yang terlibat
yaitu pemberi informasi, yang dianggap lebih tahu, dan penerima informasi yang
memerlukan informasi. Semua peserta mendengarkan informasi yang sama dengan
cara yang sama dalam waktu terbatas. Kuliah bisa dilanjutkan dengan diskusi dan
memberikan tugas untuk dikerjakan sesudah jam kuliah (di rumah).

C. Koferensi
Konferensi adalah cara belajar dengan berbagi informasi, ide dan pengalaman.
Biasanya ada topic tertentu yang dibahas. Selama konferensi sikap dan opini
ditanyakan dan dicatat secara periodik untuk mengetahui perubahannya.
Pemeriksaan dilakukan di awal, pertengahan dan akhir program. Lama konferensi
bisa 2-3 hari. Persiapannya dilakukan oleh satu panitia perencana. Ada tahapan
tertentu selama persiapan, yaitu:
a) Penentuan biaya yang diperlukan
b) Penentuan tujuan konferensi
c) Penyusunan agenda konferensi
d) Penyiapan fasilitas konferensi
e) Mengundang nara sumber
f) Menyiapkan dan menyebarkan informasi bagi peserta
g) Mengatur pendaftaran dan akomodasi
h) Mengatur proses manajerial dan pemantauan
i) Mengantisipasi adanya perubahan desain konferensi bila diperlukan
j) Mengembangkan prosedur evaluasi dan kelanjutannya (follow up)
Konferensinya sendiri terdiri dari 3 tahap :
YAYASAN PENDIDIKAN KESEHATAN ARNOLDUS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KATOLIK PERTEMUAN 1
ST. VINCENTIUS A PAULO SURABAYA

MODUL PEMBELAJARAN

a) Pembukaan yang memuat pemaparan tujuan program dan orientasi mengenai


program
b) Program
c) Penutupan : berisi kesimpulan dan evaluasi

D. Simulasi
Simulasi adalah metode degan menirukan satu situasi dengan tujuan
memecahkan masalah, pengambilan keputusan, dan klarifikasi nilai dalam suatu
konteks individu, organisasi, atau sosial. Simulasi dapat berupa role play dengan
tujuan tersebut di atas. Prosedur simulasi adalah sebagia berikut:
a) Perkenalan/ intoduksi: berisi mengenai penjelasan cara dan tujuan simulasi
b) Enactment
c) Memberikan ringkasan mengenai:
- Review pengalaman bersimulasi
- Identifikasi kejadian dalam simulasi yang paling berkesan
- Menganalisis kesan yang didapat
- Membuat generalisasi

E. Nominal Group Technique


Nominal Group Technique (NGT) adalah diskusi yang bertujuan memastikan
partispasi yang merata dari para anggota kelompok dalam suatu diskusi dengan
prosedur terstruktur guna meghindari dominasi sebgaian anggota kelompok. NGT
paling tepat digunakan pada tahap awal pengkajian kebutuhan (need assessment)
dan perencanaan program. Setiap kelompok idealnya terdiri dari 8-12 orang
dengan waktu 2,5 jam per sesi. Prosedur NGT adalah :
a) Menjelaskan prosedur kepada peserta
b) Setiap peserta menuliskan pendapatnya tentang sebuah topic tanpa tekanan
dalam waktu 10 sampai 15 menit
c) Masing-masing peserta mengemukakan pendapat tentang topic yang ditentukan.
Pendapat bisa dituliskan di papan, flipchart atau direkam.
d) Tidak diperkenankan berdebat, mengkritik atau mendukung pendapat setiap
peserta.
e) Dari daftar pendapat, para peserta memutuskan hal yang paling penting. Cara
memprioritaskan masalah dengan peserta memberikan bobot 1-5 untuk tiap ide
f) Bobot dihitung skor totalnya
g) Pemecahan masalah

F. Klarifikasi Peran
YAYASAN PENDIDIKAN KESEHATAN ARNOLDUS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KATOLIK PERTEMUAN 1
ST. VINCENTIUS A PAULO SURABAYA

MODUL PEMBELAJARAN

Metode ini dilakukan untuk mengklarifikasi satu pekerjaan, agr situasi kerja dapat
terjaga. Jadi metode ini dilakukan jika terjadi konflik dalam situasi kerja.
Prosedurnya adalah sebagai berikut:
a) Perkenalan
b) Pemilihan peran yang akan diklarifikasi (focal role). Peran yang dipilih adalah
peran yang paling membingungkan dan sering menimbulkan konflik
c) Pemegang peran menyampaikam sendiri persepsinya tentang perannya
(bagaimana dipraktikkn, apa sumbangannya terhadap tujuan kelompok/
organisasi)
d) Peserta lain mengemukakan pendapatnya tentang focal role
e) Pencapaian kesepakatan tentang focal role
f) Pemegang peran mencatat deskripsi perannya beserta modifikasi yang
disepakati, dan mendistribusikan ke semua peserta untuk mendapatkan
kesepakatan
g) Hasil : focal role menjadi jelas dan peran orang lain dalam mendukung peran
focl role menjadi jelas
h) Fokus berganti ke peran lain

G. Role Playing
Role play bertujuan untuk mendapatkan pandangan yang lebih luas terhadap suatu
perilaku. Ada 2 pendekatan role play : terstruktur dan spontanitas. Pendekatan
terstruktur menekankan proses belajar dengan cara observasi, mempraktikkan,
menirukan (konseptualisasi), dan berbagi pengalaman selama bermain peran
(analisis). Pendekatan spontan lebih menekanan pada konseptualisasi tetapi
minimal analisis.
Komponen role play adalah : 1) interaksi para actor (enactment), 2) pemotretan
perilaku asli, 3) improvisasi, 4) eksperimentasi dan praktik sampai tercapai tujuan
belajar, 5) berbagi pengalaman dan observasi, baik secara informal maupun formal,
dan 6) diagnosis atas informasi guna perencanaan berikutnya. Teknik-teknik role
play meliputi:
a) Role reversal
Adalah role play dengan saling bertukar peran. Dengan bertukar peran, maka
masing-masing memahami perilaku setiap setiap peran
b) Soliloquy
Adalah role play dimana setiap saat dapat dihentikan untuk mewawancarai
perasaan atau sikap atas peran yang dilakukakn
c) Doubling
YAYASAN PENDIDIKAN KESEHATAN ARNOLDUS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KATOLIK PERTEMUAN 1
ST. VINCENTIUS A PAULO SURABAYA

MODUL PEMBELAJARAN

Dalam satu peran diikuti oleh 2 orang, yang satu duduk atau berdiri di belakang
aktor. Secara periodic dia dapat menginterupsi role play untuk
mengekspresikan pandangannya.
d) Multiple role playing
Memberikan kesempatan beberapa orang memerankan satu peran dalam waktu
yang bersamaan. Para pemeran kemudian berdiskusi atas peran yang
dimainkan.
e) Role rotation
Dalam role play ini seseorang diberikan kesempatan memainkan satu peran
sampai selesai, kemudian dilanjutkan dengan peran yang lain hingga semua
peran dimainkan.

H. Bola Salju
Peserta dibagi berpasang-pasangan, setiap pasangan diberikan topic yang sama. 5
menit kemudian 2 pasangan digabungkan dan mendiskusikan topic yang sama. 5
menit kemudian 4 pasangan (2 dari 2 pasangan) digabungkan dan
mendiskusikannya topik terdahulu dengan kelompok yang baru. Demikian diskusi
dilanjutkan hingga semua peserta menjadi satu.

I. Kelompok Kecil
Peserta dibagi menjadi kelompok3 kecil (buz). Topiknya bisa sama atau berbeda.
Kemudian didiskusikan kembali dlaam kelompok besar dan dicari kesimpulan.

J. Curah Pendapat
Dalam curah pendapat (brain storming) pemimpin memancing peserta dengan satu
masalah dan kemudian tiap peserta diharapkan memberikan pendapat atau
tanggapan. Tanggapan ditulis dalam papan. Setelah semua memberikan
pendapatnya, komentar baru boleh diberikan dan didiskusikan bersama.

K. Seminar
Seminar adalah pertemuan yang dihadiri oleh 5-30 orang peserta untuk membahas
sutau topic tertentu dibawah pimpinan seorang ahli dan berwewenang dalam bidang
disiplin tersebut

L. Simposium
Symposium adalah pertemuan terbuka dengan beberapa pembicara yang
menyampaikan ceramah pendek tentang sapek yang berbeda, tetapi berkaitan
dengan topic yang dibahas

M. Demonstrasi
YAYASAN PENDIDIKAN KESEHATAN ARNOLDUS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KATOLIK PERTEMUAN 1
ST. VINCENTIUS A PAULO SURABAYA

MODUL PEMBELAJARAN

Demonstrasi adalah cara penyajian pengertian atau ide untuk memperlihatkan


bagaimana cara menjalankan sutau tindakan, adegan, atau memperlihatkan
bagaimana menggunakan prosedur. Oleh karenanya harus dipersiapkan dengan
teliti. Setelah itu peserta bisa mencoba proseur tersebut.

N. Pameran
Pameran adalah penataan benda asli, model, gambar, poster dan media lain yang
dapat dilihat dan dipelajari orang. Pameran menyuguhkan gagasan dan informasi.
Kalau poster hanya menyajikan satu gagasan.

O. Konsultasi
Konsultasi adalah layanan bantuan bagi peserta atau sasaran, dengan berfokus
kepada hubungan manusia, membantu agar sasaran mempunyia persepsi,
berperilaku seperti yang diharapkan berguna bagi individu, kelompok dan
masyarakat.
Proses konsultasi terdisi dari :
a) Dua arah, pertemuan antara konsuktan dan sasaran
b) Tiga arah, konsultan membantu sasaan menyelesaikan masalahnya
c) Pihak ketiga, bila konsultan langasung membantu dua pihak menyelesaikan
masalah dengan cara menemui keduanya.

P. Pelatihan Melekat
Adalah cara menuntun langkah demi langkah dalam mengadopsi praktik baru.
Dasarnya adalah kebutuhan peserta untuk mendapatkan bimbingan yang melekat.
Pada fase awal pelatih berperan aktif dengan mempersiapkan segala sesuatu dan
menjadi partner aktif, mendukung dan mendemonstrasikan bagaimana ketrampilan
tersebut dilakukan. Coaching adalah pegalaman yang terstruktur, yang terdiri dari
perencanaan yang menyeluruh, latihan langkah demi langkah. Agar coaching
efektif, pelatih harus menguasai cara membina hubungan dekat dengan peserta
serta tahu cara memotivasinya. Pelatih juga harus memahami apakah yang
disampaikan terlalu cepat atau terlalu lambat agar tidak membosankan.. Pada fase
akhir peran pelatih adalah bekerjasama dengan peserta.

Q. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah penyampaian informasi yang melibatkan peserta dalam
jumlah besar. Teknik ini dilakukan bila diperlukan perubahan persepsi, sikap,
perilaku dalam waktu singkat untuk banyak orang. Komunikasi massa akan efektif
bisa berkoordinasi dengan berbagai bentuk pendidikan.
Faktor yang mempengaruhi media massa (7 C):
YAYASAN PENDIDIKAN KESEHATAN ARNOLDUS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KATOLIK PERTEMUAN 1
ST. VINCENTIUS A PAULO SURABAYA

MODUL PEMBELAJARAN

a) Kredibilitas (credibility). Sumber komunikasi harus berkompeten dan dapat


dipercaya, sehingga sasran percaya pada pesannya
b) Konteks (context). Pesan relevan dengan sasaran dan memberikan kesempatan
pada sasaran untuk berpartisipasi
c) Isi (contain). Pesannya harus benar-benar berisi
d) Kejelasan (clarity). Pesan bisa dipahami oleh sasaran
e) Kesinambungan (continutity). Pesan harus konsisten, walaupun disampaikan
dalam berbagai variasi.
f) Saluran (channel). Pesan harus disampaikan melalui berabgai channel agar bisa
di tersampaikan kepada sasaran.
g) Kemampuan (capability). Pesan mampu dilakukan oleh sasaran dengan usaha
yang seminimal mungkin

2) Latihan
Dalam kelompok, carilah masalah atau situasi yang bisa digunakan teknik2 diatas.

3) Tugas
Buatlah gambaran pelaksanaan metode pembelajaran. Gambarannya mencakup:
1. Gambaran situasi kasus
2. Metode yang digunakan, sebutkan alasan pemilihan
3. Pelaksanaan, termasuk didalamnya berapa orang peserta/ sasaran, atau orang lain
yang terlibat

C. PENUTUP
Setelah mengikuti perkuliahan dan mengerjakan tugas, mahasiswa mampu
memahami pemilihan metode pembelajaran yang tepat untuk satu situasi masalah.

DAFTAR PUSTAKA
Nursalam & Effendi (2008) Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai