Anda di halaman 1dari 3

Ana Zerlina Fitria 135070207131007

Etiologi

Hepatitis A

 Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV).


 HAV menular melalui makanan/ minuman yang tercemar kotoran (tinja) dari
seseorang yang terinfeksi masuk ke mulut orang lain.
 HAV merupakan RNA virus. Virus Hepatitis A bersifat termostabil, tahan asam
dan tahan terhadap empedu. Virus ini diketahui dapat bertahan hidup dalam
suhu ruangan selama lebih dari 1 bulan.

Hepatitis B

 Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV).


 HBV adalah virus nonsitopatik, yang berarti virus tersebut tidak menyebabkan
kerusakan langsung pada sel hati. Sebaliknya, adalah reaksi yang bersifat
menyerang oleh sistem kekebalan tubuh yang biasanya menyebabkan
radang dan kerusakan pada hati.
 Cara penularan HBV sangat mirip dengan HIV. HBV terdapat dalam darah, air
mani, dan cairan vagina, dan menular melalui hubungan seks, penggunaan
alat suntik narkoba (termasuk jarum, kompor, turniket) bergantian, dan
mungkin melalui penggunaan sedotan kokain dan pipa ‘crack’. Perempuan
hamil dengan hepatitis B juga dapat menularkan virusnya pada bayi, saat
melahirkan.

Hepatitis C

 Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV).


 Virus ini dapat mengakibatkan infeksi seumur hidup, sirosis hati, kanker hati,
kegagalan hati, dan kematian.
 Infeksi HCV dapat menyebabkan perjalanan penyakit hati lebih cepat pada
orang yang juga terinfeksi HIV.
 HCV merupakan virus RNA.

Hepatitis D
 Penyebab Hepatitis D adalah virus hepatitis delta (HCV)
 Virus ini merupakan virus RNA dengan defek, artinya virus ini tidak mampu
bereplikasi secara sempurna tanpa batuan virus lain, yaitu virus Hepatitis B.
 HDV hanya bisa terjadi pada penderita yang juga terinfeksi HBV pada saat
bersamaan atau sudah terinfeksi kronik oleh HBV.

Hepatitis E

 Penyebab Hepatitis E adalah virus Hepatitis E (HEV).

Pemeriksaan Diagnostik

Hepatitis A

 IgM anti HAV : untuk menentukan diagnosis Hepatitis A. Pemeriksaan dapat


dilakukan dengan Rapid Test Diagnostic (RDT).

Hepatitis B

 HBsAg : test untuk menentukan seseorang pernah terinfeksi virus Hepatitis B.


 Anti HBs : test untuk menentukan seseorang telah mempunyai kekebalan
terhadap Virus Hepatitis B.
 Anti HBc : test untuk menentukan seseorang telah mempunyai kekebalan
(adanya replikasi inti sel) terhadap Virus Hepatitis B.
 Pemeriksaan Lanjutan : Pemeriksaan ini merupakan lanjutan pemeriksaan
yang dilaksanakan bagi seseorang dengan HBsAg positif, yaitu : -
- HBeAg : test untuk menetukan apakah telah terjadi replikasi
(memperbanyak diri) virus
- Anti HBe: tes untuk mengetahui apakah seseorang telah mempunyai
anti bodi
- HBV DNA : tes untuk mengetahui jumlah virus Hepatitis B
- LFT (ALT) : test untuk mengetahui fungsi hati

Hepatitis C:

 Test antibodi HCV. Pemeriksaan dilakukan dengan metode ELISA


 Test RNA HCV. Pemeriksaan dilakukan dengan metode PCR

Hepatitis D

 Semua penderita HBV dianjurkan pemeriksaan Hepatitis D


 Pemeriksaan awal dengan menemukan adanya HDV dalam serum.
 Jika HVD dalam serum positif, dilanjutkan pemeriksaan RNA HDV.

Hepatitis E

 Ditegakkan dengan ditemukannya anibodi HEV.


 RNA HEV bisa ditemukan dalam serum atau feses penderita.

Green, Chris W. 2005. Hepatitis Virus dan HIV. Yayasan Spritia.


http://spiritia.or.id/dokumen/buku-hepatitis.pdf

DIREKTORAT JENDERAL PP & PL. 2012. Pedoman Pengendalian Hepatitis Virus.


Kementerian Kesehatan RI. http://pppl.depkes.go.id/_asset/_download/Pedoman
%20Hepatitis%20OK.pdf

Anda mungkin juga menyukai