Anda di halaman 1dari 14

Pengertian Rasio profitabilitas (profitability ratios) adalah sekelompok rasio yang menunjukkan

kombinasi dari pengaruh likuiditas, asset management dan utang pada hasil operasi.

Analisis profitabilitas menitikberatkan pada hubungan antara hasil kegiatan operasi seperti yang
dilaporkan di laporan laba rugi dengan sumber daya yang tersedia bagi perusahaan yang
dilaporkan di laporan posisi keuangan / neraca.

Analisis utama yang digunakan dalam menilai profitabilitas antara lain mencakup:

 Margin Laba atas Penjualan


 Pengembalian atas Total Aset
 Rasio Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba
 Pengembalian Ekuitas Biasa
 Laba Per Saham Biasa
 Rasio Harga Terhadap Laba
 Dividen Pada Saham
 Hasil Dividen
 Catatan Ringan Rasio Profitabilitas – Strategi investasi

01. Margin Laba atas Penjualan

Margin laba atas penjualan (profit margin on sales) adalah rasio yang dihitung dengan membagi
laba bersih dengan penjualan.

Bila dituliskan dalam sebuah formula adalah sebagai berikut:

Berikut ini contoh perhitugan Margin Laba atas Penjualan :

Dengan menggunakan contoh laporan keuangan perusahaan tbk berikut ini :


Con
toh : Laporan Keuangan – Neraca

 
C
ontoh : Laporan Keuangan – Laba Rugi

Perhatikan contoh laporan keuangan perusahaan tbk di atas, maka :

Margin Laba atas Penjualan = Laba Bersih : Penjualan


= $117,5 : $3.000 = 3,9%

Sedangkan rata-rata industri sejenis adalah sebesar = 5%.

Dari hasil perhitungan di atas, kita bisa melihat bahwa margin laba perusahaan tersebut adalah di
bawah rata-rata industri.

Hasil yang berada di bawah rata-rata ini terjadi karena biaya yang terlalu tinggi. Biaya yang
terlalu tinggi ini, terjadi karena operasi yang tidak efisien.

Margin laba yang rendah ini juga bisa disebabkan oleh tingginya penggunaan utang.
Sebagaimana kita tahu bahwa LABA BERSIH adalah laba setelah bunga.

Jadi jika dua perusahaan yang memiliki operasi yang identik  di mana penjualan, biaya
operasi, dan EBIT sama.

Namun, jika satu perusahaan menggunakan lebih banyak utang dibandingkan lainnya, maka
perusahaan tersebut akan memiliki BEBAN BUNGA yang lebih tinggi.
Beban bunga tersebut akan menurunkan laba bersih, karena penjualan konstan, hasilnya adalah
margin laba yang relatif rendah.

Dalam situasi yang seperti ini, margin laba yang rendah akan menunjukkan adanya perbedaan
pada strategi pendanaan dan bukan masalah operasi.

Jadi perusahaan dengan margin laba yang rendah kemungkinan akan mendapatkan tingkat
pengembalian atas investasi pemegang saham yang tinggi karena adanya penggunaan leverage
keuangan.

Bila anda ingin tahu bagaimana cara cepat me-leverage keuangan perusahaan, pelajari cara
cepatnya di artikel: Cara Sederhana dan Praktis me-LEVERAGE LABA Perusahaan Melalui
Rekayasa Penjualan

Perhatikan pula bahwa jika tingkat pengembalian atas penjualan yang tinggi itu dianggap sebagai
hal yang baik, hal-hal yang lain dianggap konstan, maka harus dipertimbangkan juga tingkat
perputarannya.

Jika suatu perusahaan memasang harga yang sangat tinggi untuk produknya, perusahaan tersebut
mungkin mendapat pengembalian yang tinggi atas setiap penjualan, tapi tidak menghasilkan
banyak penjualan.

Hal ini bisa jadi memberikan margin laba yang tinggi, tapi tetap tidak optimal karena total
penjualannya rendah.

02. Pengembalian atas Total Aset

Pengembalian atas Total Aset atau Return on Total Assets (ROA) adalah rasio Laba Bersih
terhadap Total Aset.

Bila dituliskan dalam sebuah rumus, adalah seperti berikut ini :

ROA = Laba Bersih : Total Aset

Untuk lebih jelasnya, berikut ini contoh perhitungan ROA dengan menggunakan data-data dari
contoh laporan keuangan perusahaan tbk di atas.

ROA = Laba Bersih :Total Aset

ROA = $117,5 : $2.000 = 5,9%

Dan rata-rata industri sejenis adalah = 9%


Dengan melihat hasil perhitungan ROA di atas, maka kita bisa menyimpulkan bahwa
pengembalian perusahaan tersebut jauh di bawah standar.

Dan hal ini bukanlah sesuatu yang baik, walaupun tingkat pengembalian atas aset yang rendah
tidak selalu berarti buruk.

Hal itu bisa disebabkan oleh keputusan perusahaan yang disengaja untuk menggunakan utang
dalam jumlah besar, dan beban bunga yang tinggi menyebabkan laba bersih menjadi relatif lebih
rendah.

Utang menjadi penyebab rendahnya ROA perusahaan tersebut.

Untuk itu, saat akan menilai kinerja suatu perusahaan dan mencari berbagai alternatif terbaik apa
yang harus dilakukan untuk memperbaiki kinerja perusahaan.

Maka melihat beberapa rasio, melihat arti tiap-tiap rasio kemudian melihat situasi secara
keseluruhan.

03. Rasio Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba

Rasio Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba (Basic Earning Power) adalah rasio yang
menunjukkan kemampuan aset perusahaan dalam menghasilkan laba operasi.

Cara menghitung rasio profitabilitas ini adalah dengan membagi jumlah laba sebelum bunga dan
pajak (EBIT) dengan total aset. Dan bila dituliskan dalam sebuah rumus, maka akan seperti
berikut ini :

Rasio Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba (BEP) = EBIT : Total Aset

Untuk lebih jelasnya berikut ini contoh perhitungan BEP dengan data-data dari contoh laporan
keuangan perusahaan tbk di atas, sehingga hasilnya adalah :

BEP = EBIT : Total Aset

BEP = $283,8 : $2.000 = 14,2%

Dan rata-rata industri yang sejenis besarnya BEP adalah = 18%.

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aset perusahaan,
sebelum pengaruh pajak dan leverage.

Rasio ini bermanfaat ketika membandingkan perusahaan dengan berbagai tingkat leverage
keuangan dan situasi pajak.
Dan karena rasio perputarannya rendah serta margin laba atas penjualan juga buruk, perusahaan
tidak mendapatkan tingkat pengembalian atas aset setinggi rata-rata perusahaan sejenis.

04. Pengembalian Ekuitas Biasa

Pengembalian Ekuitas Biasa atau ROE adalah rasio laba bersih terhadap ekuitas biasa; mengukur
tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa.

Rasio akuntansi “bottom line” adalah pengembalian atas ekuitas biasa (return on common equity
– ROE), dan bila ditulisakan dalam sebuah formula sebagai berikut :

ROE = Laba Bersih : Ekuitas Biasa

Untuk contoh perhitungan ROE, masih menggunakan contoh laporan keuangan perusahaan tbk
di atas, kita dapat mengetahui ROE-nya sebagai berikut :

ROE = Laba Bersih : Ekuitas Biasa

ROE = $117,5 : $940 = 12,5%

Sedangkan rata-rata industri sejenis adalah sebesar = 15%.

Pemegang saham berharap mendapatkan pengembalian atas uang mereka, dan rasio ini
menunjukan besarnya pengembalian tersebut dari sisi akuntansi.

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai ROE sebesar 12,5%, berada dibawah nilai standar
di industri sejenis sebesar 15%.

ROE yang sedikit lebih baik ini disebabkan banyaknya penggunaan utang oleh perusahaan.

05. Laba Per Saham Biasa

Salah satu indikator rasio profitabilitas yang seringkali dinyatakan oleh media keuangan adalah
laba per saham biasa (LPS) atau earning per share (EPS) on common stock.

Rasio laba per saham digunakan untuk menilai profitabilitas investasi yang dilakukan oleh
pemegang saham biasa.

Bila dituliskan dalam sebuah persamaan matematika, adalah sebagai berikut:


Ukuran ini biasanya juga dilaporkan dalam laporan laba rugi pada laporan tahunan perusahaan.

Jika sebuah perusahaan hanya menerbitkan satu kelas saham, laba per saham dihitung dengan
cara membagi laba bersih dengan jumlah lembar saham yang beredar.

Jika terdapat saham preferen dan saham biasa yang beredar, laba bersih dikurangkan terlebih
dahulu dengan jumlah dividen yang diperlukan untuk saham preferen.

Perhatikan contoh rasio keuangan:

Cara menghitung laba per saham biasa PT Manajemen Keuangan Network, dengan data-data
keuangan sebagai berikut:

06. Rasio Harga Terhadap Laba

Ukuran profitabilitas lain yang dikutip oleh media keuangan adalah rasio harga terhadap laba
(price earning ratio – P/E).

Dan bila dituliskan dalam sebuah persamaan matematika adalah:


Fungsi rasio profitabilitas harga terhadap laba merupakan indikator bagi prospek pendapatan
perusahaan di masa mendatang.

Yang dihitung dengan cara membagi harga pasar per lembar saham biasa pada tanggal tertentu
dengan laba per saham tahunan.

Sebagai contoh, asumsikan bahwa harga saham per lembar saham biasa adalah sebesar Rp
41.000 pada akhir tahun 2018 dan Rp 27.000 pada akhir tahun 2017.

Rasio harga terhadap laba per saham biasa untuk PT Manajemen Keuangan Network dihitung
sebagai berikut:

Rasio harga terhadap laba menunjukkan bahwa pada akhir tahun 2017, satu lembar saham biasa
milik PT Manajemen Keuangan Network dijual sebesar 20 kali dari jumlah laba per saham.

Pada akhir tahun 2018, saham biasa dijual sebesar 25 kali dari jumlah laba per saham.

Perhatikan contoh soal kasus rasio profitabilitas yang lain:

Misalnya sebuah perusahaan melaporkan data-data sebagai berikut:

 Laba bersih Rp 250.000.000


 Dividen saham preferen Rp 15.000.000
 Jumlah lembar saham biasa yang beredar = 20.000
 Harga pasar per lembar saham Rp 35.000

Maka:

Laba per saham biasa perusahaan adalah:

= (Laba Bersih – Dividen Saham Preferen) / Jumlah lembar saham biasa yang beredar
= Rp 250.000.000 – Rp 15.000.000) / 20.000
= Rp 11.750

Rasio harga terhadap laba perusahaan adalah:

= Harga pasar per lembar saham biasa / Laba per saham biasa
= Rp 35.000 / Rp 11.750
= 3,0

07. Dividen Pada Saham

Dasar utama untuk pembagian dividen adalah laba, oleh karena itu dividen per saham dan laba
per saham biasa umumnya digunakan oleh investor dalam menilai pilihan investasi saham.

Rasio ini untuk menunjukkan sejauh mana laba dibagikan kepada pemegang saham biasa. Untuk
menghitung rasio ini digunakan rasio persamaan matematika sebagai berikut:

Perhatikan contoh analisis rasio profitabilitas:


Misalnya dividen untuk saham biasa PT Manajemen Keuangan Network tahun 2018  adalah
sebesar Rp 40.000.000 dan tahun 2017 adalah Rp 30.000.000.

Sedangkan jumlah lembar saham biasa yang beredar adalah 50.000, maka dividen per lembar
saham PT Manajemen Keuangan Network adalah:

Tahun 2018:

= Rp 40.000.000 / 50.000 = Rp 800

Tahun 2017:

= Rp 30.000.000 / 50.000 = Rp 600

Dividen per saham dapat dilaporkan dengan laba per saham untuk menunjukkan hubungan antara
dividen dan laba.

Membandingkan kedua nilai per lembar saham menunjukkan sejauh mana perusahaan menahan
labanya untuk digunakan dalam kegiatan operasi.

Dan berikut ilustrasi yang menggambarkan hubungan dividen dan laba per saham biasa:

 
08. Hasil Dividen

Hasil dividen (dividend yield) terhadap saham biasa merupakan ukuran profitabilitas yang
menunjukkan tingkat pengembalian kepada pemegang saham biasa dalam bentuk dividen tunai.

Hal ini penting bagi investor yang tujuan investasi utamanya adalah untuk menerima
pengembalian (dividen) saat ini dari investasi, dan bukannya kenaikan dalam harga pasar
investasi.

Hasil dividen dihitung dengan cara membagi dividen per saham tahunan yang dibayarkan dengan
harga pasar per lembar saham pada tanggal tertentu.

Dan dituliskan dalam persamaan matematika adalah sebagai berikut:

Perhatikan contoh berikut:

Sebagai contoh, asumsikan bahwa harga pasar adalah sebesar Rp 41.000 pada akhir tahun 2018
dan Rp 27.000 pada akhir tahun 2017.

Hasil dividen pada saham biasa untuk PT Manajemen Keuangan Network adalah sebagai
berikut:
 

09. Catatan Ringan Rasio Profitabilitas – Strategi Investasi

Mengapa kita mempelajari rasio-rasio keuangan?

Ini berkaitan denggan bagaimana orang membuat keputusan investasi?

Keputusan investasi, seperti keputuan investasi besar lainnya harus memenuhi kebutuhan
pembelinya.

Sebagai contoh, jika anda memilki keluarga dengan jumlah anggota lima orang dan sedang
berpikir untuk membeli mobil baru.

Anda mungkin tidak akan membeli mobil sport dengan dua kursi penumpang, karena tidak akan
memenuhi tujuan anda atau tidak sesuai dengan gaya hidup anda.

Atau jika anda masih muda dan lajang, sebuah kendaraan van kecil mungkin tidak dapat
memenuhi kebutuhan anda.

Investor membeli saham dengan cara yang sama, membeli saham yang dapat menyesuaikan gaya
investasi dan kebutuhan keuangan mereka.

Dua pendekatan yang umum adalah:

 Investasi nilai dan


 Investasi pertumbuhan

A: Investasi Nilai

Investor nilai mencari saham yang dinilai rendah, artinya investor berusaha mencari perusahaan
yang nilainya tidak dicerminkan oleh harga sahamnya.
Perusahaan semacam ini biasanya adalah perusahaan yang tenang dengan kinerja keuangan yang
sangat baik.

Pendekatan investasi ini berasumsi bahwa harga saham akan naik untuk menyesuaikan dengan
nilai perusahaan.

Investor yang paling sukses selama ini adalah Warren Buffet, yang menggunakan pendekatan
tersebut secara eksklusif.

Secara alami, kunci investasi nilai yang berhasil adalah menentukan nilai saham secara akurat.
Hal ini seringkali melibatkan analisis rasio keuangan perusahaan, sebagaimana dibahas di sini.

B: Investasi Pertumbuhan

Investor pertumbuhan berusaha untuk mengidentifikasi perusahaan yang memiliki potensi untuk
meningkatkan penjualan dan laba, melalui produk, pasar, atau peluang baru.

Perusahaan yang bertumbuh seringkali adalah perusahaan baru yang masih belum terbukti
kinerjanya tapi memiliki teknologi atau kemampuan yang unik.

Contohnya Gojek, Tokopedia, Bukalapak, Google, atau Microsoft pada awal-awal berdirinya.

Strategi investasinya adalah membeli perusahaan semacam ini sebelum potensinya  menjadi
nyata dan berharap memperoleh laba dari kenaikan yang relatif besar dalam harga saham
perusahaan.

Tapi pendekatan ini mengandung resiko, bahwa pertumbuhan mungkin saja tidak terjadi.

Invesor pertumbuhan menggunakan banyak rasio analisis laporan keuangan untuk meng-
identifikasi perusahaan dengan potensi pertumbuhan yang tinggi.

10. Kesimpulan

Demikian pembahasan mengenai rasio profitabilitas.

Salah satu jenis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba, mencerminkan hasil akhir dari kebijakan keuangan perusahaan dan
keputusan operasional.

Kemampuan ini tergantung pada efektivitas dan efisiensi dari kegiatan operasinya dan sumber
daya yang tersedia.
Sebagaimana kita ketahui bahwa laporan keuangan mencerminkan keadaan yang telah terjadi di
masa lalu.

Namun demikian laporan tersebut juga memberikan petunjuk tentang hal-hal yang sebenarnya
memiliki arti penting mengenai apa kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.

Dan rasio profitabilitas ini bisa digunakan untuk melihat hasil akhir dari seluruh kebijakan
keuangan dan keputusan operasional.

Analisis laporan keuangan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan, seperti rasio prfitabilitas
yang telah dibahas adalah ‘hanya’ alat bantu kita.

Oleh karena itu, seyogyanya, kita bisa memilah dan memilih alat mana yang paling cocok dan
pas untuk bisnis kita.

Harapannya adalah agar hasil analisis tersebut benar-benar akurat dan dapat digunakan untuk
menentukan strategi terbaik bagi perjalanan perusahaan.

https://manajemenkeuangan.net/rasio-profitabilitas/

Anda mungkin juga menyukai