Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Teori Keuangan dan Pasar Modal

Analisis Kebangkrutan

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Teori Keuangan dan Pasar Modal yang diampu oleh:
Dr. Tona Aurora Lubis, S.E., M.M.

Disusun Oleh:

KELOMPOK VII
 Virisa Rahmi Auliya : P2C319015
 NellaPermata Sari : P2C319016
 Rina Nurarifah : P2C319017
 Sinta Regina Nursedima M : P2C319018
 Muggi Sari Purnomo : P2C319025
 Anggy Agam : P2C319001

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU AKUNTANSI


PASCASARJANA UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebangkrutan merupakan masalah yang sangat esensial yang harus di


waspadai oleh perusahaan. Jika perusahaan sudah terkena bangkrut, maka
perusahaan tersebut benar-benar mengalami kegagalan usaha. Untuk itu
perusahaan harus sedini mungkin melakukan berbagai analisis terutama analisis
yang menyangkut kebangkrutan perusahaan. Dengan analisis ini maka sangat
bermanfaat bagi perusahaan untuk melakukan antisipasi yang diperlukan.

Analisis kebangkrutan dilakukan untuk memperoleh peringatan awal


kebangkrutan. Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan tersebut, semakin baik
bagi pihak manajemen karena pihak manajemen bisa melakukan perbaikan-
perbaikan, agar kebangkrutan tersebut benar-benar tidak terjadi pada perusahaan
dan perusahaan dapat mengantisipasi atau membuat strategi untuk menghadapi
jika kebangkrutan benar-benar menimpa perusahaan. Tanda-tanda awal
kebangkrutan ditandai dengan adanya financial distress. Dalam menganalisis
laporan keuangan menggunakan rasio keuangan dibagi menjadi dua macam cara
yaitu:

1. Model univariate yaitu menganalisis laporan keuangan dengan rasio-rasio


keuangan yang sudah ada. Penggunaan analisis rasio secara univariate
dalam menentukan perusahaan-perusahaan yang berpotensial bangkrut,
secara teoritis maupun praktis mempunyai kelemahan. Dalam setiap kasus,
analisis rasio dengan metode univariate ini ditekankan atau difokuskan
pada sebuah rasio untuk masalah tersebut. Analisis dengan cara demikian
dapat mengakibatkan kesalahan interpretasi. Sebagai contoh perusahaan
yang mempunyai solvabilitas dan atau profitabilitas yang jelek dapat
diindikasikan akan mengalami kebangkrutan. Namun karena likuiditasnya
berada di atas rata-rata industri maka situasi tersebut mungkin tidak akan
ditanggapi secara serius.

2
2. Keterbatasan atau kelemahan yang ada dalam model univariate analisis
dapat diatasi dengan cara mengkombinasikan beberapa variabel (rasio)
keuangan ke dalam sebuah model multivariate yaitu Multiple
Discriminant Analysis (MDA). Kelebihan dari MDA yaitu: MDA
merupakan penggabungan dari kumpulan rasio-rasio yang simultan; MDA
merupakan ketentuan koefisien yang tepat untuk mengkombinasikan
variabel-variabel independen; dan MDA merupakan perbaikan suatu
aplikasi model awal (univariate) yang telah dikembangkan.

Suatu rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara


suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat
analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada
analisis tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan
terutama apabila angka rasio itu dibandingkan dengan angka rasio pembanding
yang digunakan sebagai standart, yang sedang digunakan dalam analisis yaitu
laporan neraca dan laporan rugi laba.

Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka kami akan membahas


lebih dalam mengenai “ analisis kebangkrutan “.

1.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat rumuskan sebagai berikut:
1. Mengapa perusahaan harus melakukan analisis kebangkrutan?
2. Apa saja masalah dalam kebangkrutan?
3. Bagaimana perusahaan dapat menganalisis kebangkrutan?

1.2 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian
ini sebagai berikut
1. Untuk mengetahui bagaimana perusahaan melakukan analisis
kebangkrutan.
2. Untuk mengatahui apa saja masalah yang timbul dalam kebangkrutan.

3
3. Untuk mengetahui bagaimana perusahaan dapat menganalisis
kebangkrutan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

Masalah Dalam Kebangkrutan

A. Informasi kebangkrutan bisa bermanfaat bagi beberapa pihak seperti berikut


ini :

1. Pemberi Pinjaman (seperti pihak Bank).


Informasi kebangkrutan bisa bermanfaat untuk mengambil keputusan
siapa yang akan diberi pinjaman, dan kemudian bermanfaat untuk
kebijakan monitor pinjaman yang ada.
2. Investor.
Investor saham atau obligasi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan
tentunya akan sangat berkepentingan melihat adanya kemungkinan
bangkrut atau tidaknya perusahaan yang menjual surat berharga
tersebut.
3. Pihak Pemerintah.
Pada beberapa sector usaha, lembaga pemerintah mempunyai
tanggungjawab untuk mengawasi jalannya usaha tersebut(misal sector
perbankan).
4. Akuntan.
Akuntan mempunyai kepentingan terhadap informasi kelangsungan
suatu usaha karena akuntan akan menilai kemapuan going concern suatu
perusahaan
5. Manajemen.
Kebangkrutan berarti munculnya biaya – biaya yang berkaitan dengan
kebangkrutan dan biaya ini cukup besar. Suatu penelitian menunjukkan
biaya kebangkrutan bisa mencapai 11-17% dari nilai perusahaan.

B. Masalah dalam kebangkrutan

Kesulitan keuangan jangka pendek bersifat sementara dan belum begitu


parah, tetapi kesulitan semacam ini apabila tidak ditangani bisa berkembang

5
menjadi kesulitan tidak solvable. Kalau tidak solvable, perusahaan bisa
dilikuidasi atau direorganisasi. Likuidasi dipilih apabila nilai likuidasi lebih
besar dibandingkan dengan nilai perusahaan kalu diteruskan. Reorganisasi
dipilih kalau perusahaan masih menunjukkan prospek dan dengan demikian
nilai perusahaan kalau diteruskan lebih besar dibandingkan nilai perusahaan
kalau dilikuidasi.

C. Beberpa alternative perbaikan berdasarkan besar kecilnya permasalahan


keuangan yang dihadapi perusahaan :

Pemecahan secara informasi

1. dilakukan apabila masalah belum begitu parah


2. masalah perusahaan hanya bersifat sementara, prospek masa depan masih
begitu bagus cara :
A. perpanjangan ( extention) : dilakukan dengan memperpanjang jatuh
tempo hutang– hutang
B. komposisi ( Composition) : dilakukan dengan mengurangi besarnya
tagihan Pemecahan secara formal

Dilakukan apabila masalah sudah parah, kreditur ingin mempunyai jaminan


keamanan cara :

a. apabila nilai perusahaan diterskan > nilai perusahaan dilikuidasi


Reorganisasi : dengan mengubah struktur modal menjadi struktur modal
yang layak
b. apabila nilai perusahaan diterskan < nilai perusahaan dilikuidasi
Likuidasi : dengan menjual asset – asset perusahaan

Analisis kebangkrutan dilakukan untuk memperoleh peringatan awal


kebangkrutan . semakin awal tanda – tanda kebangkrutan tersebut, semakin baik
bagi pihak manajemen karena pihak manajemen bisa melakukan perbaikan –
perbaikan. Tanda – tanda kebangkrutan tersebut dalam hal ini dilihat denagn
menggunakan data – data akuntansi.

6
Kesulitan keuangan sulit untuk diidentifikasikan. kesulitan semacam ini
bisa berarti mulai dari kesulitan likuditas, yang merupakan kesulitan keuangan
yang paling ringan, sampai kepernyataan kebangkrutan yang merupakan
kesulitan yang paling berat. Dengan demikian kesulitan keuangan bisa dilihat
sebagai kontinum yang panjang, mulai dari yang ringan sampai yang paling
berat. Perhatikan empat kategori semacam ini :

1. Tidak dalam kesulitan


2. Keuangan Dalam kesulitan
3. Keuangan Tidak Bangkrut I II
4. Bangkrut III IV

Perusahaan yang berada dalam kategori II barangkali mengalami


kesulitan, tetapi berhasil mengatasi masalah tersebut dan karena itu tidak
bangkrut. Perusahaan pada kategori III sebenarnya tidak mengalami kesulitan
keuangan, tetapi karena suatu hal, maka perusahaan tersebut memutuskan untuk
bangkrut. Pada situasi IV pengertian kebangkrutan begitu jelas, perusahaan
mengalami kesulitan keuangan dan karena itu akan bangkrut. Demikian juga
pada situasi I, situasi keuangan cukup jelas, dalam hal ini perusahaan tidak
mempunyai kesulitan keuangan dan tidak mengalami kebangkrutan.

C. Ada beberapa indikator yang bisa memprediksi kebangkrutan.

Indikator yang bisa memprediksi kebangkrutan. Salah satu Sumbernya


adalah analisis aliran kas untuk masa mendatang, sedangkan sumber lainnya
adalah analisi strategi perusahaan. Sumber lain adalah laporan keuangan
perusahaan. Laporan keuangan ini dipakai untuk memprediksi kesulitan
keuangan . sumber lainnya adalah informasi eksternal. Pada pasar keuangan
yang sudah maju, lembaga penilai sudah berkembang dan informasi mereka
bisa dipaki untuk memprediksi kemugkinan adanya kesulitan keuangan.

7
Prediksi Kebangkrutan : Analisis Univariate
Pendekatan tunggal (univariate) bisa dipakai untuk memprediksi
kesulitan keuangan dengan asumsi bahwa distribusi variable keuangan untuk
perusahaan yang menglami kesulitan keuangan berbeda dengan distribusi
variable keuangan untuk perusahaan yang tidak mengalami kebangkrutan.

Penggunaan metode tersebut akan dijelaskan dengan menggunakan


contoh berikut pada tahun 1970, beberapa perusahaan kereta api AS yang cukup
besar mengalami kebangkrutan. Apakah rasio – rasio keuangan pada tahun –
tahun sebelumnya bisa memperkirakan kebangkrutan tersebut? Berikut ini dua
rasio keuangan yang dipilih untuk melihat apakah kebangkrutan perusahaan
kereta api tersebut bisa dilihat melalui rasio – rasio keuangan pada tahun – tahun
sebelumnya.

1. Rasio biaya transportasi terhadap pendapatan operasional (BT/ PO).


Biaya transportasi merupakan komponen biaya yang terbesar yang
terjadi pada perusahaan kereta api , yang meliputi biaya operasional
angkutan kerta, biaya gaji pegawai kereta dan biaya bahan baker.
Pendapatan operasional terutama berasal dari karcis kereta yang
terjual dan juga pendapatan dari beberapa sumber yang lain seperti
pendapatan angkutan barang dan surat pos.
2. Rasio timed interst earned (TIE) yang merupakan rasio EBIT
( Earning Before Taxes)/Interst. Bunga atau interest disini adalah
bunga dari kewajiban obligasi. Apabila diperoleh angka negatif,
berarti perusahaan mempunyai earning( atau pendapatan) yang
negative.

Teknik penelitian titik cut off mengandung bahaya bahwa karakteristik


spesifik perusahaan – perusahaan dalam sample akan sangat mempengaruhi
nilai cut off, dan dengan demikian titik cut off tersebut tidak representaif untuk
perusahaan – perusaan lainnya. Untuk menghindari kemungkinan semacam
tersebut, akuirisititik cut off bisa menggunakan perusahaan – perusahaan diluar
sampel .

8
Empat variable yang menunjukkan perbedaaan antara perusahaan yang
bangkrut dengan yang tidak bangkrut secara konsisten adalah

1. tingkat retun ( rate of return ). Perusahaan yang bangkrut mempunyai


tingkat return yang lebih rendah.

2. penggunaan hutang. Perusahaan yang bangkrut menggunakan hutang


yang lebih tinggi.

3. perlindungan terhadap biaya tetap ( fixed payment coverage) .


perusahaan yang bangkrut mempunyai perlindungan terhadap biaya
tetap yang lebih kecil.
4. fluktuasi retun saham. Perusahaan yang bangkrut mempunyai rata – rata
return yang lebih rendah dan mempinayi fluktuasi return saham yang
lebih tinggi.

Prediksi Kebangkrutan : Analisis Multivariate

Salah satu kelemahan model univariate adalah kemungkinan terjadinya


konflik antara variable – variable yang dijadikan prediksi. Untuk mengatasi
masalah tersebut model multivariate dikembangkan. Variable bebas dalam
model ini adalah rasio – rasio keuangan yang diperkirakan memprediksi
kebangkrutan, sedangkan variable tidak bebas adalah prediksi kebangkrutan
( bangkrut dengan nilai 0 dan tidak bangkrut dengan nilai 1 ) atau profitabilitas
kebangktutan ( 0 sampai 1, inklusif)

Teknik statisistik yang sering digunakan adalah analisis diskriminan


untuk mengklasifikasikan observasi ke dalam dua kelompok : bangkrut dan
tidak bangkrut. Teknis analisi logis atau probit juga sering digunakan untuk
melihat profitabilitas suatu kejadian berdasrkan variabel – variabel tertentu.
Analisis non parametik juga bisa digunakan.

Dengan menggunakan kasus kebangkrutan perusahaan kereta api, kita


akan menggunakan dua variable untuk persamaan deskriminasi, yaitu variable
rasio BT/PO(variable bebas X1) dan variable TIE (sebagai variable X2) .

9
diasumsikan bahwa rasio – rasio yang dipakai berasal dari populasi denagn
distribusi normal dan matriks varians kovarians kedua kelompok tersebut sama.

Persamaan diskriminan linear bisa ditulis sebagai berikut ini :

Zi = a X1 + B X2

Skor Z yang rendah berarti semakin besar kemungkinan untuk bangkrut.


Koefisien negative variable X1 menandakan hubungan negative antara variable
tersebut dengan skor Zi. Semakin tinggi nilai X1, semakin rendah nilai Zi dan
semakin tinnggi kemungkina kebangkrutan. Nilai koefisien yang positif pada
variable X2 menandakan bahwa semakin tinngi rasio TIE, semakin tinggi nilai
skor Zi dan semakin kecil kemubgkinan bangkrut.

Banyak bukti yang cukup kuat mengatakan bahwa kebangkrutan tidak hanya
dipengaruhi oleh variable – variable intern saja ( dari perusahaan ), tetapi juga
oleh variable – variable eksternal seperti perubahan tingkat bunga, turunnya
kondisi perekonomian, atau perubahan tingkat pengganguran. Dengan bukti
semacam ini multivariate bisa memasukkan variable – variable ekonomi makro
untuk memprediksi kemubkinan kebangkrutan.

Contoh Kasus PT Indofood Sukser Makmur Tbk.


Kami menganalisis perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang
consumer goods. Sebagian besar masyarakat Indonesia berpendapat bahwa
perusahaan besar PT. Indofood Sukses Makmur Tbk tidak akan mengalami
kebangkrutan atau kecil kemungkinan bahwa perusahaan besar tersebut akan
mengalami kebangkrutan. Namun setiap perusahaan mempunyai resiko
kebangkrutan hanya saja tingkat resikonya yang berbeda-beda.

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan perusahaan Total Food


Solutions yang terkemuka dengan kegiatan yang mencakup seluruh tahapan
proses produksi makanan, mulai dari memproduksi dan pengolahan bahan
baku hingga menjadi produk akhir. Analisis untuk mengukur kinerja
keuangan dan analisis kebangkrutan perlu dilakukan untuk mengetahui

10
bagaimana kinerja PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dari tahun 2012 sampai
dengan 2015. Dengan tujuan sebagai referensi untuk pengambilan keputusan
pihak manajemen selain itu juga sebagai referensi pengambilan keputusan
pihak investor Perusahaan Indofood telah melahirkan banyak produk
makanan seperti indomie, supermie, sarimi, sakura, pop mie, indomilk,
milkuat, chitato, Lays, Qtela, chetoz, trenz. Adapun kondisi keuangan PT.
Indofood Sukses Makmur Tbk.
Tabel 1.
Hasil Prediksi Kebangkrutan Model Almant Z-score PT.
Indofood Sukses Makmur Tbk
Tahun Z-score Prediksi
2015 1,625 Bangkrut
2014 1,749 Bangkrut
2013 1,79 Bangkrut
2012 2,273 Grey Area

Hasil prediksi menunjukkan bahwa dari tahun 2013-2015 mengalami


kebangkrutan yang artinya kesulitan keuangan yang sangat besar dan beresiko
tinggi sehingga perusahaan bisa mengalami kebangkrutan, sedangkan tahun
2012 mengalami grey area yang artinya perusahaan yang memiliki kesulitan
keuangan, namun kemungkinan terselamatkan dan kemungkinan mengalami
kebangkrutan sama besarnya tergantung dari keputusan dari manajemen
perusahaan sebagai pengambil keputusan.

Adanya peningkatan beban keuangan dan prediksi keuangan yang


menunjukan kebangkrutan menandakan bahwa perusahaan harus segera
melakukan pembenahan karena dari tahun ke tahun Z-score menunjukkan
penurunan sehingga kinerja perusahaan juga menurun. Selanjutnya prediksi
tingkat kebangkrutan PT. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk tahun 2016, 2017
dan 2018 adalah sebagai berikut:

Tabel 2
Hasil Prediksi Kebangkrutan Model Altman Z-Score PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk tahun 2016, 2017 dan 2018
Tahun Z-score Prediksi
2016 1,644 Bangkrut
2017 1,430 Bangkrut

11
2018 1,216 Bangkrut

Hasil prediksi perhitungan nilai Altman Z-Score pada PT. Indofood


Sukses Makmur Tbk tahun 2016, 2017 dan 2018 diperoleh nilai Altman Z-score
yang terus mengalami penurunan. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan
bahwa apabila tidak ada upaya perbaikan pada kinerja keuangan diprediksikan
bahwa pada tahun 2016, 2017 dan 2018 PT Indofood Sukses Makmur Tbk
digolongkan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan yang sangat
besar dan beresiko tinggi sehingga perusahaan bisa mengalami kebangkrutan.

Analisa
Berdasarkan hasil dari analisis model Altman Z-score perusahaan PT.
Indofood Sukses Makmur Tbk. Pada tahun 2013-2015 menunjukan bahwa
berada pada prediksi mengalami kebangkrutan. Ini ditandai dengan hasil nilai
Z-score dibawah 1,8 artinya kesulitan keuangan yang sangat besar dan beresiko
tinggi. Hanya pada tahun 2012 prediksi grey area yang menunjukan perusahaan
yang memiliki kesulitan keuangan, namun kemungkinan terselamatkan dan
kemungkinan mengalami kebangkrutan sama besarnya tergantung dari
keputusan dari manajemen perusahaan sebagai pengambil keputusan, ditandai
nilai Z-score berada 1,81 < Z-score <2,99.

Hasil prediksi perhitungan nilai Altman Z-Score pada PT. Indofood


Sukses Makmur Tbk tahun 2016, 2017 dan 2018 diperoleh dari nilai Altman Z-
score yang terus mengalami penurunan. Hasil perhitungan tersebut
menunjukkan bahwa apabila tidak ada upaya perbaikan pada kinerja keuangan
diprediksikan bahwa pada tahun 2016, 2017 dan 2018 PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk digolongkan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan
keuangan yang sangat besar dan beresiko tinggi sehingga perusahaan bisa
mengalami kebangkrutan.

12
BAB III
SIMPULAN

3.1 Simpulan
Dalam menganalisis laporan keuangan menggunakan rasio keuangan
dibagi menjadi dua macam cara yaitu  Model univariate dan model multivariate /
Multiple Discriminant Analysis. Hubungan antara Analisis Diskriminan dengan
Penentuan Kebangkrutan pada Perusahaan dapat diketahui melalui nilai Z.
Dengan analisis Z score management dapat memprediksikan bagaimana prospek
perusahaan di masa mendatang dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan
dan resiko kegagalan semakin berkurang

3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan kita semua tentang materi dalam mata kuliah Analisa laporan
keuangan khususnya mengenai prediksi kebangkrutan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Altman, Edward I., 1968, Financial Ratios, Discriminant Analysis, and The
Prediction of Corporate Bankcruptcy, The Journal of Finance, Volum 23
Nomor 4.

Ben, Ditiro Alam, 2015, Analisis Metode Springate (S-Score) Sebagai Alat Untuk
Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan (Studipada Perusahaan Property
dan Real Estate yang Listing di Bursa Efek Indonesia padaTahun 2011-
2013), Jurnal Adinistrasi Bisnis, Volum 21 Nomor 1.

Cahyono, WijayaAdi, 2013, Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Pertambangan


Batu bara yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2012 dengan
Menggunakan Analisis Model Z-Score Altman, Jurnal Administrasi
Bisnis, Volum 1 Nomor 2.

Juliana, Tri Zulhijah, 2012, Perbandingan Analisis Kebangkrutan pada


Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Skripsi,
Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Mercubuana
Yogyakarta.

Nurcahyanti, 2015, Studi Komparatif Model A Score Altman, Springate, dan


Zmijewski dalam Mengindikasikan Kebangkrutan Perusahaan yang
Terdaftar di BEI, JurnalAkuntansi, Volum 3, Nomor 1.

Syafitri, dan Wijaya, 2014, Analisis Komparatif dalam Memprediksi


Kebangkrutan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Jurusan
Manajemen Keuangan, STIE MDP Palembang.

14

Anda mungkin juga menyukai