Makalah
disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah “Akuntansi syariah”
Disusun Oleh:
PURWAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami sampaikan kepada Allah SWT, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Akad Istisnha’.
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
2.1 Pengertian Akad Istishna’..........................................................................................3
2.2 Jenis-Jenis Akad Istishna’..........................................................................................4
2.3 Sumber Hukum Akad Istishna’..................................................................................4
2.4 Rukun dan Ketentuan Akad Istishna’........................................................................5
2.5 Berakhirnya Akad Istishna’.......................................................................................6
2.6 Perlakuan Akuntansi..................................................................................................6
2.7 Ilustrasi Akuntansi Akad Istishna’............................................................................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
2. Jika pembeli melakukan pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo dan penjual
memberikan potongan, maka potongan tersebut sebagai pengurang pendapatan
istishna’.
3. Pengakuan pendapatan dapat diakui dengan dua metode:
a. Metode persentase penyelesaian, adalah sistem pengakuan pendapatan
yang dilakukan seiring dengan proses penyelesaian berdasarkan akad
istishna’.
b. Metode akad selesai, adalah sistem pengakuan pendapatan yang
dilakukan ketika proses penyelesaian pekerjaan telah dilakukan.
Dari kedua metode ini PSAK 104 menyarankan penggunaan metode
persentase penyelesaian,kecuali jika estismasi persentase penyelesaian akad dan
biaya penyelesaiannya tidak dapat ditentukan secara rasional maka digunakan
metode akad selesai.
4. Untuk metode persentase penyelesaian, pengakuan pendapatan dilakukan
sejumlah bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah
diselesaikan tersebut diakui sebagai pendapatan istishna’ pada periode yang
bersangkutan.
a. Pendapatan diakui berdasarkan persentase akad yang telah diselesaikan
biasanya estimasi menggunakan dasar persentase pengeluaran biaya yang
dilakukan dibandingkan dengan total biaya, kemudian persentase tersebut
dikalikan dengan nilai akad.
b. Margin keuntungan juga diakui berdasarkan cara yang sama dengan
pendapatan.
Persentase penyelesaian = biaya yang telah dikeluarkan : total biaya
untuk penyelesaian
Pengakuan pendapatan = persentase penyelesaian x nilai akad
Pengakuan margin = persentase penyelesaian x nilai margin
Dimana nilai margin tersebut adalah nilai akad – total biaya
Untuk pengakuan pendapatan ditahun-tahun berikutnya jika proses
pembangunannya lebih dari satu tahun:
Pendapatan tahun berjalan = pendapatan diakui sampai dengan saat ini –
pendapatan yang telah diakui
5. Untuk metode persentase penyelesaian, bagian margin keuntungan istishna’ yang
diakui selama periode pelaporan ditambahkan kepada aset istishna’ dalam
penyelesaian.
Jurnal untuk pengakuan pendapatan dan margin keuntungan:
Dr. Aset Istishna’ dalam penyelesaian (sebesar margin keuntungan)
Dr. Beban Istishna’(sebesar biaya yang telah dikeluarkan)
Kr. Pendapatan Istishna’ (sebesar pendapatan yang harus diakui diperiode
berjalan
6. Untuk metode persentase penyelesaian, pada akhir periode harga pokok istishna’
diakui sebesar biaya istishna yang telah dikeluarkan sampai periode tersebut.
7. Metode akad selesai tidak ada pengakuan pendapatan, harga pokok dan
keuntungan sampai dengan pekerjaan yang telah dilakukan. Sehingga pendaptan
diakui pada periode dimana pekerjaan telah selesai dilakukan.
8. Jika besar kemunbgkinan terjadi bahwa total biaya perolehan istishna’ akan
melebihi pendapatan istishna’ maka tafsiran kerugian harus segera diakui.
9. Pada saat penagihan baik metode persentase penyelesaian atau akad selesai, maka
jurnal:
Dr. Piutang Istishna’ (sebesar nilai tunai)
Kr. Termin Istishna
Termin istishna’ tersebut akan disajikan sebagai akun pengurang dari akun aset
istishna’ dalam penyelesaian.
10. Pada saat penerimaan tagihan, maka jurnal:
Dr. Kas (sebesar uang yang diterima)
Kr. Piutang usaha
11. Penyajian, penjual menyajikan dalam laporan keuangan hal-hal sebagai berikut:
a. Piutang istishna’ yang berasal dari transaksi istishna sebesar jumlah yang
belum dilunasi oleh pembeli akhir.
b. Termin istishna yang berasal dari transaksi istishna’ sebesar jumlah tagihan
termin penjual kepada pembeli aakhir.
12. Pengungkapan, penjual mengungkapkan transaksi istishna dalam laporan
keuangan, tetapi tidak terbatas, pada:
a. Metode akuntansi yang digunakan dalam pengukuran pendapatan kontrak
istishna’.
b. Metode yang digunakan dalam penentuan persetanse penyelesaian kontrak
yang sedang berjalan.
c. Rincian piutang istishna’ berdasarkan jumlah, jangka waktu, dan kualitas
piutang.
d. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang penyajian
laporan keuangan syariah.
Jika akad istishna’ dilakukan dengan pembayaranm tangguh, maka pengakuan
pendapatan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila istishna'
dilakukan secara tunai, akan diakui sesuai persentase penyelesaian;
b. Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama
periode pelunasan secara proporsional sesuai dengan jumlah pembayaran.
Walaupun terdapat dua bagian tersebut, hanya ada satu harga yabng ditetapkan
dalam akad.
Berdasarkan hal tersebut, maka perbedaan jurnal istishna’ tangguhan dengan
istishna’ yang dibayar tunbai terletak pada dua jurnal yang terdiri atas:
Jurnal untuk pengakuan pendapatan dan jurnal untuk pengakuan margin keuntungan.
1) Jurnal pengakuan pengakuan margin keuntungan pembuatan barang adalah:
Dr. Aset istishna’ dalam penyelesaian (sebesar margin keuntungan)
Dr. Beban Istishna’ (sebesar biaya yang dikeluarkan)
Kr. Pendapatan Istishna’ ( sebesar pendapatan yang harus diakui diperiode
berjalan)
2) Jurnal pengakuan pendapatan selisih antara nilai akad dan nilai tunai
Pada saat penandatanganan akad:
Dr. Piutang istishna’ (sebesar selisih nilai tunai dan nilai akad)
Kr. Pendapatan Istishna’ tangguh
Pada saat pembayaran dan pengakuan pendapatan selisih nilai tunai dan nilai
akad:
Dr. Pendapatan Istishna’ Tangguh (secara proporsional periode)
Kr. Pendapatan akad istishna’
Dr. Piutang istishna’ (sebesar kas yang diterima)
Kr. Kas
Untuk membedakan apakah suatu akad istishna’ yang pembangunan aset
istishna’nya dilakukan lebih dari satu tahun itu dikelompokkan sebagai akad tunai dan
atau akad tangguh, maka yang harus menjadi dasar adalah sesuai waktu serah
terimanya.
5. Jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan
spesifikasi dan tidak memperoleh kembali seluruh jumlah uang yang telah
dibayarkan kepada penjual, maka jumlah yang belum diperoleh kembali diakui
sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk
penyisihan kerugian piutang.
Dr. Piutang Jatuh Tempo kepada Penjual xxx
Kr. Aset Istishna’ dalam Penyelesaian xxx
6. Jika pembeli menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi,
maka barang pesanan tersebut diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai
wajar dan biaya perolehan. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada
periode berjalan.
Dr. Aset Istishna’ dalam Penyelesaian (nilai wajar) xxx
Dr. Kerugian xxx
Kr. Aset Istishna’ dalam Penyelesaian (biaya perolehan) xxx
3.1 Kesimpulan
Istishna merupakan akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang
tertentu dengan kriteria dan persyaratan yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni)
dengan penjual ( pembuat barang/ Shani’).
Istishna pararel merupakan suatu bentuk akad istishna antara pemesan
(pembeli/mustashni) dengan penjual ( pembuat/shani’) kemudian untuk memenuhi
kewajibannya kepada mustashni, penjual memerlukan pihak lain sebagai shani’.
Jenis akad istishna.
Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan
criteria dan persyaratan tertgentu yang disepakati antara pemesan (pembeli atau mustahin)
dan penjujal (pembuat, shani)
Istishna paralel adalah suatu bentuk akad istishna antara penjual dan pemesan, dimana
untuk memenhui kewajibannya kepada pemesan, penjual melakukan akad itishna dengan
pihak lain(subkontraktor) yang dapat memenuhi asset yang dipoesan pemesan
Ketentuuan syari’ah:
a. Pelaku, harus cakap hukum dan balig
b. Objek akad
DAFTAR PUSTAKA